Portraiture My Erogenous Zone – Ep 66 – First Sight

Author Avatar

RajaBokeps

Joined: Mar 2025
Bagikan Video Bokep Ini

Cerita Seks ABG Cantik

“BUKA…!”

Suara keras dari luar pintu itu kepada bodyguard seperti seseorang ingin masuk ke dalam ruang meeting tersebut.

CKLEK…

“Maaf, Tuan Besar… Nona… Meminta untuk masuk…!” ucap bodyguard itu tidak kuasa membuka pintu atas perintah anak dari bos mereka tersebut.

Om Broto hanya mengangguk dan mengayunkan tangannya menyuruh mereka pergi dan membiarkannya masuk.

“PAPA…! APA-APAAN INI? PAPA MAU JODOHIN AKU? BERAPA KALI AKU BILANG, AKU ENGGAK MAU NIKAH…!!!”

Jay kemudian menoleh mencari asal suara itu dan keduanya saling bertatapan dan saling menunjuk,

“LU…!?”

Snapinsta.app 321391340 185180980780555 5429248492672202610 N 1080035Ab10F6F296Efd.md

“(Dia kan…? DJ yang waktu itu pas gue baru pertama kali dateng kemari…? Dia… anaknya om Broto? Gila… kombinasi dari gen mana anaknya bisa cakep dan montok gini? Penasaran siapa bininya om Broto bisa sampe ngebuntingin dia…!)” Jay terdiam melihat dari ujung atas sampai ujung bawah sosok wanita yang berdiri tepat di depan matanya saat ini.

Begitu juga si wanita yang menunjuk ke arah Jay seakan dirinya ingat pernah bertemu dengannya sebelumnya.

Sementara Om Broto kemudian berdiri dari kursinya dan berjalan tepat di samping wanita itu sambil merangkulnya dan memperkenalkannya kepada Jay. “Bro… Ini anak gue… Valent… Gimana menurut lu? Lu masih enggak tertarik sama tawaran yang udah gue kasih…?”

“Papa…? Apa-apaan sih?”

“Apanya gimana…? Papa tuh nyariin jodoh buat kamu yang bandel ini… Kamu enggak suka sama dia…? Jangan kira papa enggak tau selera kamu yah…!”

“Papa ihhh…” Valent terlihat bingung dan tersipu di saat yang bersamaan dengan bagaimana pertemuan mereka dulu dan sekarang malah menjadi lebih epic dari sebelumnya dengan plot twist yang ada dalam hidup mereka.

“Dihhh… Pake malu-malu segala… Kenalan dong…!” perintah om Broto kepada Valent sebelum Valent mengulurkan tangannya kepada Jay dan berkenalan dengannya.

“V-Valent…”

“Jay…”

Keduanya saling berjabat tangan dan saling berpandangan sejenak sebelum om Broto membuyarkan momen mereka.

“Eheeeeem…!”

“!!!” keduanya melepaskan jabat tangan mereka ketika mendengar suara om Broto yang seperti sengaja untuk menghentikan mereka untuk saling bertatapan.

“Bro… Gue bilang juga apa… Gue bisa tebak reaksi lu bakalan gimana? Hahahaha…!”

“Tapi, bro… Beneran anak lu ini…?”

“Iya lah… Masa bukan…? Gini-gini juga gue mudanya bisa naklukin maminya dia dalam sekali percobaan loh…! Hahahaha…!” balas om Broto menyombongkan dirinya ketika masih muda yang senang berpetualang.

“Papa ihh… Tetep aja… semua keputusan bakalan ada di mami… Emangnya papa berani ketemu mami sekarang?” balas Valent mencubit lengan om Broto dan membicarakan tentang mamanya tersebut.

“Oh iya… Papa lupa… mami kamu yah… Yah, itu bisa dibicarakan nanti. Papa tau kok soal mami kamu yang ngasih syarat kalau kamu boleh nikah gimana. Tapi sekarang bukan itu kita ngumpul di sini, papa mau kamu sama Jay kenalan aja dulu… Urusan nikah bisa belakangan, tapi… kalau kamu sendiri suka sama pilihan papa kan gampang ngurusnya…”

“Diiih… Papa sendiri dulu nyariinnya yang arab-arab gitu, ogah kalau cuma buat barter bisnisnya papa…! Mending enggak usah nikah sekalian…!” balas Valent yang terlihat memiliki temperamen yang sama dengan om Broto.

“Udah… Udah… Ini kenapa kalian berdua jadi berantem sendiri? Lupa ada gue di sini…?” sahut Jay kepada Valent dan om Broto yang seolah melupakan dirinya.

“Ohh… Wahahaha…! Kebiasaan… kalau anak gue ini udah ngajak debat pastinya bakalan panjang, tunggu aja kalau lu nikah sama dia. Lu bakalan pusing sama kayak gue, bro…! Hahahaha…!” balas om Broto sengaja memancing amarah Valent di depan Jay.

“PAPA…! Eheee…!” Valent kembali mencubit lengan om Broto sebelum tersenyum kepada Jay seolah tidak terjadi apapun di antara mereka berdua.

“(Freak juga nih cewek…! Tapi… tawaran yang dikasih ke gue boleh juga, gue kira anaknya jelek atau gimana… Kalau ngeliat dia yang masih rebel gini ya wajar kalau om Broto pingin nyariin suami buat dia…!)” pikir Jay namun Jay tidak berhenti menatap Valent yang memakai tanktop dengan santainya memperlihatkan kedua gunung kembarnya yang begitu menggoda seakan menariknya seperti magnet super.

CTEEEK…

Valent menjentikkan jarinya untuk membuyarkan lamunan Jay dan berkata, “Kamu ngeliatin apaan?”

“Oh… Enggak…”

“Ngeliatin toket kamu tuh dia… Wahahahaha!” balas om Broto santai kepada anaknya sendiri.

“PAPA…!”

Snapinsta.app 322328329 870836200633427 4868037841871449960 N 1080577A5A6Ca88Aa41A.md

“Salahnya gen mami kamu itu…! Siapa suruh jadi cewek seksi, sayang aja mami kamu tocil cuma mami kamu emang perfect dalam “sisi” yang lain… Wahahhaha!”

Jay hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar mereka berdua berdebat dan membicarakan kenangan mereka satu sama lainnya. Jay juga semakin penasaran bagaimana dengan sosok mami dari Valent yang om Broto seperti sengaja bocorkan dalam pembicaraan mereka ini.

Memang benar, Valent terlihat begitu menggoda di usianya yang masih begitu muda dan masih belum puas menikmati masa mudanya apabila dia disuruh untuk segera menikah oleh om Broto yang pastinya tanggung jawabnya lebih besar dari biasanya. Begitu juga dengan Jay yang berusaha keras menolak tawaran itu namun perlahan dirinya menjadi goyah setelah melihat anak yang hendak dijodohkan kepadanya.

“Sayang… Kenapa kamu enggak ajak Jay jalan-jalan keliling kota? Sekalian kamu kenalan sama dia biar lebih deket…” lanjut om Broto membiarkan mereka berdua untuk pergi berdua untuk pertama kalinya.

“Ohhh…” Jay kemudian melihat Valent menarik pergelangan tangannya dan mengajaknya keluar tanpa menunggu setelah om Broto memberikan ijinnya untuk pergi.

“Ayo kita jalan-jalan…!” balasnya dengan cukup manis ketika menarik tangan Jay meninggalkan kantor om Broto tersebut.

“Sayang…! Nanti kita dinner bareng, ok?”

“Oke bos…!”

“Enjoy your time, bro…!” lanjut om Broto kepada Jay yang terlihat bingung ketika Valent menariknya pergi keluar dari kantor om Broto namun yang pasti Jay melihat bagaimana Valent terus tersenyum kepadanya seakan penolakannya sebelumnya menghilang setelah bertemu dengannya.

Jay dan Valent kemudian masuk ke dalam elevator dan turun dari lantai tempat kantor om Broto berada untuk menuju ke basement tempat mobil Valent terparkir.

“Jay…”

“Hmmm…?”

“Kamu… kenal sama papa udah lama…?” tanya Valent berusaha mencari informasi tentang hubungan Jay dengan papanya.

“Ohh… Udah lama juga sih, gue kerja awalnya jadi tim fotografer di bisnis garmentnya om Broto…”

“Hooo… Fotografer? Sering motoin cewek dong kalau gitu?” Valent terus mencari tahu infomasi yang menurutnya bisa membuka banyak dari diri Jay kepadanya.

“Sering… Kan bokap lu sendiri ada model agency juga…”

“Iya sih… Tapi aku enggak terlalu peduli sama bisnisnya papa, jadinya aku enggak banyak tahu papa ngapan di mana-mana…”

“Lu… lu emangnya enggak tinggal sama bokap lu?” tanya Jay balik bertanya karena penasaran dengan jawaban dari Valent kepadanya.

“Enggak… Aku dari kecil emang ikut sama mama di Jepang, sebelum aku pindah waktu papa bikin kantor di sini…!”

“Jepang? Lu bisa bahasa jepang dong? Kenapa kok pindah padahal kayaknya asik tinggal di sana…?” tanya Jay lebih lanjut.

“Bisa lah… Aku males aja sama mama yang sibuk sama bisnisnya daripada sama aku, kalo sama papa sih enak meskipun papa juga sama-sama sibuknya tapi papa enggak pernah enggak ada buat aku…!”

“(Oh… Wajar sih… Kayaknya dia emang anak sulung yang hidup dari dua istana, dia enggak kurang apapun selain quality time dari kedua orangtuanya sendiri. Gue tau gimana om Broto di Bali tapi gue enggak tau begitu dalam soal rahasianya sendiri setelah dia yang bongkar itu sendiri ke gue…)”

Jay dan Valent terus berjalan sampai mencapai tempat parkir mobil Valent ketika Valent mengeluarkan kunci mobilnya dan membuka kunci mobilnya.

PIP… PIP…

“Ayo, Jay. Naik…!” kata Valent kepada Jay sambil membuka pintu mobil sport miliknya.

Jay cukup terbiasa dengan mobil sport karena om Broto sendiri yang memberikan akses kepadanya. Namun, untuk ukuran seorang cewek seusia dengannya membawa sebuah mobil sport dengan nilai yang cukup fantastis apabila mobil tersebut didatangkan ke Indonesia karena nilai pajaknya sendiri.

“Lu… bawa ginian tiap hari?”

Snapinsta.app 308712811 2218966328279387 2471300099167832518 N 108017E5F5015036B534.Md

“Iya… Kenapa? Heran cewek nyetir mobil mahal gini? Udah biasa kok kalo di sini tuh, Jay…! Udah yuk, kita jalan…!” balas Valent santai sambil masuk ke dalam mobilnya dan bersiap untuk menyalakannya ketika Jay ikut duduk dan memakai seatbeltnya setelah menutup pintunya.

Jay hanya terdiam menatap Valent ketika memakai seatbelt yang menyilang di antara kedua gunung kembarnya tersebut seakan mereka terjepit sesak oleh seatbeltnya sendiri.

“(KLIK…) Duh segitunya ngeliatin apaan sih…? Biasa aja kali matanya…!” Valent sedikit menggodanya ketika Jay melihat kedua toketnya yang menyembul terjepit seatbelt tersebut.

“Ah… Ayo katanya jalan, kita emangnya mau kemana sih?” Jay memalingkan wajahnya dan mengalihkan topik mereka setelah Valent memergokinya dengan sengaja bermain mata dengannya.

“Makan yuk… Kamu udah makan belom?”

“Boleh juga… Lu kan yang tau daerah sini, gue ngikut aja…!”

“Oke… Kita keluar dari gedung terus kita ‘have fun’ bentar yah…!”

“Have fun?”

Valent kemudian mengemudikan mobil sportnya yang mahal itu keluar dari parkiran basement dan setelah berbelok, Valent langsung menancap gas mobilnya dengan cukup cepat seakan dia ingin pamer kehandalan mobil miliknya kepada Jay.

Jay seketika kemudian memegang door trim mobil Valent dengan hentakan punggungnya melekat pada jok mobil Valent setelah dirinya semakin menaikkan kecepatan mobilnya hampir melebihi rata-rata sipil membawa sebuah mobil namun Jay lupa ini adalah Dubai, surganya speed freak dan juga koleksi mobil terbaik di dunia berada. Tentu seorang Valent yang begitu dimanjakan oleh om Broto pastinya memiliki kebiasaan yang sama dengan mayoritas para kaum jetset untuk “showoff”.

Valent terlihat begitu bersemangat mengebut seolah ingin menunjukkan pesona dengan kebolehannya mengemudikan mobil sport itu dengan cukup kencang di jalanan kota Dubai.

Dengan kecepatan yang kilat, dalam 10 menit saja mereka sudah sampai di tempat yang ingin dikunjungi oleh Valent untuk menjamu Jay.

Vrooooom… Vrooooom…

Valent berhenti di depan lobby dan seorang valet boy kemudian membukakan pintu untuknya sementara Jay membuka pintunya sendiri.

“Good Afternoon, Ms… Welcome to our restaurant…!” sapa sang valet boy kepada Valent sebelum dia memberikan kunci mobilnya kepadanya untuk dia parkirkan.

“Thank you…” balasnya sopan dan Jay bisa melihatnya bahwa Valent cukup well manner. “Ayo, Jay. Kita makan di sini…!”

Jay sebagai tamu hanya bisa mengikuti saja apalagi Valent adalah anak dari bosnya sendiri untuk saat ini. Jay membiarkan Valent berjalan terlebih dulu sambil sesekali dirinya terus menatap bagaimana montoknya Valent baik dari belakang tubuhnya yang sama sempurnanya untuk ukuran seorang wanita dewasa muda.

“Ayo… Kok jalan di belakang aku mulu sih?” Valent menarik lengan Jay kembali dan berjalan bersama dengannya ketika para pengunjung restoran itu juga tidak kalah mau melewatkan kesempatan untuk bisa menatap kecantikan dari wanita yang berjalan bersama dengannya saat ini.

Kemudian…

Snapinsta.app 468041048 18021738908634294 1997725197065182022 N 108049856B73F77Ccbe6.Md

“Sambil nunggu makanannya dateng, kamu ceritain soal kamu dong? Gimana kamu bisa kenal bahkan papa aku bisa sampe segitunya nyariin jodoh buat aku. Pastinya kamu cukup dipercaya sama papa kan? Jarang banget papa bisa deket sama seseorang kalau dia enggak punya ‘value’ lebih…”

“Gue… gue emang udah kerja sama bokap lu cukup lama. Bahkan dari awal bisnis garment di Bali itu juga, gue yang paling awal kerja dan ngurus semuanya. Gue tipikal cowok yang perfeksionis, mungkin dari situ hasil kerja gue dinilai bagus sama bokap lu sendiri…”

“Perfeksionis? Oh iya, kamu bilang kalau kamu fotografer kan? Boleh dong aku minta tolong kamu buat motoin aku?”

“Boleh aja… tapi gue enggak bawa kamera sekarang…! Oh btw… lu… kemarin ke kantor bokap lu sendiri ngeliat “itu” kan? Lu biasa aja gitu…?” balas Jay jujur kepada Valent karena memang Jay datang bukan untuk bekerja yang berhubungan dengan bidang yang dia kuasai sama sekali setelah om Broto meneleponnya.

“Oh… Ini rahasia yah… aku kasih tau ke kamu tapi jangan bilang ke papa nanti! Mama tuh… dulu biasa gini juga ke papa! Bisnis mama juga ada hubungannya sama ini, jadi yah… Mostly papa cuma ngelakuin sama yang bermasalah sama dia, bukan beneran kayak kartel gitu. Mama yang lebih ngeri daripada papa, aku ingetin ini ke kamu karena kalau kamu setuju sama perjodohan kita ini ya kamu berarti akan siap-siap berurusan sama mama aku. Soal kamera, udah gampang itu… Nanti aku pinjemin kamera aku tapi… kamu harus dateng ke perform aku malam ini? Di tempat kita ketemu sebelumnya, inget kan?” balas Valent santai seperti dia adalah belahan diri dari om Broto sampai Jay kesulitan juga untuk menolaknya.

“Oke… atur aja…”

“Eh tuh makanannya udah dateng…!” balasnya tersenyum melihat makan siangnya sudah mulai disajikan.

“Ma’am, Sir… Enjoy your meals…”

Snapinsta.app 439446716 17993143514634294 1015019491023042332 N 1080Cbb1A6D6920140A6.Md

“Thank you…!” balas Valent begitu bersemangat melihat makanan yang tersaji di depan matanya saat ini.

Singkat cerita mereka makan siang bersama dan malam berlalu ketika tiba waktunya Valent untuk perform di tempat yang mereka sepakati sebelumnya.

Valent sedang melakukan sound check seperti biasanya ketika Jay datang menghampirinya. Valent melambaikan tangannya memberikan gestur kepada Jay untuk bersantai saja sebelum performnya dimulai dan satu orang bodyguardnya datang menghampiri Jay untuk memberikan kamera milik Valent kepadanya.

“Sir… Ms. Valent ask me to give you this camera…!”

My Favorite Leica Cameras And Lenses35929D5E80A292C5

“Oh… Thank you…” balas Jay menerima kamera milik Valent yang bisa dia lihat bahwa merupakan salah satu kamera mahal yang tidak sembarang fotografer sanggup untuk membelinya juga.

Jay kemudian berdiri dan mencoba screening dengan kamera pemberian dari Valent itu dan mencoba sesekali untuk memotretnya. Valent tentu sadar kamera miliknya ketika Jay menyorotnya dan melambaikan tangannya agar Jay mendekati stage tempatnya melakukan sound check tersebut.

Snapinsta.app_Video_Aqokquxcrjdwtpdct1-Xc2Fd4Ojspv7Y1Y_8Xpojkxjzsv6Kjhnmzc92Oxto02Z18Wwprnzjzwgwtkqftf1Cxhddlthd3Exlqattqva-Ezgif.com-Optimizedc24Ff030B061D54.Gif

Jay terus menyorot wajah dan tubuh Valent yang terlihat begitu menarik dalam bidikan lensa kamera di tangannya saat ini dan Valent juga mulai bergoyang layaknya seorang DJ umumnya. Jay tidak melewatkan kesempatan untuk melihat bagaimana kedua gunung kembar yang terlihat begitu menarik perhatiannya saat ini ketika mengikuti pergerakan tubuh Valent dan berguncang dengan indahnya.

Siapapun yang melihatnya tentu akan kesulitan untuk berpikir jernih dan membayangkan bahwa Valent duduk di atas pangkuan mereka sambil menggoyangkan tubuhnya terutama kedua gunung kembarnya itu tepat di depan mata mereka.

“Hei… Jay… Heiiiiii…!” panggil Valent yang melihat Jay begitu bersemangat dengan kameranya saat ini. Sementara Valent tampak santai ketika Jay fokus dengan kameranya seakan Valent sudah tahu maksud dari bidikan kamera Jay kepadanya.

Tentu sebagai cowok normal melihat seorang Valent bohong baginya untuk tidak tertarik untuk bisa mencicipinya, namun… Fakta bahwa dia adalah anak dari bosnya sendiri yang membuat Jay berusaha untuk menekannya dan mengerjakan tugasnya semaksimal mungkin yang diberikan kepadanya. Apalagi mereka sudah dijodohkan oleh om Broto yang pastinya di masa depan bisa melakukan itu kapan saja tanpa ada yang bisa mencegahnya sama sekali.

Jay terus saja fokus ke kamera milik Valent dan menemaninya perform dari awal sampai akhir acara. Kemudian mereka sudah menyelesaikan jadwal mereka dan Valent berjalan mendekati Jay dan berkata,

“Jay…! Makasih ya hari ini…! Aku sedikit banyak tahu soal kamu… meskipun awalnya aku cuma tahu sedikit aja karena papa sendiri pernah nyinggung pegawainya yang secara berulang-ulang. Yang mana itu enggak biasa dalam kesehariannya sendiri, dan itu berarti kamu bisa dipercaya orangnya. Aku jadi sadar kenapa papa coba jodohin kita sekarang…”

“Gue tau, tapi…”

“Sssssst… apapun yang mau kamu katakan, simpan itu untuk nanti. Sekarang, kita ‘having fun’ yuk…?” balas Valent tersenyum seakan berusaha membuyarkan konsentrasi Jay.

“Maksudnya…?”

Valent tetap tersenyum dan mengambil kunci mobilnya dan melemparnya pelan kepada Jay, “Kamu bisa “nyetir” kan? Aku pingin liat “kemampuan” kamu…!”

Snapinsta.app 288872234 154314527171272 4703992452572340293 N 10806E6B47C4Bb44496A.md

“(Dia… nantangin gue…?)”

Bersambung…

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Leave your comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *