Portraiture My Erogenous Zone – Ep 64 – Amy’s Past Memories 3

Author Avatar

RajaBokeps

Joined: Mar 2025
Bagikan Video Bokep Ini

Cerita Seks ABG Chindo

“Di xx… Aku dan suami kamu bekerja pada waktu yang bersamaan dan kamu juga jadi junior kita dua tahun kemudian. Tapi karena kita aslinya semua seumuran, kamu bisa masuk ke sana untuk bekerja karena koneksi keluarga kamu bukan…? Apa kamu enggak mikirin ini? Enggak mikirin resikonya…?” ujarnya sambil duduk di samping Amy dengan mengenang apa yang sudah pernah mereka lewati bersama sebelumnya.

“Ah… ekspresi kamu itu… “Kenapa juga harus kamu di antara semua orang yang pernah aku kenal..?”… Kamu mikirin itu kan..?”

462955391 602091932583379 747086257289330599 N4Cf0A9Cd0Ba253D2.Md

“Kamu belum berubah sama sekali, Win…” balas Amy kepada Erwin yang duduk di sampingnya saat ini dengan masa lalu mereka.

“Aku denger dari suamiku kalau kamu terus mengganggu dan terlihat hubungan terlarang dengan rekan kerja kamu ketika aku mengundurkan diri dari tempat kerjaku… aku bakalan jujur… kamu harusnya berhenti kerja kalau sikapmu seperti itu di tempat kerja sebelumnya… Aku menyesalinya… Aku harusnya berteriak ketika kamu sengaja melecehkanku, aku enggak bisa menghentikanmu atas percobaan pemerkosaanmu waktu itu…!” balas Amy mengingat kembali kenangan pahit mereka sewaktu Amy masih bekerja bersama dengan suami dan juga Erwin dalam satu kantor. “Kita masih cukup muda waktu itu… aku sering berbicara sama suamiku… gimana kita harus bersikap…”

“Itulah kenapa…”

“Dia mati begitu cepat…!”

PLAAAAAAAAAK…!!!

Amy menampar pipi Erwin karena berkata yang tidak pantas tentang bagaimana suaminya yang lewati sampai hari terakhirnya.

“……” Amy menyesali tindakan bodohnya dengan menampar Erwin dan terlihat Erwin memancarkan sinar mata yang seperti pernah dia lihat sebelumnya ketika Erwin mencoba memperkosanya di tempat kerja terdahulu.

Erwin mendorong tubuh Amy berbaring di atas ranjang tempat VIP mereka dan menahan kedua tangan Amy dan mulai mencumbu leher Amy tanpa persetujuan darinya.

462835712 972369441319960 4342125947461465651 N62A49302A19F5E30.Md

“T-TUNGGU… LEPASIN AKU…! JANGAAAAN…! ERWIN… KUUUUUHH… SAKIIIIIITT… HNGGGGHHH…!” Amy melihat Erwin berusaha menggigit kancing kemeja yang dipakainya saat ini sampai terlepas dan kedua toket Amy yang besar itu mencuat keluar setelahnya.

“Fuuuuuh…” suara Erwin meludahkan kancing kemeja Amy dan tersenyum melihat bagaimana Amy yang kembali dalam pelukannya dengan ekspresi wajahnya yang terlihat kesal dan tidak berdaya.

“A-APA KAMU SERIUS MAU NGELAKUINNYA DI SINI…?”

“Amy… apa kamu masih bertingkah seperti kamu yang dulu? Kamu tuh cuma pelacur di sini, ingat…? Dan aku customer kamu… Mmmph…”

“H-HEEEEI…!” erang Amy ketika Erwin mulai menjilati puting Amy dan menggigitnya seperti yang pernah dia lakukan kepada Amy sebelumnya.

“Denger… kalau kamu buat mood customer kamu berantakan… siapa yang tahu apa yang aku bisa lakuin ke kamu…? Mmmph…” balas Erwin menggigit puting Amy dan menarik-nariknya seperti seorang bayi menyusu kepada ibunya.

“MMMMGH… S-STOOOOP…!”

“Slrppp… Slrppp… Mmmph… Aku mungkin bakalan bocorin kalau kamu sekarang kerja di tempat beginian… Gimana kalau gini, “Mamanya dari xx bekerja di sebuah tempat pelacuran…”

“ENGGAK…!”

“Kamu terlihat jelek dengan ekspresi wajah kamu yang gitu, Amy…! Jangan khawatir, aku bercanda kok… tapi, aku penasaran… berapa banyak pria yang udah kamu layanin sampai sekarang? Udah terlambat buat nolak aku, kan…?”

“S-STOOOOOOP…!” Amy berusaha meremas pergelangan tangan Erwin ketika Erwin memainkan kedua putingnya dan menggesekkan selangkangannya pada Amy yang masih berpakaian dinas lengkap tersebut.

“Enggak masalah, kan? Biar aku cicipin kamu juga, Amy…”

“Aaaahh… i-itu… itu karena… aku enggak… enggak bisa ngelakuinnya sama kamu… sampai kapanpun…” Amy mulai teringat dengan foto keluarganya dengan foto suami dan anaknya yang merupakan mimpinya menjadi wanita yang sudah menikah yang terlihat bahagia dengan pernikahannya.

“Haaaah… jadi kamu emang ngebenci aku segitunya yah…? Kalau gitu, boleh dong di mulut kamu aja… Ayo kita lanjutkan di mana kita berhenti tadi…” Erwin terus memaksa Amy untuk melakukannya.

“Eh…?”

Erwin kemudian membaringkan tubuhnya dan dengan santai membiarkan handuk yang melilit di pinggangnya membuat gundukan pada selangkangan Erwin terlihat dengan jelas oleh Amy.

Amy berpikir sejenak setelahnya dan berkata, “Apa kamu bakalan pulang… setelah aku buat kamu ejakulasi dengan mulut aku…?”

“Yah… selama masih sepadan dengan uang yang aku keluarin. Dan itu bakalan berefek sama reputasi kamu juga kalau kamu enggak sungguh-sungguh ngelakuinnya, kan…?” balas Erwin melihat Amy memutar tubuhnya dan sedikit mencondongnya wajahnya melihat selangkangan Erwin sebelum membuka handuknya lepas dari pinggangnya dan mulai menggenggam batang kontolnya tepat di depan matanya.

“(Enggak bakalan sampe penetrasi…? Yakin…? Apa dia bisa aku percaya…?)” Amy membetulkan rambutnya sejenak sambil mencoba merasakan genggaman tangannya pada batang kontol Erwin yang cukup panjang.

“(Ini kerjaan aku… aku cuma ngelakuin apa yang biasa aku lakuin sekarang…)” Amy mulai menjulurkan lidahnya dan menjilati batang kontol Erwin sebelum Erwin memanggilnya dan Amy menatapnya.

“Liat sini dong…!”

“Mmmmph… (Aku… ngejilatin punya dia… meskipun dia adalah mantan rekan kerjaku…) Mmmh… Slrppp… Slrppp…” Amy mulai memberikan blowjobnya untuk Erwin dan Erwin terlihat mulai bersemangat melihat mantan rekan kerjanya mulai menggerakkan kepalanya perlahan.

“Wow… Kamu boleh juga yah, Amy… Untuk awalannya, boleh aku keluarin di dalem mulut kamu…?”

“Oooooogh…!” Amy merasakan bahwa Erwin berusaha menekan kepalanya dan memaksa Amy melakukan deepthroat kepadanya. “Ngaaahhh! (Seseorang yang enggak aku pilih… seseorang yang aku benci… meskipun aku benci sama dia…)”

“NGGMPHH… NGMMPHHH… GLOOOOK… GLOOOOK… NGMMMPH…!” Erwin memaksa Amy dengan kasar dengan membantunya menggoyangkan pinggulnya dan membuat Amy hampir tersedak dengan kepalanya yang tertahan oleh tangan Erwin.

“(Ini menjengkelkan… meskipun aku benci banget sama dia… meskipun ini bener-bener menjengkelkan…)”

Inshot_20241031_03031064711B90527Afa55459.Gif

“NGGMPHH… NGMMPHHH… GLOOOOK… GLOOOOK… NGGMPHH… GLOOOOK… OHOOOOOOKK…”

Crooottt… Crooottt… Crooottt…

“MMMMPH…! (tapi entah kenapa di dalam hatiku, aku menginginkan ini. Aku berpura-pura enggak nikmatin ini seperti ingin membuktikan cintaku kepada suamiku. Aku berbohong pada diriku sendiri, barusan ini adalah yang aku inginkan, tapi aku enggak bisa mencegahnya…)”

Amy kemudian meludahkan sperma Erwin yang dia keluarkan di dalam mulutnya pada telapak tangannya ketika Erwin menarik keluar kontolnya dari dalam mulut Amy.

“Haaaah!! (Udah sejak lama… aku sudah…)”

Inshot_20241031_030422307Df0C8F17A1A49113.Gif

Amy terkaget-kaget karena Erwin membohonginya dengan mendorong tubuh Amy untuk menungging dengan tangannya yang melingkari perutnya dan jari-jari tangannya dengan mudah menyusup masuk melewati celana dalam Amy dan mulai mengocok memek dan juga klitoris Amy untuk menggodanya.

“T-tangan kamu…! Nnngggh…!”

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

“Kamu udah enggak usah bohong lagi deh…!”

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

“Kalau kamu gerakin gitu… Mmmpgh… Ahhh… Mmmph… Hngghhh…!?”

Erwin memperlihatkan beceknya jari-jari tangannya kepada Amy setelahnya, “(Aku… enggak bisa nahan hasratku… rasanya ingin meledak kalau aku sampai lengah…)”

Erwin kemudian berhenti dan menatap memek Amy yang sudah dia balikkan dan Amy bersandar pada sandaran ranjang tersebut sambil membuka kedua kakinya dan juga memeknya.

“Sekarang aku ingat… katakan di mana kalian berdua awalnya mulai pacaran? Dan juga apa yang dia katakan sewaktu dia ngelamar kamu…!”

“I-ITU… BUKAN SESUATU YANG PATUT BUAT DIOBROLIN…!!! (Enggak…)”

Erwin tersenyum dan mulai menjilati memek Amy ketika Amy mulai lengah dan kalah dengan hasratnya sendiri.

“Mmmph… Srlppp… slrppp.. Mmm… Mmmph…”

“(Enggak… Enggak mungkin… dia bener-bener… bisa ngontrol tempo sekarang…) TUNG… TUNGGU! STOP…! JANGAN HISAP DI SITU… MMMGH… (Jangan…! Aku bisa kencing nanti…!)” Amy merasakan Erwin mulai menjilat dan menghisap klitorisnya dengan lebih kasar dari sebelumnya.

“SLRPPP… SLRPPPPP… MMMPGH… SLRPPPPP… SLRPPPPP…”

“Mmmph… Please… biarin aku ke toilet dulu…!”

“Tapi, Amy… kamu pasti keinget dan nyesel sama suami kamu, kan…?”

“!!?” Amy terkejut ketika Erwin membalik tubuh Amy untuk kembali menungging dengan jari-jari tangannya yang masih menancap di dalam memeknya dan juga perkataan Erwin barusan membuatnya lebih terkejut lagi.

“Kamu satu-satunya yang benci ngelakuin ini, kan…? Lalu aku yakin kamu pasti nyesel dan benci sama suami kamu sendiri. Maksudku, gimana perasaanmu pas kamu lagi ngelayanin customer kamu…? Semua customer kamu pasti biasanya om-om mesum yang enggak punya pasangan, kan…?”

“NNGMMPH… ENGGAK MUNGKIN AKU BISA BENCI SAMA DIA…!”

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

“Atau ini… fetish kamu? Liat gimana beceknya kamu sekarang…?”

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

“JANGAN LANCANG KAMU! ENGGAK MUNGKIN… AKU BISA BENCI SAMA DIA…!” balas Amy ketika Erwin terus mengocok memeknya dengan kecepatan tinggi dan membuatnya semakin becek.

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

“Uwooooohh, memek kamu rasanya ngejepit, Amy. Ayo, jangan ditahan lagi dong… Lepasin aja sepuas kamu…!”

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

“MMMPGH… (Rasanya mau keluar… jangan lagi…)” Amy berusaha membenamkan wajahnya pada bantal yang menjadi sandaran kepalanya saat ini agar suaranya tidak terlalu terdengar oleh Erwin.

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp… Cleepp…

CRRRRTTT… CRRRRTTT… CRRRRTTT… CRRRRTTT…

CRRRRTTT… CRRRRTTT… CRRRRTTT… CRRRRTTT…

“UUUUUGHH… SATU BULAN… SETELAH KEPERGIANNYA… DIA DAN KELUARGANYA PERGI UNTUK BERDOA UNTUKNYA… KETIKA AKU MELIHATNYA… DIA BERDIRI DI UJUNG BUKIT… AKU… BERPIKIR UNTUK MENDORONGNYA JATUH… MOMEN ITU, AKU SADAR KALAU AKU ENGGAK BISA JADI SEORANG IBU LAGI…”

“HNGGHH… AKU PUNYA DUA ANAK UNTUK KUBESARKAN… JADI AKU ENGGAK PUNYA PILIHAN…! KALAU… LONTE AMY INI… BAKAL NYEPONGIN SEMUA KONTOL CUSTOMERNYA…! DAN DIA BAKALAN BAHAGIA MEMBIARKAN MEREKA MENYETUBUHINYA…! BAGIKU…! KALAU ITU UNTUK MELINDUNGI KELUARGAKU, AKU ENGGAK PEDULI KALAU AKU HARUS JATUH SEJATUHNYA…!”

Amy meluapkan amarahnya kepada Erwin alasan sebenarnya kenapa dirinya memilih untuk menjadi seorang pelacur seperti saat ini setelah kepergian suaminya tersebut.

“Amy…!”

PLAAAAAAAK…!

“AP-APA YANG KAMU…” Amy merasakan tamparan Erwin yang tidak terlalu kencang namun Amy bisa merasakan amarah Erwin dari tamparan tersebut.

“AKU KESEL TAU…! KAMU TUH UDAH TAU MENDERITA SEGITUNYA, TAPI KAMU ENGGAK PERNAH NGEHUBUNGIN AKU. SEKALI AJA… SEKALI AJA KAMU MEMINTA BANTUANKU…! KENAPA…? KENAPA KAMU HARUS JADI SEORANG PELACUR? APA ITU YANG TERLINTAS DI PIKIRAN KAMU? ITU BODOH… ITULAH KENAPA AKU KESAL..!”

“KAMU TAU… SEBELUM HARI PERNIKAHANMU, AKU BUAT SUAMI KAMU BERJANJI KEPADAKU…!” lanjut Erwin menceritakan apa yang dia sembunyikan sebelumnya kepada Amy, “AKU BUAT DIA BERJANJI KEPADAKU UNTUK BUAT KAMU BAHAGIA DAN AKU BILANG AKU BAKALAN HAJAR DIA KALAU DIA SAMPAI BUAT KAMU SEDIH MESKI SEDIKIT…! DAN KAMU TAHU… SETELAHNYA DIA MALAH MATI…! AKU ENGGAK TERIMA…!!!”

Erwin kemudian menenangkan dirinya dan memeluk Amy setelah menceritakan apa yang dia derita selama ini dengan hubungan pertemanan mereka bertiga sebelumnya, “Ini mungkin udah terlambat tapi enggak bakalan ngerubah apapun saat ini… Amy… tapi aku… selalu… serius soal perasaanku ke kamu..”

Amy melihat bagaimana hangatnya tatapan mata Erwin pertanda Erwin memang sedari lama memendam perasaannya kepada Amy namun Amy yang terus menolaknya tidak menyangka bahwa Erwin akan bertahan sampai selama ini.

Amy mulai menutup matanya ketika Erwin semakin mendekatkan wajahnya kepadanya dan kedua bibir mereka hampir bertemu untuk pertama kalinya.

Amy kemudian mendorong tubuh Erwin dan menggantikan tubuhnya dengan bantal yang dia pegang sebelumnya.

“Hmm? Eh…? Masih belum yah…?”

“Aku enggak percaya kalau kamu bisa berbohong di situasi kayak sekarang cuma buat dapetin aku… Itu menarik juga…” balas Amy yang memunggungi Erwin setelah apa yang Erwin katakan sebelumnya.

“Kamu bener-bener susah buat ditaklukin yah… Hampir semua wanita bakalan jatuh cinta sama aku waktu aku giniin. Seperti yang aku harapin dari kamu, kamu bukan seperti wanita biasanya…”

“Fiuuuhh…”

Amy kemudian berbalik dan berkata kepada Erwin dengan ekspresi seriusnya sambil memegang sebungkus kondom di tangannya, “Please, janji sama aku… Hari ini adalah yang terakhir…! Terakhir kali kita bertemu, terakhir kali kita berbincang. Kita enggak bakalan pernah ngelakuin ini lagi setelah hari ini…! Please, lupain soal yang terjadi hari ini juga…! Tapi please kamu inget, kalau orang yang aku cintai itu suami aku dan itu bakalan selalu seperti itu selamanya…!”

“Apa kamu yakin..? kamu enggak bakalan nyesel?”

“Lagipula, kamu bakalan tetap buat ngentotin aku juga kan? Meski aku udah nolak beberapa kali pun… kamu enggak bakalan puas sebelum dapet yang kamu mau…!” balas Amy kepada Erwin sambil memberikan kondom yang dipegangnya kepada Erwin.

“(Aku beneran bakalan ngentot sama dia…)”

Erwin menelanjangi Amy dengan perlahan seolah mereka sedang berbulan madu setelah menikah. Erwin kemudian memakai kondom pemberian Amy kepadanya dan bersiap membuka kedua kaki Amy yang hatinya masih sepenuhnya milik suaminya tersebut.

“Tubuh kamu… begitu mulus dan indah…! (Dia sangat jujur dan mau mengorbankan dirinya sendiri… Kalian berdua memang mirip. Apa kamu yakin kamu enggak mau hentiin dia buat ngelakuin ini sama aku, bro? Hahaha… Istri kamu sendiri yang pingin aku buat ngentotin dia loh? Kamu pasti ngeliatnya dari surga sekarang…)”

“(Erwin… please… jangan tatap aku kayak gitu sekarang…)” Amy terlihat gugup ketika Erwin yang merupakan mantan teman kerja dan juga teman suaminya sendiri sedang bersiap untuk mempenetrasi memeknya dengan kontolnya yang sudah dipasangi kondom pemberiannya sebelumnya.

“Aku masukin ke memek kamu yah… (Bagus… ekpresi wajah kamu ini…)”

“Nnnnghh…!” erang Amy ketika kontol Erwin mulai membelah memeknya dan meluncur masuk ke dalam dengan cukup mudah karena licin bekas orgasmenya sebelumnya.

“(Dia begitu keras kepala… tapi sekarang aku benar-benar bisa masukin kontolku ke dalam daftar wanita yang pernah ngentot sama aku…)”

“Uuuuuugh!? (Kontolnya Erwin… mentok banget di dalem… Enggak… aku enggak perlu sampe ngebandingin punya dia… Enggak…!!!)” Amy merasakan ujung kepala kontol Erwin menyundul mulut rahimnya dan terasa begitu mentok di dalamnya ketika Erwin terus mencoba mendorong kontolnya masuk lebih dalam lagi.

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Ahh… Aaaah… Mmmph… (Maaf, sayang… Aku… ngentot sama orang yang kamu benci… sama Erwin yang kamu benci dulu…!)” erang Amy pecah sambil meremas bantal dan juga sprei kasurnya sambil memikirkan kenangannya dan juga suaminya.

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Erwin mencoba berbagai gaya dengan Amy dan memuaskan hasratnya kepada Amy dan mengambil kesempatan yang diberikan oleh Amy kepadanya sebelum mereka tidak akan pernah bertemu lagi setelah ini.

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Kamu mulai desah manis, Amy… Gimana rasanya? Apa kamu diem-diem nikmatin ini juga..?”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Tunggu… Nnnngh… Jangaaaan…!”

“Kamu tahu… bagian dalem memek kamu ngejepit bener setiap kali aku genjotin memek kamu make kontolku ini, Hehehe…!”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“(Nyebelin… ini bener-bener nyebelin…)”

Inshot_20241031_023618377Dc76Fcf82D5C875C.gif

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Kita harusnya udah ngentot sejak awal, ya kan…?” balas Erwin mengusap klitoris Amy dan juga mencubit puting milik Amy dengan sekuat tenaganya sampai Amy tidak tahan untuk mengeluarkan desahannya yang lebih kencang.

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“(Badanku rasanya… enak banget… jangan lagi… Aku enggak sanggup…)” Amy kesulitan bertahan ketika ujung kepala kontol Erwin berusaha mendobrak bagian terdalam memeknya dalam posisi cowgirl dengan pinggulnya dipegangi paksa olehnya dan Erwin mulai menggenjotnya dengan lebih kencang lagi dari sebelumnya.

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“(Ini pertama kalinya buatku… orgasme ngerasain kayak gini… kontolnya Erwin gila… Mmmph…)”

Inshot_20241031_02335055172Bf1Cb8177A7Fb8.Gif

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

30 menit kemudian…

Amy bersandar pada tepian meja dengan menungging setelah Erwin memasang kondom baru yang hampir mau robek sebelumnya.

“Sini kamu…! Apa kamu inget…? Waktu itu…?”

“Eh…?” Amy menoleh ke arah Erwin dengan pertanyaan anehnya kepadanya.

“Kalau kamu menerima ajakanku waktu itu… kalau aku tahu kita bakalan seperti ini, aku harusnya lebih tegas sebelumnya…”

“Apa yang kamu katakan…? Aku enggak ngerti…”

Erwin kembali mendorong masuk kontolnya ke dalam memek Amy sambil menceritakan apa yang terjadi di antara mereka sebelumnya.

“(Waktu itu…? Enggak mungkin…!? Jangan macem-macem sama aku…! Apa dia coba bilang kalau seandainya aku pacaran sama dia daripada sama suamiku…?) Mmph… Nghaaah… Aaah… Ahhh…”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Mmmph.. Ahhh… Fuuuuuh… Ngmpph… (Kamu enggak bisa buat aku bahagia… enggak mungkin…)”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Amy…! Aku mau ngecrot….! Kita keluarin bareng oke…!? Aku keluar… aku keluar…!”

“Jangaaaaaan…! (Enggak mungkin…”

Kemudian…

“Haaah… Haaaaah… Haaah… Hah… Haaah…” Amy berbaring setelah mendapatkan orgasmenya namun Amy juga terlihat melakukan masturbasi ketika Erwin sedang membersihkan tubuhnya setelah ejakulasi sebelumnya.

Erwin melihat Amy sendirian mengocok memeknya dan segera Erwin berjalan untuk memberikan kontolnya tepat di samping wajah Amy.

“(Masih ada… waktu yang tersisa… aku rasa… aku mungkin melewati batasanku…)” Amy terlihat menggenggam batang penis Erwin dan segera menciuminya sebelum memberinya blowjob dengan tanpa paksaan.

Di dalam kamar mandi…

“Haaah… Haaah… hah… Haaah… Mmph… Nghhh… Di situ…! Yang kenceng… Mmmph… Aaaah… Enggak, aku mau keluar lagi…!”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Aku kel… Mmmph…!”

Crrrrrtttt… Crrrrrtttt… Crrrrrtttt… Crrrrrtttt…

“Aku belum selesai, Amy… Ayo nungging kamu…!”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Apa kamu segitunya benci sama aku…?”

“Hnghh… aku benci kamu…!”

“Tapi badan kita cocok satu sama lainnya, kan…?”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Itu… jangan kebawa suasana yah…! (Tapi aku pikir kita bisa saja menjadi teman tidur… tepat sekali karena kita enggak bisa saling ngerti selain yang kita lakuin sekarang ini… Ini menyebalkan tapi… ngentot sama dia… rasanya berbeda dari yang biasanya aku lakuin… disentuh sama dia… tubuhku rasanya terpuaskan sebagai seorang wanita…)”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“(Aku… ngerasa menjadi seorang wanita seutuhnya sekali lagi karena dia…)”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Croooottt… Croooottt… Croooottt… Croooottt…

Crrrrrtttt… Crrrrrtttt… Crrrrrtttt… Crrrrrtttt…

1 jam kemudian…

Amy berbaring di atas pangkuan Erwin saking lelahnya dan mereka beristirahat sejenak sebelum waktu sesi mereka berakhir sebentar lagi.

“E-eh… Aku belum make kondom lagi, loh…?” Erwin melihat Amy berusaha menduduki kontolnya lagi dan mengarahkannya masuk ke dalam memeknya dengan bantuan tangannya.

Inshot_20241031_023910678D2F576B545D066E3.Gif

“D-diem aja kamu, ok? (Aku… selalu… nahan ini…) Mmmph… Daleeeeem…! Uuuh… Gede banget punya kamu…! Ini nikmat banget, anjing…! (Menahan… untuk menjadi seorang istri yang baik… dan juga seorang ibu yang baik untuk anakku juga…)”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“(Tapi… kalau sesuatu semenakjubkan ini ada di dalam tubuhku…) Ngmph… Aaaahhh… Nnngh… (Aku… enggak bisa berhenti lagi… Aku mohon padamu… untuk sekali ini aja, biarin aku jadi wanita seutuhnya…) Mhaaaaah… ngmph… Genjot aku… yang kasar… Kasarin aku, please…!” Amy memeluk Erwin dan mencumbu bibirnya sambil terus memainkan silat lidah dengan Erwin ketika nafsu sudah sepenuhnya memenuhi pikiran Amy yang tidak merasakan kehangatan seorang pria yang benar-benar memiliki perasaan kepadanya.

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“BERANTAKIN AKU…! AKU PINGIN… LUPAIN SEMUANYA…! (Pake kontol kamu buat aku lupa… tentang segalanya…)”

Erwin menggendong tubuh Amy dengan mudah dan Amy mengalungkan kedua lengannya pada leher Erwin ketika Erwin menahan pinggul dan pantat Amy sebelum mulai menggenjotnya dengan brutal.

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Erwin kemudian melempar tubuh Amy kembali ke atas kasur mereka dan kontol Erwin terlepas sejenak karenanya. Amy bereaksi dan berkata, “Jangan dilepas….! Cepet…! (Lagi… masukin kontol kamu dan genjot memek aku lagi…)” Amy menarik kontol Erwin kembali masuk di dalam memeknya tanpa ragu sambil membuka kedua kakinya lebar untuknya.

Erwin dengan senang hati kemudian menindih tubuh Amy dan kembali menggenjotnya dengan kasar seperti sebelumnya.

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Aaaah… Ahhh… Aku kel… Mmmph… Enaaaaak… Aku mau keluar… Erwin… aku mau keluarin bareng… Mmmpgh…! (Sayang… please… jangan liat aku… jangan liat aku, sayang…! Percayalah… aku enggak berkhianat dari kamu…)”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Uuuugh… memek kamu… ngejepit banget anjing…! Setiap kali aku tusukin sampe dalem… kayak mulut rahim kamu narik kepala kontolku buat masuk ke dalem juga…!”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“Kontol kamu… iyah… di situ… genjot aku di situ lagi… AKU… AKU MAU… AKU MAU KAMU KELUARIN DI DALEM…!”

“PASTI…! DI MANA KAMU MAU AKU KELUARIN!? BILANG…!!!”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“DALEM… DI DALEM…! AKU MAU SPERMA KAMU…! DI DALEM MEMEK AKU…! (Aku mau bilang sama kamu… Sayang… Sayang…)”

Amy merangkulkan lengannya pada Erwin dan mengunci pinggulnya dengan kedua kakinya agar Erwin tidak dapat melepaskannya.

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“AKU KELUAR…!

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

“AHHN… MMMPH… NGHAAHH… AHHH… KELUARIN DI DALEM… AHH… HAAAH…”

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

Plak… Plak… Plak… Plak… Plak… Plak…

CROOOOTTT… CROOOOTTT… CROOOOTTT…

Inshot_20241031_023754670A1C8D11A8Ff0650A.gif

“(SAYANG… AKU… BAHAGIA…)” Amy merasakan hangatnya semburan sperma milik Erwin mengalir masuk di dalam memeknya ketika Amy memikirkan tentang hubungannya dengan suaminya sendiri yang sudah tiada.

Rdt 20241031 0251388965862532863778651C8Bd104C5D0Cae79.Md

Minggu berlalu…

“(Erwin… sejak saat itu, dia enggak pernah lagi menemuiku… seperti yang dia janjikan sebelumnya… tapi dia memberikanku nomor ponsel dan alamatnya… dia… benar-benar enggak adil…)”

“(Kita lihat saja nanti…!)”

Amy kini sedang menikmati liburannya bersama dengan buah hatinya sambil memikirkan kartu nama dan juga tawaran yang sebelumnya diberikan Erwin kepadanya.

464760342 1094067852174796 3231543410598377711 N279Cd6022Eb72208.Md

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Leave your comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *