Portraiture My Erogenous Zone – Ep 52 – F.C + A.E
Cerita Dewasa Terbaru Indonesia
[Kisahku berawal dari ketika aku kehilangan perawanku oleh pria asing dan demi rekaman itu tidak jatuh atau tersebar ke internet, aku selalu menjadikan kakak laki-lakiku sebagai pelindungku. Aku sering meminjam uang darinya untuk memberikan uang itu kepada pria yang memperkosaku atau sekedar berfoya-foya dengan teman-temanku, dan tanpa kusadari kakakku itu yang terlihat dingin selalu duduk di depan laptopnya bermain sebagai trader forex rupanya mulai bosan mendengar ocehanku.]
Klik…Klik…Klik…Klik…Klik…Klik…
“Hehehehe… mantap… mantapp… Kalo ini makin turun, tinggal nunggu loncat kesini udah pasang prediksi disini. Setelah itu tinggal tunggu, aman deh bisa dapet seratus juga hari ini! Wahahaha, hidup gampang banget kalo ngerti life hacknya…!” ucap kakak Felicia sambil berkutat dengan mouse dan juga laptopnya siang itu.
Cklek…
“Kakak…!!!” Felicia kemudian masuk ke dalam kamar milik sang kakak dengan dandanan yang cukup seksi itu seperti akan berangkat pergi hangout seperti biasanya ketika weekend tiba.

“??? Apa? Kakak lagi sibuk sekarang ini… Pergi deh… Fel, apa yang kamu pakai itu?”

“Yah… Ini… Aku lagi coba beli pakaian model gini kak, lagi ngetrend sih kata temen meski agak kebuka dikit tapi it’s ok lah… Oh iya kak, bisa pinjami aku uang lagi gak? Hei… kak… sedikit saja…!” lanjut Felicia sambil membuat gestur dengan jari telunjuk dan jempolnya mengatup menandakan jumlah nominal uang yang hendak dia pinjam dari sang kakak.
“Siapa yang mau minjemin kamu uang lagi, hah?”
“Ughh…” sesuai dugaan Felicia, bahwa sang kakak enggan meminjamkan lagi uangnya karena Felicia pasti tidak akan bisa mengembalikannya dan juga selalu menghabiskannya untuk keperluan yang tidak penting.
“Hei, kak… Kenapa? Sedikit saja kok, aku akan ngasih kakak apa yang kakak mau sebagai gantinya…!” Felicia kemudian berjalan dan memeluk punggung kakaknya dari belakang sambil mencoba untuk menempelkan toketnya pada punggung sang kakak.

Felicia kemudian memutar kursi gaming milik kakaknya itu hingga sang kakak berada didepannya persis. Felicia kemudian berjongkok dan bersiap untuk membuka celana sang kakak sambil mengelus batang kontol sang kakak dari luar celananya.
“Nah, sekarang! Kalau gitu, aku boleh kan jilatin kontol kakak ini? Gimana menurut kakak? Kapan lagi dapet blowjob dari adik kakak sendiri! Aku cuma ngelakuin ini sama pacar aku doang loh kak, gak ada cowok lainnya lagi. Maka dari itu, aku butuh uang sedikit dari kakak untuk kencan nanti. Pinjemin yah, oke? Please…” Felicia bermain dengan lidahnya dan memasang wajah mesumnya agar sang kakak terpancing rayuannya dan tangannya menyusup membuka zipper celana sang kakak dan berusaha menurunkan celana dan juga celana dalam sang kakak.
Akan tetapi satu hal yang tidak Felicia ketahui, segera setelah Felicia menurunkan celana sang kakak…
“Plak…” batang kontol milik sang kakak terpampang jelas dan menampar wajahnya dengan ukuran yang diluar dugaannya sejak awal. Sedangkan sang kakak hanya bisa tersenyum melihat wajah kaget dari Felicia itu.
“(Hah…? Gila… Gede banget…!? atau lebih tepatnya, ini… berurat!! dan juga bau ini…!!! Benar-benar… memuakkan!! Berapa lama dia gak mandi?!)”
“Kalau begitu mau kamu… kamu pingin uang bukan… Sekarang, cepat dan hisap itu…!!!” sambil tersenyum kakak Felicia menekan kepala Felicia untuk segera mengulum kontolnya yang kotor penuh keringat karena terlalu asyik bekerja dan lupa mandi.

“!!! Mmmppphhh…! Mmmpphh…!” Felicia tampak tersedak dengan besarnya kontol sang kakak yang dipaksakan untuk masuk kedalam tenggorokannya saat ini. Kepalanya yang ditekan erat dan rambutnya juga sedikit terjambak oleh telapak tangan sang kakak, membuat matanya melotot hampir meloncat keluar karena tidak mengira bahwa kakaknya bisa seperti ini.
“Hmmmppphh… Mmmpphhh… (Ughhhh… Menjijikkan… dan juga ini, besar banget ukurannya… Daguku… capek ngebuka buat ngulumnya… Ini benar-benar yang terburuk! Cepatlah dan buat dia keluar dengan segera…)” Felicia kemudian menyadari bahwa dirinya harus berbuat lebih untuk bisa membuat kakaknya segera ejakulasi, perlahan tangan Felicia meremas kedua bola naga milik sang kakak dan juga mengurut batang kontolnya sambil terus mengulumnya.
“Ughhhhh… Kamu benar-benar ahli melakukannya yah, Fel…? Bukannya itu hanya bisa dilakukan oleh seorang “pelacur”…! Hmmm?” sang kakak makin menekan batang kontolnya masuk kedalam rongga mulut Felicia dan kemudian ejakulasi tanpa dia bisa cegah.
Crooooooottttt… Crooooooottttt…
“Uhuuuuuukkk… Bweeeeehhh… Slrpppp… K~kalau… uhuuuuk… kakak mau keluar, bilang duluan dong…!!! Ayo sekarang! Aku udah ngebantu kakak keluar kan, jadi mana uangnya…?!” Felicia menyeka mulutnya dan sperma sang kakak sedikit tumpah membasahi bajunya.
“Heh, Fel…! Gimana kalo kita main sekali lagi, gak masalah kalo make kondom kan..!” ucap sang kakak sambil membuang 2 buah tumpukan uang didepan Felicia yang sedang terduduk diatas lantai itu.
“(Eh? Apa dia ini bodoh? Enggak mungkin! Itu tidak bakal mungkin… incest? tapi… kalau pake kondom… baiklah)” Felicia mulai berpikir dengan keras dan terjadi pergulatan batin dengan dirinya sendiri bahwa dirinya dipaksa untuk melakukan sebuah hubungan yang bahkan dia sulit bayangkan sebelumnya hanya demi uang semata.
Kemudian Felicia menyetujuinya dan mulai membaringkan tubuhnya diatas kasur milik sang kakak dengan pakaian atasannya sudah terbuka bebas menunjukkan kedua bukit kembar miliknya dihadapan sang kakak. Sang kakak kemudian dengan leluasa bermain dengan toket Felicia sambil mengaguminya, “Meskipun kamu itu adik aku sendiri… Kamu punya body yang bagus juga yah… Wuehehehe…”
“…D~diemmm…! Cepetan dan… kelarin ini kak! Aku… sudah ditunggu oleh teman-temanku ini…! Nnnnnhh…!” Felicia yang memalingkan mukanya kemudian dipaksa oleh sang kakak untuk bercumbu dengannya tanpa mempedulikan apa yang baru saja dikatakan oleh Felicia saat itu.
“S~stooop… Mmmmhhh… (Melakukannya… dengan kakak sendiri, beneran… Ini menyebalkan…! tapi, yah… Jika aku bisa mendapatkan uang itu…)”
5 menit setelahnya…
“Oke… Oke… Baiklah, sekarang waktunya…” sang kakak kemudian memasang kondom yang tersimpan didalam dompetnya dan memasangnya tepat dihadapan Felicia. Setelah itu tubuh Felicia dibuatnya menungging sebelum sang kakak berusaha untuk melepaskan celana dalam milik adiknya tersebut.
“(Akhirnya… Dia rupanya terlalu senang untuk melakukan foreplay…)”
Namun Felicia tidak menyadari bahwa sang kakak tiba-tiba menarik pinggulnya kebelakang dengan kencang tanpa persiapan, yang membuatnya merasakan sakit ketika kontol sang kakak membelah memeknya saat itu. “Nah kamu minta cepetan kan, sekarang giliran kamu buat kakak keluar dan selesaikan ini segera…”
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…

“Hnggghhhh… (Sial… Sial! Sial!! Sial!!! Dinding vagina aku rasanya seperti dipaksa untuk membuka lebar… kontolnya itu, seakan menggaruk bagian ternikmat didalam vaginaku saat ini. Seriusan, ini… ini bahaya…!!!)”
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Felicia hanya bisa mencengkeram sprei kasur milik sang kakak ketika tubuhnya merasakan nikmat luar biasa karena genjotan sang kakak dan juga tanpa diduga bahwa sang kakak pintar sekali dalam melakukan ini. Pikiran Felicia terus melayang antara bertahan dan juga menikmatinya disaat yang bersamaan.
“Ughhhh… Ahhhh…”
“Hei… Hei… Hei… Enak banget nih rasanya kontol kakak yah? Kok memek kamu jadi ngejepit gini sih? Huehehehehe…”
“E~enggak… bukan… itu… Aku tidak… Hguuuuuhhhh…!” kedua tangan Felicia ditarik kebelakang oleh sang kakak dan terus menggenjotnya dengan keras.
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
15 menit setelahnya…
“Fel… Udah mau keluar nih… Ughhhh…”
“(J~jangan… aku bisa menggila saat ini…!!!)” Felicia merasakan denyutan-denyutan pada batang kontol sang kakak yang menandakan sedang ejakulasi yang beruntungnya sang kakak mengenakan kondom dan dirinya tidak merasakan cairan hangat tumpah didalam memeknya saat ini.
Sang kakak menarik keluar kontolnya dan juga kondomnya yang menjuntai terisi penuh oleh sperma miliknya. Sedangkan Felicia terbaring lemas karena kakaknya menguras tenaganya dengan menggenjotnya dengan kasar. Ketika Felicia sedang mengatur nafasnya, sang kakak melirik kearah aman yang terbaring dengan lubang memeknya yang menggoda. “Fel… Kenapa kita gak coba ngelakuinnya tanpa pengaman? Kakak… Sangat suka dengan tubuhmu ini…! Ijinkan kakak mencobanya dan ejakulasi didalam tubuhmu itu…!”
“E~EH?! A~AKU… ENGGAK… KITA GAK BOLEH MELAKUKAN ITU, KAK…!”
Pluk… sang kakak kembali melempar satu bundle uang pecahan dolar amerika disamping wajah Felicia dan Felicia menatap uang yang baru saja dilemparkan kearahnya itu.
“!!!”
“Kakak kasih kamu uang itu, seratus juta untuk hari ini, kita melakukannya oke?”
Felicia dengan gemetar menatap dan memegang bundlean uang tersebut sambil berpikir dengan keras ketika sang kakak mulai menarik lepas kondomnya dari batang kontolnya tersebut, “….. (B~bercinta dengan kakak… dan membiarkannya ejakulasi didalam tubuhku seperti ini… B~bener-bener, itu mustahil… itu mustahil, tapi… Aku sedikit penasaran juga untuk memasukkan kontol itu tanpa pengaman… Aku tidak ingin dia keluar didalam, tapi aku bisa meminum obat pencegah kehamilan setelahnya bukan…)”
Setelah sebentar berpikir, Felicia kembali merebahkan tubuhnya dan membuat kedua kakinya mengangkang dan membuka lubang memeknya lebar dihadapan sang kakak. “I~ini untuk seratus juta itu, hanya hari ini saja…”
“Oke, deal… Yooo!” sang kakak kembali memposisikan tubuhnya dan bersiap mempenetrasi kembali memek Felicia. Sedangkan Felicia menatap kontol sang kakak yang kali ini tanpa pengaman sama sekali, dirinya mulai bergetar merasakan ketika kepala kontol sang kakak menempel pada lubang memeknya dan membuat tubuhnya merasakan geli yang tidak terbayangkan sebelumnya ketika menggunakan kondom.
“(I~itu… itu benar-benar akan masuk sebentar lagi… Kontolnya yang kotor itu… dia tidak memakai pengaman saat ini… Apa ini?! Sensasi ini…!! Bercinta dengan saudara sendiri seperti ini…)” Felicia kembali ditindih oleh sang kakak dan mulai mencumbunya dengan liarnya.
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…

“(Ini… benar-benar menyebalkan… menjijikkan… di sisi lain… aku kenapa aku senang… worst casenya… dan mungkin… itu karena pacarku… Milik kakak ini terasa jauh lebih nikmat darinya…)”
“Mmmph… Slrppp… Slrpppp…. Fel… Kakak… gak bisa… mmmpphhh… kakak tidak bisa… Mmmmph…”
“(Kenapa dia? bergumam seperti itu… ketika menyedot putingku, benar-benar menjijikkan…! Kakakku sendiri, apa kakak berusaha untuk menghamiliku? Itu gak mungkin…! Aku tidak ingin… melakukannya lagi dengan pria aneh seperti dia… tapi… tubuhku tidak berkata seperti itu, vaginaku seperti mencoba untuk menelan semua sperma miliknya… Tubuhku bergerak dengan sendirinya… Aku benci untuk mengakuinya, tapi…)”
“Ughhh… Fel… Feliiiiiiii… Ughhhh!!!”
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
“Ughhhhhhh… Heeeeekkk… (Tubuhku sedang… tubuhku sedang menginginkan untuk hamil…!!!)” Felicia meski tidak lama merasakan kontol sang kakak akan tetapi cairan hangat yang tumpah didalam tubuhnya itu membuktikan bahwa tubuhnya sendiri juga menginginkan hal ini terjadi.
Croooootttt…Croooootttt…Croooootttt…
Croooootttt…Croooootttt…Croooootttt…

“Fiuhhhh… Hei, Fel… Kalau kamu masih ada waktu, kita lanjutin lagi yuk… Kok gak jawab? Sadar gak sih? Oke, aku rasa aku boleh ngelakuinnya lagi… Yah, aku terima Fel… Tunggu bentar yah…!” sang kakak meski melihat tubuh sang adik pingsan dan memeknya berlumuran sperma miliknya, akan tetapi sang kakak masih penasaran dengan tubuh Felicia dan kembali melakukannya tanpa persetujuan Felicia.
[Beberapa jam kemudian…]
Tring… Tring…
“H~haloooo… Mel? Hah? Janji? Oh… iya… aku… l~lupaahhh… hnghhh…”

[Hah? btw, apa yang kamu lakuin sekarang, Fel? Kok aneh banget suara kamu?]
“S~sorry, mel… Aku… aku hanya merasa gak enak badan saja sekarang… Hghhhh… Aku gak bisa pergi denganmu hari ini…! Ahhhh…!”
[H~hei… apa-apaan ini, Fel? Kok dadakan banget? Rencana kita gimana dong? Hei… Hei… apa kamu denger, Fel?! Halo… halo…]
Tuuuut… Tuuuuuut…
Ponsel Felicia kemudian tergeletak ketika Felicia kembali pingsan setelah melayani sang kakak meski dirinya sedang menerima panggilan telepon dari temannya tersebut.
Satu minggu berselang, di tempat yang sama ketika mereka akan mengadakan acara karaoke bersama waktu itu yang terlanjur batal…
Jay yang sedang menunggu seseorang datang, duduk sambil mendongak keatas langit-langit tampak menggerutu karena yang dia tunggu tak kunjung sampai sedari tadi sesuai yang dijanjikan oleh aji yang sedang bersamanya saat ini.
“Fuuuuuuhh… Gue pingin ngentot sekarang!”
Aji yang sedang bersantai membaca-baca lembar buku lagu tampak berusaha menenangkan keadaan, “Eh? Bukannya lu nanti ketemu sama si itu, ya?”
“Hei ji… itu karena… Masih ada waktu sekitar dua jam sebelum bertemu dengannya bukan? Gue pinginnya sekarang…!!!” balas jay sambil melirik kearah aji yang sudah menjanjikannya seseorang untuk datang.
Klek…
“Apa ini? Apa kalian masih berbicara yang enggak-enggak, hah? Sebenarnya… kenapa kalian memanggilku kemari? Jam segini, kalian sepertinya sedang senggang. Dasar…!!!” ucap gadis itu sambil duduk di sebuah sofa berseberangan dengan jay dan aji. Gadis itu adalah anes, seseorang yang dikenal oleh aji yang sering menjadi seorang model foto baginya. Maksud aji mengenalkan anes kepada jay adalah agar jay mau meminjamkan sedikit uangnya untuk bisa dia pakai untuk mengupgrade perlengkapan fotografinya, dirinya tidaklah seberuntung jay yang rupawan dan juga memiliki backup seorang om broto yang tak lama dikenalnya lewat suatu proyek.

Jay nampak enggan menatap anes yang mencoba bertingkah didepannya saat ini, sementara aji mulai berbisik kepadanya. “Sorry jay, lu bisa lakuin sesuatu tentang diri lu sedikit gak? Kayaknya dia enggak tertarik kesini…”
“Hei… kalian ini manggil gua kesini tuh, kalian gak pingin nyanyi gitu? Buang-buang waktu aja deh…!” ucap anes sambil berpangku tangan dan juga kakinya yang jenjang dengan mengenakan rok pendek itu.

“Uhhh… Tentu saja… lu punya tubuh langsing juga… kalau begini… gue rasa gak masalah dia dateng kesini…”
“Hei…? Jangan bilang kalo lu…!?”
Jay bergegas bangun dari sofa tempat dia duduk dan berjalan untuk duduk disamping anes kemudian dengan gayanya jay berusaha akrab dengan anes sambil merangkul bahunya. “Hei, nes… Apa lu suka gue?”
“Hah? What the fuck?” anes menyadari dan berusaha mendorong tubuh jay menjauh akan tetapi karena pergelangan tangan kanannya sudah dipegang oleh jay yang kemudian jay menariknya mendekat dan mencium bibirnya seketika.
Chuuuu…
PLAK… sebuah tamparan mendarat pada pipi sebelah kiri jay dan membuatnya melepaskan anes seketika itu juga.
“Auwwwww…!!!”
“J~jangan main-main sama gue yah!!! Apa yang loe lakuin mendadak begitu?!” anes berusaha menyeka bibirnya yang baru saja dipaksa berciuman dengan seseorang yang baru dikenalnya.
“Apa maksud lu… nes? Gue pikir lu kesini karena lu pingin ngentot bukan…?” jay dengan sebal mendorong tubuh anes dan menggenggam kedua pergelangan tangannya agar tidak meronta.
“EH!! STOP…! LEPAAAAASSS! KYAAAAAAAHHH!!!” anes berusaha meronta ketika jay menindihnya dan berusaha menciumi bagian dadanya tersebut dan menendang tubuh jay untuk menjauhinya.
Jay kemudian melirik kearah aji yang duduk saja menonton mereka, “Ji… Lu bantuin gue gih, pegangin nih anak..!!!”
“B~beneran…?” aji kemudian berdiri dan menggantikan posisi jay untuk memegangi kedua pergelangan tangan anes dan jay dengan leluasa melucuti pakaian yang dikenakan anes siang itu. Perlahan hingga celana dalam anes berwarna hitam itu mulai terlihat.
“B~BRENGSEK… GUA BUNUH LU YAH…!”
“Aduuuuhhh… Takuuuut! Sekarang… Mari kita lihat ini…!” jari telunjuk jay mulai tersangkut pada atasan anes dan menariknya turun beserta bra yang dipakainya dan memperlihatkan toketnya yang menggantung meski terbilang tocil itu.
“Oooooohhh!!! Gue pikir gede, tapi tocil sih, tapi… gemesin juga ya punya lu nes! Mayan lah bisa gue remes-remes dikit!” jay mulai bermain dengan kedua toket anes demi menuntaskan rasa penasarannya terhadap tubuh anes.
“Ughhhhh…” anes hanya bisa mendesah setiap kali jay bermain dengan jari-jarinya dan membuat wajahnya memerah karena menahan geli dan rangsangan yang perlahan mulai naik didalam tubuhnya.
“Nah… Sekarang gue cicipin dulu, gimana rasanya… hammmmph…” jay membuka mulutnya dan mencaplok puting anes dan sesekali menjilat-menyedotnya seperti seorang bayi kehausan.
“Eeeeeeeekkk… Hyaaaaaaahhhh! K~kenapaa? S~serius, stooooooooppp… Aaaaaaahhh…” anes merasakan sebuah tangan bergerak turun pada area perutnya dan berusaha menyelinap diantara celana dalamnya. Perasaan geli sama seperti ketika dirinya melakukan masturbasi akan tetapi kali ini jauh lebih intens dari yang biasa dia lakukan. Jari milik jay mulai menyusup masuk kedalam memeknya juga dan perlahan mengocok klitoris dan akhirnya mencapai gspotnya.
Creeeppp…Creeeppp…Creeeppp…Creeeppp..
Creeeppp…Creeeppp…Creeeppp…Creeeppp..
Creeeppp…Creeeppp…Creeeppp…Creeeppp..
“STOP… STOOOOOOP! STOOOOP… STOOOOPPPP! PLEASE… STOPPPP….! KYAAAAAAHHHHHH!!!”
Crrrrrtttt…Crrrrrtttt…Crrrrrtttt…
Crrrrrtttt…Crrrrrtttt…Crrrrrtttt…
Anes mendapatkan orgasmenya dan terlihat cairan cintanya mengucur deras membasahi telapak tangan jay dan berhamburan kemana-mana setelahnya.
“Wow… Nes, lu rupanya sensitif juga yah…! Jari-jari gue basah banget nih, slrpppp…!” jay menjilati jari-jarinya merasakan gurihnya cairan cinta yang baru saja dikeluarkan oleh anes tersebut. Sedangkan anes dengan tubuh yang bergetar mencoba membuang wajahnya ketika mengetahui jay sedang bermain dengan cairan orgasmenya dengan senangnya.
Tanpa diperhatikan oleh anes, jay sudah membuka celananya dan mengeluarkan kontolnya yang sedari tadi sudah mengeras tersebut. “Hehehehe… Sekarang gue bakal lakuin yang lebih… Gue bakalan pelan-pelan buat lu, nes! Gimana menurut lu? Gede kan kontol gue?”
“!!! Kak… S~serius? itu? (A~apa? Ukurannya itu…? A~aku… aku gak sanggup… Benda itu seperti tidak… muat didalam tubuhku atau… Enggak… ENGGAAAAAK…)” anes nampak terkejut melihat ukuran kontol jay yang lebih besar daripada yang biasa dia lihat seperti milik kekasihnya.
“Tentu saja…! Gue bakal ngentotin lu sepuas gue dalam beberapa jam ini, lu tau udah cukup lama gue buang waktu buat nungguin lu. Jadi anggap aja ini hukuman buat lu, nes… Muehehehe…!!!” Jay membuka kedua belahan memek anes sebelum menempelkan kepala kontolnya dan berusaha mempenetrasinya dengan perlahan.
“J~JANGAAAAAN… STOPP! STOOOOOPPP!!!” anes yang meronta tidak berdaya karena tubuhnya tidak bisa bergerak karena dipegangi atas-bawah dan jay dengan leluasa mendorong kontolnya masuk membelah memek anes yang terlihat cukup rapat tersebut.
“Itu baru setengahnya aja didalam sini, nes. Lu tahu akibatnya kalo gue paksa masukin lebih dalem lagi, kan? Pastiin lu tahan ya, nes!”
“…… Ughhh… S~stop… stooooop…(Itu… S~setengahnya?! gila… Gua bisa mati ntar, kalo tuh kontol masuk semuanya…)”
BLESSSSSSSS…
Jay terus memasukkan kontolnya hingga terbenam sepenuhnya dan anes merasakan seperti bagian terdalam perutnya sedang tersundul-sundul oleh kepala kontol jay tersebut. Disaat yang bersamaan karena gesekan kontol tersebut, membuat anes kembali orgasme karenanya dan menembakkan cairan orgasmenya melalui celah sempit antara lubang memeknya dan berhasil lolos menyemprot ke udara membasahi perut jay dan juga dirinya sendiri.
“Wah… wah… wah… Gue baru saja masukin loh ini, belum sampe keluar juga… Seberapa mesum sih lu, nes? Kayaknya lu diem-diem seneng ngentot juga diluar sana…?”
“Ahhh… Ahh… Stoppp… Ughhhh…!!!” anes masih mencoba meronta meski tubuhnya mulai menikmati dengan sendirinya.
“Oi, ji… Apa yang lu?” jay melihat aji membuka celananya disamping wajah anes dan mendorong wajah anes untuk mendekat kemudian aji memasukkan kontolnya kedalam mulut anes ketika jay sedang asyik menikmati memeknya.
“Hehehhe… Tentu aja bj lah, bro… Ayo hisap yang bener…!” aji juga memaksa anes untuk mengulum kontolnya agar tidak bersuara lagi ketika jay mempenetrasinya. Aji tidak ingin melewatkan kesempatan yang hanya jay saja yang menikmatinya.

“Uhhhmmmmppp… Hmmmppphh…” anes mencoba melawan dorongan tangan aji dan berusaha melepaskan mulutnya ketika mengulum kontol aji tersebut. Sambil berurai air mata, anes tampak enggan untuk mengulum kontol aji dan mulai pasrah ketika aji memaksanya.
“(Ini… tidak bisa… dicegah…)” kemudian anes membuka mulutnya lebih lebar dan aji merasakannya.
“Bagus… Gitu dong manis… Ayooo! Masukin kontol gua lebih dalam lagi…!!!” aji menekan kepala anes yang tak berdaya itu dan mulai mendorong masuk kontolnya lebih dalam dari sebelumnya.
“Buuuuuuuuhhhh!!!” anes mulai tersedak ketika aji memaksakan kontolnya untuk bisa masuk sepenuhnya kedalam rongga mulut dan tenggorokan anes.
“Oi… Oi… Oi… Lu jangan kasar-kasar masukin ke mulutnya, ji… Mati ntar anak orang…!”
“Sorry, sorry… Abis nafsuin sih mukanya…”
Ditambah jay dengan memegang pinggul anes dan mulai menaikkan tempo genjotannya hingga tubuh anes terpental-pental dan membuatnya makin mendorong masuk kontol aji kedalam tenggorokannya.
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
“tapi jujur… Gue liat lu nyepongin kontolnya aji… Terlihat mantap, nes… Cewek-cewek mesum emang gak ada duanya…!”
“Eh? Lu pingin sperma dari gua yah, nes? Baiklah…!” sahut aji mulai menggenjot mulut anes bersamaan dengan jay, sementara anes hanya bisa meringis menahan perih pada memek dan juga mulutnya saat ini dirinya sedang mendapat sandwich dari dua pria yang mengundangnya tersebut. Dan kedua pria itu tampak senang sekali bisa menggenjot dan melampiaskannya pada anes yang tak berdaya itu.
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…
“Ayo nes…! Terima ini…!!!”
Crooootttt…Crooootttt…Crooootttt…
Crooootttt…Crooootttt…Crooootttt…
Baik aji dan jay sama-sama menikmati menggoda anes dan tak lama berselang mereka berdua mengeluarkan spermanya didalam kedua lubang milik anes tersebut. Anes merasakan hangatnya sperma milik jay yang meluncur masuk didalam rahimnya dan juga sperma milik aji yang juga terpaksa dia telan agar tidak menyumbat saluran pernafasannya.

“Hmmmmppphh… Hhhmmmppp… H~hangggaaaaannnhhhh… Hooooeeekk… Ooooohhhhhkkk…” dengan wajah yang panik karena yang paling berbahaya adalah jay yang tidak mengenakan kondom ketika mempenetrasinya dan baru saja dia ejakulasi didalam memeknya, tentu sudah bisa dipastikan bahwa yang dipikirkannya hanyalah sperma jay yang meluncur masuk perlahan berusaha membobol pertahanan terakhir miliknya saat ini.

“Wow…! Nes…! Dari awal sampe akhir… Memek lu ini berusaha untuk meres sperma gue yah, lihat tuh memek lu kedut-kedut berusaha merah sperma gue sampe habis gak bersisa…!”
“Hei… hei… hei… hei… nah giliran gua dong sekarang…! mau gua pake sampe pagi nih anak…!”
“Yah pake aja, ji… Gue gak bisa, gue harus pergi ke tempat yang udah gue bilang tadi…! Yah… Sebagai gantinya, gue gak butuh dia lagi. Lu bisa ngelakuin apa yang lu mau, manggil temen lu kek. Gue udah gak penasaran sama dia juga…” jay selesai memakai kembali celananya dan bersiap untuk meinggalkan anes yang tergeletak tak berdaya dengan wajah dan tubuhnya berlumuran sisa sperma milik aji dan juga memeknya yang terlihat cairan putih keluar dari celah memeknya milik jay.
“Beneran, bro? Yahuuuuuu… thank you ya…! Anes sayangku, cintaku… Memek lu sekarang jadi milik gua yah… Kita nikmatin hari indah ini bersama-sama…!” aji tampak paling girang ketika bisa mendapat giliran untuk mencicipi memek anes yang sudah lama dinantikannya itu.

Bersambung…