
Portraiture My Erogenous Zone – Ep 28 – Young Jay 6 (P.P, LV + I.A)
Cerita Lucah Pesta Seks
[Sore hari ketika jay pulang bersekolah sambil berbelanja kebutuhan dapur rumah saudara iparnya…]
“Sial, aku terlambat pulang lagi… Kak pola bakal marah nih…” jay menghela nafas ketika akan masuk kedalam rumah saudara iparnya tersebut.
Klek…

“Wahh… Kak pola…” jay terkejut seperti dugaan awalnya karena kakak iparnya sudah menunggunya didepan pintu masuk dengan memasang ekspresi tajam.
“Lu telat lagi?”
“Ah… Anu… Tadi ada sale di bagian grocery jadi antrinya lama banget kak… Maaf…”
“Terserahlah, gak peduli juga… Sekarang ikut gue, kita harus berbicara sebentar…” lanjut pola sambil membalikkan badannya menuju kesuatu tempat.
“Eh?” jay terpaksa mengikuti kakak iparnya dari belakang yang ternyata menuju kamar kakak iparnya sendiri.
Tok… Tok… jaya mencetuk pintu dengan sopan.
“Masuk… Gak dikunci…”
Klek…
“Eh? K~kak pola?” jay terperanjat melihat punggung kakak iparnya itu ketika sedang setengah telanjang sambil melepaskan pakaiannya perlahan dan mulai menurunkannya talinya searah dengan lekukan bahunya.

“Ada apa? Cepat dan copot baju lu… Kita mandi bareng…”
“EHHHHHH?” jay terperanjat dengan ajakan kakak iparnya tersebut. Jay tidak menduganya datang dari mulut seorang kak pola.
[Akhirnya daripada membuat kakaknya marah, jay menurutinya kemudian menyusulnya masuk kedalam kamar mandi.]
“Ayo sini masuk, berendam sama gue…” pola sudah menunggu jay dengan duduk didalam bathtub sambil meletakkan satu tangannya pada pinggiran bathtub.
“A~anu…” jay menelan ludah karena pertama kali melihat tubuh kakak iparnya yang lain yang bekerja sebagai seorang model tersebut. Tubuhnya yang indah dan juga ukuran payudaranya juga lumayan dibandingkan saudaranya yang lain, perlahan jay ikut masuk kedalam bathtub akan tetapi jay berusaha memunggungi kakak iparnya itu agar matanya tidak saling bertemu…
“Ada apa? Kenapa lu gak mau menghadap kearah sini?”
“I~itu… Maksudku… Kenapa kita mandi bareng kayak gini? Kakak tidak malu dilihat orang lain telanjang gitu?”
“Enggak juga, gue gak bisa jadi seorang model kalo gue enggak percaya diri dengan tubuh gue sendiri jadi ngapain pusing kalo lu ngeliatnya, selain itu… Kenapa lu harus malu, jay? Kita kan bersaudara sekarang jadi ini hal normal…”
“EH!? KAKAK NGAWUR…!”
“Tapi… tapi kan tidak sedarah… jadi kenapa? Apa lu mau bilang kalo lu gak nganggep gue sebagai kakak dalam keluarga ini?” balas pola dengan berbisik sambil menempelkan payudaranya pada punggung jay.
“Eee… B~bukan… Tapi ini tetap saja tidak benar kak…!” Jay menjawab dengan berdiri dihadapan pola tanpa memikirkan konsekuensinya…
“!?” pola menatap kearah selangkangan jay yang terjuntai bebas dihadapannya.
“Ah… M~maaf kak…” jay kemudian berusaha menutupi kontolnya dengan telapak tangannya sendiri.
Pola dengan menarik bibirnya tersenyum kemudian menepuk telapak tangan jay hingga terbuka kembali dan menggenggam batang kontol jay dengan keras seperti hendak meremukkannya. “Fufufu… Seperti yang gue duga…”
“Aaaaaaaahhh!! Sakiiiiiiittt…!!”
“Lu gak pernah mikirin kita sebagai saudara perempuan lu kan… Kita tidak lebih cuma target pelampiasan hasrat mesum lu kan…”
“Aaaaaaw! Kak… Udah jangan… diremes kenceng gitu…!”
“Dasar lu, cowok sama aja serigala berbulu domba… Gak cuma ines, lu juga mulai ngerjain kak vita juga kan…”
“Eeee…! Kakak salah… Maksudku, itu hanya kak vita yang menginginkannya…”
“Tidak lagi… Cukup… Gue gak akan ngebiarin ini terjadi lagi…!” pola makin kencang meremas batang kontol jay dan tangan satunya lagi meremas skrotum jay yang membuatnya semakin merasa ngilu.
“T~tunggu kak…! AAAAAAAHHHH! Kak polaaaaaa! Udaaaaaaah!” jay mengerang keras karena rasa sakit yang menerpanya.
“Lu tuh gak lebih dari sekedar hewan sange… Lihat? Tubuh lu ngasih jawabannya, jauh lebih jujur daripada apa yang lu ucapin barusan…” pola mengambil onahole/tenga yang dipinjamnya dari kamar vita dan membalik tubuhnya menindih jay kemudian memasukkan kontol jay kedalamnya tanpa memberinya pelumas.
“Gimana jay? Enak bukan? Gue bakal pake alat ini sampe semua hasrat nakal, mesum dan kotor milik lu itu seluruhnya hilang…” pola mengocok onahole/tenga itu kencang dan membuat kulit kontol jay iritasi karena terlalu seret tanpa diberi pelumas.
“Aaahhh! Kak… D~darimana kakak dapat benda itu…!”
“Kenapa? Lu terlihat senang menggunakannya kemarin, bukan?”
“Eh!? G~gimana kakak bisa tahu…?”
“Tentu saja gue tahu! Gue tahu segalanya didalam rumah ini, dasar bego…! Harusnya lu seneng gue dengan sukarela ngelakuin ini buat lu…!” pola tidak puas dan penasaran untuk menyiksa aset milik jay dengan terus mengocoknya keras.
“Itu… Aaaaaah… Aaah…”
“Sekarang lu gak punya alasan lagi buat ngegangguin ines… Ini langkah yang tepat untuk berurusan dengan seorang maniak sex tak berharga seperti lu…”
“Jangan kak! Kalo kakak gak stop sekarang aku… aku bakal keluar…! Uuuuhhh! Aaaaah!!”
Crooooottt…Crooooottt…Crooooottt…
Pola memperhatikan ejakulasi jay pada onahole transparan itu, cukup banyak yang keluar didalamnya hingga membuat pola terus menghabiskan waktunya untuk memperhatikan untuk beberapa saat.
“Hmmm… Dasar menjijikkan… Apa lu coba buat ngehamilin nih memek boongan juga seperti yang lu lakuin sama cewek yang lain? Dasar mesum…!!!”
“Haaa… Haaa… Ahhh… Jangan, tunggu! Aku baru saja keluar kak! Itu masih sensitif banget! Udah kak pola… Stop…!”
“Hei! Jangan bergerak seperti itu!” bentak pola terus melanjutkan aksinya dengan mengerjai batang kontol jay.
“Aaaah… Aaaahh…”
Tanpa disadari oleh pola, tangan jay yang terbebas sedari tadi mulai menahan pantatnya. Setiap kali merasa tertekan, jay menguatkan otot lengannya untuk mengencang sehingga pantatnya makin tertarik mendekati wajah pola.
“Hyaaah! T~tunggu…! Aaah!” pola mengendorkan pertahanannya karena kaget, dalam jeda 1-2 detik itu tangan pola terpeleset karena basahnya lantai kamar mandinya dan membuat tubuhnya terhuyung terbalik dan jay mendarat diatas tubuhnya. Jay tidak sengaja mencium payudara pola dan membuat pola mendesah karenanya…
“Mmm…”
“Ahhh… Waaaaaaaa…! Hei jay… Turun…” perintah pola kepada jay untuk bangun dari atas tubuhnya.
“Kak pola… Apa aku… tidak cukup baik untuk keluarga ini? Apa aku hanya pengganggu bagimu? Akankah kakak jadi senang kalau seandainya aku tidak pernah datang kesini?”
“G~gue gak ngebenci lu… Malah sebaliknya… Lu aja yang gak menyadarinya…”
“M~maksud kakak?”
“Lu gak pernah bisa jujur terhadap perasaan lu sendiri, meski sejak pertama kita bertemu lu cuma bisa ngumpet didalam kamar atau punggung papamu. Lu gak mau berinteraksi dengan orang lain, lu tahu kebiasaan lu itu yang ngeganggu gue karena gue ngerasa kita gak bisa deket selayaknya keluarga. Karena gue berpikir kalau lu bisa berubah sedikit saja, kita bisa benar-benar menjadi kakak beradik. Gue tahu lu anak tunggal, meski lu punya adik tiri yang juga gak begitu deket sama lu kan…”
“Dan juga…” pola menarik kepala jay mendekati wajahnya.
“Gak peduli seberapa sering gue ngebully lu, lu gak pernah marah sedikitpun sama gue…”
“Aw…aw…aw…”
“Tapi gue gak bisa terus-terusan jadi pihak yang frustrasi memperbaiki keadaan sementara keadaan tak kunjung membaik… dan disaat lu gak ada dan mulai bermain dengan ines dan kak vita seperti itu… Itu membuat gue terlihat seperti seorang yang bodoh selama ini… Jadi cepat… dan tunjukin ke gue! Tunjukin bentuk kemarahan lu yang sesungguhnya!!”
“Hah!?”
“Lakuin sekarang! Marah ke gue dan perkosa gue sekarang selayaknya seorang pria nunjukin emosinya!!
“Eh!? Apa yang kakak bicarain sih? Udah gila ya, aku gak mau ngelakuin itu!”
“Dasar nyebelin lu! Kalo lu gak mau ngelakuinnya, lakuin dengan cara yang lain. Pukul gue sekarang!”
“Apaan sih? Gak mungkin lah gue mukul keluarga gue sendiri…!”
“Cepet ah! Selain itu… Gue bisa ngerasain batang kontol lu yang hangat, keras itu berdenyut diatas memek gue… Lu kontolin gue gak masalah, ayo cepet!” pola menjelaskan kondisinya yang mulai tidak sabar akibat gesekan batang kontol jay diatas perut bagian bawahnya.
“Liat… Memek gue udah basah… Jadi cepet… masukin kayak yang gue perintahin… Jay…”
“Kak pola…” jay menelan ludahnya melihat tubuh telanjang kakak iparnya itu dengan jelas.
“Lakuin sekarang… Marahlah dan perkosa gue tanpa ampun seperti ketika hewan sedang berkembang biak dialam liar…”
“B~baiklah… Kalo itu mau kakak… Aku bakal masukin…” jay menggenggam kontolnya dan mengarahkannya pada lubang memek pola yang menunggunya sedaritadi.
Klek… “Sorry ngeganggu, jay…” tiba-tiba pintu kamar mandi mereka terbuka membuat jay dan pola kaget ketika sedikit lagi jay berhasil mempenetrasi kakak iparnya dan ines masuk kedalam juga dengan keadaan telanjang bulat.

“Ah… Maaf… Aku baru saja ngeliat ada pakaian jay didalam kamar ganti dan aku pikir… mungkin kita bisa mandi bersama… dan… EH!? JAY DAN KAK POLA!? APA YANG KALIAN BERDUA LAKUKAN!?”
“Ini bukan seperti yang kakak lihat, kak ines! Ini…” jay cukup gelagapan karena ines memergokinya hendak mempenetrasi memek kakaknya itu.
“ENGGAK… INI NAMANYA SELINGKUH! KAK POLA MENCOBA MENCURI JAY DARI AKU! BERANINYA KAKAK!?” ines sangat protektif terhadap jay padahal memang ada kesalahpahaman diantara mereka karena melihat posisi pola yang telentang dilantai dan jay berusaha mempenetrasinya dengan gaya misionaris itu.
“T~tolong sabar dulu kak ines. Biar aku jelasin dulu!” balas jay mendadak lemas batang kontolnya karena teralihkan konsentrasinya karena kedatangan ines.
“Bagaimana mungkin bisa untuk dijelasin?”
“Eeee… Ceritanya panjang, kak…”
“Gak… Aku gak mau denger! Dan aku benci kalian berdua…!!”
“Enggak kak… Kakak salah paham…!” jay berusaha meyakinkannya.
“IJININ AKU YANG JELASIN KALO GITU…” rupanya kak vita muncul dari belakang punggung ines dari menginterupsi percakapan mereka bertiga.
“Fufufu… Aku denger semua kok… Kalian tahu, ini semua karena…”
“KAK VITA!? KAK VITA!? KAK VITA!?” ketiga adiknya itu menoleh karena kehadirannya.

“Ini kesempatan kita berempat sebagai anggota keluarga bisa memiliki kesempatan rekonsiliasi pribadi bersama-sama…” ucap vita sambil merangkul ketiga adiknya itu bersamaan dan membuat posisi jay ditengah-tengah mereka dan terhimpit oleh tiga payudara milik kakak-kakaknya itu.
“Eh? Apa yang kakak bicarain…? Tunggu, ah… Kak pola terlalu dekat-dekat…” balas pola dan ines canggung dengan posisi mereka yang saling berhimpitan.
“Eh denger ya, nes! Gue gak bermaksud ngerebut jay dari lu, gue cuma pinjem dia sebentar doang…” pola mencoba meremas kembali kontol jay.
“Enggak mungkin! Aku gak bakal ngasih ijin jay kepada siapapun juga apapun alasannya!!” ines melihat perbuatan kakaknya terhadap jay dan menepis tangannya untuk menjauhi kontol milik jay.
Pertengkaran kedua kakak beradik tentang jay itu berlanjut dan vita sebagai yang tertua justru sibuk bermain dengan sabun cair dan menuangkannya pada tubuh ines dan pola.
“Eh udah… Kakak berdua ini… tenang dong…” jay coba melerai meski posisinya tidak bagus karena terjepit diantara mereka.
“Jay, aku hanya akan memaafkanmu untuk kali ini saja karena mencoba berselingkuh, sekarang kamu harus memuaskanku sekarang juga!” ines menarik wajah jay dan menatapnya sambil memberinya peringatan.
“Apaan sih? Enggak… Jay tadi bilang dia mau ngentotin gue sebelum kakak dateng…!”
“Eh! Jangan pegang-pegang penis jay yah!!”
Kedua kakak beradik itu kembali bertengkar dan saling menarik kontol jay seakan milik mereka pribadi.
“AAAAAAH!”
“EH! CURANG!” teriak pola melihat ines memasukkan kontol jay kedalam mulutnya disaat mereka berebut siapa yang berhak menikmati kontol jay.
“ENGGAK! PENIS JAY CUMA MILIKKU!!”
“SINIIN GAK…! KASIH KONTOL JAY JUGA BUAT GUE…!” pola mencoba mendorong ines menjauh dan menjilati batang kontol jay.
“ENGGKHH! INIHH MIMPHHH! (ENGGAK! INI MILIKKU!)”
“Hmphhh… Nes… Sejak kapan lu berani membantah kakak…?” balas pola kepada adiknya yang berebut aset milik jay
“Kalian terusin aja berantemnya sendiri… Lalu kakak ambil bagian kakak ini, mulut jay daritadi nganggur sementara kalian dibawah sana rebutan… Mmmpphhh…” vita mengambil alih posisi bagian tubuh atas jay dengan merangkul punggungnya kemudian menarik pipi jay menyamping untuk mencumbunya.
“Hmmm… Kalo udah ngomongin soal cinta… Aku tidak akan menyerah kepada siapapun… termasuk kak pola sendiri… Hmmm…” ines meremas skrotum jay dan menjilati batang miliknya bersebelahan dengan pola yang juga memainkan lidahnya ditempat yang sama.
“Setelah itu… Aku akan melindungi penis jay dengan tubuhku sendiri!” lanjut ines mendorong tubuh pola dan dengan cepat naik keatas pinggul jay untuk memasukkan kontolnya kedalam memeknya sendiri.
“Eh! Curang lu…!!” pola terlambat ketika mencoba bangun setelah didorong oleh ines, ines sudah menggenggam kontol jay dan berusaha menyelipkan kepalanya masuk kedalam memeknya.
“Yeeeeeees… Penisnya jay… Semuanya… udah masuk kedalam vagina aku… Uuuuhhh…” desah ines berhasil mendahului kakaknya itu.
“Aaah… Vagina kak inesss… Mantap pokoknya… Rasa jepitannya enak banget…” jay mulai memegang pinggul ines dan mengikuti irama gerakannya ketika ines mulai menggoyangnya.
“Iyaaah jay…! Kakak juga ingin melakukannya denganmu setiap waktu…! Ok? Mmmmhhh…” Ines yang berada didepan pangkuan jay menarik dagu jay dan mencumbunya. Ines mendominasinya sendirian dan membiarkan jay duduk dan menikmatinya saja.
“Fufufufu.. dan pantatnya ini…”
“Haaaa!? Kak vitaaaaaaa…” jay kaget dengan jari kakak iparnya itu yang mulai masuk kedalam lubang anusnya.
“Kamu inget? Kakak adalah seorang anal hunter… Fufufufu…” vita membalasnya dengan santai sambil memainkan jarinya didalam anus jay.
“Aaaaah… Jangan m~masukin jari kakak disana!”
Sementara pola yang tidak terima saudaranya yang lain bisa menjamah jay, pola nekat berdiri diatas kepala jay hendak menurunkan pantatnya. Pola mengincar lidah jay untuk menjilati memeknya yang tepat berada didepan pandangannya saat ini.
“Jay! Tunjukin kejantanan lu! Jilatin memek gue sekarang…!” pola terus menurunkan pantatnya hingga menempel pada mulut jay.
“Hmmfffh… Hyaaah… Aaaah… Iyaaah jay…! Gituuuu…!” pola mendapatkan apa yang diinginkannya sedari lama, jay untuk pertama kali menjamahnya meski hanya menggunakan mulutnya.
“Ahhh… Penisnya jay… mentok sampai dalam…! Aaahhh… Menakjubkan…!” desah ines menambah keseruan 3some kali itu sementara kakak tertua mereka membantu menstimulasi jay dengan menjilati seluruh bagian tubuhnya terutama area dada jay.
Kedua bersaudara itu mendesah kencang menikmati permainannya sendiri yang mana jay hanya mengikuti perintahnya saja. Sementara vita berpindah setelah puas mengerjai jay, kebelakang punggung ines dan bersiap menyerangnya juga.
“Hyaaaaaa! Kak vitaaa…!? Jangan! Jangan lubang pantatku lagi dong!!” desah ines ketika vita menusukkan jari telunjuknya kedalam anusnya.
“Hmmm… Lubang anus ines… Sepertinya lebih lembut dari kemarin… Apa itu karena jay kemarin sudah bermain dengan lubang ini?” balas vita
“Hyaaaaaa! Jay… Bodoh! Jangan yang itu… Gak adiiiiil… kalo lu jilatin klitoris gueeeeee…” pola berteriak ketika jay mulai iseng dengan kacang menonjol miliknya itu.
“Hmmmpphh… Itu… cairannya keluar banyak kak…”
Beberapa saat kemudian…
“Ahhhh… Aku… Aku udah mau… Kak… hampir keluarrrrrrr…!!” jay mendapati spermanya mulai naik kedalam ruang tembak.
“Hei nes! Cepet, tarik keluar kontol jay sebelum dia nembak didalam memek lu!” pola mengingatkan adiknya itu agar tidak membiarkan jay ejakulasi didalam rahimnya.

“Gak apa-apa kok, jay! Kamu boleh isi vagina kakak dengan sperma kamu!” ines melayang dengan perlakuan kak vita yang terus merangsangnya dan jay mulai berdenyut pada lubang memeknya.

“Hei nes…! Lu denger gak!?” pola malah yang bingung melihat tingkah adiknya yang hanya membiarkan dan menunggu jay untuk ejakulasi.
Sesaat kemudian, jay tersadar dari lamunannya dan mengangkat pantatnya sebelum kontolnya berdenyut lebih kencang lagi. Tepat 1-2 detik kemudian, jay menembakkan spermanya dan terbang berhamburan mengenai wajah ines, pola dan juga vita. Disambut dengan pola orgasme dengan mengencingi wajah jay.
Croooottt…Croooottt…Croooottt…
Crrrrrrr…Crrrrrrr…Crrrrrrr…Crrrrrrr…
“Aaaah! Tidakkkk! Masukin lagi jay! Harusnya kamu keluarin didalam vaginaku…!
Setelah itu mereka berempat berbaring bersebelahan saling tumpang tindih, ines memeluk jay, vita berada dibelakang ines mencoba mengocok kontol jay, dan pola berbaring terbalik menginginkan untuk menghisap sisa sperma jay yang tersisa diujung kepala kontolnya.
“Kak… Udah dong…”
“Jay… Ini terakhir kalinya aku membiarkan kamu melakukan ini yah…! Dan juga kak vita, udah jangan mainin penisnya jay…!”
“Jay… Gue belum puas yah karena lu belum menuhin janji lu sama gue… dan ines, lu yang bener dong. Serius dikit kek soal kontrasepsi, jangan gila lu kalo sampe bunting sama adik ipar lu sendiri!” pola marah kepada mereka berdua.
“Dan kakak… belum dipuasin loh jay…”
“Ahhh… kak vitaaaaa, jangan dikocokin dulu…”
“Tapi kan kakak belum kebagian giliran tadi…” balas vita
Tiba-tiba terdengar suara kencang…
Kruuuuuuuuukkk…
Perut mereka semua keroncongan hampir bersamaan karena waktu yang seharusnya dipakai untuk makan malam justru mereka gunakan untuk bercinta berempat.
“Astaga jam berapa ini?” jay teringat kalau dirinya pulang terlambat ketika membeli bahan makan malam dan tidak segera memasaknya.
“Jay, gue laper… Gue mau makan malem, ayo cepet bikin!” pola seperti biasa memerintah jay dengan sesuka hatinya.
“Yah bener… Kita bisa membicarakan tentang jay setelah selesai makan malam… Jadi, apa yang mau kamu bikin jay?” vita menyetujuinya dan menghentikan kocokannya kemudian berdiri untuk menyelesaikan mandinya.
“Jay… Aku akan bantu kamu masak yah! (Pssst… Aku bakal kasih bayam didalam bagian kak pola…)” bisik ines kepadanya.
“INESSSSSSSSS!! GUE BISA DENGER YAH MESKI LU BISIK-BISIK…!!!” pola kembali membentak adiknya itu.
“Ah! Aku lupa… Aku ninggalin belanjaan dipintu depan…!!” jay juga ikut berdiri kemudian bergegas mengambil belanjaannya untuk ditaruh didalam dapur.
Bersambung…