
Portraiture My Erogenous Zone – Ep 23 – A.S.
Cerita Dewasa Terupdate Malaysia

Ashel menikmati masa mudanya yang baru memasuki umur dimana dalam hitungan bulan sebentar lagi dirinya lulus dari sekolahnya untuk masuk kedalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
“Ah… Indah banget bukan pemandangannya… Aku mulai berpikir berapa lama yah sejak kita tumbuh disini?” ashel memandangi kota kelahirannya dari atas sebuah gedung bersama dengan teman masa kecilnya.
“Kita waktu itu masih sd, kamu inget gak? Disana kalau habis hujan selalu ada pelangi diatas bangunan itu, dan kamu bilang bakal manjat itu dan ambilin pelanginya buat aku, inget?” lanjut ashel membuka kenangan lamanya.
“Tapi yang paling lucu waktu kamu tersesat waktu mau kesana terus merengek seperti anak bayi minta pulang…!” tambahnya sambil menikmati pemandangan sore hari itu.
“Ummm… She… Shel..!!!” ucap teman sekolah prianya yang berdiri disampingnya memanggil dengan cukup ragu pada awalannya.

“Hmmm… Apa!?” ashel menoleh kearahnya
“AKU… AKU MAU… KAMU JADI PACAR AKU!” pria itu mengungkapkan isi hatinya pada ashel dengan pemandangan matahari terbenam didepan mereka.
“Uh… EHHH!? A~APA!?” ashel juga kaget dengan pernyataan cinta yang spontan dari teman sekolahnya itu kepadanya.
“A… Ahh… Maaf! Maaf udah bilang sesuatu yang aneh mendadak gini! Lupain aja, shel!” pria itu berpaling dan berusaha pergi meninggalkan ashel.
“Eh, tunggu!! TUNGGU AKU BILANG, SHAN!!” ashel menarik jaket yang dikenakan pria itu hingga membuatnya sedikit tertarik kebelakang karenanya. Ashel tipikal cewek yang memiliki tenaga kuat juga karena rajin berolahraga.
“Ihhh… Kenapa kamu pergi cepet-cepet gitu sih? Seenggaknya tunggu sampe kamu denger respon aku gimana…”
“I~iyah… Aku… aku mau pacaran sama kamu, shan! Aku senang bisa jadi pacar kamu…!” ashel tersenyum menjawab pertanyaan shandy yang diungkapkan kepadanya beberapa saat lalu.
Reaksi shandy diluar dugaan, seperti tidak percaya dan membuatnya gugup sesaat, “I… Ye…”
“Ye?” ashel bingung melihat reaksi shandy.
“OOOOOOOOOHHHH!!! YESSSSSSSSSSSSSSSSSS!!” shandy rupanya meledak dan melontarkan semua perasaannya keluar dengan berteriak keras.
“Dasar… Udah ngapain teriak gitu…!” ashel tersipu melihat pacar barunya itu, ashel tahu bahwa dia baru saja memberikan suatu jawaban yang dinantikan oleh shandy dan wajar reaksinya sangat bahagia seperti sekarang.
[Setelah mereka resmi menjadi sepasang kekasih, shandy dan ashel melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang. Shandy tentu dengan senang hati mengantar sang kekasih pulang kembali kerumahnya dengan berjalan kaki yang tidak jauh dari tempat mereka berada sekarang. Ashel menyambung tangan shandy dan menggenggamnya sambil berjalan bersama.]
“Nah… Shan, kita udah nyampe nih… Rasanya cepet aja sampe sini dari biasanya…”
“Iya shel! Aku juga seneng kita… bisa gandengan tangan waktu nganter kamu pulang… Hahaha…” shandy yang masih cukup canggung dengan hari pertama mereka resmi berpacaran.
“Hahaha… Kalo gitu, s~sampe besok ya shel…” shandy bingung harus berkata apa kepadanya.
“Ummm… Shel…” shandy kembali memanggil ashel ketika sudah berbalik badan dan ashel akan masuk kedalam dengan membuka pagar rumahnya.
“Eh! apah!?” ashel menoleh kearah shandy.
“Anu… boleh… boleh aku cium kamu gak?” jawabnya dengan perasaan deg-degan.
“EH!?” ashel juga cukup terkejut dengan permintaan kekasih barunya itu.
“E~emmm… G~gak masalah kalo kamu gak mau kok!” balas shandy membuang wajahnya cukup malu mengatakan itu kepada ashel yang baru saja dipacarinya.
“A~aku gak papa kok! J~jadi… ayo kita lakukan!!” ashel juga terkejut pikirannya dan mulutnya bergerak sendiri.
“O~oke… A~ku… cium yah?” ucap shandy mendekat dan memegang bahu ashel.
“O~oke…!” ashel pun tak kalah gugupnya dan tiba-tiba memejamkan matanya seolah tahu apa yang harus dilakukan.
Bibir mereka saling mendekat centi demi centi sampai akhirnya ciuman pertama sebagai sepasang kekasih berhasil mereka lakukan.
“Chuuuuuuuuuuuuuuuuu…” bibir shandy dan ashel berpagutan dengan irama yang buruk karena kegugupan yang dirasakan oleh mereka berdua.
“Pwaaaaaahhh!!” shandy menarik bibirnya lepas dari bibir ashel.
“M~maaf… ya…”
“E~enggak apa-apa..! Aku juga maaf… Hahah…”
Keduanya tertawa canggung bersama tanpa menyadari dari balik kamar saudara ashel tersenyum dari lantai 2 rumahnya sedang mengintip mereka yang berciuman.
Shandy kemudian pergi dan ashel masuk kedalam rumahnya.
Cklek…
“Hai shel…” ucap saudaranya memanggil ketika turun dari tangga lantai 2 rumah mereka.
“…!!! Oh… Hai kak alif…” ashel terkejut dengan kedatangan sang kakak dengan tiba-tiba.
[Alif dan ashel memang beda setaun saja dari segi umur. Mereka bukanlah saudara kandung dikarenakan ibu ashel yang sudah bercerai kemudian menikah kembali dengan ayah alif. Berbeda dengan ashel yang rajin bersekolah, alif tidaklah suka belajar apalagi bersekolah. Dirinya hanya menghabiskan waktu untuk menjadi konten kreator dimasa digital sekarang ini.]

“Kamu telat pulang hari ini?” tanya alif menyeka rambutnya karena terlihat masih basah baru selesai mandi.
“Oh… Tadi aku lupa waktu pas lagi ngomong-ngomong sama shandy pulang sekolah…” balas ashel membuka sepatunya dan meletakkannya didalam rak sepatu kemudian bergegas masuk kedalam.
“Oke deh… Oh iya, pas banget. Ibu baru aja kelar masak…” lanjut alif.
“Aku mau ngerjain pr dulu, jadi aku makan nanti aja. Bilangin sama ibu yah, bisa kan?” ashel naik menuju kamarnya yang tepat berada disebelah kamar alif.
“Oke…” balas alif sambil menatap ashel yang berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Samar-samar terlihat celana dalamnya yang berwarna putih milik ashel dibalik rok seragam sekolahnya ketika semakin berjalan menaiki tangganya dan ashel tidak menyadari alif menatapnya saat itu.
Setelah masuk kedalam kamarnya, ashel terdiam sejenak bersandar dibalik pintu kamarnya.
“Bodoh… Bodoh… Kenapa… aku malah julurin lidah aku didalam mulutnya ketika berciuman pertama kali… Ketauan gak ya aku demen hal-hal gitu? Shandy pasti kaget mengetahuinya…” gumam ashel merasa lepas kendali atas kejadian ciuman pertama mereka itu.
“Aduh… Gara-gara mikirinnya… aku jadi kebelet kan sekarang…” ashel dengan wajah memerah merasakan kedutan pada memeknya karena memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya dia pikirkan saat itu.
“Alif sama ibu pasti sedang makan sekarang…” ashel berjalan menuju kamar alif dan mencari laptop bersama yang tergeletak diatas meja belajar milik alif.
Ashel menyalakan laptopnya dan mencari file yang baru-baru ini diam-diam dia download. “Nah… Ada kesempatan buat nonton sebentar…” ashel kemudian mengambil headsetnya dan menghubungkan kabelnya pada port jack laptop miliknya kemudian membuka file yang dia simpan.
Ashel perlahan duduk diatas sofanya kemudian memakai headset yang sudah disiapkan sebelumnya pada kedua telinganya. Ashel membuka pakaiannya, dadanya yang cukup membusung pertanda dirinya sedikit lagi beranjak dewasa, tak lupa celana dalamnya juga ikut dia turunkan sambil mengangkang sedikit. “Aku belum melakukannya minggu ini dan sekarang aku mulai basah…”

Tangan ashel bergerak menuju memeknya dan mengelus permukaan memeknya yang cukup basah oleh keringat dan juga lendir yang keluar dari dalam memeknya sendiri. Kedutan pada memeknya yang tiba-tiba karena efek berciuman pertama kali dengan shandy sebagai sepasang kekasih, membuatnya tidak bisa menahan hasratnya saat ini untuk menonton film dewasa yang dia download. Ashel memang tidak perawan semenjak pertama kali dia mengenal vibrator dan juga film porno yang ditontonnya bersama teman-teman sekolahnya. Meskipun perawannya robek bukan karena perbuatan seorang pria, dirinya masih bisa dianggap sebagai seorang perawan dalam segi psikologi.
“Nnn! Mmmphh! Nnn! Aaah! Mmmm! Mmmm! Mmmhhh!” ashel memperagakan adegan yang dia tontonnya saat itu, sang aktris mendapat kocokan pada memeknya, putingnya disedot-sedot oleh pemeran pria. Ashel berhasil meniru semua gerakan itu seorang diri dengan menggunakan tangannya sesekali. Kemudian ashel memilin-milin puting setelah mendengar dialog yang masuk lewat headsetnya.
[Aku… gak tahan lagi mas… Aku mau kontolmu… didalam memek aku!]
[Kamu memang istri binal yah… Baiklah, mas bakal kasih apa yang kamu mau…]
“A~akuuuuuuuu… juga mauuuuuuuuuuu… Aaaaahhh… Enaaaaaakkkk… Ah! Mmmm!” ashel mendesah mendengar dialog kedua pasangan itu. Dirinya mulai memencet putingnya semakin keras dan jari lainnya mengocok memeknya dengan cepat.
Crop…Crop…Crop…Crop…Crop…Crop…
Crop…Crop…Crop…Crop…Crop…Crop…
“Haaah… Nnnn! Mmmm! L… lagiiiiii…” ashel membayangkan bahwa aktris itu adalah dirinya yang sedang disetubuhi oleh suaminya a.k.a dalam pikirannya shandy yang sedang menyutubuhinya.
Ashel mengambil vibrator miliknya yang berbentuk telur itu dan memasukkan kedalam lubang memeknya.
Bzzzzzz… Bzzzzzz… Bzzzzzz…
“Nnn! Nnnh! Aah! Ah! Haaa! Nuuuuuhhh!” ashel juga mencoba memasukkan jarinya kedalam lubang anus miliknya.
Bzzzzzz… Bzzzzzz… Bzzzzzz…
Crop…Crop…Crop…Crop…Crop…Crop…
“Ahhh! Ah! Bzzzzzz… Aaah! Bzzzzzz… Aaaah… K~kelll… luarrrrrrr…!!” desah ashel menyentil klitoris miliknya dan membuat tubuhnya bergetar hebat dalam posisi duduk itu.
“Aaah! Hyaaaaaah!”
Crrrrrtttt… Crrrrrtttt… Crrrrrtttt…

Vibrator ashel terdorong lepas bersamaan dengan orgasmenya yang seperti air mancur. “Haah… Hah… Haaa… Aku… A~aku senang sekali… masturbasi… tapi aku rasa berhubungan intim terasa jauh lebih enak kayaknya… Mungkin shandy adalah jawaban untukku… Aku harus cepat mengungkapkannya dan aku harap dia tidak berpikir aneh-aneh tentang diriku karena menyukai hal ini…”
[Satu minggu kemudian…]
Ashel seperti biasa bergosip dengan teman-temannya didalam kelas.
“Pagiiiiiiii, shel…” panggil temannya ketika memasuki ruang kelas.

“Pagiiii, christy…” balas ashel kepada nya.
“Eh itu… Dia kenapa belajar sendirian?” tanya christy menunjuk kearah shandy yang duduk paling belakang barisan meja didekat jendela kelas.
“Oh itu… Semester ini rankingnya selalu jelek, kapan hari dia pernah bilang kalo dia mau satu kampus nanti sama si ashel…” balas temannya yang lain.
“Hahaha… jadi begitu rupanya? naksir ashel dong?” godanya kepada ashel disampingnya.
“Ehhhhhhhh!!?” ashel tampak terkejut karena mengetahui itu dari temannya.
“Eh ty… Sini deh, mau aku bisikin sesuatu?”
“Apa? Apa?” christy mendekatkan telinganya.
“EEEEEEEEEEEEHH!! UDAH DONG!” ashel tampak malu ketika teman-temannya menggodanya.
Christy mendapat bisikan oleh teman ashel itu, “Ashel bilang sama si shandy kalo dia bakal ngasih perawannya kalo shandy dapet nilai rata-rata cukup disemua mata pelajaran sewaktu ujian sekolah berikutnya…”
“WHAAAAAAAAAAATTT!? Weh… weh… weh… Berani juga kamu ya shel…” christy menggodanya tidak percaya bahwa ashel berani melakukan taruhan seperti itu…
“Ya gak heran makanya dia mendadak rajin begitu… Cowok emang makhluk menyedihkan ya… eh tapi… kamu juga cari masalah, shel…” lanjut christy.
“Eh? Kenapa? Kok bisa?” balas ashel sambil memangku tangannya dan menjepit toketnya agar terlihat lebih besar dibalik kardigan yang dipakainya hari itu.
“Karena… Kamu emang bakat bawaan… Liat aja musek banget kan, itu belum badannya yang bikin cowo ngaceng… Makanya shandy gak bisa nolak ashel kalo ashel sendiri memang tertarik sama gituan… Hahahah” christy mentertawakan ashel
“Iiiiiiiihhhh!? ENGGAK LAH YAAAAAAA!!!” ashel berusaha membantah pernyataan christy itu didepannya.
“Apaan… Jangan boong deh, ngaku aja… Hihihihih!!!”
“Iiiiiihhh… Awas kamu yahh! ashel dengan suara khasnya yang agak cempreng itu membuat teman-temannya tertawa lepas mendengar dan melihat ekspresinya.
Sepulang sekolah, ashel mengajak shandy belajar didalam rumahnya setelah meminta ijin kepada ibunya yang sedang ada arisan sampai malam.
“Hwaaaaaaaahhh… Aku capek, shel…” shandy cukup mengantuk karena belajar sepanjang hari didalam kelas dan juga rumah ashel.
“Udahan aja belajarnya, shan… Kamu minum kopi udah berapa gelas? Jangan kebanyakan gitu ih, gak bagus buat kamu…” ashel cukup mengkhawatirkan kekasihnya yang terlalu over dalam belajar itu.
“Uuuuhhh… Maaf deh, tapi aku minta segelas lagi boleh shel?” ucapnya sambil menyerahkan cangkir kopinya pada ashel.
Ashel mengambil gelas yang diberikan shandy kepadanya setelah itu, “Brukkk…” shandy tertidur tepat didepan ashel.
“!!! (Mungkin… kalo aku kasih syarat aku akan memberikan perawanku kepadanya kalo dia dapet nilai cukup bagus itu terlalu berat baginya… Aku harusnya tahu kemampuan seseorang dalam menggunakan otaknya… Haaah… Mungkin benar aku yang mencari masalah… Aku bermaksud untuk membatasi masturbasi sampai kita selesai ujian nanti, tapi ini berat juga bagiku yang mulai terbiasa menikmati masturbasi…)”
“(Mungkin sebentar saja… Aku akan menyentuhnya sedikit… Ini bukan masturbasi selama aku tidak orgasme, kan? Aku belum bermain dengan klitorisku beberapa hari ini… Ahh… rasanya enak banget… sambil mandangin pacar aku sendiri didepan aku… rasanya kayak jarinya dia yang ngebantu aku masturbasi… hmmmpph…)” ashel mengangkang didepan shandy yang tertidur dan menggesek klitorisnya.
Cklek… pintu kamar ashel terbuka dan siapa lagi didalam rumahnya selain alif yang berada disebelah kamarnya. Ashel dipergoki alif sedang masturbasi didepan shandy.
“Ehhh! Kak alif gak diajarin ketok pintu dulu apa? (apa dia ngeliat aku ngapain barusan?)” ashel dengan cepat menutup kakinya dan berusaha tidak terlihat sedang bertingkah aneh.
“Ayolah, shel… Kamu kan saudara sendiri, apa itu penting sekarang?”
“… A~apa yang kak alif mau?”
Alif berjalan dan duduk disebelah tempat ashel duduk, “Tadi aku liat sepatunya shandy di depan. Aku rasa perlu untuk berbincang sebentar dengannya. Ternyata dia ketiduran disini? Aku rasa belajar gak cocok buat dia. Yah biarin lah, jangan dibangunin… Jadi… kalian berdua pacaran?”
“EH? K~kok… kak alif bisa tahu?”
“Aku denger dari christy, rumah dia kan deket dari sini… Aku juga ingin mendengarnya langsung darimu sendiri…”
“I~itu… bukan urusan kak alif…”
“Semenjak pacaran kamu selalu cuek sama kakak yah sekarang…! Omong-omong, shel… Tete kamu benar-benar mulai keliatan berisi yah akhir-akhir ini, kamu sadar?” alif yang lebih tinggi dari ashel menatap kearah toket ashel yang menyembul didepannya persis.
“…!? I~itu… gak lucu sama sekali… Berapa lama kak alif mau disini? Kak alif ngeganggu belajar aku aja, pergi deh ih…!!!” ashel dengan wajah merah padam mencoba membalas alif.
“Iya… Iya… sabar dong! Kan sebagai kakak tiri kamu, tentu saja aku hanya mengkhawatirkanmu… Apa kamu sudah… membiarkan shandy meremas tete kamu ini?” alif dengan sengaja meremas toket kanan ashel dengan gemasnya.
“Lihat… Cukup besar juga sampe puting kamu menonjol begini, karena kamu mungkin sengaja gak pake beha. Aku bisa ngeliatnya tegang dibalik bajumu ini… Kalo ngerasain puting kamu kenceng begini, kamu keliatan sexy deh, shel!” alif memainkan dan menyentil puting ashel dengan jarinya.
“K~kakkk… Udah… Stop… Kak alif memaksa masuk kesini tanpa permisi… Apa kak alif gak nyadar diri!? Keluar sana ihhh…!!” meski ashel menyuruh alif pergi tapi dirinya hanya diam tidak menampik tangan alif untuk segera berhenti memainkan putingnya.
“Tapi kamu sendiri selalu masuk kamarku tanpa ijin, bukan? Kamu pikir aku gak tahu? Koleksi bokep milikku sudah aku atur tempatnya, bukan? Sewaktu aku nyalain laptop, aku lihat ada film yang tidak masuk dalam koleksi milikku sama sekali. Aku langsung sadar, kamu sering pake laptop itu buat nonton bokep kan? Tapi kamu cukup bodoh dengan tidak menghapus history data yang terbuka didalam file explorernya. Jadi aku tahu betapa nakalnya dirimu…” alif mendorong tubuh ashel menyandar pada tembok kemudian alif dengan cepat membungkam mulut ashel dengan ciumannya.
“Mmmmh! Mphhh! Mmmm! Nmmm! Mmmm!” ashel dipaksa berciuman dengan kakak tirinya itu.
“Slrppp… Sluuuurrpp… Slrrrrrrppp… (Dia… dia memasukkan lidahnya kedalam mulutku…)”
“Nhahhh… Mmmm! Slurrrppp… (Ini… tidak seperti ciuman shandy sebelumnya… E… enggakkk…)” ashel merasakan alif mulai memberinya french kiss sambil meremas toketnya. Alif tidak melepaskan ashel begitu saja dengan merangkulnya dan terus memaksanya bercumbu dengannya hingga membuat dirinya terbaring diatas lantai.
“(E~enggak mungkin… Kita berdua bukan saudara kandung, tapi… ini…) Hah! Haa! Haaah! J~jangan kak… Please ihh! Shandy bisa bangun!” ashel melihat alif mulai mendekatkan jari tangannya pada tubuh bawahnya dan celakanya klitoris ashel ikut terangsang karena ciuman barusan. Celana dalamnya terlihat sedikit ada yang menonjol yaitu klitorisnya.
“Nnnn! Uuuuuhhh! Fuuuuuuuh!” Alif perlahan mendekatkan satu jarinya menuju klitoris ashel dan menggelitiknya membuat ashel tak kuat menahan desahannya.
“Sepertinya dia tidak kuat untuk bangun, keliatannya capek banget tuh gara-gara kamu paksa belajar. Hmmm, kamu mulai basah cuma hanya sedikit diremas dan berciuman saja nunjukin kalo kamu benar-benar nakal yah…”
“A~aku… aku benar-benar tidak percaya kak alif akan berkata sesuatu seperti ini… Kakak beneran bajingan! Mmmmm! Nhhhhh! Yaaaaaaaaah!” ashel berusaha membuang wajahnya ketika alif mendekatinya kembali dan memaksanya bercumbu dengan memainkan lidahnya didalam mulut ashel.
“(A~aku tidak ingin melakukan ini, tapi… ciumannya… terasa… sangat nikmat! Aku… ini sangat memalukan… kenapa aku tidak bisa melawannya?) Eeeeh… Nhaaah… Aaaaah…” ashel perlahan ikut memagut dan membiarkan lidahnya ditarik-tarik oleh alif. Alif yang tidak sabaran kemudian membuka pakaian ashel kemudian menunjukkan kedua gunung kembarnya yang bergerak bebas setelah pakaiannya lepas.
“Itu cara cowok sejati mencium seorang gadis, cukup berbeda dari yang kemarin kamu rasakan dari si shandy, bukan?” alif perlahan menggeser celana dalam ashel menyamping dan mengincar klitorisnya yang menonjol karena rangsangan tubuhnya yang menikmati sentuhan dari alif.
Alif memasukkan jari tengahnya kedalam lubang memek ashel kemudian perlahan mengocoknya, tubuh ashel secara instan membalasnya dengan mengeluarkan reaksi seperti yang biasa dia lakukan saat masturbasi sendirian. “Ahhh! Haah! Jangan kak! Ah! Mm! Mmn! Eekhh! Hhhn! Hghhh! Hff!”
Slop…Slop…Slop…Slop…Slop…Slop…
Slop…Slop…Slop…Slop…Slop…Slop…
Slop…Slop…Slop…Slop…Slop…Slop…
“(Jarinya yang besar dan juga kasar… masuk kedalam vagina aku… Kak alif… dia mengaduk-aduk bagian dalamku… I~ini tidaklah benar… Aku harus melawannya dan pergi darinya… tapi… rasanya nikmat banget tidak seperti yang biasa aku lakukan sendiri… terutama ketika kak alif meraba sesuatu didalam sana yang membuat tubuhku bergetar karenanya…) Ahhh! Jangannn… disana… jangan kak…”
“(Ini salah… Aku… pacarnya shandy… Aku seharusnya tidak membiarkan cowok lain membuatku terangsang… tapi aku sudah menahannya cukup lama… Ini enak bangeeeet! Aku… mau keluar…!)”
Alif menyedot dan menjilati puting ashel yang terbaring diatas lantai dan terus mengocok memeknya dengan jari tengahnya dibantu jempolnya menggelitik klitorisnya hingga membuat ada sesuatu dalam dirinya yang ingin meledak karenanya. “Ahh! Haaah! Akhhh! Uuuhhh! Nuuuuuuhh! Mmmmm! Nnnn! Hnnnn! Aahhnnnnn!”
Ashel tidak tahan lagi dan akan orgasme, jari-jari alif kemudian berhenti mendadak dan ditariknya. Ashel yang seketika menatap alif karena menghentikan kegiatannya dengan wajah memerah seperti kehilangan sesuatu…
“Bagaimana? Gak enak bukan batal orgasme? Ini hukuman untukmu, shel! Wanita tercipta untuk memuaskan pria… tapi kalo kamu tidak membuat mereka sadar akan hal itu, mereka akan berpikir ini hanya sesuatu yang alamiah bagi pria untuk kesenangan mereka sendiri…” alif menunjukkan jari-jarinya yang basah pada ashel karena cairan lengket yang menempel karena memek ashel bereaksi setelah lama tidak diberikan rangsangan meskipun lewat masturbasi.
“Jadi, kalo kamu ingin aku membuatmu orgasme, kamu harus puasin dan buat aku keluar duluan. Kamu sudah belajar banyak hal dari menonton video bokep bukan? Ayolah, buat aku enak dengan sepongin punya kakakmu ini…” alif membuka celananya dan mengeluarkan kontolnya dihadapan ashel yang berjongkok persis didepannya.
Ashel hanya menatap kontol alif yang cukup besar dan berurat dihadapannya itu. “(Glek… W~wow… Ini pertama kalinya aku melihat penis yang sebenarnya… Ukuran dan juga aromanya… mengagumkan…)” ashel bisa mencium aroma kejantanan pria keluar dari bawah sana. Ashel terdiam kaku menatap lurus kearah kontol alif yang sesekali berdenyut dan bergerak seperti memanggilnya didepannya saat itu, tubuhnya seperti bereaksi dengan sendirinya karena panggilan itu.
“(Aku… benar-benar akan memasukkan ini kedalam mulutku…? Ini terlihat menakutkan, tapi…)” ashel dengan ragu mendekatkan kepalanya dan mencoba menyepong kontol alif.
“(Wow… I~ini benar-benar keras… Ummm… Aku hanya perlu menggerakkan kepalaku seperti ini kan, dan…)” ashel membuka mulutnya dan memasukkan kepala kontol alif perlahan.
Ashel yang memang pertama kalinya menyepong kontol pria salah membenturkan giginya pada kontol alif dan membuatnya mengerang, “Awwwww… Hati-hati dong sama gigimu, shel! Aku rasa aku harus melatihmu dulu bagaimana cara menangani penis, huh?” alif menarik kembali kontolnya dimana kepalanya sudah separuh masuk kedalam mulut ashel dan kemudian menamparkannya pada pipi ashel.
Alif membimbing ashel dengan menarik kepalanya dan menyodorkan kontolnya untuk kembali masuk kedalam mulut ashel. “Buka agak lebar ketika itu sudah masuk didalam mulutmu dan hati-hati jangan sampe kena gigi dan setelah itu basahin sama liur kamu…”
“Mmmphhh… Slrrrpp… Slllrrrrppp…” ashel mengikuti arahan alif dan perlahan tubuhnya terbiasa dan bergerak dengan sendirinya. “(Aromanya ini… perlahan mengisi mulutku…)”
“Buka agak lebar lagi, setelah aku tarik keluar, aku akan masukinnya lagi sekaligus…” alif perlahan menarik keluar kontolnya dan memegangi kepala ashel sebelum menghentakkan kontolnya sekaligus hingga membuat ashel tersedak karena dipaksa melakukan deepthroat pertama kalinya.
“Gimana? Tenggorokanmu berkontraksi dengan sendirinya? Rasanya udah kayak otot vagina sekarang…!”
“Mmmbbhhh!!! Uugggh! Eeeeekkh! Mmmphhh! (Tangannya dan juga penisnya membuat kepalaku terpaku tanpa bisa bergerak… A~aku… tidak bisa bernafas dengan benar… tapi… itu membuatnya makin terasa nikmat… Aku bisa-bisa keluar cuma diginiin…)” tubuh ashel bergetar pertama kalinya deepthroat, tubuh bagian bawahnya bergerak tak tentu arah kemudian ashel menekan tubuh bagian bawahnya dan menembakkan orgasmenya.
Crrrrrrttt… Crrrrrrttt… Crrrrrrttt…
Crrrrrrttt… Crrrrrrttt… Crrrrrrttt…
Ashel orgasme dan membasahi lantai kamarnya.
“Apa-apaan ini? Aku berusaha mengajarimu dan kamu tidak bereaksi apa-apa! Terserahlah, aku akan ngelakuin apapun yang ingin aku mau juga kalo gitu…” alif menekan kepala ashel dan memaksanya menyepongnya lagi.
“HHHNN! MMMMPH! UGHHH! EEEEKKKK! MMMMMH! HNNNMMM! (Dia kelewat kasar… Aku… kesulitan bernafas karena penisnya… Pria lain… memakai diriku untuk kesenangannya sendiri didepan pacarku…)” ashel yang berusaha bernafas memukul kaki alif dan juga menendang lantai untuk segera dilepaskan.
Alif terlalu senang mengerjai adiknya itu, alif memutuskan untuk mempercepat genjotannya pada mulut ashel dan akan ejakulasi didalamnya. “UUUUUHHH… AKU KELUARIN DIDALAM MULUT KAMU YAH SHELLLLL…!!!”
PLOK…PLOK…PLOK…PLOK…PLOK…PLOK…
PLOK…PLOK…PLOK…PLOK…PLOK…PLOK…
“OHOKKK… OHOOOOOKK… MMMM… MMMMMPPHH… UUUUUUUUHHH…” ashel meremas kulit paha alif memintanya melepaskan dirinya karena kesulitan bernafas ditambah alif yang mulai mempercepat genjotannya, ashel meresakan denyuta yang tidak biasa pada mulutnya.
CRRRRRROOOTTTT…
CRRRRRROOOTTTT…
CRRRRRROOOTTTT…
Ashel dipaksa meminum sperma alif meskipun dirinya berusaha mendorong tubuh alif akan tetapi karena alif memegangi kepalanya, ashel harus merasakan hal itu untuk pertama kalinya. “Hmmmmphhhh… Hhmmmmmmmpppphhhh… (Aku… menelan… sperma kak alif… aku… tidak menyangka itu sangatlah kental…)”
“Mmmm… Uugghhh… Pwaaaaahh… Glekkk…” ashel menelan sperma alif agar tidak tersedak disaat bersamaan alif menarik lepas kontolnya dari mulut ashel. Ashel yang membuka mulutnya memperlihatkan banyaknya sperma alif yang tumpah didalam mulutnya.
“Baiklah… Aku rasa kamu sudah melewati tes ini sekarang… Sekarang, merangkak dengan kedua tangan dan juga kedua lututmu dan memohon… Kalo kamu melakukannya dengan cukup baik, aku akan mempertimbangkan untuk menidurimu saat itu juga.” alif berdiri dan menyilangkan kedua lengannya dan berdiri dihadapan ashel yang berada dibawahnya persis.
“Uhukk… Uhukk… O~okeeee…” ashel memegangi tangannya merasa ragu dengan apa yang didengarnya barusan dan memutuskan mengikuti perintah alif padanya.
Ashel menungging perlahan dan memutar tubuhnya menunjukkan pantatnya kearah alif. “P~pleaseeee… M~masukin…” dengan malu-malu ashel memainkan otot tubuh bawahnya untuk menarik perhatian alif.
“O~oh iya… dan… pastikan kak alif pake k~kondom yah… A~aku punya beberapa kondom didalam casing ponselku…” ucap ashel tak disangka diusianya sekarang ashel cukup mahir tentang semua hal yang berhubungan dengan seks. Bahkan kondom yang dia miliki adalah pemberian kakak seniornya yang sudah masuk perguruan tinggi.
Alif mencari ponsel ashel dan membukanya, ternyata benar ashel menyimpan sebuah kondom didalamnya ketika alif mencarinya. “Boleh juga kamu, shel. Mikirin sampe segitu jauhnya padahal kamu belum menikah. Itu membuatku merasa lebih baik karenanya… (Dasar… Yah kurasa dia memiliki beberapa alasan kenapa dirinya memiliki ini, terserahlah setidaknya aku bisa menyetubuhinya untuk pertama kalinya sebagai “saudara”nya.)” alif mengeluarkan kondom itu dan memegangnya.
Alif mengeluarkan ponselnya dan merekamnya ketika memakai kondom dan menggesekkannya diantara pantat ashel yang menungging didepannya. “Sorry ya, shan… Tapi biarkan aku mengambil perawannya terlebih dahulu…”
“(M~maafin aku, shan… Aku… hanya tidak bisa menghentikan diriku sendiri… Tapi… jangan khawatir, meskipun aku tidak bisa memberikanmu milikku untuk pertama kalinya… tapi… kamu lah satu-satunya untukku…)”
“Aku masukin sekarang yah, shel!!!” alif bersiap menekan kontolnya yang tepat didepan lubang memek ashel untuk masuk kedalamnya.
Alif mendorong kontolnya perlahan…
“Hyaaaaahhh! Ah… Nnn… Uuggghhh… (Itu… masuk…? Rasanya… lebih panas dari sebelumnya…)” mata ashel terbelalak merasakan pertama kalinya dirinya merasakan kontol asli masuk kedalam memeknya.
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Alif mengarahkan kamera ponselnya tepat diantara bongkahan pantat ashel ketika satu tangannya meremas pantat ashel dan membukanya sedikit untuk memperlihatkan lubang anusnya. “Wah, vagina kamu bisa menelan masuk semua penisku. Mantap dan juga rapat yah… Aku bisa ngerasain gundukan didalam sini setiap kali aku mencoba menariknya… dan juga sensasi memaksa otot vagina kamu untuk membuka lebar ketika aku memasukkannya lebih dalam… gak ada yang bisa ngalahinnya…!”
“(Uhhh… Penisnya yang besar dan keras itu menggesek didalam vaginaku setiap kali dia bergerak… Seks… rasanya benar-benar menakjubkan!)” ashel terus berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya dengan bertumpu pada telapak tangan dan juga lututnya ketika alif menggenjotnya dengan kencang.
“PLAK!!!” alif menampar pantat ashel dengan keras.
“Aaaaaah…”
“Kamu suka diginiin, kan?” alif melanjutkan tamparannya dan membuat pantat ashel memerah karenanya.
PLAK… PLAK…
PLAK… PLAK…
“Aaaahh… S~stoooooop… K~kalau kak alif… membuat suara yang keras, nanti shandy bakal bangun…” ashel cukup mengerti suara tamparan alif sangat keras dan bisa membuat suara yang terdengar tanpa sengaja oleh shandy yang tidur disamping mereka.
“Uppsss… Sorry deh… Pantat kamu seksi sih, shel… Aku senang memiliki saudara tiri yang sangat perhatian sama pacarnya…” ucap alif sambil terus merekam tubuh indah ashel dalam ponselnya.
“Kamu tahu, desahanmu lebih keras dari suara ketika aku menampar pantatmu loh… Aku tahu seberapa mesumnya dirimu… Kamu sebenarnya ingin seseorang untuk melihat betapa kotornya dirimu, bukan?”
“B~bukan… A~aku… tidak se… seperti itu…”
“Oh iya, asal kamu tahu sebelum aku lupa… Aku sudah mengolesi cangkir yang ada didalam rak dapur dengan obat tidur… Aku tahu kamu bukan peminum kopi seperti shandy, jadi ini kesempatan bagus karena kamu sering mengajak shandy kemari dengan menggunakan alasan meminta ijin kepada ibu untuk belajar bersama tapi kamu punya niat lain bukan?”
“Bagaimana bisa kak alif…?”
“Lagipula ibu baru kembali nanti malam, mungkin agak larut juga, jadi bebasin aja kamu mendesah semau yang kamu mau, shel!” alif menarik lengan ashel kebelakang dan menahannya.
“Ooooooh… Haaah… Hah… Aaah… Hnghhhh… Aaaah… Ahhh…” ashel mendesah makin keras.
Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…
Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…
“Apa ini, shel? Kamu tadi nyuruh aku gak bersuara kenceng, tapi kamu sekarang mendesah seperti tidak ingin menyembunyikannya…”
“Maaf kalo aku bilang begini sementara kamu bersenang-senang menikmati genjotan dariku, tapi aku berbohong tentang obat tidur tadi. Kamu mungkin bisa saja membangunkan shandy ketika mendesah seperti “pelacur” seperti itu…”
“Ahh… Aah… Ah… Uuhh… Hnuuuuuuhhh!!! (G~gak mungkin bener kan?)” ashel terkejut dengan pernyataan alif kepadanya.
“Woahh! Kamu bener-bener lebih menjepit sekarang! Vaginamu benar-benar seperti menyedot penisku… Apa kamu mengerti sekarang bagaimana mesumnya dirimu sekarang?”
“Sebenarnya, obat tidur itu sungguhan… atau bukan? bagaimana menurutmu?”
“(Dia tahu semua rahasiaku… Dia juga memperlakukanku seperti mainan baginya…)”
“Vaginamu seperti mengejang sekarang, bikin aku mau keluar saja…”
“(Enggak… Aku bakal keluar didepan shandy… Tepat… didepan shandy… aku bakal…)”
“Ini rasain semprotan pertama buat kamu…!”
Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…
Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…Plok…
Crrrrrrooootttt…
Crrrrrrooootttt…
Crrrrrrooootttt…
Tubuh ashel yang bergetar menikmati kedutan kontol alif yang sedang ejakulasi didalam tubuhnya meski mengenakan kondom. Sensasi pertama baginya yang membuatnya menginginkan agar seandainya kondom itu tidak dipakai pasti perutnya sudah penuh dengan sperma hangat milik alif untuk pertama kalinya.
“Ngelihat bagaimana vagina kamu bergetar dalam kenikmatan, aku bisa bilang kalau kamu orgasme cukup banyak, bukan? Itu terasa masih menjepit penisku dan berusaha memeras spermaku keluar…” alif menarik lepas kontolnya keluar dari dalam memek ashel akan tetapi kondomnya tersangkut didalamnya.
“Hahaha… Vaginamu saking sempitnya bisa menjepit kondomnya dan sekarang menggantung disana… Oh iya, kita perlu bicara sepertinya dengan pacarmu si shandy…” alif mendorong tubuh ashel yang terbalik dengan kondom yang menggantung kearah wajahnya dan sperma alif turun perlahan mengenai wajah ashel.
“Hei shan… Pacarmu ini baru saja belajar memeras sperma cowok lain dengan vaginanya untuk pertama kalinya.” ucap alif sambil merekam kegiatan mereka dan posisi ashel yang memalukan pada ponselnya.
“J~j… jangan… kak…” ashel mencoba menolaknya ketika alif mengarahkan kameranya pada saat mendorong ashel dan pantat dan punggungnya mengarah membentuk sudut 90 derajat.
“Hmmm… Ini benar-benar gak mau lepas yah?” alif menarik kondomnya yang tersangkut didalam memek ashel.
PLOP…
Alif berhasil menarik kondom itu keluar dan menunjukkan pada ashel dibawahnya. “Wah… wah… liat ini, shel! Kalo gak ada kondom ini, kamu pasti bakalan hamil nantinya…”
“Oohhh… V~vagina aku… (Vaginaku terus saja berdenyut… jadi ini rasanya seks itu…)”
Ashel yang merasakan kontol alif menggesek diantara lubang anus dan memeknya, membuat tubuhnya kembali bergetar dan otot-ototnya berdenyut. Kemudian alif membalik lubang kondom itu mengarah pada mulut ashel yang berada dibawahnya, lelehan sperma miliknya turun masuk kedalam mulut ashel. “Vaginamu masih saja berkedut, sepertinya kamu masih menginginkan penisku ini untuk masuk lagi kedalam vaginamu…”
“Benarkan? Ayo, katakan dengan jelas!” alif mendorong sisa sperma yang menempel pada memek ashel hingga semuanya tumpah didalam mulut ashel.


“Ahhh… Aaah… A~aaahu… haaaauuuuu!” balas ashel dengan mulutnya yang penuh sperma hingga ucapannya tidak begitu jelas terdengar.
“K~kita masih punya sisa kondom kan, jadi…” ashel melanjutkan omongannya setelah berhasil menelan ceceran sperma alif dan menutup wajahnya sedikit dari kamera ponsel alif.
“Iya aku tahu… Aku akan memakainya lagi…” alif mengambil satu bungkus kondom lagi dari dalam casing ponsel ashel.
“Oke, shel… Udah aku pasang… (Oke… Membuatnya berpikir aku sudah memasang kondom itu dan kemudian memaksanya berhubungan seks tanpa pengaman… Benar-bener membangkitkan gairahku akan fantasiku terhadap adik tiriku sendiri… Membayangkan dirinya aku hamili dan melahirkan anakku sebagai saudaranya membuatku sangat terangsang karenanya…)” alif tersenyum sambil melempar kondom itu kebelakang punggungnya dan berbohong kepada ashel yang menutupi wajahnya tidak menyadari alif berniat mempenetrasinya tanpa menggunakan kondom sama sekali.
“Aaah… Itu… Masuk lagiiiii… Uuuuuhhhh…” ashel melenguh ketika alif kembali memasukkan kontolnya kedalam memeknya.
“HNGGGGGGGGHHHHH…!!!” alif memaksakan dengan menekan seluruh batang kontolnya masuk.
“Ooooohhh… Huuuuuuuhhhh… (Ini… ini bahkan… lebih enak dari sebelumnya…)” ashel merasakan kenikmatan bercinta yang sesungguhnya ketika alif diam-diam mempenetrasinya tanpa kondom, kenikmatan kulit bertemu dengan kulit meski nanti ashel mengetahuinya bahwa sesungguhnya ashel menikmati diperkosa oleh kakak tirinya sendiri.
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…
Alif memegang kedua pergelangan kaki ashel dan menjaga postur ashel tetap menekuk ketika alif mulai menaikkan tempo genjotannya. “Kamu tahu, shel? Kalau shandy bangun sekarang, dia akan berada paling depan ketika melihat penisku keluar masuk kedalam vaginamu…”
“Aahhh… J~jangan… Kalau shandy… melihatku seperti ini… Ahhh… Hahhh… Nhhaaah… Haaaaa…”

“Apanya? Mulut atasmu dan juga mulut bawahmu ini terlihat berbicara berbeda satu sama lainnya… Aku akan memberimu hadiah karena mulut bawahmu ini yang sudah berkata jujur, kamu tahu penisku sangat senang mendapat servis dari vaginamu sekarang…” alif terus menusuk kontolnya kedalam memek ashel dan membuat ashel melolong menikmati kegelian didalam memeknya.

“Hnnnn! Nnnnn! Hnnnn! Hnghhhh! Haaaah! Ohh! Oooooh!! (Dia… dia mengaduk-aduk bagian dalam vaginaku… dengan penisnya…)”
“Rasanya kamu bakalan keluar lagi habis ini… Mungkin aku lebih baik menghentikan ini jadi pacarmu tidak melihat cowok lain membuat pacarnya orgasme karenanya, meski jika kamu tidak peduli sekali pun, aku bakal tetap menyetubuhimu sampai kamu keluar…”
“Aaaah… J~jangaaaaan… Kaaaaaak… (V~vaginaku… sudah diambang batasnya… Aku benar-benar ingin keluar… kalau dia berkata seperti itu…)” ashel memohon kepada alif.
“A~AKUUUU… E~ENGGAK PEDULIIIII… AKU GAK PEDULI KALAU SHANDY MELIHATKU… AKU HANYA INGIN KELUARRRRRRRRRRR…!!!” teriak ashel pada alif.
“BAIKLAH KALAU ITU MAU KAMU, SHEL! AKU AKAN BERIKAN APA YANG KAMU INGINKAN…!” alif membuka lubang anus ashel dengan kedua jempolnya ketika menggenjotnya.
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…Plak…
Alif menggenjot ashel dengan bersemangat dan tak sampai 10 menit berselang, alif mengerang pertanda dirinya akan ejakulasi. “Nngoooooooooohhhh!!! KELUAAAAAAAAARRRRR!!!” Alif menumbuk dengan sisa nafsunya kemudian menembakkan sperma yang tersisa didalam memek ashel.
Croooooooooottttttt…
Croooooooooottttttt…

“NHHHHHHHHHHHH…!!! S~SPERMA… KAK ALIF… HGHHHHHHHHHH… M~MASUK KEDALAM TUBUHKUUUU…!!!” ashel yang berada dibawah kaki alif dengan posisi terbalik itu melihat denyutan pada skrotum alif dan otot-otot disekitar tubuh bawah alif berkontraksi ketika ejakulasi. Ashel merasakan pertama kalinya dirinya merasakan hangatnya sperma pria didalam liang memeknya dan membuat perutnya merasa hangat dan tubuhnya merasakan kenikmatan yang tidak dirasakannya sebelumnya.
Alif menarik keluar kontolnya dari dalam memek ashel, “Fiuuuuuuuhhh… Mantap bener deh, shel…!!!” belum lama setelahnya, tubuh ashel kembali bergetar dan membuatnya menyemburkan cairan orgasmenya sekali lagi.
“Woaaaahhh! Kamu orgasme lagi yah, lihat cairan milikmu itu… Nyipratin ke lantai kamarmu dan juga sedikit ke meja…! Betapa seksinya vaginamu memberikan reaksi ketika pasangannya lepas dari dalam sana… Heheheheh!!!” alif terkekeh melihat reaksi tubuh ashel yang tidak bisa berbohong dari pikirannya.
“Ngeliat kamu sangat menikmatinya, kamu bakal sibuk membersihkan kamarmu dari sisa orgasmemu ini nantinya, jadi biar aku bantu kamu ngebersihin vaginamu…” alif menyeka memek ashel dengan tisu diatas meja.
Setelah puas mengerjai ashel, alif berdiri dan membetulkan celananya kemudian pergi meninggalkan ashel yang tergeletak diatas lantai.
“Gak nyangka bisa nidurin pacar cowok lain apalagi itu saudara sendiri rasanya bisa sangat menyenangkan seperti ini… Nunggu kesempatan seperti ini cukup berharga juga, sekarang aku bakal kembali ke kamar. Kalau kamu kesepian, kamu bisa datang ke kamarku kapanpun kamu mau…”
“Haaah… Hah… Heeeh… Aaaah… (S~shan… m~maafin aku… aku terlihat seperti cewek nakal…)” ashel yang terbaring diatas lantai mendongak keatas langit-langit berusaha mengatur nafasnya.
Satu jam kemudian…
“Uuuuuh… Ah, aku ketiduran? Eh? Buku tulisku basah?” ucap shandy sambil menyeka matanya yang lengket dan berat untuk terbuka.
“Eh… U~udah bangun shan? K~kamu masih mau belajar?” ucap ashel yang duduk didepannya sambil berpura-pura tidak terjadi apa-apa setelah membersihkan kamarnya yang sedikit berantakan karena ceceran cairan orgasmenya. Beruntung shandy bangun cukup lama sehingga ashel mempunyai waktu untuk membersihkan kamarnya.
bersambung…