
Nur Herlina As-Syifa (Season 2) – Flashback
Cerita Seks Jilbab Cantik
POV Lina
“Ahh…. Akhh…. Haduhhh….. Enakh.. Pakk.. Ahh…..”
Dengan ini ku rasa kehidupanku mulai berubah. Awalnya ku rasa kesetiaan adalah hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih pendidikan agama yang ku dapat membawaku jauh dari segala maksiat.
Dulu yang ku pahami persetubuhan dihalalkan untuk pasangan yang sudah menjalin ikatan suci pernikahan, namun pemahamanku perlahan memudar dan hilang terkalahkan oleh nafsu.
Tidak pernah ku sangka diriku akan berselingkuh. Jangankan untuk berselingkuh, memperlihatkan lekuk tubuhku saja diriku malu. Tetapi itu dulu. Semua berubah karena rasa nikmat luar biasa yang ku rasakan. Rasa nikmat dari persetubuhan dua insan.
Berawal dari kenikmatan yang ku dapatkan secara halal dari suamiku. Namun karena nafsuku yang menggebu, kenikmatan yang ku dapatkan darinya selalu terasa kurang. Hingga berjalannya waktu tak ku sangka kenikmatan yang ku inginkan dapat ku raih dari orang yang tidak seharusnya menjamah tubuhku. Pak Manto, dialah pria yang tidak seharusnya memberikan kepuasan seksual untukku. Namun tak dapat ku pungkiri kenikmatan yang tak ku dapatkan dari suamiku saat ini sedang ku dapatkan bersama pak Manto pembantu suamiku.
“Akhh… Pakk.. Ahh…. Sakit pakhh… Ahh…” Racauku menerima tusukan penis pak Manto yang sedang menghujam kemaluanku.
Seketika ku rasakan tempo tusukannya melambat. Ku rasa karena pak Manto mendengar keluhanku yang merasa sakit. Namun di balik rasa sakit itu, diriku mulai merasa nikmat ketika pak Manto sedikit melambatkan goyangan penisnya pada kemaluanku.
“Emphhh…. Ahh… Enak pak ahh….” Desahku merasakan kenikmatan.
“Aghh…. Pak ahh… Sakit..” Rengekku lagi ketika secara tiba-tiba pak Manto menghujamkan penisnya dalam-dalam menembus rahimku.
Tak ada gerakan setelah itu. Sepertinya dia memberiku waktu untuk beradaptasi. Perlahan tapi pasti ku rasa gesekan kembali terjadi antara dinding rahimku dengan penis pak Manto. Dan Ahh… Terasa sangat nikmat.
“Ahh…. Ohh… Enak banget non memeknya. Gak nyangka banget bapak bisa ngentotin non Lina sekarang. Ngejepit banget memeknya non ahh…” Ucap pak Manto merasakan kenikmatan atas gesekan kelamin kami.
Masih tak ku sangka bahwa saat ini diriku sedang bersetubuh dengan pak Manto yang usianya hampir sama dengan orang tuaku sendiri, terlebih dia hanyalah pembantu keluarga suamiku. Berawal dari secara tidak sengaja ku ketahui pak Manto sedang masturbasi, hingga ku pamerkan tubuh dan aset pribadiku, lalu kami masturbasi bersama dan sekarang pak Manto sedang menyetubuhiku dengan kemaluannya yang perkasa untuk seorang yang sudah lanjut usia.
“Akkhhh… Iya pak. Akuhh.. Ahh… Aku juga enak pak emhh… Penis bapak enak banget ahh… Penuh vaginaku ahh…” Ucapku membalas desahan pak Manto.
Memang awalnya terasa sangat menyakitkan, namun lambat laun kemaluan besar ternyata terasa sangat nikmat. Terasa padat di dalam kemaluanku hingga seluruh sisinya terasa bergesekan.
Berbagai perbedaan di antara kami seperti status, fisik dan lainnya sudah tidak ku pedulikan lagi. Hingga ku tarik wajah Pak Manto yang sudah menua dan kamipun berciuman tenggelam dalam nafsu. Sepertinya Pak Manto juga sangat bernafsu, terasa ketika bibir kami bertemu setiap cumbuannya begitu bernafsu dan gerakan pinggulnya juga semakin semangat membuat gesekan kemaluan kami terasa semakin nikmat.
“Akhhh…. Akhhh… Ahhh…..” Diriku mengejang menyambut orgasme ku yang kedua kalinya. Memang sensasi bersetubuh dipadukan dengan berciuman memberikan rasa yang lebih. Namun sayangnya wajah Pak Manto tidaklah tampan, lain dengan mas Hendra.
Rupanya pak Manto belum puas dengan persetubuhan ini. Karena lain denganku yang sudah dua kali klimaks, pak Manto justru masih menyimpan utuh benih-benihnya. Ku harap pak Manto tidak melepaskan jutaan spermanya ke kelaminku. Walau ku akui sangat nikmat bersetubuh dengan pak Manto, tapi untuk keturunan tentunya diriku ingin memiliki hasil dariku dan suamiku mas Hendra.
Dibaliknya tubuhku oleh pak Manto, dan diangkatnya pinggulku. Blesshh…. “Akhh….” Kembali desahan keluar dari mulut kami. Persetubuhan dengan pak Manto pun berlanjut.
Tak ingin menyia-nyiakan payudaraku yang menggantung, pak Manto mulai meremas payudaraku dengan kedua tangannya. Akhh… Ini sangat nikmat.
“Hahhh… Hah.. Bapak mau sampai non uhh…” Ucap pak Manto setelah hampir satu jam kami bersetubuh.
“Jangan di dalem pak, aku khawatir. Pakai tangan aja ya keluarinnya ahh…” Ucapku mencegah pak Manto menghamiliku.
Plopp…. Suara kemaluan pak Manto terlepas dari kemaluanku. Pak Manto berpindah posisi di sampingku yang sudah sangat lelah karena sudah dua kali orgasme. Ku kocok kemaluan perkasanya dengan sisa tenaga yang ku punya hingga akhirnya. Crottt…. Crrroottt…. Crott…. Ahhh…. Pak Manto menembakkan spermanya ke tubuhku hingga ada yang mendarat di payudaraku.
Terlihat senyum puas kemenangan dari pak Manto. Mungkin momen seperti saat ini tidak pernah terbayang di benaknya, dan tentunya akupun tidak pernah terbayang akan bersetubuh dengan pembantu suamiku ini yang usianya sudah menua.
Seketika pak Manto mendekat dan mencium pipiku. Mungkin karena terbawa suasana dan senang atas kepuasan yang ku capai, ku tarik wajahnya dan kamipun berciuman kembali.
“Aku kembali ke kamarku ya pak, khawatir mas Hendra curiga dan tau hihi” Ucapku pada pak Manto. Walau diriku dan pak Manto sudah tau bahwa suamiku tidak masalah jika kami melakukan hal mesum, namun masih ada rasa khawatir dan takut kalau ternyata suamiku tidak setuju jika kami sampai bersetubuh.
“Hehe iya non. Makasih ya non, bapak bener-bener puas non bisa ngentotin non Lina yang luar biasa” Ucap pak Manto tersenyum sangat puas.
Sesampainya di kamarku, ku lihat mas Hendra masih tertidur dan diriku juga tertidur di sisi suamiku.
__________
POV Hendra
Hoamm… Ketika ku terbangun ku sadari diriku sudah tidak berbusana di bagian bawah dan istriku terlihat tidur tanpa sehelai benangpun dengan adanya sperma di tubuhnya.
Diriku teringat akan apa yang baru saja terjadi. Hal luar biasa dalam rumah tanggaku dimana ku lihat istriku sedang dijamah oleh pak Manto. Luar biasa mengingat bagaimana pak Manto menyentuh payudara indah istriku dan memainkan putingnya. Ahh… Mengingat itu membuat penisku menegang kembali.
Ku lihat pak Manto berjalan melewati kamarku, segera ku hampiri pak Manto.
“Habis mandi pak?” Tanyaku pada pak Manto. Senyum merkah tak terhindarkan mengingat apa yang baru saja istriku dan pak Manto lakukan. Sesenang itukah diriku?
“Ehh den Hendra, iya den hehe” Terlihat ada raut wajah cemas pada pak Manto. Mungkin dia masih merasa sungkan padaku karena telah menjamah tubuh istriku di depanku tadi.
Ku putuskan untuk membangunkan istriku agar kami mandi bersama. Walau kemaluanku terus mengeras mengingat apa yang terjadi, tetapi kami tidak bersetubuh di kamar mandi. Hanya mandi selayaknya suami istri mandi bersama dan saling membasuh satu sama lain. Ku rasakan rasa sayangku pada istriku semakin menggebu.
Setelah mandi kami bertiga berbincang bersama di ruang tengah. Pak Manto merasa sangat senang atas apa yang terjadi, begitupun istriku yang terlihat dari senyumnya ketika ku goda atas kejadian tadi. Kalau diriku tidak perlu ditanya, karena inilah yang ku mau.
“Tadi bapak penetrasi ke istriku gak?” Tanyaku pada pak Manto.
__________
POV Lina
Aku cukup terkejut atas pertanyaan suamiku. Ada rasa khawatir akan jawaban pak Manto.
“Engga den, tapi saya tadi ngecrot di tubuh non Lina hehe. Gak apa kan den?” Jawab pak Manto. Huhh… Syukurlah pak Manto mengerti kekhawatiranku. Dari pertanyaan suamiku sepertinya dia hanya ingin pak Manto menjamah tubuhku tanpa adanya proses penetrasi kelamin kami.
Setelah apa yang terjadi benar saja sangat terasa perhatian dan kasih sayang suamiku semakin meningkat.
Malam harinya suamiku menanyakan padaku “Bagaimana yank tadi main sama pak Manto?” Ucapnya dengan senyum sangat bahagia.
Kalau dipikir-pikir memang suamiku ini sangat aneh. Setahuku laki-laki lain malah akan berusaha untuk berselingkuh agar dapat merasakan lebih dari satu tubuh wanita, tetapi kenapa dia justru malah ingin memberikan tubuhku untuk dilihat dan disentuh lelaki lain?
Apakah memang ini suatu kelainan cara berpikir? Atau mungkin alasan saja agar suamiku bisa mendapat persetujuanku untuk bersetubuh dengan wanita lain? Atau mungkin karena suamiku sudah bosan denganku? Hemm… Atau diriku sudah tidak cantik dan menarik lagi di matanya?
“Enak mas aku sampai dua kali keluar” Jawabku jujur.
“Tapi kasihan ya kamu gak sampai masukin kelamin? Haha” Ucapnya diselingi tawa.
Seandainya suamiku tau yang sebenarnya, apakah dia masih bisa tertawa setelah mendengar jawabanku? “Iya mas, mau bangunin kamu tapi kamu malah tidur. Tapi tetep puas soalnya aku sampai dua kali keluar kan hihi”.
“Haha yaudah kalo gitu kalo nanti kamu lagi pingin dan aku gak sempet minta aja sama pak Manto yank” Ucap suamiku.
“Engga apa-apa mas?” Tanyaku meyakinkan lagi.
“Iya sayangku” Jawabnya sambil mengecupku.
Malam itupun kami langsung tidur tanpa adanya persetubuhan seperti biasanya.