
Nur Herlina As-Syifa (Season 2) – Ep 5
Bokep Indonesia Jilbab Seks
Ku ambil bantal sofa untuk menutupi tubuh telanjangku yang hanya terbalut pakaian dalam. Namun saat hendak menutupi tubuhku, Tiba-tiba saja Indra mencegahku “Ehh gak boleh curang lah, masa ditutupin?”.
“Ihh… Itu aja Reza boleh kok” Ucapku membela diri.
“Buka za” Perintah Indra. Dan dengan berat tangan Reza mengangkat bantal yang menutupi selangkangannya yang hanya terbalut celana dalam saja. Hingga kini aku bisa melihat celana dalam Reza yang terlihat semakin tercetak kemaluannya yang sudah ereksi.
“Biasa aja oyy liatinnya haha” Ucap Indra menyadarkanku.
“Ihh… Engga kok. Kok tiba-tiba jadi gak boleh? Curang ihh” Ucapku kesal, namun tetap ku turuti. Bahkan kali ini selimut yang menutupi tubuhku juga ku lepas karena sudah mulai terbiasa dengan dinginnya udara puncak.
Terlihat Roni duduk dengan agak gelisah dengan tatapan tak lepas dari tubuhku. Padahal dia sudah pernah melihat foto tubuhku yang tidak sengaja ku kirim hihi.
Permainan berlanjut dan masih dengan kesombongannya Indra berkata “Makanin pion gua terus dong biar gua kalah”. Mendengar hal itu tentu aku yang memang sangat mengincar Indra berusaha agar dia yang kalah. Tak apa aku bukan posisi pertama, yang penting Indra harus kalah dan telanjang dengan perut besarnya. Rupanya Roni dan Reza juga demikian mengincar Indra hingga akhirnya Indra kalah di ronde ini. Yess… Rasakan itu Indra.
Namun tidak ada wajah kesal darinya. Dengan santainya Indra langsung berdiri dan diluar dugaanku dia meloloskan celananya dan bukan bajunya terlebih dahulu. Dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata Indra tidak memakai celana dalam hingga terpampang jelas kemaluannya di hadapan kami bertiga.
“Iihh….” Jeritku sambil menutup wajahku dengan tanganku.
“Wah gokil lu Dra langsung pamer kontol” Ucap Reza terkejut atas perbuatan temannya sendiri.
“Ayo lanjut lagi” Ucap Indra santai.
Aku masih enggan untuk melepas tanganku dari wajahku. Namun mereka tetap memaksa untuk melanjutkan permainan, hingga mau tidak mau ku lepas kedua tanganku dari wajahku. Awalnya aku agak membuang wajah dan pandangan dari arah Indra, namun ucapan Indra seakan-akan menghipnotisku.
“Ngapain sih pake buang muka gitu Lin? Santai aja kali. Kaya belum pernah liat kontol aja haha. Lagian gua aja liatin tubuh lu terus, lu juga santai aja kalo mau liat punya gua” Ucap Indra.
Akhirnya ku beranikan melihat ke arahnya sejenak, dan bagai auto fokus pandanganku langsung melirik ke arah kemaluan Indra yang terpampang jelas. Dan seketika rasa maluku hilang begitu melihat ternyata penis Indra sangatlah pendek hahaha. Rupanya nafsunya saja besar, tapi kemaluannya kecil hihi. Diameternya memang lebih besar dari milik mas Hendra, tapi untuk panjangnya mungkin hanya setengah dari milik mas Hendra. Kalau dibandingkan dengan penis pak Manto sudah pasti sangat berbeda jauh.
Jujur saja kondisi saat ini membuat libidoku naik. Bagaimana tidak? Aku seorang istri pria tampan, anak dari pemuka agama di kampungku sedang bertelanjang dengan teman-teman semasa SMA ku. Bahkan ada yang sudah memperlihatkan kemaluannya secara terang-terangan. Jujur saja ada rasa penasaran bagaimana jika kami semua sudah telanjang tanpa busana sehelaipun dan dilanjut tidur bersama. Aku sudah pasrah jika memang akan kalah lagi dan menanggalkan semua dalamanku. Bahkan mungkin sebenarnya aku menginginkannya.
Di permainan selanjutnya ini aku kembali kalah. Dan anehnya justru aku malah merasa senang. Seakan-akan semua dalam diriku sudah berubah.
Tunggu dulu, berarti aku harus memperlihatkan payudaraku dan putingnya tanpa penutup apapun? Ahh… Kenapa ku rasa gatal di kemaluanku, apakah aku jadi terangsang atas pikiranku ini?
Benarkah aku harus memperlihatkan puting payudaraku kepada teman-temanku ini? Bagaimanapun kesepakatan permainan sudah dibuat, lagipula aku rasa aku juga menginginkan ini.
Semua terdiam melihat ke arahku. Sepertinya mereka sangat menunggu moment ini. Pandangan mata mereka membuatku bangga akan diriku. Sebagus itukah tubuhku? Secantik itukah aku?
Perlahan ku mulai gapai pengait bra yang terletak di belakang punggungku. Tiba-tiba saja Reza menawarkan bantuan untuk membukanya. Hmm… Ku rasa boleh juga untuk menggoda Indra. Pasti dia akan merasa kalah dari Reza hihi.
Ku jawab tawaran Reza dengan anggukan dan senyuman. Segera Reza bangkit dari duduknya ke belakangku. Dibukanya kait bra yang ku gunakan hingga terasa melonggar. Tidak hanya itu, ternyata Reza juga curi-curi kesempatan menggesekkan penisnya yang hanya tertutup celana dalam ke punggungku. Barulah setelah itu dia kembali ke posisinya.
Saat ini tanganku masih menahan bra yang ku pakai agar tidak terlepas dari tubuhku. Tentunya teman-temanku sudah sangat menanti. Ku berikan senyum manisku kepada mereka dan ku lepas tanganku dari dadaku hingga kini payudaraku dan putingnya dapat terlihat secara sempurna. Terlihat mata mereka semakin mengembang menyaksikan ketelanjanganku.
“Ihh… Ngelihatinnya kenapa pada kaya gitu sih? Malu tau” Jawabku tersipu malu. Semua tetap terdiam terpana. Ku lihat Indra mulai memainkan penisnya yang mungil itu, begitu juga dengan Reza yang menggesekkan tangannya ke area selangkangannya.
“Mau lanjut atau udahan? Kok malah pada diem?” Tanyaku pada mereka.
“Ayo dilanjut” Ucap Indra bersemangat.
Tapi bagaimana kalau aku sampai kalah lagi? Apa aku harus telanjang seutuhnya? Apa aku harus memperlihatkan kemaluanku pada teman-temanku ini? Tapi kan aku sedang haid, memang sudah tidak terlalu deras. Tapii…. Ahh aku bingung mengatakannya. Rasa penasaran ini terlalu kuat untuk ku tahan.
Tapi sebenarnya apakah tubuhku menarik? Kenapa mereka tidak berani berbuat lebih? Hanya berani melihat dan melontarkan kata-kata jorok saja. Ya ampun, kenapa aku malah berharap dijamah mereka.
Permainan berlanjut. Ku rasa jika aku kalah lagi maka ini adalah ronde terakhir, karena aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi untuk dibuka setelah celana dalamku.
Di ronde terakhir ini sangat terlihat mereka ingin menyelesaikan dengan cepat. Mereka sangat terlihat bekerjasama. Bagaimana tidak? Mereka selalu memakan pionku, sedangkan saat ada kesempatan memakan pion mereka satu sama lain maka tidak mereka lakukan. Dan hasil dari perbuatan mereka aku kembali kalah di ronde terakhir ini.
Ya ampun, benarkah aku seorang istri yang kesehariannya berhijab harus telanjang seutuhnya di hadapan ketiga teman priaku ini? Tapi mau bagaimana lagi, kesepakatan sudah dibuat dan lagi pula aku cukup penasaran dengan sensasinya.
Terlihat mereka meneguk ludah menunggu apa yang selanjutnya akan terjadi. Huhh… Baiklah. Segera ku berdiri dan tanpa berlama-lama ku lepas celana dalam yang ku pakai hingga mereka dapat melihat kemaluanku dengan bulu rambut yang tidak terlalu lebat.
“Anjing, gila. Mantep banget cok” Ucap Reza terkagum.
“Jadi apa nih Lin hadiah buat gua? Kan dari tadi gua terus yang sering posisi pertama” Ucap Indra dengan wajah senang.
Aku baru ingat kalau kesepakatannya yang kalah selain harus menanggalkan pakaiannya di setiap ronde yang kalah. Di akhir ronde juga harus memberikan hadiah kepada yang menang dengan poin tertinggi. Dan memang benar walau sempat kalah sekali, Indra tetap mendapat poin tertinggi karena dia paling sering finish posisi pertama. Apa ya kira-kira hadiah yang bisa ku berikan? Kalau ku berikan barang-barang khawatir suamiku akan curiga atas pengeluaranku.
“Hadiahnya lu tidur bareng gua aja Lin malam ini” Ucap Indra meminta.
Terlihat Roni dan Reza seketika melihat terkejut ke arah Indra. Akupun terkejut atas permintaannya. Namun jika dipikir-pikir ku rasa itu memang hadiah yang cocok untuk si gendut cabul ini.
“Tapi kamu gk boleh ngapa-ngapain aku ya” Jawabku mengiyakan dengan syarat.
“Iya tenang aja kali. Dari tadi juga lu telanjang gak gua apa-apain kan? Tapi tidurnya lu kaya gitu aja ya. Tenang, pake selimut kok” Ucap Indra.
“Tau gitu tadi harusnya gue aja yang menang” Ucap Reza agak kesal. Dan kami hanya tertawa.
Ku rasa ini moment yang pas juga untuk menggoda si gendut mesum bertitit kecil ini. Segera ku bangkit dan ku tarik tangan Indra menuju kamar sambil berucap “Yaudah langsung tidur aja yuk? Udah gak sabar nih”. Sontak wajah mereka tercengang atas perkataanku.
“Gak sabar mau tidur ya, ngantuk hihi” Ucapku melanjutkan. Indra hanya menurut saja ku ajak masuk ke kamar.
Sesampainya di dalam kamar entah setan dari mana tiba-tiba saja sisi liarku muncul. Segera ku tutup pintu kamar ini dan menguncinya menciptakan suasana erotis antara aku dan Indra. Indra yang tadi terlihat mesum dan enjoy kini terpaku atas tingkahku.
“Kamu buka juga dong semuanya” Ucapku sambil ku angkat kaos yang dipakai Indra. Dia hanya menurut dan kini kami sudah sama-sama bertelanjang tanpa pakaian sama sekali.
Diriku naik ke atas ranjang dan dengan tatapan dan pose menggoda ku arahkan kepada Indra yang masih berdiri.
Entah dia akan benar-benar menepati janjinya atau tidak bahwa kami hanya akan tidur bersama saja. Yang jelas jika dia melakukan lebih sepertinya aku tidak akan menolak, karena aku memang sudah bergairah dan penasaran.