
Nur Herlina As-Syifa (Season 2) – Ep 3
Cerita Dewasa Siswi Hijab Cuckold
Vila ini memiliki dua lantai. Terdapat 2 kamar di lantai atas dan 1 kamar di lantai bawah. Untuk fasilitasnya cukup lengkap dan nyaman. Terdapat karaoke lengkap, meja bilyard, kolam renang dan lain-lain. Vilanya juga cukup terawat. Ku rasa pak Jajang cukup telaten merawat vila ini.
Aku dan Rina menempati kamar dilantai 1, di kamar inilah aku dan pak Jajang pernah bermesum ria, di sinilah aku pernah membiarkan pak Jajang melumat payudaraku. Ahh…. Mengingat hal tersebut membuatku terangsang, terlebih udara yang cukup dingin membuat gairahku semakin meningkat. Huhh…. Sadar Lina, jangan sampai nafsu menguasaimu saat ini. Untuk kamar di lantai 2 diisi oleh para laki-laki.
Di sore hari ini kami mengisi waktu dengan karaoke bersama. Aku yang masih merasa sedikit canggung hanya mendengarkan saja. Beberapa kali Rina dan Roy berduet menyanyikan lagu tentang cinta. Hihihi sepertinya ini memang acara untuk perayaan mereka jadian.
Saat waktu sudah mulai sore ku hubungi suamiku dan memberi kabar kalau aku sudah sampai dari siang. Aku juga bilang kalau ternyata Vila yang ku tempati sangat dekat dengan curug yang belum lama kami datangi.
“Linaa… Kamu mau mie gak?” Ucap suara Rina berteriak.
Segera ku hampiri Rina yang sedang memasak mie di dapur. Sedangkan Roni, Reza dan Indra sedang bermain bilyard. Entah kemana Roy, karena tidak terlihat.
“Roy kemana Rin?” Tanyaku pada Rina.
“Dia lagi tidur Lin, kan tadi dia bawa mobil jadi gk tidur saat kita tidur” Jawab Rina.
“Aku bawain mie buat Roy dulu ya ke atas” Ucap Rina.
“Iya Rin” Jawabku singkat.
Ku makan mie yang masih panas ini di depan TV sambil menonton apapun yang ada. Saat sedang menyantap mie hangat di suasana yang dingin ini tiba-tiba saja Roni memanggilku. “Linaa… Sini main bilyard”.
Aku yang sedang menyantap mie ku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala, karena memang aku tidak bisa main bilyard. Tidak lama kemudian mereka bertiga menghampiriku ke ruang tengah ini.
“Main apa ya yg Lina bisa ikutan?” Tanya Roni.
“Ludo kali ya? Pas nih ada empat orang kan” Ucap Reza.
“Nah iya, pasti bisa kan Lin main ludo?” Tanya Roni padaku.
“Emm… Boleh deh kalo ludo” Jawabku.
Roni segera mendownload permainan ludo di handphonenya. Permainan pun dimulai dan ternyata mereka bertiga tidak bisa dianggap remeh karena strategi yang dipakai cukup ketat dan aman. Namun tetap saja aku yang menang hihi. Disusul Indra di posisi ke 2 dan Roni di posisi ke 3.
“Lagi ayo, masa iya si kalah main permainan gini doang” Ucap Reza yang tidak terima kalah urutan ke empat.
“Tapi gak seru kalo cuma gini-gini aja. Kita pake hadiah dan hukuman lah biar seru” Ucap Indra memberi usul.
Aku hanya sedikit tertawa melihat tingkah mereka yang tidak terima kalah. Ngomong-ngomong Rina kenapa lama ya? Kalau main sama Rina juga pasti seru nih.
“Aku ngajak Rina dulu ya sebentar” Ucapku pergi ke lantai dua menemui Rina.
Ku langkahkan kakiku menaiki anak tangga menuju lantai dua. Terlihat dari atas sini Roni, Reza dan Indra sedang berbincang diselingi dengan tawa mereka. Entah apa yang mereka bicarakan namun mereka terlihat cukup senang.
Ku ketuk pintu kamar yang posisinya dekat tangga namun tidak ada jawaban. Begitu ku buka ternyata tidak ada siapa-siapa. Mungkin mereka di kamar yang satunya. Ku lihat pintu kamar yang satunya sedikit terbuka dan memang ada suara samar-samar dari dalam kamar itu. Saat sudah semakin dekat suara yang ku dengar semakin jelas.
“Ahh… Akhh…. Uhh…. Emphh…… Ahh….” Terdengar suara semakin jelas. Benarkah itu suara desahan wanita?
Suara tersebut membuatku bertanya-tanya “Apa iya itu suara dari Rina? Ahh sepertinya tidak mungkin”. Karena penasaran akhirnya ku coba mengintip dari balik pintu.

Astaga, ku lihat Rina sudah tidak berpakaian sedang berada di atas tubuh seorang pria. Dan pastinya pria itu adalah Roy.
Terlihat Rina sangat menikmati permainan yang mereka lakukan sampai matanya terus terpejam dan mulutnya terus mendesah. Sedangkan Roy terus memegang pinggang Rina seakan-akan membantu Rina menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh Roy.
“Akhh…. Emphh…. Enak sayanggg… Ahh….” Ucap Rina disela desahannya.
“Stt… Jangan terlalu berisik, nanti ada yang dengar” Ucap Roy pelan namun masih dapat terdengar olehku.
“Uhh…. Enak banget emphh….” Rina terus mendesah.
Apakah sedari tadi mereka bersetubuh seperti ini? Karena ku lihat mie untuk Roy sama sekali belum termakan di meja. Terlihat dari bumbunya yang belum teraduk di atas mienya.
Melihat persetubuhan terlarang Rina dan Roy seketika membuat nafsuku memuncak. Ku rasakan geli pada kemaluanku. Ingin sekali ku usap agar rasa itu tuntas, namun ada rasa khawatir ada yang melihatnya.
Ku putuskan untuk pergi meninggalkan lantai 2 ini karena ada rasa khawatir mereka tau aku mengintip. Sesampainya di bawah ketiga teman laki-laki ku ini langsung melihatku dengan tersenyum.
“Rinanya mana Lin?” Tanya Roni.
“Emm… Ma masih di atas dia sama Roy Ron” Ucapku bingung menjawab apa. Tidak mungkin ku bilang kalau Rina dan Roy sedang bersetubuh di atas. Biar bagaimanapun itu adalah aib sahabatku.
“Yaudah ayo main lagi, lagian juga udah pas ini 4 orang. Biarin udah Rina sama Roy lagi kasmaran haha” Ucap Reza.
“Ayo, tapi pake hadiah dan hukuman lah biar seru” Ucap Indra.
“Taruhan? Emang Lina mau kalo taruhan?” Ucap Roni bertanya.
“Engga. Yang kalah buka pakaian gimana? Hahaha” Ucap Indra bersemangat.
Apa? Yang kalah buka pakaian? Apa iya aku harus melepaskan pakaianku di hadapan teman-temanku ini? Terlebih aku satu-satunya perempuan di sini, dan aku juga sudah menikah. Seketika semuanya melihat ke arahku seakan-akan bertanya apa aku setuju atau tidak.
“Gk usah khawatir kali Lin, tadi aja lu menang pertama kan. Kita sistemnya yg kalah buka pakaian, yg menang dengan point tertinggi dapet hadiah. Jadi kita sistem poin juga, gimana?” Indra menjelaskan dengan disusul senyum merekah dari wajahnya.
Memang tadi aku menang, tapi bukan berarti aku akan selalu menang kan. Kalau sampai aku kalah bisa-bisa tubuhku menjadi santapan mata mereka. Walau sejujurnya ada rasa penasaran bagaimana reaksi mereka jika melihat sedikit tubuhku, bagaimana bentuk tubuh mereka, dan bagaimana rasanya jika kami duduk bersama dalam keadaan tanpa busana. Huhh… Tapi tetap saja aku malu dan ragu.
“Lu malu Lin? Kenapa harus malu? Kita semua udah dewasa juga kali. Udah tau gimana bentuk tetek cewe, bentuk memek cewe, dan lu juga sama lah pasti udah nikah udah pernah liat kontol suami lu kan? Buat have fun aja kita biar ada menantang-menantangnya haha” Ucap Reza merayuku untuk setuju.
“Iya, lagian kalo udah menang dan poin lu tertinggi lu bisa dapet hadiah. Dan lu cuma perlu lepas pakaian kalo lu kalah urutan terakhir kan” Sambung Indra melanjutkan perkataan Reza.
Terlihat Roni agak bimbang, seperti ingin saran tersebut terlaksana tapi khawatir aku risih. Padahal sebenarnya dia sudah pernah melihat fotoku dengan pakaian seksi karena kecerobohanku dikala itu. Lain halnya dengan Reza dan Indra yang sangat bersemangat merayuku untuk melanjutkan permainan seperti yang mereka inginkan.
Setelah ku pikir-pikir ada benarnya juga ucapan Indra dan Reza. Lagipula hanya yang kalah posisi terakhir yang harus menanggalkan pakaiannya, dan itupun satu persatu. Kemungkinan aku kalah juga cukup kecil, bahkan jika point kemenanganku besar aku bisa mendapat hadiah.
“Yang menang hadiahnya apa?” Tanyaku penasaran dengan hadiahnya.
“Yang menang boleh minta sesuatu dari yang kalah, tapi yang terjangkau aja ya. Setuju gk?” Ucap Indra cepat menjawab.
“Berarti yang kalah harus telanjang dan kasih hadiah buat yang menang? Kasian ya yang kalah hihi” Ucapku sambil melihat ke arah Reza.
Reza yang melihatku meledeknya langsung berucap “Hey jangan sombong Lina, ku buat telanjang dan kasih aku hadiah kau ya nanti”. Tentunya ku anggap itu sebuah candaan dan kami semua tertawa. Walau ku rasa candaan itu bisa saja menjadi kenyataan.
“Oke, semua deal ya. Gk boleh ada yang nyerah atau undur diri di tengah. Yang kalah wajib buka 1 pakaian setiap kalah, termasuk Lina juga hahaha” Ucap Indra bersemangat.
Ku lihat memang Indra yang paling cabul, diikuti Reza yang juga cukup menjurus. Tapi Indralah yang paling frontal melampiaskan apa yang ada di kepalanya. Diriku sampai memikirkan bagaimana kalau nanti aku harus telanjang di hadapan orang mesum sepertinya. Ihh…. Melihat tubuhnya yang besar itu membuatku agak khawatir, namun ada sedikit rasa penasaran.
Tiba-tiba saja lamunanku buyar ketika mendengar suara yang cukup keras dari lantai atas. “Akkkhhhhhhhhhh……………….” Suara itu jelas sekali suara Rina yang sedang mendesah dengan kerasnya. Seketika kami semua di lantai 1 terdiam. Aku agak khawatir yang lain menjadi tau apa yang sedang Rina dan Roy lakukan di atas. Bisa malu sahabatku itu nantinya.
“Ayo mulai” Tiba-tiba saja Reza berucap, dan permainanpun kami mulai.