
Nur Herlina As-Syifa (Season 2) – Ep 2
Cerita Hijab Ngewe Terbaru
Terdengar suara adzan berkumandang membangunkanku, menandakan sudah masuk waktu subuh. Hoamm… Ku dengar ada suara langkah kaki dan ada seseorang di depan lemari.
“Mas? Kamu lagi apa?” Tanyaku pada mas Hendra yang sedang mengambil beberapa pakaiannya dari dalam lemari.
“Aku lagi siap-siap yank. Tadi tiba-tiba ada telpon dari kantor aku harus ke luar kota. Gak lama kok yank, cuma 3 hari aja” Ucap mas Hendra sambil memasukkan pakaiannya ke dalam koper kecil.
“Kok dadakan banget yank? Yaudah habis sholat subuh aku buatin sarapan ya” Ucapku bergegas.
__________
“Sayang dimakan ya sarapannya” Ucapku meletakkan sepiring roti bakar untuk suamiku.
“Iya sayang, makasih ya” Ucap suamiku segera menghampiri untuk menyantap sarapan yang ku buat untuknya.
Sedang memperhatikan suamiku sarapan tiba-tiba saja diriku teringat dengan ajakan Rina.
“Mas, selama kamu ke luar kota boleh gk aku nginep bareng Rina?” Tanyaku pada mas Hendra.
“Emm.. Em.. Nyam.. Rina sahabat kamu dulu di sekolah? Boleh kok yank. Yang waktu itu kamu bilang ya?” Ucap mas Hendra.
“Iya mas. Makasih ya” Ku kecup pipi suamiku.
Tidak lama setelah itu suamiku berangkat dengan mobilnya. Setelah keberangkatan suamiku, ku hubungi Lina dan ku beri tau bahwa 3 hari ini mas Hendra dinas ke luar kota. Dengan itu Rina langsung mengabari Roy dan kawan-kawannya.
Tapi apakah tidak apa-apa kalau aku menginap di puncak dengan Rina, Roy, Roni dan kawan-kawannya? Ahh sudahlah, tidak enak juga jika tiba-tiba ku batalkan.
R: Lina, nanti siang kamu kami jemput ya.
L: Berangkatnya siang ini? Duh dadakan banget ya rin
R: Iya, kan kamu juga kasih kabarnya dadakan
L: Hihi iya sih, yaudah aku siap-siap dulu ya
R: Oce
L: Ohh iya rin, kita cuma menginap 1 malam aja kan?
R: Iya lin cuma 2 hari 1 malam
L: Oke deh
R: Ohh iya lin. Jangan lupa bawa baju renang, nanti temenin aku, kita berenang
L: Ohh okeoke rin
Karena hanya menginap semalaman saja, ku rasa tidak perlu membawa terlalu banyak baju. Jadi ku putuskan untuk membawa satu setel pakaian lengkap berupa kemeja berwarna pink, kerudung berwarna pink, celana bahan dan pakaian dalam.
Untuk berangkat ku putuskan memakai pakaian yang terkesan simpel dan modis karena ku rasa teman-temanku ini cukup memperhatikan gaya penampilan. Pakaian yang ku gunakan merupakan manset hitam yang dibalut dengan cardigan hitam. Untuk bawahan ku gunakan celana berbahan levis, dan tentunya ku gunakan juga kerudung untuk menutup rambutku.

Ku lihat dari cermin payudaraku cukup menjiplak membentuk bulatan. Ahh sudahlah, kan memang seperti ini model pakaian yang biasa dipakai wanita zaman sekarang. Apa kata mereka kalau aku memakai gamis?
__________
Ku dengar sebuah dering telpon dari handphoneku. Ternyata Rina memberi kabar kalau sedikit lagi mereka sampai. Segera ku bersiap membawa tasku.
Ku rasa itu mereka, terlihat sebuah mobil berhenti di depan rumahku. Segera ku hampiri dan ternyata benar itu Rina dan yang lainnya.
“Haloo… Maaf ya nunggu lama ya kamu?” Ucap Rina heboh.
“Hihi engga kok Rin, lagian kan aku nunggunya di rumah, bukan di pinggir jalan” Jawabku.
Ku lihat Roy, Roni, Reza dan Indra di dalam mobil. Ku berikan senyum dan lambaian tangan ke meraka.
“Ehh… Neng Lina mau pergi?” Terdengar suara yang ternyata itu adalah pak RT.
“Iya pak RT, mau pergi sama teman” Jawabku ramah.
Ku lihat pak RT melihat fokus ke dalam mobil. Kenapa tatapan pak RT seperti curiga akan sesuatu ya?
“Yaudah hati-hati ya Lina” Ucap pak RT. Dan Ku balas dengan senyuman dan anggukan. Setelah itu pak RT pergi berlalu.
“Ayo Lin masuk, kamu duduk di tengah gak apa-apa kan? Aku sama Roy di depan” Ucap Rina.
“Iya paham kok Rin hihi, tau yang lagi berbunga-bunga” Ucapku meledek Rina.
“Ihh… Apasih” Jawabnya malu.
Saat aku akan memasuki mobil, Roni keluar dengan alasan membantu menaruh tasku di bagasi belakang.
“Sini Lin tasnya aku taruh belakang dulu, kamu masuk aja” Ucap Roni mengambil tasku.
“Iya Ron” Jawabku singkat.
“Sini Lin masuk” Ucap Reza sambil menepuk jok tengah.
Setelah ku masuk tidak lama kemudian Roni juga masuk. Lohh… Kok aku jadi di tengah gini ya? Tapi yasudahlah. Sedangkan Indra duduk di belakang karena memang tubuhnya yang paling besar sendiri diantara kami. Indra duduk dengan beberapa tas.
Setelah keluar dari jalan rumahku, Roni meminta Roy menyetel musik agar perjalanan tidak sepi. Dan benar saja, Roni, Reza dan Indra terdengar sangat heboh bernyanyi bersama-sama, bahkan mereka juga menggerakkan tubuh menikmati lagu dan suasana bersama ini. Sedangkan Roy hanya fokus menyetir dan sedikit mengangguk-anggukkan kepalanya mengikuti irama lagu. Aku dan Rina hanya tersenyum dan tertawa atas tingkah tiga teman kami ini.
“Goyangin dong Lin tangannya” Ucap Reza yang menggenggam tanganku dan menggerakkannya seperti sedang bergoyang. Aku hanya tertawa atas tingkahnya itu. Sedangkan Rina mulai terbiasa dan ikut bernyanyi.
“Wihh… Punya biduan kita, bagus loh suara Rina” Ucap Roni memuji suara Rina.
“Goyang Lin, atau mau gue goyang nih?” Ucap Indra dari belakang.
“Hihi dari tadi kan kamu udah goyang dra” Ucapku padanya.
“Gila suaranya Rina merdu emang Ron. Gimana desahannya ya?” Lagi-lagi Indra nyeletuk merespon pujian Roni pada Rina.
“Woy, ada cowonya itu temen kita di depan. Mau lu kita ditubrukin rame-rame ni mobil?” Ucap Reza pada Indra.
“Ohh iya, sorry Roy gak maksud. Kita kan temen ye kan haha, becanda” Ucap Indra. Roy hanya merespon dengan senyuman.
Roy memang yang paling kalem dan cool dibanding Roni, Reza, Indra dan Irfan. Mungkin itulah yang membuat Rina tertarik dengan Roy. Sedangkan Rina memang memiliki paras yang cantik dan menggemaskan dan ku yakin karena itulah Roy tertarik dengan Rina.
Ohh iya, ngomong-ngomong aku tidak melihat Irfan. Mereka kan biasa bersama. Ku urungkan niatku untuk bertanya, karena kondisi yang ramai akan suara di dalam mobil ini.
Sejam sudah perjalanan kami lalui. Musik mulai berubah menjadi lebih tenang dan banyak diantara kami sudah tertidur dan hanya menyusahkan aku dan Roy yang masih terbangun.
Roni, Reza dan Indra tertidur dengan posisi kepala menghimpit kepadaku. Dengan kepala Reza di pundak kananku, Roni di pundak kiriku dan Indra tertidur dengan menyandarkan kepalanya ke depan ke sandaran jok yang ku duduki hingga kepalanya berada di sisi kanan kepalaku.
Ku lihat Roy melihat ke arah cermin tengah mobil yang mengarah kepadaku. Ku respon dengan senyum kecut memberi tanda bahwa posisiku tidak nyaman dihimpit seperti ini. Dan Roy hanya membalasnya dengan tawa.
Saat sudah hampir sampai ketika mobil mengerem tiba-tiba saja kepala Reza terjatuh dari pundak ke pangkuanku. Saat kepalanya terjatuh terasa menggesek payudaraku. Huhh… Untungnya Reza sedang tertidur, jadi ku rasa dia tidak benar-benar merasakan menyentuh payudaraku.
Akhirnya kami sampai di vila yang dituju. Aku seperti tidak asing dengan vila ini.
Roy membangunkan semuanya. “Ayo bangun ayo, udah sampe nih”. Semuapun terbangun.
“Emm…. Pantes gua tidur enak banget, bantalnya paha Lina” Ucap Reza ketika terbangun.
“Iya anjir, gua juga nyaman banget di pundak Lina” Sahut Roni.
“Enak lu pada tidur di pundak sama paha Lina. Biarin dah entar malem gue tidur di atasnya Lina aja haha” Ucap Indra.
Ku rasa Indra memang yang paling mesum di sini. Dari tadi ucapannya selalu mengarah ke arah hal-hal mesum.
Ketika sedang mengeluarkan bawaan kami dari dalam mobil tiba-tiba saja seorang bapak tua menghampiri.
“Nanti kalo ada butuh apapun bilang aja ke saya mas” Ucap bapak itu kepada Roni.
“Iya siap pak” Jawab Roni.
Saat ku menengok dan melihatnya betapa terkejutnya aku ternyata itu pak Jajang. Pantas saja saat sampai aku seperti tidak asing dengan tempat ini.
Terlihat pak Jajang tersenyum lebar melihatku. Astaga, semoga saja kejadian waktu itu tidak terulang lagi.
Akupun memalingkan muka dari pak Jajang, dan sok sibuk merapihkan barang-barangku dan langsung ikut yang lainnya masuk ke dalam vila tanpa menghiraukan pak Jajang.
Bagaimana bisa semua sekebetulan ini? Ahh… Semoga saja pak Jajang tidak sering ke sini dan tidak sering bertemu denganku.