
Nur Herlina As-Syifa (Season 2) – Ep 13
Cerita Seks Threesome Terbaru
“Emphh…. Hoamm….” Ku rasa tubuhku terasa sangat pegal begitu terbangun dari tidurku.
Ya ampun, aku tidur tanpa busana. Kini aku teringat kembali bagaimana tadi pak Manto dan pak Surip memuaskanmu di depan suamiku. Aku juga mengingat bagaimana nakalnya diriku menggoda mas Hendra.
Ku rasa agak aneh pada kemaluanku. Sepertinya ini dampak dari disetubuhi dua kemaluan besar milik pak Manto dan pak Surip.
Ku pakai pakaianku lengkap dengan hijabku. Lucu memang, kini ku tutup auratku setelah tadi Ku biarkan pak Surip menjamahku. Dengan langkah berat aku berjalan ke arah ruang tengah yang di sana ternyata sedang ada mas Hendra dan pak Surip yang sedang berbincang.
“Ehh bidadariku sudah bangun” Ucap suamiku melihatku keluar dari kamar. Terlihat dirinya sangatlah senang. Lain dengan pak Surip yang justru menundukkan pandangannya setelah melihatku.
“Sini sayang. Kayanya capek banget habis anu hahaha” Ucap mas Hendra tertawa meledekku.
“Ihh apa si mas? Sakit tau badanku capek” Ucapku agak kesal.
“Sakit atau enak nih? Hahaha” Mas Hendra terus meledekku. Karena jengkel akhirnya ku balas ledekannya.
“Dua-duanya, soalnya punya pak Surip sama pak Manto gede-gede banget, gak kaya punya kamu hihi” Ucapku membalas ledekan suamiku. Terlihat pak Surip makin salah tingkah.
“Ma maaf ya pak, bu tadi saya lancang” Ucap pak Surip.
“Ihh kenapa minta maaf pak? Gapapa kok. Lagian suamiku juga suka” Ucapku lanjut meledek mas Hendra. Terlihat pak Surip mulai menaikkan pandangannya kembali.
Akhirnya aku dan mas Hendra menceritakan yang sesungguhnya, bahkan kami menceritakan bagaimana awal aku bisa bermesraan dengan pak Manto. Lagipula aku rasa tidak apa bercerita ke pak Surip. Karena menurut mas Hendra pak Surip orangnya bijak dan dapat menjaga rahasia, dan ku lihat juga pak Surip cukup sopan.
“Ohh berarti pak Hendra fetishnya cuckold ya?” Ucap pak Surip membuat kami bertanya-tanya apa itu cuckold.
Setelah pak Surip menjelaskan akhirnya kami mengerti, dan benar yang dikatakan pak Surip bahwa suamiku mengidap fetish tersebut.
“Bahkan kalau pak Surip ingat saya pernah sengaja memperlihatkan foto istri saya kan pas di kantor” Ucap suamiku membuatku terkejut. Pak Surip hanya tertawa ringan menyikapi ucapan suamiku.
“Ohh iya kok tadi pas aku sampai kamu lagi ngewe sama pak Manto yank?” Tanya suamiku tiba-tiba yang membuatku bingung menjawab apa. Apakah aku harus jujur? Atau ku tutupi saja sedikit?
“Ehh… Emm… Iya mas emm… Soalnya kan tadinya kami pikir udah susah nantinya buat aku sama pak Manto saling muasin karena nantinya ada pak Surip di sini. Jadii… Aku sekalian aja kasih perpisahan buat pak Manto yang itu hihi. Maaf ya mas” Ucapku sedikit berbohong.
“Tadi aku kaget banget loh yank haha, mana ada pak Surip juga. Sempet bingung aku harus bagaimana. Tapi yasudah terlanjur jadi dinikmatin aja. Aku kira kamu emang sebelumnya udah pernah ngewe sama pak Manto” Ucap suamiku dan hanya ku respon dengan sedikit senyuman dengan rasa khawatir.
“Ngomong-ngomong tadi kayanya pak Surip belum keluar ya? Kasian loh yank” Ucap suamiku yang membuat pak Surip terlihat salah tingkah.
“Ehh… Engga apa kok pak. Yang penting tadi si ibu udah puas hehe” Ucap pak Surip.
“Emang boleh nih aku main lagi sama pak Surip?” Ucapku sambil tersenyum menggoda suamiku dan pak Surip. Kalau ku pikir-pikir kasihan juga pak Surip. Dan sejujurnya aku kembali horny mengingat persetubuhanku dengannya tadi.
Suamiku dan pak Surip terdiam atas ucapanku. Ekspresi mereka membuatku sedikit tertawa.
“Ihh kok malah diem? Yaudah yuk pak aku puasin penis pak Surip yang besar dan perkasa itu” Ucapku sambil ku tarik tangannya kembali masuk ke kamar.
“Udah pak gak usah tegang dan takut. Anggap aja rejeki, lagian kan suamiku juga suka hihi” Ucapku berusaha menenangkan pak Surip.
“Emm… Beneran gapapa bu? Lagian saya sudah tua loh hehe. Apa ibu enggak sama pak Hendra saja yg masih muda dan ganteng?” Tanya pak Surip masih kikuk.
“Punya suamiku gak sebesar dan sekuat punya bapak” Ucapku sambil melirik ke arah suamiku yang ternyata mengikuti kami masuk ke dalam kamar.
Akhh… Tiba-tiba saja suamiku melemparku ke atas ranjang. Dengan ganasnya dilepaskannya seluruh pakaianku.
“Makin nakal ya kamu sekarang emphh… Ayo pak kasih pelajaran” Terlihat wajah suamiku seperti sedikit marah bercampur nafsu. Jujur aku sempat khawatir.
Kini seluruh pakaianku sudah dilucuti suamiku hingga aku kembali telanjang tanpa busana. Dan kini suamiku juga turut menelanjangi dirinya hanya menyisahkan celana pendek dan mengajak pak Surip untuk melepaskan pakaiannya juga. Hingga akhirnya kami bertiga sudah telanjang tanpa busana di dalam kamar ini.
Bisa-bisanya aku seorang wanita sedang bertelanjang dengan suamiku dan orang lain yang sudah tua yang merupakan pembantu kami.
Dengan paksaan yang berulang dari suamiku, akhirnya pak Surip naik ke atas ranjang dan duduk di sisi kananku, sedangkan suamiku di sisi kiriku.
“Ayo pak” Ucap suamiku yang mengarahkan tangannya ke payudara dan kemaluanku. Dengan gemas samiku memainkan vaginaku hingga diriku merintih merasakan nikmat. Akhirnya pak Surip juga ikut ambil alih dan ikut memainkan tangannya di Liang senggamaku.
“Akhh…. Akh.. Awhh…. Geliii ahh….” Ucapku terus meracau.
Penis pak Surip terlihat semakin membesar di samping wajahku. Karena sudah sangat terangsang akhirnya tanpa sadar ku genggam penisnya dan ku masukkan ke dalam mulutku.
“Hap.. Emphh…. Akhh…. Emphhh….” Desahku tertahan penis besar pak Surip.
Ku rasakan pak Surip memaju mundurkan penisnya menyetubuhi mulutku. Ku sambut gerakan itu dengan ikut memaju mundurkan kepalaku berlawanan.
Setelah 3 menit akhirnya aku mengejang dan kemaluanku terasa sangat basah. Pak Surip berhenti memainkan kemaluanku, namun suamiku terus saja mengobok-obok kemaluanku. Hingga beberapa saat kemudian diriku kembali terangsang.
“Mashh… Ahh… Masukin mashh…” Pintaku pada suamiku.
“Masukin apa sayang? Ngewe maksudnya?” Ucap suamiku.
“Akhh… Iy.. Iyahh mas. Aku mau ngewe” Pintaku lagi pada suamiku.
Kini suamiku melepaskan celana pendek yang dikenakannya. Terlihat perbedaan ukuran yang cukup jelas jika dibanding dengan milik pak Surip.
Dengan mudahnya mas Hendra memasukkan penisnya ke Liang senggamaku yang telah sempat diisi penis besar pak Surip dan pak Manto.
“Akhh… Enakk…. Emphh….” Desah kami berdua bersahutan. Walau tak sebesar milik pak Manto dan pak Surip, namun bersetubuh tetaplah nikmat.
Setelah lima menit mas Hendra menyetubuhiku dengan posisi misionaris, akhirnya dia klimaks dan menyemprotkan spermanya ke liang senggamaku. Ahh… Terasa hangat.
“Ayo pak, sekarang bapak. Aku masih pingin” Ucapku pada pak Surip. Sepertinya dia sudah tidak sekaku tadi.
Tanpa berlama-lama pak Surip langsung mengambil posisi di atas tubuhku. Dipeluknya diriku dan diciumnya leherku. Ahh… Ku rasakan kenyamanan dan kenikmatan menjadi satu. Sepertinya pak Surip paham bagaimana cara memuaskan dan menyenangkan hati perempuan.
Setelah beberapa saat foreplay yang dilakukannya, kini pak Surip mulai mengarahkan penis besarnya ke arah vaginaku. Akhirnya aku akan kembali merasakan kejantanan pria jantan.
Akhh… Digeseknya kepala penisnya di bibir vaginaku hingga aku mengejang merasakan nikmat. Hingga tiba-tiba sedikit rasa sakit ku rasakan saat kepala penisnya mulai menyeruak masuk.
“Akhh… Pelan-pelan pak” Ucapku merasa sedikit sakit.
Dengan perlahan pak Surip memasukkan penis besarnya ke liang senggamaku. Sedikit demi sedikit dia maju mundurkan hingga akhirnya terbenam seluruhnya.
Kini digoyangkannya pinggul pak Surip hingga dia resmi kembali menyetubuhiku. Diriku tidak tinggal diam dan menyambut gerakannya.
“Aghh… Ibu cantik banget ahh… Badannya juga bagusshh…” Ucap pak Surip di tengah-tengah prosesi persetubuhan kami.
“Emphh… Bapak juga ahh… Hebatt…. Penisnyah besarr dan akhh… Tahan lamaa emphh….” Desahku memuji pak Surip.
Setelah 10 menit bersetubuh akhirnya aku mengejang menandakan diriku kembali sampai. Pak Surip menghentikan gerakannya tanpa melepaskan penisnya dari kemaluanku memberiku waktu untuk menikmati saat-saat klimaksku.
“Lagi atau sudah bu?” Tanyanya setelah aku selesai dengan klimaksku.
“Huhh… Huhh… Emphh… Lagi pak, sampai pak Surip puashh… Tapi jangan keluar di dalam ya pak” Ucapku padanya.
Pak Surip langsung kembali menyetubuhiku. Jujur saja aku sudah sangat capek dan letih hingga sulit untuk mengimbangi gerakannya. Namun rasa nikmat persetubuhan ini tidak hilang sama sekali.
“Akhh…. Pakhh ahh… Masih lama sampainya emphh…” Tanyaku padanya.
Tiba-tiba saja pak Surip menghentikan gerakannya dan berkata “Kalo ibu sudah capek gak apa bu”.
“Ehh… Engga kok pak, aku cuma nanya aja. Ayo pak lagi. Aku masih nikmatin juga kok. Ayo sampai bapak crott hihi” Ucapku menggoda pak Surip. Dengan tersenyum pak Surip kembali menyetubuhiku.
Ku rasa sudah setengah jam pak Surip menyetubuhiku, dan aku sudah beberapa kali orgasme. Sungguh tangguh pak Surip ini ahh…
Tiba-tiba saja dia menarik penisnya dari vaginaku hingga terlepas. Ku kira dia sudah akan sampai. Namun ternyata pak Surip meminta untuk merubah posisi.
Kini aku diposisikan tidur menghadap samping, dan pak Surip berada di belakangku. Lalu dia kembali memasukkan penisnya membuat kemaluanku kembali penuh. Akhh….
“Akhh… Enakk pak ahh… Bapak kuatt bangett” Ucapku yang sudah sangat letih.
Tak ada jawaban dari pak Surip yang masih terus menyetubuhiku. Hingga karena terlalu lelah aku merasa tidak sadarkan diri.