Nur Herlina As-Syifa (Season 2) – Ep 10

Author Avatar

RajaBokeps

Joined: Mar 2025
Bagikan Video Bokep Ini

Cerita Seks Orgy Terbaru

Ku peluk pak Manto lebih erat dan ku keluarkan desahan-desahan agar suamiku dapat mendengarnya. “Akhh…. Emphh….. Enak pakk… Ahh….” Desahku. Dan pak Manto pun semakin bersemangat.

Terdengar suara suamiku memberi salam, namun aku berpura-pura tidak mendengar. Hingga akhirnya suamiku masuk ke dalam kamar dan langsung menutup pintu dan berkata “Sayangg… Ya ampun”. Sepertinya suamiku terkejut dengan kejutan yang ku siapkan ini.

Aku berpura-pura terkejut atas kedatangan suamiku dan langsung bangkit duduk di ranjang. Pak Manto pun melepaskan tubuhku dan terlihat seperti orang bingung.

Kamu desahnya keras banget. Aku lagi bawa orang ke rumah” Ucap mas Hendra terlihat khawatir. Ya ampun, dengan begitu berarti desahanku tadi dapat terdengar oleh orang lain.

“Hahh? Mas kenapa gak bilang?” Ucapku khawatir dan malu.

Akhirnya aku memakai pakaian yang sopan lengkap dengan kerudung. Suamiku langsung keluar kamar dan akupun menyusulnya. Pak Manto hanya terlihat bingung harus apa, dan akhirnya dia juga memakai pakaiannya kembali.

Sebelum berlalu untuk membuatkan minuman aku sempat bersalaman dengan orang itu. Siapa ya bapak ini? Terlihat sudah cukup tua, mungkin tidak jauh berbeda dengan pak Manto.

Setelah ku buatkan minuman untuk tamu mas Hendra, mas Hendra mengenalkanku pada orang tersebut yang ternyata OB di kantor mas Hendra yang bernama pak Surip.

“Ini pak Surip. Beliau OB di kantorku sayang. Orangnya bijak, aku kadang curhat dan minta saran ke pak Surip” Ucap mas Hendra memberi tahu ku.

“Ahh pak Hendra bisa saja. Pak Hendra lebih bijak kan sebagai pimpinan” Ucap pak Surip balik memuji suamiku.

Di tengah obrolan kami tiba-tiba saja pak Manto keluar kamar dan izin pamit.

“Ya ampun, kenapa pak Manto keluar kamar? Setelah mendengar suara desahanku dan tau bahwa ada pak Manto di dalam kamar tadi bersamaku pasti pak Surip berpikir… Ahh…. Bodohnya” Batinku kacau. Kurasakan wajahku memanas menahan rasa malu.

Setelah perbincangan yang cukup lama akhirnya mas Hendra dan pak Surip pergi. Mas Hendra ingin mengantarkan pak Surip kembali ke kontrakannya terlebih dahulu.

Di malam harinya aku dan mas Hendra berbincang tentang pak Surip. Mas Hendra menjelaskan bahwa pak Surip adalah OB di kantornya. Belum lama pak Surip mendapat musibah istrinya sakit dan meninggal dunia. Mas Hendra menyarankan pak Surip untuk pulang kampung saja atas seizinnya, namun hal tersebut tidak diketahui atasannya. Hingga tak lama kemudian direktur tau bahwa pak Surip pulang kampung, namun direktur mas Hendra tidak mendapat informasi terkait pak Surip yang pulang kampung. Mas Hendra lupa untuk mengatakannya karena pekerjaan yang sedang banyak, dan walau sudah diberi penjelasan oleh mas Hendra, tetap saja pak Surip dipecat. Atas hal tersebut mas Hendra merasa bersalah dan iba kepada pak Surip.

“Kalau pak Surip kerja di rumah kita aja gimana yank?” Tanya mas Hendra padaku. Aku mengerti perasaan bersalah yang dirasakan suamiku. Lagi pula terlihat pak Surip sepertinya memiliki sosok yang santun dan rajin.

“Iya mas boleh. Lagian juga kadang kan aku cape dan ujung-ujungnya malah minta tolong pak Manto” Ucapku mengiyakan rencana suamiku. Mengingat pak Manto aku jadi teringat satu hal. Apakah dengan begitu aku tidak dapat bersetubuh lagi dengan pak Manto? Karena ada pak Surip di rumah ini nantinya. Tapi yasudahlah.

“Makasih ya sayang. Nanti aku coba tanya pak Surip mau atau enggak” Ucap mas Hendra.

Diriku teringat kejadian tadi siang saat aku sedang bergumul dengan pak Manto.

“Emm… Mas, tapi pak Surip akan mikir macam-macam gak ya? Soal tadi siang kan kedengeran desahanku dan keliatan juga pak Manto keluar kamar. Aku takut mas jadinya, malu sama pak Surip” Tanyaku pada mas Hendra.

“Ohh iya haha. Mas juga bingung. Lagian kamu ada-ada aja ngedesah keras-keras gitu tumben banget. Gak ngasih tau mas dulu lagi” Ucap mas Hendra.

“Aku sebenernya mau bikin kejutan buat kamu. Kan kamu suka kalo aku main sama pak Manto. Ehh ternyata ada pak Surip. Lagian kamu kenapa gak bilang pulang sama orang lain juga?” Ucapku agak cemberut.

“Yaudah yank. Itu gimana nanti aja. Ohh iya, berarti nanti kamu gak bisa main sama pak Manto lagi dong? Kasian” Ucap mas Hendra malah meledekku.

“Ihh apa si mas. Kamu kali yang kasian jadi gak bisa liat aku sama pak Manto lagi hihi” Ucapku balas meledeknya.

Kamipun menyudahi perbincangan malam itu dan tidur bersama.
__________

“Apakah nantinya aku masih bisa bersetubuh dengan pak Manto lagi? Apakah kami bisa saling memuaskan kembali? Bagaimana aku menuntaskan hasratku ini nantinya? Memang sebenarnya aku tetap bisa melakukannya dengan mas Hendra, namun jika dengan pak Manto aku merasa lebih bergairah. Apalagi saat kemaluan besarnya menghantam tubuhku. Memang cintaku tetap untuk mas Hendra, tapi pak Manto punya tempat khusus, yaitu sebagai pemuas nafsuku”.

Siang ini di tengah banyaknya gundah pikiran akan nafsuku, tiba-tiba saja terdengar suara kurir memanggil. Aku baru ingat kalau mas Hendra membelikanku pakaian yang menurutnya seksi hihi.

“Permisi paket….” Teriak kurir tersebut. Akupun keluar menemuinya. Kurir tersebut tersenyum ramah padaku.

“Paket atas nama Hendra ka” Ucap kurir tersebut.

“Ohh iya benar mas di sini” Ucapku.

Kurir tersebut langsung memberikan paketnya kepadaku dan mengambil fotoku sebagai bukti penyerahan.

“Permisi ka. Semoga suaminya suka” Ucap kurir tersebut dan pergi mengantar paket lainnya. Sepertinya dia membaca deskripsi barang di label paketnya hihi.

Segera ku buka paket tersebut dan ternyata cukup banyak pakaian seksi yang dibeli suamiku. Cukup banyak tanktop dengan belahan dada rendah dan ada beberapa lingerie yang pastinya memperlihatkan sebagian besar payudaraku. Selain itu juga ada untuk olahraga dan beberapa daster.

Ku kirim sebuah pesan kepada suamiku.
L: Mas, paketnya sudah sampai hihi
H: Iya sayang. Ini sudah ada notifikasinya paket sudah diterima, ada foto kamu juga yang cantik banget
L: Banyak banget mas bajunya
H: Iya sayang. Supaya kamu lebih sering tampil seksi kalau di rumah. Di luar solehah, di rumah solehot haha
L: Dasar ihh hihi
H: Yaudah aku lanjut kerja dulu ya. Coba kamu pakai dan kirim fotonya
L: Iya mas

Saat akan mencoba pakaian-pakaian tersebut, tiba-tiba saja pikiran nakalku kembali. Aku ingin pak Manto menjadi yang pertama melihatku memakai pakaian seksi ini secara langsung hihi. Akhirnya ku hubungi pak Manto untuk datang.

Tak butuh waktu lama pak Manto sudah datang dan langsung berjalan ke belakang.

“Pak, aku bukan minta tolong berbenah” Ucapku pada pak Manto.

“Terus apa non?” Tanya pak Manto.

“Tolong fotoin aku. Mas Hendra belikan aku baju, aku ingin foto untuk dikirim ke mas Hendra pak” Ucapku padanya.

“Ohh, siap non” Ucap pak Manto.

Saat ku perlihatkan kepada pak Manto pakaian yang ku maksud dirinya terkejut dan tersenyum sangat senang.

“Wahh… Mantep ini non. Ayo non dipakai, udah gk sabar saya hehe” Ucap pak Manto bersemangat. Aku hanya tertawa atas tingkah lucunya hihi.

“Hmm… Yang mana dulu ya yang akan ku coba?” Batinku sibuk memilih. Akhirnya pilihanku jatuh ke pakaian untuk olahraga terlebih dahulu. Pakaian ini berupa sport bra berwarna cream dengan celana pendek ketat berwarna serupa. Ku ambil pakaian tersebut dan masuk ke dalam kamar.

“Ganti di sini aja non. Masa iya masih malu sama saya? Hehehe” Ucap pak Manto.

“Di kamar aja ahh pak, biar sureprize hihi” Jawabku genit.

Di dalam kamar ku lepas seluruh pakaianku. Awalnya aku bingung apakah tetap memakai pakaian dalam atau tidak? Tapi setelah ku pikir-pikir lagi pasti akan lebih menarik apabila tidak ku pakai pakaian dalam. Langsung ku pakai sport bra dan bawahannya yang ukurannya sangat pas di tubuhku, membuat tubuhku terlihat sangat menggoda. “Pasti pak Manto dan mas Hendra akan suka hihi”.

Saat ku keluar kamar, terlihat pak Manto tersenyum kegirangan melihat tampilanku saat ini.


“Cantik banget non. Uhh… Body non juga kelihatan mantep betul pokoknya, mantull…” Ucap pak Manto sambil mengangkat kedua jempolnya. Membuatku tertawa karena tingkah lucunya.

Beberapa foto kami ambil. Terlihat memang tubuhku cukup menggoda dengan pakaian ini. “Bagaimana ya jika nanti aku berolahraga di luar dengan pakaian ini? Hihi. Bisa jadi bahan pembicaraan tetangga aku”.

Tanpa berlama-lama aku lanjut ke pakaian kedua. Pilihanku tertuju pada tanktop terusan bermotif macan. “Ya ampun, aku pasti akan terlihat ganas saat memakainya hihi”.


“Woww… Ini cocok jadi personil duo macan non haha” Ucap pak Manto menggodaku.

“Iya nanti pak Manto aku terkam. Arghh…” Ucapku menirukan macan.

“Pasrah non saya kalo non Lina yang terkam hehehe” Ucapnya.

Setelah kembali mengambil beberapa foto. Aku langsung mengganti pakaian lagi. Ku rasa ini yang terakhir untuk ku coba saat ini. Pilihanku tertuju pada baju dengan motif bunga yang cukup anggun. Dan ternyata cukup menampakkan kulit payudaraku.


“Anggun banget non Lina. Kelihatan cantik banget dan menggoda” Ucap pak Manto terus memujiku.

Setelah selesai mengambil foto ku lihat waktu masih cukup siang. Segera ku kirim foto-foto tadi ke mas Hendra.

H: Aduhh… Makin cantik dan seksi aja istriku. Kamu suka?
L: Hihi iya mas suka. Pak Manto juga suka nih.
H: Loh? Ada pak Manto?
L: Iya mas. Tadi aku minta pak Manto ke sini buat bantuin aku nyoba bajunya
H: Uhh… Pak Manto lihat kamu telanjang dong?
L: Hihihi engga mas. Aku gantinya di kamar, jadi pak Manto lihatnya pas aku udah pakai baju-baju itu. Jadi pak Manto gak lihat aku telanjang.. Atau mungkin belum mas hihi
H: Uhh… Kamu mau telanjang sama pak Manto lagi sayang?

Diriku tersenyum atas chat antara aku dan suamiku. Sepertinya boleh juga kalau aku bermain dulu dengan pak Manto. Hitung-hitung ucapan Terima kasih sudah membantuku mengambil gambarku.

“Pak makasih ya sudah bantu aku hihi. Sebagai ucapan terima kasih..” Ku jeda ucapanku dan berjalan mendekati pak Manto.

“Kita main dulu yuk” Ku lanjutkan dengan berbisik di samping telinganya.

Terlihat pak Manto sangat senang dengan tawaranku. Tentu saja dia tidak akan menolak.

Ku tarik tangan pak Manto ke kamarku. Karena akan berbahaya jika kami lakukan di ruang tengah. Karena ada CCTV yang dipantau suamiku di situ. Setidaknya suamiku masih harus menerka-nerka apa saja yang sudah aku dan pak Manto perbuat.

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *