
Nur Herlina As-Syifa (Season 2) – Ep 1
Cerita Seks Daun Muda Hijab
Sudah dua hari sejak persetubuhanku dengan pak Manto. Hari ini ku rasakan kondisi kemaluanku sudah mulai membaik setelah dihujam penis besar pak Manto. Setelah beres dengan semua urusan ibu rumah tangga, diriku bergegas mandi membersihkan sisa-sisa keringat yang melengket di tubuhku.
Saat sedang memandangi tubuhku di cermin diriku membayangkan bagaimana kontrasnya saat itu ketika diriku bersetubuh dengan pak Manto yang sudah menua dan kulitnya menggelap karena kerja kerasnya, sedangkan di satu sisi dia sedang menyetubuhiku seorang wanita berkulit bersih khas wanita Sunda yang terbilang masih cukup muda.
Setelah menyelesaikan mandiku, diriku bergegas masuk ke dalam kamar dengan keadaan berbalut handuk. Ku lihat layar handphoneku menyala dengan sebuah notifikasi terpampang. Ternyata itu dari Rina.
R: Linaaa
R: Gimana? Jadi kita nginep di Puncak?
L: Iya rin, tapi aku bingung kapan ya?
R: Minggu ini aja lin gimana?
L: Gak tau juga rin. Aku gak enak ninggalin suamiku. Aku si pengennya nanti kalo suami aku dinas ke luar kota, baru kita nginep di Puncak.
R: Tapi suami kamu kapan dinas di luar kotanya?
L: Nah aku belom tau rin, nanti aku kabarin kalo suami aku ke luar kota.
R: Yahh belum tau ya, secepatnya ya lin kalo bisa.
L: Iyaiya. Kamu kenapa buru-buru banget si pengen kita ke Puncak? Hihi.
R: Gpp lin aku kangen aja kita bareng-bareng lagi hehe.
R: Yaudah nanti kabarin ya.
L: Iya nanti ya aku kabarin.
Aku sampai lupa dengan rencanaku bersama Rina. Ohh iya Rina bilang kan bersama Roy dan kawan-kawannya juga. Berarti nanti ada aku, Rina, Roy, Roni, Reza, Irfan, dan Indra? Karena mereka kan segank. Tapi ya sudahlah, lagi pula mereka semua juga teman-temanku dan ada Rina juga bersamaku. Tapi kapan ya kira-kira suamiku akan dinas ke luar kota?
__________
Malam hari ini diriku hanya bercumbu dan saling memeluk dengan suamiku, hal itu kami lakukan karena ternyata sedang tiba tamu bulananku. Hemm… Berarti aku belum hamil juga, mungkin Tuhan belum mempercayai kami. Tapi tidak apa, mungkin masih waktunya kami menikmati waktu berdua.
Walau tidak melakukan penetrasi diriku tetap ingin memberi kepuasan untuk suamiku yang sedang dilanda birahi. Kami terus bercumbu dan berpelukan.
“Emphh… Sayanghh… Emphh….” Desahku memberi rangsangan pada mas Hendra.
Di tengah-tengah percumbuan kami tiba-tiba saja diriku memiliki sebuah ide. Ku rasa ini akan membantu suamiku menuntaskan birahinya walau tidak bersetubuh denganku.
“Loh yank, mau ke mana?” Tanya suamiku heran ketika ku berdiri.
Ku buka lemari pakaianku untuk mencari pakaian yang cukup seksi. Pilihanku tertuju pada sebuah lingerie berwarna merah maroon. Ku rasa ini cukup seksi.
“Ohh mau pakai pakaian seksi supaya semakin keliatan hot ya yank? Haha boleh-boleh” Ucap suamiku yang kembali tak ku jawab. Kurasa ini cukup untuk membuat suamiku puas.

Sebuah foto ku ambil dengan diriku memakai lingerie merah maroon ini. Seluruh ucapan suamiku tak ku hiraukan.
Ku kirim foto tadi kepada pak Manto. Terlihat suamiku seketika terdiam terpana. Ku berikan sedikit senyum padanya dan ku kocok kemaluannya yang sudah sedari tadi terbuka. Ku rasa suamiku mulai tau apa rencananku hihii.
Lima menit kemudian pak Manto merespon foto yang ku kirim. “Uhh… Mantap non, non Lina emang paling tau cara bikin bapak sange”.
Mengetahui pak Manto sudah memegang handphonenya, ku telpon pak Manto dengan panggilan video. Kini terlihat wajah pak Manto yang tersenyum gembira di layar handphoneku.
Ku lirik suamiku dan ternyata dia sedang memainkan kemaluannya. Dan begitu ku lihat kembali ke layar handphoneku terpampang penis tua pak Manto sedang dimainkannya.
“Aghh… Terus non, buka non bajunya. Kasih liat bapak tetek non Lina yang besar dan mulus itu ughh…” Racau pak Manto.
Aku hanya tersenyum dengan tingkah kedua laki-laki ini. Pak Manto terus memintaku untuk melepaskan pakaian yang ku pakai, begitupun suamiku yang terus memintaku untuk memperlihatkan payudaraku ke pak Manto. Namun tak ku gubris permintaan mereka. Ku rasa dengan sikapku yang sok jual mahal akan membuat pak Manto dan suamiku semakin bergairah nantinya ketika ku perlihatkan payudaraku. Untuk saat ini tetap ku biarkan mereka masturbasi hanya dengan belahan payudaraku yang terpampang saja hihi.
Setelah 15 menit terdengar suamiku mendesah semakin berat “Ahh…Ughh….” dan Crottt… Crott… Ditembakkan spermanya hingga berhamburan ke mana-mana. Rupanya suara suamiku terdengar oleh pak Manto.
“Ehh… Ada den Hendra ternyata non?” Tanya pak Manto.
Iya pak, sama kaya pak Manto dari tadi lagi coli aja hihi” Jawabku sambil mengarahkan kamera depanku ke arah suamiku.
“Dilanjut pak, saya udah KO hehe” Ucap suamiku basa-basi pada pak Manto.
“Iya den, maaf ya. Saya izin ya den, tadi tiba-tiba non Lina telpon saya hehe” Ucap pak Manto meminta izin dari suamiku.
“Itu den Hendra kenapa malah coli non? Kan ada istrinya yang cantik dan seksi. Kenapa gak langsung terjang aja? Heheh” Ucap pak Manto heran.
“Aku lagi dapet pak” Jawabku singkat.
“Ohh pantes aja. Kalo lagi gak dapet pasti langsung diterjang ya non? Hehehe” Ucap pak Manto yang membuatku tersenyum.
Terlihat suamiku masih mengelus-elus penisnya yang sudah menciut karena sudah ejakulasi. Sepertinya dia masih terangsang melihatku VCS dengan pak Manto. Ku rasa ini saatnya.
Kini Ku bangun dari posisi tiduranku, Ku letakkan handphoneku pada holder HP yang terletak di meja rias kamarku. Ku lakukan sedikit remasan untuk memberi sedikit rangsangan tambahan pada pak Manto.
“Aghh… Iya non remes non” Racau pak Manto.
Ku angkat lingeri yang Ku pakai hingga memperlihatkan celana pendek yang ku gunakan dan perutku. Terlihat pak Manto semakin bersemangat. Namun Ku goda dirinya sedikit dengan menurunkan kembali pakaianku dan kembali Ku remas payudaraku. Ku lakukan berulang kali hingga pak Manto terlihat putus asa.
Sudah hampir setengah jam Ku lakukan panggilan video dengan pak Manto, namun dirinya belum ejakulasi juga. Baiklah, Ku rasa ini waktunya. Dengan sekejap mata Ku buka lingeri yang ku gunakan hingga kini diriku bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana pendek saja.

Seketika pak Manto tertegun dan dengan semangat kembali memainkan kemaluannya.
“Akhirnyaaa….” Ucap pak Manto senang. Mungkin karena suaranya yang terlalu keras hingga mertuaku mengetuk kamar pak Manto dan bertanya di balik pintu kamar pak Manto.
“Engga apa-apa tuan, ini saya lagi nonton tinju” Terdengar jawaban pak Manto mengelak. Diriku sempat tertawa atas kejadian tersebut.
“Ihh… Makanya jangan keras-keras pak suaranya” Ucapku pada pak Manto.
“Hehee iya non, lagian dari tadi lama banget buka baju aja. Sekarang sekalian non celananya juga hehe” Ucapnya.
“Aku lagi dapet pak, gini aja ya” Ku jelaskan pada pak Manto. Dan pak Manto mengerti hal tersebut dan kembali memainkan kemaluannya.
Melihat penis pak Manto yang masih menegang membuatku terangsang dan teringat akan persetubuhan kami. Tapi bagaimana rasanya ya jika diriku merasakan penis pria lain yang sebesar pak Manto namun wajah pemiliknya setampan mas Hendra. Pasti akan jauh lebih luar biasa.
Tak lama kemudian terlihat pak Manto mengejang dan menembakkan spermanya. Kamipun saling pamit menghentikan video call kami.
“Bagaimana mas, puas?” Tanyaku pada suamiku.
Mas Hendra tersenyum dan bergegas menciumku. Puas banget sayangku yang cantik dan binal”.
“Dasar aneh ihh. Tubuh istrinya dinikmatin laki-laki lain malah senang kamu mas” Ucapku meledek suamiku.
“Hehe Tapi harusnya kamu bersyukur yank. Kalo aku gak begini mungkin kita udah gak bersama lagi. Kan awalnya juga kamu udah main sama pak Manto di belakang aku” Jawab suamiku membuatku tersadar.
Benar juga ya, dengan kelainan yang dimiliki suamiku setidaknya aku jadi aman dan tidak berpisah dengannya. Bahkan kenakalanku malah didukung olehnya.
“Hihi iya mas, maaf ya. Terima kasih suamiku yang ganteng dan baik” Ku peluk suamiku dengan manja.