
Nur Herlina As-Syifa (Season 1) – Ep 8 – Semakin Jauh
Cerita Hijab Pancut Malaysia
“Jadi berapa pak?” Tanyaku kepada pak Joko.
“45 Ribu aja buat Lina” jawab pak Joko.
Pagi ini setelah suamiku berangkat kerja, aku langsung belanja sayur ke pak Joko untuk keperluan memasak besok. Dan sesampainya di rumah ku lihat pak Manto sedang memanggil-manggil namaku dari depan rumahku.
“Manggil siapa si pak? hihihi” tanyaku sambil tertawa dari belakang pak Manto.
“Pantes saya panggil-panggil gak ada yang nyaut. Non abis dari mana?” Ucap pak Manto.
“Abis belanja sayur pak di pak Joko” jawabku.
“Lah tumben non belanja sayur di Joko” heran pak Manto.
“Iya pak, baru kemarin mulai belanja di situ. Ayo pak masuk aja” kataku sambil membuka pintu rumahku.
Kamipun masuk. Segera ku rapihkan belanjaanku dan ku taruh dalam kulkas agar tahan lebih lama. Sambil merapihkan belanjaanku aku juga berbincang kepada pak Manto.
“Ibu mertuaku udah sehat pak?” tanyaku.
“Sudah non, makanya saya bisa ke sini buat bantuin non” ucapnya.
Aku cukup senang karna akan dibantu oleh pak Manto. Ku lihat pak Manto langsung mengambil posisi di tempat mencuci piring. Memang rajin dan inisiatifnya tinggi pak Manto ini. Karna kerajinannya ku kasih hadiah ahh buat pak Manto. Setelah itu aku langsung ke kamar dan mengganti pakaianku.
Ku ganti pakaianku dengan kaus putih ketat dan celana pendek ketat.

“Wahh ganti baju non?” ucapnya sambil melongo.
“Iya pak, biar pak Manto semangat hihi” godaku.
Kamipun berbenah rumah bersama. Karena dikerjakan berdua maka tentu tidak terlalu melelahkan, lain jika aku harus mengerjakannya sendiri. Terlebih pak Manto ini memang dapat diandalkan dalam urusan bersih-bersih rumah.
“Huhh… Selesai juga ya pak. Aku mandi dulu ya pak, udah keringetan nih” Ucapku.
“Ehh… Entar dulu non tanggung, mending sekalian kita keringetan bareng dulu hehe” Larang pak Manto.
Aku hanya tersenyum tipis mendengar permintaan mesum pak Manto. “Hihi yaudah pak ayo, itung-itung ucapan terimakasih aku karna bapak udah bantuin”.
Ku lihat segera pak Manto meloloskan celananya beserta celana dalamnya. Dan tiba-tiba saja aku memiliki sebuah ide.
“Bapak tunggu di sini dulu ya” Pintaku pada pak Manto. Segera ku masuk ke kamar dan mengganti pakaianku dengan pakaian seksi yang pernah ku pakai dan ku foto, namun saat itu salah kirim malah ku kirim ke Roni.
Ku rasa saat ini saat yang tepat untuk aku perlihatkan kepada pak Manto.

“Pak Mantoo… Sini pak. Katanya mau keringetan bareng” Panggilku pada pak Manto dari dalam kamar.
Tak lama kemudian pintu kamarku terbuka dan ku lihat pak Manto menampakkan dirinya. Dia masuk sambil tatapannya terpana.
“Wahh… Baju non Lina seksi banget” Kagumnya padaku. Pak Manto berjalan maju mendekatiku yang sedang berdiri.
“Bapak suka gak?” Ucapku sambil tersenyum manis padanya.
“Suka banget non duhh…” Senang pak Manto.
Dan entah datang dari mana pikiran gila lainnya hinggap kepada ku. “Ini karna bapak udah baik mau bantuin aku, dan ini karna kemaluan bapak besar dan bapak nakal” Ucapku sambil ku tarik tangan pak Manto dan ku suruh dia untuk duduk di ranjangku.
Setelah itu ku buka pakaianku hingga tersisa celana dalamku saja, dan disusul aku duduk di hadapan pak Manto. Ku berikan senyum nakal kepada pak Manto.
“Duhh non senyum begitu saya jadi ngeri-ngeri sedap hehe” Ucap pak Manto salah tingkah.
“Ini karna pak Manto nakal, masa istri majikannya dinakalin si” Ucapku sambil ku genggam kemaluan pak Manto dan ku dekatkan wajahku ke kemaluannya.
Setelah itu aku kecup kepala penisnya dan ku cium aromanya. Jujur saja agak aneh aroma ini, tapi karena ingin menyenangkan pak Manto maka ku paksakan saja. Karena pak Manto pernah bilang selain memasukkan kemaluan laki-laki ke kemaluan wanita, bisa juga kenikmatan didapat laki-laki saat kemaluan laki-laki dimasukkan ke mulut wanita.

Dan happ… Ku masukkan penis pak Manto ke dalam mulutku.
“Oghhh… Mantep banget nonn… Bisa gila bapak” Erang pak Manto.
“Emhh… Emhh… Emhh….. Hohh…. Gimana pak? Enak?” Ucapku sambil tersenyum nakal. Jujur saja aku menahan aroma dari kemaluannya pak Manto yang ku rasa agak aneh.
“Enak banget nonn… Ahhh….. Juara non sepongannya” Ucap pak Manto.
“Hihihi udah ya pak, dilanjut sendiri kaya biasa” Ucapku sambil ku jauhkan tubuhku dari hadapan pak Manto.
Tanpa ku duga tiba-tiba saja pak Manto mendorong tubuhku hingga posisi tiduran. Dia juga langsung membuka celana dalamku dan melebarkan kedua kakiku.
“Ehh… Pak mau apa? Jangan pak jangan” Ucapku khawatir. Kenapa pak Manto bisa seberani ini tiba-tiba. Aku tidak rela jika harus disetubuhinya sekarang.
Dan “Ahh… Oughh…. Pak Manto enak banget pak. Ahh… Bapak ngapain pak?”. Aku tau rasa ini tidak seperti bersetubuh, dan saat ku lihat ke bawah ternyata pak Manto sedang menjilati vaginaku.

” Slurpp… Slurp.. Udah non tenang aja, ini balas budi bapak karna non sudah mau sepongin bapak tadi. Slurpp… Slurp…. ” Ucap pak Manto.
Ahh… Sungguh nikmat rasa ini dan selain itu juga aku tidak perlu bersetubuh dengan pak Manto.
“Ahh… Iya pak enak banget, terus pak ahh….” Erangku karena rasa nikmat yang menerpa.
Cukup lama pak Manto memainkan lidahnya pada kemaluanmu. Hingga aku akhirnya mengerang dan “Ahh… Aku keluar pak”.
Pak Manto pun menghentikan perbuatannya dan tersenyum.
“Hehe yaudah bapak lanjut coli ya non” Diapun memainkan kemaluannya di hadapanku.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum karena kenikmatan yang baru saja ku Terima, dan sekejap kemudian aku tertidur.
___________________________
Saat ku bangun ku lihat pak Manto masih tertidur di sampingku. Aku hanya tersenyum dan bangun.
Saat ku lihat Handphone sudah banyak notifikasi pesan masuk, dan seketika aku terkejut bukan main ketika melihat jam pada HPku.
“Astaga sudah sore, dikit lagi mas Hendra pulang sepertinya” Segera ku bangunkan pak Manto. Dan pak Manto pun terkejut dan langsung memakai pakaiannya dan pergi pamit. Akupun langsung mandi membersihkan diriku.
Ketika sedang mandi ku dengar suara mobil suamiku. Ada rasa degdegan pada diriku karena hampir saja ketahuan suamiku. Telat beberapa menit saja bisa terjadi kehancuran dalam rumah tanggaku.
“Sayang lagi mandi?” Teriak mas Hendra dari balik pintu kamar mandi.
“Iya mas, sebentar ya” Balasku dari dalam kamar mandi.
“Distop dulu yang mandinya sebentar, tolong buka dulu pintunya” Tok.. Tokk… Ketika suamiku.
Akupun membuka pintu kamar mandi masih dalam keadaan tanpa busana. “Kenapa mas?”
Mas Hendra tiba-tiba saja menghanduki tubuhku dan menggendongku menuju ke kamar.
Mas Hendra menjatuhkanku di atas kasur. “Aa… Kenapa si mas hihihi” Kagetku sambil tertawa atas tingkah suamiku.
“Mas sange yang, lagi pengen banget hehe” Ucap mas Hendra sambil membuka seluruh pakaiannya.
Mas Hendra langsung memasukkan penisnya ke vaginaku “Ahh… Enak yang” Ucapku.
Tak ada kata yang keluar dari suamiku. Dia memeluk dan menciumku dengan ganasnya.

“Uhh… Pelan-pelan mas ihh tumben ganas banget kaya orang kesetanan hihihi” Ucapku ketika mulut kami terlepas.
“Mas sange banget yang” Ucapnya sambil lanjut mencium dan menggagahiku.
Plokk… Plokk… Plokk….. Suara perpaduan kelamin kami.
“Enak mas ahh…” Erangku.
“Iya mas juga enak banget. Mas mau keluar”. Ucapnya sambil terus menggenjot vaginaku.
“Ahh…” Crot.. Crott… Ku rasakan rahimku menghangat.
Mas Hendra langsung terkulai lemas di sampingmu. “Ahh… Enak banget sayang” Ucapnya sambil tersenyum.
Ku balas senyum suamiku dan ku peluk mas Hendra. “Iya mas enak banget”
Tak lama kemudian mas Hendra bangun dan membersihkan kemaluannya dengan tisu.
“Mas sini sebentar dah” Pintaku.
Mas Hendra mendekat. Ku tarik tangan mas Hendra untuk naik ke atas kasur dan ku raih kemaluan mas Hendra. Happ… Langsung ku masukkan kemaluan mas Hendra ke dalam mulutku.

“Hahh…” Mas Hendra terkejut atas tindakanku.
“Kok kamu? Ahh… Enak banget sayang” Erang dan heran mas Hendra.
Mungkin memang begini aroma kelamin semua laki-laki pikirku, tapi setidaknya milik suamiku tidak sebau pak Manto. Tak lama kemudian ku sudahi aksiku terhadap suamiku dan aku tersenyum padanya.
“Yuk mandi bareng yang” Ajakku padanya. Kamipun mandi bersama dengan mesra.
“Kok tadi kamu tumben nyepong yang?” Heran suamiku.
Jujur aku sempat bingung untuk menjawabnya, tidak mungkin dong aku bilang tau dari pak Manto hihi.
“Naluri aja yang. Emang enak tadi?” Jawabku seadanya.
“Enak banget uhh…” Puji suamiku