
Nur Herlina As-Syifa (Season 1) – Ep 2 – Pertemuan
Cerita Seks Indonesia Terbaru
“Ehh… siapa kamu?” kagetku begitu ku lihat ada pria tua di hadapanku.
“Eh.. Saya Manto non, pembantunya mas Hendra. Saya mau ambil barang-barang saya yang ketinggalan di sini” ucapnya dengan agak ketakutan.
Segera ku video call suamiku untuk memastikannya, dan ternyata memang benar itu pak Manto. Akupun merasa bersalah kepadanya dan mempersilahkan dirinya untuk mengambil barang-barangnya.
“Maaf ya pak, saya belum tahu bapak sebelumnya soalnya. Yaudah silahkan bapak diambil saja barang-barang bapak yang ketinggalan” ucapku ramah.
“Iya non makasih ya, permisi non” ucap pak Manto.
Saat pak Manto sedang mengambil barang-barangnya diriku baru tersadar kalau sedang tidak mengenakan kerudung. Segera aku masuk ke kamar dan memakai kerudungku.
Huhh… mimpi tadi membuatku merasa semakin ingin bercinta, namun suamiku masih bekerja. Ku putuskan untuk mandi karena badanku lengket selepas berbenah.
“Pak, masih lama atau tidak ya?” tanyaku pada pak Manto.
“Dikit lagi kok non ini, yang ketinggalan juga gak terlalu banyak” jawab pak Manto sambil membereskan dan mengemas barang-barangnya.
“Ohh… yaudah pak saya mau mandi dulu, nanti kalau sudah pintu depan tolong ditutup ya pak” ucapku.
“Baik non” ucap pak Manto.
Saat sedang mandi kudengar suara pintu depan tertutup, berarti pak Manto sudah pergi pikirku. Selesai sudah mandiku dan kupakai handuk untuk mengeringkan tubuhku sambil berjalan keluar kamar mandi, pintu depan rumahku sudah tertutup gini pikirku.
Setelah dua langkah ku keluar kamar mandi, diriku sangat terkejut karena ternyata pak Manto masih di ruang tamuku. Segera ku bersembunyi di dapur dan melilitkan handuk pada tubuhku. Diriku berjalan cepat masuk ke kamar mandi untuk memakai pakaianku tadi, namun sayang pakaianku sudah basah. Dengan terpaksa aku melewati pak Manto hanya menggunakan handuk.

“Saya kira bapak sudah pulang” ucapku gerogi
“Hehe belom non, saya gk enak kalo belom pamit sama non” ucap pak Manto dengan wajah cengengesan.
Sekilas ku lihat tatapan pak manto tak lepas dari tubuhku yang terbungkus handuk ini, segeralah diriku berlalu ke kamarku dan memakai pakaian.
“Duhh… bisa-bisanya ceroboh begitu, kirain sudah pulang pak Mantonya” gerutuku.
Memang mungkin salahku juga karena tadi ku bilang jika sudah selesai, bukan jika sudah pulang tolong tutup pintu dan aku menyangkanya pak Manto jika sudah selesai segera pergi.
Tapi jujur saja, tatapan pak Manto ke tubuhku yang terlilit handuk memberikan kesan tersendiri bagiku. Bukan marah atau benci, namun ada rasa aneh lain yang menjalar.
Begitu diriku sudah berpakaian kembali, ku temui pak Manto di ruang tengah. Ku tawari untuk minum dulu namun dia menolak dan ingin segera kembali ke rumah orang tua mas Hendra katanya. Sebelum pergi dia sempat memberikan nomor kontaknya kepadaku, jaga-jaga jika aku butuh bantuan katanya.