
Kisahku Husna Amira – Ep 17 – Derasnya Hujan 1
Cerita Dewasa Mahasiswi Terbaru
Pagi ini aku terbangun dari tidurku, badanku sudah agak mendingan meskipun masih masih ada sedikit rasa pusing dan pegal, aku pun bangun dari tidurku dan melihat jam yang berada di sebelah kananku, betapa terkejutnya aku saat melihat jam sudah pukul 06:45 pagi, kelas dimulai jam 08:00, aku pun langsung beranjak dari kasurku dan segera mandi secepat mungkin. Dengan sedikit rasa pusing dan pegal yang masih kurasakan aku bergegas siap siap berangkat sekolah, dikarenakan hari ini aku sudah janjian dengan Ema dan Misel untuk membeli alat alat yang akan kami gunakan untuk membuat karya untuk diperlombakan di Olimpiade Sains nantinya, setelah mandi aku bergegas memakai pakaian sekolah ku, mengambil beberapa buku, dan langsung turun menuju lantai bawah. Disana aku melihat Bi Inem yang sedang mengepel lantai.
.
“Bi kok gak bangunin aku sih? Aku terlambat ini” kataku sedikit ngedumel.
.
“Loh, kira Non Una mau istirahat dulu, kan Non masih sakit habis keracunan” ucap Bi Inem sambil mendongakan kepalanya ke atas.
.
“Aduh Bi, hari ini aku harus kesekolah buat siapin barang barang lomba nanti, Pak Pram mana Bi?” Ucapku sambil memalingkan wajahku kekiri dan kekanan untuk mencari Pak Pram.
.
“Ada Non didepan lagi nyuci Mobil” jawab Bi Inem sambil menunjukan arah keluar dengan jempolnya.
.
“Oh yaudah Bi aku berangkat dulu yah” sambil menyodorkan tanganku dan salim ke Bi Inem.
.
Aku pun langsung bergegas keluar rumah, disana aku melihat Pak Pram sedang mencuci mobil, Pak Pram tak menggunakan baju dan hanya menggunakan celana pendek sepaha, sambil mencuci mobil ia bersiul dengan asiknya..
Pak Pram
.
“Hu hu huuuuu huuuu huuuuu” siulan Pak Pram.
.
“Pak, Ayo Pak kesekolah, aku udah telat ini” Ucapku tergesa gesa berjalan ke arah Pak Pram.
.
“Loh Non udah sehat?” Kata Pak Pram terheran heran melihatku.
.
“Iya Pak Iya, ayo cepet Pak ntar telat kesekolahnya” ucapku bergegas langsung masuk mobil yang masih dicuci itu.
.
Pak Pram pun mengangguk dan ia segera masuk kedalam mobil tanpa mengganti bahkan memasang pakaian yang layak. Tanpa baju dan celana pendek sepaha ia mengantarkanku kesekolah. Didalam mobil aku langsung mencatat barang barang apa saja yang dibutuhkan kami saat mengikuti lomba Olimpiade sains nanti, barang apa saja yang dibeli dan barang apa saja yang ada disekolah atau dirumah masing masing. Saat sedang mancatat aku baru sadar, aku tak menggunakan BH sama sakali, aku kelupaan bahkan tak menggunakan baju dalaman, hanya baju sekolah yang menutupi kedua buah dadaku ini.
.
“Duh pake kelupaan lagi make BH, ya sudah lah toh orang gak sadar juga kalo aku gak pake BH” ucapku dalam hati menenangkan kepanikanku.
.
Di tengah perjalanan, aku tak sengaja melihat tonjolan yang ada di celana Pak Pram, yang membuat gairahku muncul. Tanpa sadar aku terus menatap tonjolan yang ada di celana Pak Pram. Beberapa saat kemudian aku terkejut dengan teguran Pak Pram.
.
“Non ngeliatin apa Non?” Tanya Pak Pram sambil menyetir dan sesekali memalingkan wajahnya ke arahku.
.
Aku pun kaget dan langsung menundukan kepalaku karna malu.
.
“Ng ng nggak pak, gak liat apa apa” jawabku gugup, namun sesekali aku masih melihat tonjolan yang ada dicelana Pak Pram.
.
“Non ngelihatin ini yah?” Ucap Pak Pram sambil menggenggam tonjolan itu.
.
Aku terkejut dengan ucapan Pak Pram, aku hanya tertunduk malu dan menyilangkan tanganku di depan dadaku.
.
“Maaf yah Non, emang kalo burung bapa ini pagi pagi suka berdiri tegak Non hehehe” tawa Pak Pram yang semakin membuatku malu.
.
“Non belum pernah liat punya laki laki yah?” Tanya Pak Pram kepadaku dengan senyumannya.
.
“Be be belum pak” jawabku bohong sambil terbata bata.
.
“Non mau liat punya bapak?” Tawar Pak Prak kepadaku.
.
“Emm emmm nggak Pak gak usah” tolakku namun tetap melirik ke arah tonjolannya Pak Pram.
.
Gak papa Non dari pada penasaran kan, cuman ada kita berdua aja non, saling jaga rahasia, punya bapak gede loh Non haha” ucap Pak Pram meyakinkanku dengan tawanya.
.
“Emang bapak gak malu?” Tanyaku terus menghindar.
.
“Nggak Non, ngapain malu, Non Una udah bapak anggap seperti anak sendiri, ngapain malu” Ucap Pak Pram terus meyakinkanku dengan mengkerutkan dahinya.
.
“Mau gak Non?, Bapak bukain nih” ucap Pak Pram sambil memegang tonjolannya.
.
“Yaudah deh Pak terserah bapa aja” ucapku sambil menundukan kepalaku, disisi lain aku malu untuk mengatakannya namun disisi lain aku juga ingin melihat kontolnya Pak Pram yang selama ini aku bayangkan.
.
Pak Pram tersenyum lalu tangan kanan bergerak ke arah tonjolan itu, lalu……..
.
Sreetttt
.
Terpampanglah kontol Pak Pram yang sangat besar, panjang, dan berwana hitam. Mataku tebelalak dan mulutku menganga, aku tak pernah melihat kontol sebesar itu aku hanya diam dan terus memandangi kontol Pak Pram.
.
“Gimana Non punya saya? Gede kan” Ucap Pak Pram sambil tersenyum.
.
I i iya pak” jawab ku terbata bata sambil memalingkan wajahku dari kontolnya Pak Pram.
.
Selama diperjalanan Pak Pram tak pernah menutup kontolnya, ia biarkan kontolnya itu mengacung tegak selama menyetir, aku beberapa kali melirik kontol itu, namun tak berani melihat lebih lama, karna aku cukup merasa malu.
Sesampainya di sekolah aku langsung pergi kekelas, ternyata kelas sudah dimulai, Aku pun memberanikan mengetok pintu kelas.
.
Tok tok tok (suara ketokan ku di pintu kelas)
“Maaf Pak saya terlambat” ucapku gugub, karna ini adalah MatPelnya Pak Bagas yang mengajar..
Pak Bagas

.
“Astaga Una, kamu terlambat, cepat kamu berdiri di lapangan dan jangan kembali sampai saya suruh mengerti?” Kata Pak Bagas dengan memarahiku dengan kedua tangan mengacak di pinggangnya.
.
Aku pun turun kelapangan dan berdiri panas panasan disana. Cukup lama aku berkeringat sampai membasahi baju ku dan sedikit memperlihatkan buah dadaku samar samar dibalik baju putih sekolahku, akupun berusaha menutupi buah dadaku dengan menutupinya dengan jilbabku. Saat sedang membetulkan jilbab aku dikagetkan dengan Seto yang datang membawakan sebotol air minum kepadaku..
Seto
.
Una, nih minum lo pasti haus” Ucap Seto sambil menyodorkan minuman itu.
.
Akupun mengambil botol itu dan segera meminumnya, karna memang aku haus sekali.
.
“Kenapa lo bisa telat sih? Tumben banget loh” ucap Seto heran.
.
“Gua ketiduran soalnya semalam baru habis dari klinik kemarin” ucapku
.
“Loh lo kenapa Una?” Tanya Seto Khawatir sambil kedua tangannya memegang bahuku.
.
“Nanti gua ceritain, tapi lo masuk kelas dulu, ntar di marahin Pak Bagas” ucapku sambil menurunkan kedua tangannya dari bahuku.
.
“oh yaudah, ntar ceritain yah, Gua masuk kelas dulu yah, bye Una” Ucap seto pergi sambil mengelus kepalaku dengan tangan kanannya.
.
“Iya bye” ucapku kearah Seto.
.
Tak berapa lama panas panasan berdiri, Pak bagas memanggilku dan menyuruhku masuk ke kantornya. Aku pun bergegas menemui Pak Bagas dikantornya.
.
“Una Una, kenapa hari ini kamu telat hah?” Tanya Pak bagas sambil kepalanya mendekat ke arahku.
.
“Maaf Pak, saya kemarin masuk klinik pak keracunan, jadi mungkin ketidurannya agak lama, jadi saya kesiangan terus buru buru deh kesekolah” ucapku beralasan agar kesalahanku di maafkan kali ini.
.
“Hmmmm kelihatan dari awal, sampai kamu lupa pake BH yah” kata Pak Bagas seketika membuatku terkejut dan malu, aku pun langsung menutup kedua dadaku dengan tanganku.
.
” M m ma maaf pak” ucapku terbata bata karna malu kepada Pak Bagas.
.
“Tadi bapak ngadain Kuis dadakan dan nilai kuis itu sangat membantu untuk meningkatkan nilai rapotmu nanti jadi kamu rugi banget datang terlambat tadi”
.
“Waduh Pak saya boleh gak Pak kerjain tugas lain, buat ganti nilai kuis saya” ucapku sedikit panik.
.
“Una una, kamu gak perlu kerjain apa apa, tapi ada satu syarat” ucap Pak Bagas dengan mengacungkan jari telunjuknya.
.
“Apa Pak?” Tanyaku
.
“Bapak boleh pegang susu kamu gak, sebentar aja kok, kalo kamu mau nilai kamu akan saya tambah 2 kali lipat dari temen temenmu dikelas” ucap Pak Bagas yang membuatku shok.
.
aku terdiam saat itu, melirik Pak Bagas aku melihat pak Bagas dengan tatapan nakal dan cabul, dengan pandangan menelanjangi tubuhku. Aku bingung harus bagaimana disatu sisi aku tak mau di lecehkan seperti ini apalagi sama Guruku sendiri, namun disisi lain aku juga memerluakan nilai itu untuk masuk universitas yang aku mau. dengan perasaan penuh takut aku mengatakan…..
.
“ya ya yaudah deh pak bapak boleh pegang dada saya” kata ku terbata bata.
.
“oh ya una baiklah kamu duduk di shofa sana” kata Pak Bagas berdiri dari kursinya sambil menunjuk Shofa yang di maksut..
Husna Amira

.
Aku pun duduk d kursi itu dengan perasaan takut dan Pak Bagas perlahan lahan berjalan ke arahku. saat Pak Bagas sudah semakin dekat kearahku.
.
“tok tok tok tok tok” suara ketukan dari pintu membuat aku dan Pak Bagas terkejut.