Keterusan – Ep 26 – Akhir Cerita

Author Avatar

RajaBokeps

Joined: Mar 2025
Bagikan Video Bokep Ini

Cerita Dewasa Jilbab Binal Terbaru

“Hhhhh….Hhhhh….Hhhhh…. Bentar-bentar…” Desah nafas Mela terdengar begitu memburu karena baru saja mendapatkan kenikmatan orgasmenya.

Melihat Mela menggelijang hebat, Fadil hanya tersenyum. Tak membalas ataupun berkomentar sama sekali saat melihat tubuh istri semokku bergetar tak terkendali dihadapannya. Membiarkan wanita cantik itu melenguh keenakan karena tusukan penis besarnya.

“Anjimmm… Kok aku ga perna bisa bikin kamu keluar duluan sih…” Kesal Mela dengan napas tersengal-sengal. Wajahnya terlihat frustrasi dan dari suaranya terdengar ada sebuah kekecewaan karena tak berhasil mengalahkan lawan mainnya. “Sumpah… Kontolmu terlalu besar….”

Fadil terkekeh pelan dengan suara tawanya yang berat. Mencoba menangkan kekesalan di hati Mela dan penuh sayang. Ia menyeka wajah cantik istriku dengan jari-jarinya yang besar. Membersihkan sisa titik air mata yang masih ada di sudut matanya. “Hehehe…. Gak usah kamu pikirkan, Sayang… Itu hal wajar kok…“

“Tapi khan aku pengen kasih kamu kepuasan, Sayang…” Jawab Mela.
“Iya… Aku paham… “ Sahut Fadil lagi, “Hanya saja…. Beneran deh… Kamu tuh satu-satunya wanita… Yang sanggup menelan hampir seluruh panjang kontolku… Kamu tuh hebat banget, Sayang…..”

Tapi khan aku…” Wajah Mela memerah saat mendengar pujian yang keluar dari mulut lelaki selingkuhannya, “Pengen bisa masukin kontolmu semua kesini…” Sambung istriku sambil melirik kearah selangkangannya yang menggembung besar karena masih terjejali penis.

22_Yt Sukapink.jpg

Fadil terus saja tersenyum dengan tatapan mata yang begitu hangat dan intim. “Ketimbang kamu kesal karena hal itu… Gimana kalo aku kasih kamu orgasme lagi dengan cara yang berbeda….?”
“Cara yang seperti apa…?”

Fadil tidak langsung menjawab. Ia lalu memeluk pinggang Mela dan menggendong tubuh ramping istriku dengan penis yang masih tertancap erat di tubuhnya. Setelah itu, ia merebahkan Mela dengan punggung menempel di sofa dan membentangkan pahanya lebar-lebar

“Sepertinya… Aku tahu kamu mau ngapain aku… Hihihi….” Kekeh Mela dengan raut wajah girangnya.
“Bagus…” Jawab Fadil singkat.
“Tapi kali ini… Sodok memekku lebih dalam lagi ya, Sayang…” Pinta Mela sambil tersenyum, “Karena aku pengen… merasakan seluruh kontolmu didalam sini…”

“Bener…?” Tanya Fadil
“Iya….” Jawab Mela penuh rasa yakin, “Aku pengen jadi wanita satu-satunya yang bisa melahap seluruh kebesaran kontolmu….”

“Hmmmm.. Kamu bakalan merasakan rasa sakit yang begitu pedih loh, Sayang…”
“Ahhhhh… Bodo amat… Aku pengen bisa ngerasain kepenuhan di memekku…” Ucap Mela tak sabaran, “Masukin saja semuanya kesini…!” Sambungnya lagi dengan nada bergetar.

Fadil tersenyum. Seolah berusaha mencerna keinginan Mela yang tak mungkin bisa terwujud. Namun, tetap saja. Lelaki kekar itu memajukan pinggulnya. Meletakkan kepala penisnya tepat di selangkangan istriku. Kemudian mendorong bibir kemaluan lawan mainnya kuat-kuat dengan penisnya.

CLEEEEEEEEEPPPPPPPP
“Suara penis Fadil saat tenggelam di dalam vagina Mela. Membelah celah sempit kemaluan istriku dengan gagahnya. Melesakkan sisa batang jumbonya lebih dalam lagi. Hingga membuat istriku, makin melenguh kesakitan dan keenakan dalam waktu bersamaan.

Melihat bonggol kepala penisnya yang bengkak mendorong bibir vagina Mela, membuatku kembali berhenti bernapas. Tubuhku gemetar. Karena melihat selangkangan istriku terenggang lebih lebar dari yang pernah kulakukan.

“Aaaaahhh… Mela Sayaaaanngg…. Ohhh… Kenapa memekmu ini… Selalu terasa nikmat sihh…?” Erang Fadil keheranan. “Bener-bener ngejepiiittt….”
“Nggghhhh….” Balas Mela merintih dengan tubuh bergetar dan mata terpejam rapat, “Ohhh… Penuh banget memekku, Sayang…”

Mela mendesah, setiap kali ujung penis Fadil menabrak dinding rahimnya. Matanya merem melek karena merasakan nikmat yang sepertinya tak pernah mampu kujangkau dengan penisku. Saking enaknya, kaki Mela sering melingkar di pinggang Fadil saat penis lelaki bajingan itu menggenjot vagina istriku. Dan menggelitik titik terdalam rahimnya.

“Masih mau disodok lebih dalam…?” Goda Fadil sambil terus mengaduk goyangan pinggulnya. Melesakkan lebih dalam kemaluan besarnya pada vagina istriku.
“Iyaaaahhh…” Jawab Mela penuh keyakinan. Membuka pahanya lebih lebar lagi, dan berharap penis selingkuhannya itu bisa masuk lebih dalam lagi.
“Hmmm.. Penasaran banget nihi cewek… Hehehehe… “ Kekeh Fadil yang dengan sigap, langsung mengaduk-aduk kembali vagina sempit Mela. “ Tahan ya Sayang…”

CLEEEEEEEEEPPPPPPPP
“AaaaaaRRRRGGGGhhhhhhhhhh, Saaaayyaannggg…..” Raung Mela saat penis Fadil masuk semakin dalam di kemaluan sempitnya.

Meskipun Mela mempersilakan kemaluan hitam selingkuhannya itu menghilang dan muncul di tengah-tengah bibir vaginanya yang merah dan bengkak. Aku melihat ada rasa sakit yang tak terelakkan pada vaginanya.

Ingin sekali aku keluar dari tempat persembunyianku ini. Menolong Mela supaya bisa membebaskan dirinya dari rasa sakit yang ia rasakan. Akan tetapi, sia-sia. Aku tetap tak mampu menggerakkan tubuhku. Aku hanya mampu berdiri di belakang partisi lemari.

Lumpuh. Dan menjadi tawanan oleh pemandangan yang ada didepanku. Aku benar-benar marah.

Emosi.
Namun anehnya, juga tergila-gila karena persetubuhan terlarangnya.

Terlebih saat melihat istriku makin membuka lebar-lebar kedua pahanya saat berusaha memuaskan nafsu lelaki lain dengan keterampilan gerak dan birahi yang belum pernah kulihat sebelumnya. Menjadikan persetubuhan itu seperti serangan visual yang membuat hatiku porak poranda karena gairah dan kecemburuan yang menghantamku.

AAAAAARRRGGGGGGHHHH…
“Pasti nikmat sekali… Bisa ngentotin memek sempit Mela dengan kontol sebesar itu…” Erangku saat membayangkan gimana rasanya menjadi Fadil ketika menyetubuhi vagina istriku dengan buas.

Secara reflek, tanganku melayang ke arah penisku. Meraih kemaluanku dan membebaskannya dari rasa sakit akibat tekukan batang penis, di celana dalamku. Mengusap penis didalam celanaku dan mulai mengocoknya seiring gerakan penis Fadil di kemaluan istriku.

TEK TEK TEK TEK TEK

Aku benar-benar ingin keluar dari persembunyianku ini. Menghambur kearah istriku yang sedang disetubuhi selingkuhannya dan mengocok batang penisku sekuat tenaga. Dan ketika aku orgasme, kusembur seluruh persediaan spermaku kearah mereka guna menyadarkan kesalahan yang mereka perbuat kepadaku.

Namun, lagi-lagi. Itu adalah sebuah pemikiran yang tolol. Yang sama sekali tak mungkin kulakukan.

Sebisa mungkin, aku harus mampu menahan birahiku. Karena jika aku melupakan syahwatku demi melampiaskan nafsuku, semuanya akan berakhir dengan percuma. Fantasiku yang gila dan melenceng ini akan hancur begitu saja. Terlebih lagi, aku harus mampu menghadapi kenyataan pahit yang akan kujalani bersama istriku.

Walhasil, aku hanya bisa meremas kemaluanku sekuat tenaga. Berusaha memadamkan birahiku yang makin memuncak dengan cara menggigit bibirku kuat-kuat. Menonton persetubuhan Mela dan selingkuhannya dalam hening. Tanpa menghiraukan rasa darah yang mulai terasa di mulutku.

PLAK PLAK PLAK PLAKPLAK PLAK
“Aaaahhh.. Anjiiimmm, Sayang…. Enak sekali sodokan kontolmu… Aaahhh…Enak bangeettt… “ Lenguh Mela memenuhi ruangan. Suaranya sampai terputus-putus karena kelelahan serta kenikmatan yang terus membuat rasa cemburu yang dingin ke dalam diriku. Kuku jemari lentiknya juga menancap makin dalam ke paha Fadil, setiap kali Mela merasakan sakit akibat tusukan kasar penisnya.

PLAK PLAK PLAK PLAKPLAK PLAK
Mataku berkabut. Menyaksikan, persetubuhan tak senonoh yang terus terpampang dihadapanku. Tubuhku merinding. Menatap ngeri saat lelaki bajingan itu tanpa henti memasukkan penisnya yang besar ke dalam vagina sempit istriku.

58_Yt Sukapink.jpg

Suara-suara basah dan cabul dari persetubuhan mereka, menggema memenuhi ruangan. Suara-suara tersedak serta desahan tertahan tak hentinya keluar bersahut-sahutan. Membuat telingaku panas karena mendengar ucapan kata-kata kotor dari mereka.

“Haaaaaaaaahhhhhh…. SAAAAYAAAAANNNGGGG…. KAMU BIKIN AKU KELUAR LAAAAGIII….” Raung Mela dengan tubuh yang tiba-tiba mengejang. Kakinya seketika kaku, membentang lurus disamping pinggang Fadil yang terus terayun kasar kearah selangkangan istriku.

“Iyaaaa…. Keluar aja…” Sahut lelaki kekar itu santai, sambil tersenyum penuh kemenangan.

“AAAAHHHH.. ANNJJIIMMMM… OOOHHHH…. NGEEENTTOOOTTTTT… KOK BISA SIH KAMU KASIH AKU ORGASME SECEPAT INIIII….!!” Raung Mela yang kalimatnya penuh nafsu dan kata-kata kotornya.
Menjerit lantang tanpa menghiraukan keberadaanku yang ada dirumah ini.

CREEETTT CREEETTT CREEECREEETT CREEETTT CREEETTTT
“AAAAARRRGGGGGGHHH… AAAANNNNJIMMMMM…. SAAAYAAAAAAANNGGG… AAAAAHHH…”

Tubuh Melati menggeliat, meregang kejang dalam setiap tarikan napas putus asanya, karena lagi-lagi tak mampu menghadapi kegagahan penis selingkuhannya. Untuk kesekian kalinya, Mela harus mengakui, kekalahan yang tak ia duga sama sekali.

PLOOOOPPPP
Fadil mencabut penisnya. Memberi Mela waktu sejenak untuk beristirahat.

“Uuuhhhh…. Kok dicabut sih, Sayang… “ Keluh Mela dengan nada bicara seperti belum bisa menerima kekalahannya. ”Ayo masukin lagi…. Hhhh… Hhhh… Hhhh… ” Sambung istriku dengan nafas terengah-engah dan tekad yang masih terlihat jelas matanya.

“Beneran…? Kamu gak mau istirahat dulu…?” Tanya Fadil, “Kamu udah keluar berkali-kali loh…”

“Iyeeee… Hhhh… Hhhh… Ayo masukin lagi….” Pinta Mela sambil menggapai-gapai penis Fadil yang sudah begitu mengkilap karena lendir orgasmenya, “Aku…Masih bisa mengatasinya….”
“Baiklah kalo begitu….” Ucap Fadil yang tanpa memberi aba-aba. Langsung melesakkan batang penisnya secara buas kedalam vagina istriku

CLEEEEEEEEEEPPPPPPPP
Mendorong dengan tenaga lebih besar hingga setengah batang penisnya, langsung menghilang. Tenggelam dan tertanam di vagina istriku.
“Heeeegghghhh…. Aaaahhhhh… “ Raung Mela saat batang jumbo Fadil kembali meregangkan otot kemaluannya hingga maksimal. Membuatnya seperti tersedak dalam siksaan yang begitu nikmat.

“Sakit…?” Tanya Fadil
Mela menggeleng,” Terus, Sayang… Sodok lebih dalem lagi…!!”
“Beneran…?” Goda Fadil yang mendorong tusukan kemaluannya lebih dalam dari sebelumnya, “Ini ujung kontolku sudah nabrak ke dinding rahimmu loh…”.

“Hhhiyaaahhh… Hhhh… Hhhh… “ Seru Mela memaksakan dirinya sekuat tenaga. Seolah berhalusinasi untuk bisa melahap dengan penis Fadil yang begitu besar.”Terus Sayang… Sodok lebih dalam… Ohhhh.. Teruuusss… Aku yakin… Memekku bisa melahap seluruh batang kontolmu…!!”

Entah apa yang ada di pikiran Mela sehingga ia begitu antusias untuk bisa menerima sodokan penis selingkuhannya. Urat-urat dilehernya sampai bertonjolan karena ia terus memaksakan vaginanya bertahan saat menerima sodokan kasar penis Fadil.

Otak bebal istriku seperti terus meminta vaginanya untuk terus meregang hingga maksimal. Tanpa mempedulikan kenyataan yang ia hadapi.

AHHH MELATI…
KENAPA KAMU BISA SETOLOL INI…?”
KAMU GAK AKAN BISA MELAHAP KONTOL RAKSASA FADIL DENGAN MEMEK SEMPITMU…!

Melihat keteguhan hati Mela saat mencoba batas kemampuan tubuhnya untuk melahap penis besar itu, membuatku hatiku tak tega. Membuatku serasa hancur. Karena melihat kenyataan, istri tercintaku yang dengan sukarela, memaksakan vaginanya melahap penis yang benar-benar tak mampu dia hadapi.

Karena semelar-melarnya vagina Mela, liang senggamanya itu tak akan sanggup menelan seluruh batang penis Fadil. Bahkan saat lelaki sialan itu Fadil mendorong pinggulnya lebih jauh dari sebelumnya, batang kemaluannya masih tersisa sepertiga diluar vaginanya.

Dan anehnya, karena persetubuhan kasar itu, Mela kembali orgasme. Ia meraung kencang. Menggeleng-gelengkan kepala dan mengejang sambil menghentak-hentakkan tubuhnya ke sofa.

“AAARRRGGGGGHHHHHH… ANJIMMM… OOOHHH… BANGSAAATT SAAAAYAAAANNGGGG… AKU KELUAR LAGGGGGIIII…. AAAAHHH…. NGENTTTOOOTTT… AAARRRGGGGHHH… SSSHH… AAAHHHH.. KONTOL ENAKMU… BIKIN MEMEKKU…. KELUAR LAAAGIII…” Erangan Mela yang parau, memenuhi seluruh penjuru ruang tamuku.

Kali ini, Mela benar-benar tak mempedulikan suara teriakan lantangnya. Ia menjerit seperti binatang. Tubuhnya mengejat hebat hingga cairan orgasmenya terus terusan menyembur hebat dari vaginanya.
Ia juga tak mempedulikan lelehan lendir orgasmenya yang membasahi sofa dan menggenang dilantai.

CRRREEETTT CRREEETTT CREEECREEETT CREEETTT CREEETTTT
“AAAAARRRGGGGGGHHH… SAAAYAAAAAAANNGGG… AAAANNNNJIMMMMM…. AAAAAHHH…”

Tubuh Melati menggeliat, meregang kejang dalam setiap tarikan napas putus asanya, karena tak mampu menghadapi kegagahan penis selingkuhannya. Lagi-lagi, Mela harus mengakui, kekalahan yang sama sekali tak ia duga sama sekali.

Dan saat tubuh Melati mulai lemas akibat rontaan persetubuhannya, Fadil mempercepat genjotan penisnya. Mendorong seluruh batang kemaluannya dalam-dalam ke liang senggama istriku. Dengan tajam. Cepat. Dan dalam.

PLAK PLAK PLAK PLAKPLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAKPLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAKPLAK PLAK
Mela yang sudah lemas duluan, tentu saja hanya diam. Tidak memberikan perlawanan saat penis besar itu membombardir vagina bengkaknya. Menerima dengan pasrah setiap tusukan dengan erangan serak yang memilukan telingaku.

Hingga tak lama kemudian, aku melihat, pantat kekar Fadil yang bulat itu menegang. Mengeras karena dorongan otot-otot selangkangannya saat orgasme. Menumpahkan persediaan spermanya didalam liang rahim Mela.

“AAAAAAHHHHHH… AKU KELUAR SAYANG….!” Raung lelaki bajingan itu yang dengan sengaja, tersenyum kearahku saat ia menyemburkan benih kejantanannya kedalam vagina Mela. “AKU HAMILIN ISTRI CANTIKMU INI YA DIM…. AKU HAMILIN ISTRI TERCINTAMU… AKAN KUBUAT DIA MELA…. MENGANDUNG ANAKKU…. AAAARRRGGHHHH…. MEMEK ISTRI DIMAS INI… MEMANG TAK ADA DUANYAAAAA…!!!”

65_Yt Sukapink.jpg

CROOOTTT CROOOTT CROOOCROOOTT CROOOTT CROOOTTTTTT
Penis Fadil meledak. Memompa jutaan benih segarnya kedalam vagina istriku.

“ANNNJIIIIIMMMMM… ENAK BANGET MEMEK ISTRIMU DIIIMMM….” Raung Fadil sambil menghentakkan pinggulnya kuat-kuat.

BANGSAAAATTTT
Melihat penis Fadil menyemburkan sperma segarnya kedalam vagina istriku, membuat mataku berkaca-kaca. Hatiku mendadak terharu, karena bisa saja, setelah persetubuhan Mela ini, ia bisa segera hamil.

Yah, meskipun kehamilannya nanti mungkin bukan dari benihku, akan tetapi aku harus bersyukur dengan anugrah itu.

GILA.
Entah kenapa aku berpikir seperti itu.

Bangga karena istri tercintaku dihamili oleh penis lelaki lain.

Namun. Percaya atau tidak. Persetubuhan yang baru saja istriku lakukan, merupakan tontonan yang begitu menggetarkan dada. Terlebih saat melihat gumpalan-gumpalan lendir kental berwarna putih yang meletus dari kemaluannya, membuatku merasakan kenikmatan yang setara.

Karena disaat yang sama. Aku juga bisa merasa orgasme, tanpa mengeluarkan benih spermaku sama sekali. Iya. Aku orgasme dari genggaman tanganku yang tak henti-hentinya mencekek batang penisku. Menghantarkan denyut serta getaran ejakulasi, meskipun tanpa kocokan tangan, ataupun penetrasi.

Oh GUSTI..
“Tolong aku…. “ Bisikku yang tiba-tiba terucap, “Entaskan aku dari imajinasi yang menjijikkan ini….”

“Nggggg…. Mas Dimas…?” Ucap Melati yang tiba-tiba melirik kearah tempat persembunyianku. Matanya langsung melotot saat mendapati sepasang mata yang sedari tadi mengawasi gerak-geriknya. Terbelalak kaget, seolah baru saja tersadar, dari lamunannya.

Secara reflek, Mela mendorong tubuh Fadil untuk segera mundur. Hingga membuat penis besarnya yang masihi tertancap didalam vaginanya, terlepas secara tiba-tiba. Mela seolah tersadar, jika sedari tadi, suaminya ini masih ada dirumah ini.

PLOOOPPP
“Nggghhhhh….” Mela mengernyitkan alisnya. Karena aku tahu, ia pasti merasakan sensasi ‘ngilu’ yang benar-benar nyata saat bonggol penis itu, tercabut dari liang senggamanya. Disusul dengan lelehan sperma dan dengan lendir orgasmenya yang mengucur dari liang vagina gundulnya.

“Gausah khawatir, Sayang…” ucap Fadil yang buru-buru menenangkan istriku. Menyeka wajah Mela , dan menangkap tangannya yang gemetar. “Aku pasti akan tanggung jawab atas segala yang telah kuperbuat kepadamu…” Sambung lelaki bajingan itu sambil menatap kearahku tanpa rasa takut.

“Ngggg… Mas…” ucap Mela dengan nada bergetar sambil menundukkan kepala. Menatap kearah lantai karena tak sanggup menatap mataku. Ia hanya duduk di atas soda dalam diam. Tubuhnya gemetar dan sesekali menggigil. Menatap bingung kearah ceceran lendir kenikmatannya yang menggenang disofa dan lantai ruang tamu.

Aku tidak bisa membaca ekspresi wajahnya. Aku juga tak tahu apa yang Mela rasakan saat itu. Karena aku tidak bisa berpikir. Bahkan, tidak bisa bernapas.

“Maaf…” Ucap Mela yang memberanikan diri untuk menaikkan wajahnya. Dan menatapku.

“Kamu gak perlu minta maaf kepada suamimu, Sayang…” Celetuk Fadil yang kali ini, membuka bajunya yang basah karena keringat, kemudian melemparnya kelantai. “Aahhh.. Lega… Akhirnya aku gak perlu sembunyi-sembunyi lagi buat telanjang dirumah ini…” Sambung lelaki sialan itu sambil menghempaskan dirinya yang sudah telanjang bulat ke atas sofa.

KAMPREEETTT
Fadil memang lelaki yang benar-benar terlatih dalam mengintimidasi psikologi seseorang. Karena meskipun lelaki sialan ini baru saja melakukan hal yang salah, ia masih saja berani bertingkah macam-macam dihadapanku.

Bahkan, yang lebih parah lagi, Fadil dengan berani, menelanjangi tubuh Mela didepanku. Menarik daster yang dikenakan istriku keatas kepalanya dengan santainya. Setelah itu ia melemparnya kelantai. Tepat di samping onggokan baju basahnya.

“FADILLLL…!!” Hardik Mela melihat tingkah cabul selingkuhannya. Buru-buru menyilangkan tangannya untuk didepan kedua payudaranya yang menggelantung indah didepan mataku.
“Heeeii… Masa sama suami sendiri, kamu malu gitu…?” Celetuk Fadil dengan nada meledek sambil menahan tangan istriku saat ingin menutupi tubuhnya.
“Iiiihhhhsssss… Apaan sih….?”

“Sssssshhhh… Gausah malu…!” Seru selingkuhan Mela lagi, “Emang kamu nggak inget….? Tadi… Suamimu ini… Sudah mengijinkanmu untuk dipergunakan olehku…”

“Nggggg… Tapi….” Bingung Mela tak tahu harus mengatakan apa, “Maaf, Mas…”
“Melatiku, Sayang… Serius deh Ngapain kamu harus meminta maaf ke suamimu…? Percuma…” Seru Fadil lagi sambil melirik kearah selangkanganku, “Dimas tuh sudah menyetujui hubungan kita…”

“GILA…!” Seruku mencoba membela diri, “Mana mungkin aku menyetujui hubungan kalian…?”.
“Huuuuhh.. Pake menyangkal…” Ledek Fadil sambil tersenyum, “Sayang… Kalo kamu ga percaya… Lihat saja kontol suamimu… Dia ngaceng juga kok melihat persetubuhan kita…”

“Haaahh…? Serius….? ” Kaget Mela yang buru-buru melirik kearah selangkanganku dengan mulut terbuka lebar. Mata melotot. Dan menatap kewajahku sambil mempertanyakan kenyataan yang terjadi padaku. “Ka… Kamu beneran ngaceng, Mas…?”

AAAHHH SIAAAALLLL
Bisa-bisanya Fadil menyudutkanku seperti ini.
Walhasil, aku tak menjawab. Hanya mangangkat kedua bahuku secara bersama-sama.

“Kamu ngaceng karena apa, Mas…?” Tanya Mela lagi.
“Yaaaa dia sange gara-gara ngelihat kamu aku entotin, Sayang…” Jawab Fadil santai.
“Beneran begitu, Mas…?”

“Nggg…. Entahlah…” Sahutku yang buru-buru duduk disofa seberang tempat Mela duduk. Berusaha menghidar dari tatapan mata istriku yang masih tertuju ke tengah selangkanganku.

“Akhirnya… Kamu bisa mewujudkan fantasimu….?” Celetuk Mela lag mencoba menarik kesimpulan.
“Fantasi…?” Tanyaku menatap wajah istriku.
“Iya… Bukankan hal seperti ini yang sering kamu pikirkan…? Membayangkan persetubuhan istrimu dengan lelaki lain…” Sambung Mela, “Membayangkan memekku… Dientot kontol lelaki lain yang jauh lebih besar ketimbang kontolmu…? Iya khan, Mas…? Kamu suka membayangkan hal itu…?”

Sekarang gantian, kali ini, aku yang tak sanggup menatap pandangan mata Mela yang terlihat begitu emosi. Meskipun wajah cantiknya terlihat semakin memukau ketika ia marah, kali ini aku benar-benar tak berani memperlihatkan wajahku ke dia.

Alih-alih menatap mata Mela, aku hanya bisa melirik kearah vaginanya yang masih meneteskan sisa-sisa lendir kenikmatannya. Mengamati air mani kental yang tak henti-hentinya merembes keluar dari sela-sela vagina sempit istriku.

“Memek Mela… Sekarang pasti terasa lebar…. Longgar… Dan tak menggigit….“ Celetukku dalam hati. Menerka-nerka apa rasa kemaluan istriku yang menganga karena baru saja dihajar habis-habisan oleh penis besar milik lelaki bajingan yang ada didepanku. “Aaaahhh. Mela.… Memek lonte-mu kok jadi terlihat seksi ya…?” Ucap batinku. Yang entah kenapa, menghina sekaligus memuji penampilan istriku yang menjijikkan dan tak berharga itu.

“Oh GUSTI… Tolong aku, Gustiiii….” Pintaku dalam hati. Berharap keajaiban saat melihat tubuh istriku yang seksi, kembali luluh saat mulai digerayangi oleh selingkuhannya yang sialan itu. “Sadarkan istriku, Gusti… Sadarkan Mela…!”

“Dasar lelaki lemah… !!! Ga pedulian banget ama istrinya…!“ Celetuk Fadil yang entah sejak kapan, sudah membuat Mela sibuk mengocok penisnya yang sudah ereksi lagi, “Tadi sembunyi saat ngelihat istrinya aku entotin… Sekarang malah jadi patung…”

“Mas DIMAS….! MAS….!!” Panggil Mela kesal. Karena melihat diriku yang masih terdiam menatap kosong kearahnya
“Eehhh…? Ke… Kenapa, Sayang…?” Tanyaku kaget.
“Fadil mau ngajak maen bertiga…” Celetuk istriku, “Kamu mau ikut…? Atau cuman ngelihat saja…?”

“Haahhh…? Ma… Maen bertiga…?” Jawabku masih tak mampu mencerna kalimat yang baru saja kudengar dengan telingaku.
“Iyaaaa… Kamu mau nggak…?” Tanya istriku lagi.

AAAANNNJJJJIIIMMMMMM
“Bangsaaatt…!!! Bermain bertiga…?” Ulangku dalam hati, “Selingkuhan Mela mengajakku threesome bersama istriku….? Dua lelaki, dan satu wanita…?”

GUSTI.
COBAAN APALAGI SIH INI…?
KAU MEMBUATKU GILA….!!

“Mas Dimas…? Kamu mau nggak…?” Ulang Mela.

Mendengar tawaran istriku, membuatku seolah tersesat.
Benar-benar tersesat. Terjerumus ke dalam pikiran, imajinasi serta bayangan kegilaan yang tidak bisa dan tak ingin aku hindari.

“Ayo Dim… Kita puaskan betina binal satu ini…” Seru Fadil penuh semangat sambil meremasi kedua payudara bulat Mela yang begitu ranum. Memilin putingnya sambil mempermainkan kelembutan tetek puding istriku.

“Pu.. Puaskan ba… Bagaimana…?”
“Iya… Kita puasin istrimu bareng-bareng….” Jelas selingkuhan Mela dengan suara beratnya, “Aku sodok memeknya… Kamu sodok anusnya…”
“Haaahh…? Aku yang sodok anus…?” Jawabku bingung.

“Iya… Kamu mau nggak perawanin liang anusku…?” Sahut Mela sambil bergegas kearahku. Membuka celana sekaligus kancutku, dan melepasnya hingga penisku terbebas. Menjelepat keatas dan menabrak perutku. “Yuk, Mas… Sodomi pantatku…”

ASSTAGAAAAAAA
Seumur hidupku, aku tidak pernah merasa bergairah seperti ini. Birahiku meluap-luap. Menggelegak dan membuat kepalaku seketika pusing. Ingin buru-buru meledak karena mabuk oleh nafsu yang begitu melenceng ini.

“Sini Mas…” Ulang Mela yang sudah kembali berada dipangkuan Fadil. Menunggingkan pantatnya mundur dan memamerkan lubang mungil keriput yang berwarna coklat muda itu padaku.

“Kamu cantik sekali Mel…” Ucapku yang baru kali itu, melihat aura kecantikan Mela yang begitu memukau. Aku tak percaya betapa erotisnya penampilan istriku saat itu. Wajahnya merona merah, bibirnya merekah tebal, dan matanya begitu dipenuhi oleh campuran keterkejutan serta gairah yang membuncah, “Kamu seksi sekali…”

OKE
SEPERTINYA, AKU MEMANG HARUS MENGALAH.
KARENA AKU TAK SANGGUP JIKA HARUS MENYESALI KETOLOLANKU SEORANG DIRI.

LEBIH BAIK SAKIT, TAPI TERPUASKAN
DARIPADA MENDERITA, NAMUN TAK MENDAPAT APA-APA.

Kuberanjak dari tempat dudukku. Melangkahkan kakiku yang terasa begitu berat, menuju kearah Mela. Kukumpulkan keberanianku, dan terus berjalan maju mendekat kearah istriku yang sudah sibuk menggoyang pinggulnya naik turun diatas penis lelaki bajingan itu.

Kutarik nafas panjang. Lalu kudorong pundak Mela maju dengan kasar.
Kucengkram kedua bulatan pantat lembutnya, dan kubentangkan lebar-lebar kesamping.

Setelah itu.

CLEEEEEEEEPPPPPPPPP
Kudorong kepala penis tegangku yang sudah berdenyut hebat itu, kedalam bulatan anus Mela. Menyodokkan sekuat tenaga di lubang pembuangan istriku. Tanpa mempedulikan teriakan histeris kesakitannya yang terdengar syahdu ditelingaku.

“AAAAARRRRGGGGGHHHHHH…”

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *