Keterusan – Ep 25 – Begitu Cepat

Author Avatar

RajaBokeps

Joined: Mar 2025
Bagikan Video Bokep Ini

Cerita Bokep Pasutri Terbaru

Aku seperti sedang bermimpi. Bergerak perlahan, seolah ditarik maju oleh suatu kekuatan yang aku sendiri tak tahu bagaimana bentuknya. Kekuatan yang tak terlihat, namun terasa begitu jelas di diriku. Kekuatan yang membuatku membuka mata lebih lebar, guna melihat pemandangan cabul Mela dan selingkuhannya lebih dekat lagi.

Dihadapanku, Mela terlihat begitu pasrah saat tubuh seksinya dipeluk pria lain. Mela juga berulangkali mendesah lembut seperti kucing saat bibirnya dikelamut basah oleh bibir lelaki sialan itu. Dan yang paling heran, Mela juga menghalau tangan cabul selingkuhannya menjelajahi tubuhnya, meskipun ada aku dirumah ini.

34_Yt Sukapink.jpg

Harusnya, aku berteriak.
Harusnya, aku marah dan melawan.
Dan harusnya, aku menjauhkan Mela dari lelaki bajingan itu.

Akan tetapi, yang bisa kulakukan hanyalah diam membeku, seperti lumpuh oleh serpihan mortir yang meledak didalam peperang diriku. Rasa jijik dan gairah, cinta dan benci, semuanya bercampur aduk hingga aku tidak tahu, ini imajinasi. Ataukah kenyataan.

Dan, seolah terhanyut dalam hawa nafsu, Mela bahkan tidak menyadari kehadiranku. Ia terus saja duduk dalam pangkuan selingkuhannya. Menerima kalimat persuasif dan perlakuan cabul Fadil yang terus menerus didoktrin kepadanya.

“Mel… Maukah kau jadi istriku…?” Tanya Fadil yang entah sejak kapan, mengetahui keberadaanku yang sedang bersembunyi dibelakang lemari partisi. Mengintip tingkah mesum mereka dari balik tumpukan buku dan perabot istriku.

Untuk sesaat, lelaki sialan itu terlihat kaget. Namun sama sekali tak panik. Ia hanya mengedipkan mata dan tersenyum tipis kearahku. Seolah memintaku berdiam diri disini karena sebentar lagi, ia ingin mempertontonkan sebuah pertunjukan special kepadaku.

“Sinting… Aku khan sudah punya Dimas…”
“Aku tahu…” Jawab Fadil, mengecup bibir Mela dalam-dalam.
“Lalu kalo kamu sudah tahu aku punya suami, kenapa masih pengen aku jadi istrimu…?” Sahut Mela sambil membalas ciuman Fadil, “Bukankah dari kemarin juga… Kamu bisa pake aku sesuka hatimu…?”

“Aku pengen miliki kamu sepenuhnya…” Ucap Fadil yang kali ini, meremas pantat Mela dan sengaja mencolek bagian bawah pantat istriku dengan jemarinya.
“Uuhhh…. Mulai nakal ya jarimu…. “
“Aku pengen merasakan setiap lubang yang ada ditubuhmu, Sayang….” Ulang Fadil tak mengindahkan kalimat keberatan Mela sambil melirik kearahku.

“Hmmmm…. Kamu mau anal…?” Tanya istriku yang tiba-tiba mengikuti lirikan mata Fadil yang mengarah kepadaku.
“Aku mau semuanya…!” Ucap Fadil yang buru-buru menangkap pipi Mela sesaat sebelum ia melihat kearahku. Dan kembali mengecup bibirnya lembut. CUUPPP

“Khan kamu udah ngerasain semuanya, Sayang …”
“Tapi yang itu belum…” Sahut Fadil yang kembali meremas kuat-kuat kedua pantat bulat Mela dan tak terus mencoleki lubang anus di bagian bawah pantat istriku.
“Hmmmm…. Pasti bakalan sakit…”

“Sakit darimana….? Khan kamu belum nyobain….“ Jawab Fadil yakin tersenyum tipis sambil terus mempermainkan lubang pembuangan Mela dengan jemarinya.

“Ihhhhssss… Jangan sok lupa deeeehhh…. “ Cibir istriku sambil melotot manja kearah selingkuhannya, “Kemarin… Pas di villa khan kamu udah nyobain…”

“APAAAAA…? Lubang anus mela sudah diperawani penis lelaki bajingan itu….?” Jeritku dalam hati, membayangkan satu-satunya liang di tubuh Mela yang begitu ingin kujelajahi, sudah dijebol selingkuhannya lebih dulu. Itu artinya, sudah tak ada lagi keperawanan yang bisa kunikmati dari kemolekan tubuh istriku.

Keperawanan mulutnya, diambil oleh mantan.
Keperawanan vaginanya, diambil oleh mantan.
Dan keperawanan anusnya, juga sudah dinikmati mantan.

“Tapi khan… Kontolku belom sampe masuk semua, Sayang…” Sahut Fadil terus tersenyum.
“Hhhhhh… Tetep aja… Pasti sakit….” Keluh Mela
“Kalo yang sekarang…. Ga bakalan sesakit kemaren, Sayang… Percaya deh…. “ Ucap Fadil terus merayu istriku, “Hmmmm… Emangnya… Kamu ga mau nyobain lagi…?”
“Hmmmm… Pengen sih… Tapi… Uhmmmm… Dimas masih dirumah…” Sahut Mela bimbang sambil melirik was-was kearah dapur.

“HEEEIII… HEEEEIII… HEEEEIIII…. Melati….? Kamu ga salah mengucapkan hal itu ke lelaki yang bukan suamimu…?” Tanyaku geram. Yang lagi-lagi hanya bisa berteriak dalam hati saat mendengar kegalauan dihati istriku.

10_Yt Sukapink.jpg

“Memangnya… Kamu masih peduli dengan suami lemahmu itu…?” Bisik Fadil yang sebelum Mela melihat kehadiran diriku, kembali menangkap wajah istriku, “Biarin suamimu itu menjadi urusanku…” Sambung Fadil yang kali ini menyusupkan tangannya kebawah dress Mela. Dan meremas kulit pantatnya yang lembut, dari balik celana dalamnya.

“Hmmmm… Aku…. “ Bingung Mela menatap kenekatan selingkuhannya.
“Kamu mau khan…? Kumiliki saat ini juga…?”
“Aku…. Uhhhmmmm…. Dimasss….Aku belum…. Bisa memutuskan hal itu….”
“Percaya deh… Dimas pasti mengijinkanmu menjadi milikku….” Jawab Fadil yang kali ini, tersenyum lebar kearahku “Mas Broooooo… Dim Diiimmmm…. ” Sambungnya lagi yang dengan seenak udelnya mengganti nama panggilanku.

SIAL.
Aku benar-benar tak mengerti apa maksud lelaki brengsek itu. Dan dengan bodohnya, aku tak ingin kedapatan Mela jika selama ini aku sedang mengamatinya. Dengan buru-buru, aku berlari kearah dapur. Karena tak mungkin aku menjawab panggilannya dari tempatku berdiri.

“Yaaaa…?” Balasku seolah masih sibuk didapur
“Aku pinjem istrimu sebentar ya…?” Sahut Fadil lagi.
“Kenapa…?” Ulangku.
“Aku pake istrimu bentaraaann…”

Dilema.
Aku benar-benar dilema.

Jika aku menjawab IYA, itu artinya Fadil bisa meyakinkan istriku jika ia berhasil mendapatkan hak atas dirinya. Namun jika aku menjawab TIDAK, aku akan kehilangan kesempatan untuk dapat melihat persetubuhan Mela bersama selingkuhannya.

“Mas… Fadil pinjem aku sebentar boleh…?” Tiba-tiba, aku mendengar suara Mela yang ikutan berteriak dari arah ruang tamu.
“Mau ngapain…?” Tanyaku dengan nada bergetar.
“Mau aku pake bentaran…” Sambung Fadil lagi.
“Boleh ya, Masss…?” Pinta Melati.

“I… Iyaaa…” Jawabku singkat, yang mungkin tak sadar dengan apa yang kuucapkan barusan.

“Makasih Diiiimmm….” Sahut Fadil menyambung kalimat Mela. Yang kemudian, disusul oleh suara bisikan serta tawanya yang menyebalkan.
Segera saja, aku bergegas kembali kearah ruang tamu. Dan mengawasi gerak-gerik mereka dari balik lemari partisi.

“Ihhhh.. .Kamu gila banget deh…” Celetuk Mela sambil mencubit pinggang Fadil.
“Aaaahhhh… Hahahaha… Bodo Amat…” Balas Fadil sambil mencoba menepis tangan istriku, ”Abisan kelamaan kalo nunggu kamu ijinin aku… Jadi langsung aja deh… Aku minta kesuamimu… “

“Iyaaa… Tapi khan aku jadi kaget… Tau-tau minta ijin kesuami aku buat pake istrinya….”
“Tapi kamu mau juga khan aku pakeeee…?”
“Dasar cowok sinting…!!”

“Hahahaha… Udah-udah… Yang penting… Sekarang kita bisa tenang… Karena suamimu udah ngijinin aku buat make istrinya kesayangannya ini…”

Aku hanya bisa menatapnya tanpa bersuara, tenggorokanku mendadak terasa begitu kering dan kesulitan untuk menelan ludah putus asaku. Melihat tingkah mereka, aku benar-benar tak punya jawaban sama sekali. Tenggelam dalam kebingungan. Dalam pusaran emosi serta keinginan aneh yang saling bertentangan.

Aku benar-benar seperti kehilangan wibawa serta kehormatan sebagai seorang suami. Bahkan, aku jadi tak tahu harus melakukan apa. Karena yang kutahu hanyalah denyutan penisku yang terasa semakin sakit, terhimpit oleh celana dalamku.

Berulangkali, mataku dan Fadil saling bertatap-tatapan. Dan hebatnya, kali ini, lelaki bajingan itu sama sekali tak panik setelah menyadari kehadiranku. Ia hanya tersenyum dan menganggap diamnya diriku, adalah sebuah tanda persetujuan. Untuk bisa meminjam istriku.

Eh bukan.
Lebih tepatnya, meminjam tubuh istriku untuk ia puaskan.

Sambil terus menatap kearahku, Fadil mencondongkan tubuhnya maju, dan membisikkan sesuatu di telinga istriku. Dan ketika mendengar bisikannya, Mela mundur sedikit, matanya terbuka lebar sambil buru-buru menutup mulutnya. Setelah itu, Mela mengangguk dengan cepat dan mengecup pipi selingkuhannya.

“Beneran….? Kamu gak bohong khan….?” Tanya Mela dengan mata yang berkaca-kaca, seolah ia mendengar kabar haru yang membahagiakan diri. Wajahnya makin merona, seiring dengan naiknya gejolak asam di perutku dan pahit darah dihatiku.

Fadil tersenyum melihat antusias Mela. “Coba aja kamu liat sendiri…?”

Tak menyia-nyiakan waktu, Mela pun segera turun dari pangkuan Fadil dan segera berlutut dengan anggun di depan selangkangannya. “Hmmmm… Sepertinya… Ada yang kangen nih…. Hihihi… “

“Kamu kangen juga nggak…?”
“Hmmmm…. Gatau juga sih…” Sambung Mela sambil menyelipkan jari-jarinya yang ramping kearah ban pinggangnya, “Angkat pantatmu Sayang….” .

“Moga-moga… Kamu juga kangen ya, Sayang…” Seru Fadil yang kemudian mengangkat pinggulnya dengan patuh, membiarkan Mela menarik turun celana pendeknya hingga ke mata kakinya. Dan,

TUUUUIIIING
“Astaga….” Desah Mela yang meskipun hanya bisa melihat raut wajahnya dari serong belakang, akan tetapi aku yakin jika saat itu, matanya terbelalak. Bulat melotot saat ia melihat ukuran batang penis selingkuhannya yang selalu membuatnya terpukau.

ANJIIIMMMMM.
Batang kemaluan lelaki bangsat itu benar-benar seperti monster. Besar, panjang, dan tebal.

Amat, sangat, jauh, lebih besar, ketimbang penisku. Diameter batangnya yang gemuk, sama sekali tak dapat digenggam oleh jemari istriku. Tinggi menjulang dan melewati lubang pusarnya. Urat-uratnya bertonjolan, melingkar di sekujur batangnya. Seperti urat kaki pemain sepakbola yang begitu menyeramkan.

Aaahh, melihat kebesaran penis Fadil, membuatku seketika merasa minder. Jika dibandingkan dengan kemaluannya, penisku hanyalah seperti titit anak kecil. Terlebih saat melihat Istriku berlutut di hadapan kemaluan lelaki lain dan menatapnya dengan raut wajah penuh nafsu.

Membuat rasa gelisah dihatiku jadi terbakar oleh luapan nafsu birahi yang meledak-ledak.

Aku tahu, Melati begitu merindukannya. Karena terlihat dari semburat merah di kulit wajahnya yang merona. Gerakan lidahnya saat membasahi bibirnya. Serta caranya saat menatap sayu kearah batang penis Fadil yang tak tergenggam oleh tangannya, benar-benar membuat penisku mengeras.

ASTAGAAAAAA
“Bagaimana mungkin penis dia bisa sebesar itu…?” Bingungku tak habis pikir sekaligus terpana serta ngeri, saat Mela menatap kejantanan Fadil yang seperti botol air mineral.

Meskipun aku sudah memiliki puluhan video persetubuhan Mela dengan penis selingkuhannya, akan tetapi tetap saja, aku masih tak bisa mempercayai ukuran kemaluan lelaki sialan itu.

Mela mengusapnya dengan penuh rasa kagum. Mulutnya tersungging dan sebuah tawa kecil keluar secara spontan dari bibirnya. “Hihihi… Meskipun aku sudah sering melihatnya, akan tetapi… Wwwoowww… Tetap saja aku gak percaya… Kok bisa sih… Kontolmu sebesar ini…?”

Fadil mengangkat bahu, sambil senyum penuh percaya diri, “Entahlah… Mungkin ini anugerah….”

“Iya…. ANU-mu… Memang selalu bikin memekku.. GERAH….” Ucap Mela sambil menggelengkan kepala dengan tatapan mata terkagum-kagum. “Bikin memekku langsung basah…” Sambung Mela yang kemudian mengangkat batang penis besar Fadil dan menempelkannya di samping wajahnya.

“Kamu suka kontolku…?”
“Hehehe.. Selalu, Sayang… “ Jawab Mela sambil menggoser-goserkan batang penis Fadil keseluruh wajahnya, “Astagaaa… Kontolmu hampir menutupi seluruh wajahku…!”

“Dasar istri binal… Hehehe….” Tawa Fadil dengan suara beratnya yang terdengar kedua telingaku dan melelehkan syaraf otakku.

Mela membelai penis Fadil dengan penuh perhatian. Kedua tangan terlihat begitu mungil saat mencoba memainkan batang besarnya. Memerasnya naik turun dengan gemas dan menyulut api birahi dalam darahku yang tercampur rasa cemburu dan nafsu yang menggebu.

57_Yt Sukapink.jpg

Lalu, saat detak jantungku semakin bergemuruh, lagi-lagi, mataku bertemu dengan mata lelaki sialan itu. Fadil menatapku tajam, sambil terus tersenyum. Seolah ingin meminta ijin kepadaku, untuk bisa memperdayakan tubuh istriku lebih jauh lagi.

Aku hanya diam. Membalas tatapan matanya tanpa bersuara. Tenggorokanku masih tercekat karena ledakan syahwat didadaku. Sekali lagi, aku tidak bisa berkata apa-apa. Dan tetap diam tanpa memberikan sepatah katapun kepadanya.

“DIMAS… BILANG KE LELAKI SIALAN ITU… INI SALAH….!!”
“KATAKAN PADANYA… JIKA DISINI IA HANYALAH TAMU….!!!”
“DAN TAMU, TAK SEHARUSNYA MEMPERLAKUKAN ISTRIMU SEPERTI ITU…!!!”
“USIR DIA SEKARANG….!!!”
“USIIIIRRRRR……!!!!!!”

Batinku, tak henti-hentinya berteriak. Menggemakan penolakan di pikiranku.
Akan tetapi, entah kenapa tubuhku menolak untuk patuh.
Bahkan, otakku pun serasa hanyut. Terombang-ambing dalam lautan kebingungan dan penasaran yang menenggelamkanku dalam arus nafsu yang tak terkendali.

Karena merasa diamku adalah sebuah tanda persetujuan, Fadil kembali menangkap wajah istriku.
Mengusap bibirnya lembut dan berbisik lirih, “Isep kontolku, Sayang…”
“Siapppp…” Sahut Mela tanpa merasa tabu. Membuka mulutnya. Mendekatkan kepala penis itu ke wajahnya, dan melahap bonggol besar yang mirip buah apel itu dengan penuh nafsu. HAAAAPP

ANJIIIIIMMMMM
Mela pasti sudah benar-benar gila.

Ia benar-benar tak mempedulikan adanya diriku dirumah ini. Karena tanpa melihat situasi, ia langsung menempelkan bibirnya ke kepala penis Fadil yang sudah berdenyut bengkak itu. Menciumnya dengan penuh kelembutan, seolah lubang penis selingkuhannya yang penuh dengan lendir precum itu, adalah bibir yang mampu membalas ciumannya.

SIAAAALLLL.
Melihat tingkah cabul istriku, membuatku hampir ejakulasi di celana.

Semburan listrik birahiku, melesat tak terkendali. Menabrak seluruh syaraf syahwat yang berdenyut- denyut didalam penisku. Mendesak seluruh persediaan spermaku untuk segera membuncah, dan menyembur melalui ujung penisku.
Dengan reflek, kutekan selangkanganku. Meremas pangkal penisku dan berusaha mati-matian untuk bertahan orgasmeku supaya tidak meledak.

Kupejamkan mataku. Mencoba konsentrasi supaya bisa menghilangkan kedut orgasmeku yang sudah mendekat. Namun, sepertinya sia-sia. Karena rekam kejadian Mela ketika mencium penis pria lain, sudah terpatri kuat di pikiranku.

“Isep kulit pelerku….” Pinta Fadil yang sepertinya senang melihat ketidakberdayaanku. Meminta istriku supaya menciumi biji zakarnya.
“Begini…?”Sahut Mela yang dengan patuh, mengangkat penis besarnya hingga menempel rata di perut Fadil dan memberikan ciuman lembut nan basah di pangkal batangnya. Tepat dibawah kantong skrotumnya yang begitu besar. Setelah itu, Mela menjilat batang itu naik, hingga kembali kearah kepala penisnya.

“Aaaahhhh…. Melaaaa…” Erang Fadil dengan tubuh menegang saat istriku melahap kembali kepala penisnya. “Iya, Sayang… Ohhh… Istri pintar…”

Mendengar Fadil menyebutnya sebagai istri pintar, bibir Mela tiba-tiba tersenyum lebar. Lalu, dengan penuh semangat, ia melanjutkan ciuman lembutnya. Menghujani batang penis selingkuhannya itu dengan belasan ciuman.

“Ooohhh… Melati….. Isepan mulutmu memang selalu nikmat, Sayang… Ga kebayang deh… Gimana ya rasanya jadi kontol suamimu…?“ Erang Fadil dengan suara beratnya saat membayangkan menjadi diriku. “Pasti dia selalu terpuaskan karena punya bini yang jago ngisep sepertimu…“
“Ya gitu deh…” Jawab Mela pelan.

“Trus setelah nyepong… Dilanjut ngentot sampe pagi…” Sahut Fadil lagi
“Ihhhssss.. Selalu deh… Ngulang-ulang kalimat itu mulu…
“Kalimat apa…?”
“Itu… Kamu iri dengan suamiku…”
“Laaahh…? Emang beneran… Aku iri dengan suamimu…. Aku iri dengan dia karena bisa ngentotin kamu terus sampe lemes…”

“Aauk aahhh….” ucap Mela sambil memutar bola matanya.
“Hahahahaha.. Aku salah ya…?”
“Iyaaa…. “ Jawab Melati ketus.
“Salah dimana…?”

“Kontol Dimas… Gak seperti kontolmu ini, Sayang….” Jelas istriku, “Kontol dia… Disepong dikit aja udah muncrat gak karu-karuan…”
“Hahaha…. Beneran…?”

“Iya… Dan kontolnya…. Hhhhhhh…” Mela menghela nafas, “Ga sebesar dan sekuat kontolmu ini…”
“Hahahahahaha…Duhhhh… Aku jadi makin ga sabaran deh, pengen beneran jadi suamimu…”

KAMPREEEETTTT
Sebuah kalimat singkat, tapi mampu menusukku hingga ke ulu hati.

Kata-kata Fadil seperti menghantam telak kearah wajah dan ulu hatiku. Membuatku seketika KO dan kesulitan untuk bisa bernapas. Terlebih ketika Mela membanding-bandingkan stamina dan ukuran penisku dengan penis selingkuhannya.

“Juuuhhhh… Juuhh juhhh….” Tiba-tiba, Melati meludah ke batang penis Fadil, lalu ia juga meludah ke telapak tangannya. Setelah itu, ia melingkarkan tangan kecilnya di sekeliling batang penis jumbo itu membelainya naik turun. Dari pangkal hingga ujung. “Enak Sayang…?”

“Ohhhhh… Terbaik…!!”

Mela terkikik puas, senang melihat reaksi yang ditunjukkan selingkuhannya itu kepadanya. Dan anehnya, pujian Fadil itu membuat istriku semakin semangat.
Ia lalu mengocok batang besar Fadil dengan cepat. Menjilati seluruh kemaluannya seperti es krim.

Menggerakkan lidahnya di sekitar kepala penis yang bengkak dan menyucup precum Fadil yang terus menerus keluar. Merembes dari lubang kencingnya.

Aku benar-benar tak kuasa mengalihkan pandanganku saat Mela menjilati kemaluan Fadil seperti anak kecil yang sedang makan es krim. Lidahnya yang lembut berputar-putar dan membelai setiap tonjolan dan urat dibatang penisnya.

TAAAAIIIKKKK.
Harusnya, aku tak melihat perlakuan cabul Mela ini.
Harusnya aku tak menyaksikan pengkhianatan Mela yang tak senonoh ini.
Namun anehnya, mataku terus memaksa pupilku menatap kearah mereka tanpa berkedip.

“Sssshhh… Ngentot yuk, Sayang….” Desah Mela yang tiba-tiba bangkit dari posisinya,”Memek aku gatel banget nih… Udah basah kuyup…”
“Beneran…?” Tanya Fadil sambil melirik kearahku yang masih mematung. Berdiri tanpa bereaksi melihat kebinalan istriku yang semakin menjadi-jadi, “Kamu mau ngentot disini…?”
“Iya….” Ucap Mela sambil menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat, “Memek aku udah kangen pengen disodok-sodok kontol besarmu…”.

Tanpa melihat situasi, Mela kemudian melepas celana dalamnya. Merayap naik keatas pangkuan selingkuhannya dan menggapai batang besar yang sudah berkilauan basah karena air liurnya. Setelah itu, ia mengarahkannya bonggol penis selingkuhannya itu ke lubang yang ada ditengah-tengah selangkangannya.

“Huuuaaakkkk…. Juhhhh…” Kali ini, Fadil meludahi tangannya. Lalu membalurkan kumpulan air liur itu kebonggol penisnya yang sudah mengacung tinggi. “Sebentar lagi… Istri Dimas ini akan sepenuhnya jadi milikku…” Ucap lelaki bajingan ini sambil tersenyum penuh kemenangan.

Fadil mendekap pinggul Mela, dan dengan perlahan menuntunnya ke bawah. Mengarahkan lubang senggama istriku tepat diujung kemaluannya yang begitu kokoh.

DEG DEG DEG
Detak jantungku, terdengar jelas ditelinga. Begitu pula dengan deru nafasku yang seperti gemuruh badai. Begitu memekakkan telinga. Meskipun hatiku terasa begitu panas, aku harus menahan nafasku supaya bisa terus mengawasi persetubuhan istriku lebih jauh.

CLEEEEEEEEEPPPP
“Uuuuhhh Sayaaanngg…” Erang Mela saat merasa bonggol penis Fadil mendorong bibir kemaluannya hingga gemetar. Meregangkannya celah sempit tubuhnya secara paksa, guna bisa mengakomodasi penis besar selingkuhannya itu masuk lebih jauh, kedalam tubuhnya. .

“Heeeggghhhh.. Kontolmu kok selalu terasa besar gini ya, Sayang…?” Raung Mela yang meskipun kesulitan, akan tetapi ia tetap berusaha menekan tubuhnya kebawah. Menenggelamkan vaginanya dalam kenikmatan lautan birahi yang begitu panas.
“Aaaahhh… Memekmu aja yang kesempitan…” Senyum Fadil, “Padahal udah sering aku entotin ya… Tapi kok masih sempit aja…”

Tubuh Mela melengkung. Alisnya bertaut. Dan matanya memejam saat penis Fadil mulai melesak masuk kedalam vagina istriku. Centi demi centi, daging gelap penuh berurat itu menghilang di antara bibir kemaluan istriku. Merenggangkan celah sempit Mela yang begitu rapat, dengan pentungannya yang perkasa.

Pelipisku berdenyut.
Menyaksikan persetubuhan istriku yang menjijikkan itu.
Namun, tetap saja, aku harus mengabadikan kejadian yang memalukan itu hingga selesai.

CLEEEEEEPPPPPPP
Kepala penis Fadil, dengan perlahan menghilang. Masuk kedalam vagina istriku.

“Aaaaahhhhhh….” Erang Mela yang meskipun sudah berkali-kali bersetubuh dengan lelaki bajingan itu, tetap saja tidak sanggup menahan rasa perih saat vaginanya ditusuk penis besar itu. Mela berulangkali menggigit bibir bawahnya, saat setengah penis Fadil terbenam didalam tubuhnya.

Sikap Mela ketika bersetubuh dengan Fadil, benar-benar terlihat beda jika dibandingkan ketika bersetubuh denganku. Saat pertama kali penisku masuk kedalam vaginanya, raut wajah Mela terlihat santai, tanpa ada beban ataupun kesakitan sama sekali.

Begitupun saat penisku sudah keluar masuk diliang senggamanya. Mela hanya mendesah sekedarnya, tanpa ada ekspresi kenikmatan yang tergambar jelas di wajahnya.

Namun, ketika bersetubuh dengan Fadil, aku seperti tak mengenal Mela sama sekali. Istriku itu terlihat benar-benar liar dan beda. Nafasnya terengah-engah. Mulutnya megap-megap. Dan kedua matanya sampai berair.

Ia bahkan berulangkali menggeretakkan giginya saat memaksakan batang besar itu untuk masuk dan terus menyodok kemaluan mungilnya.

“ANJIIIMMM…” Raung Mela sambil mengerjapkan mata untuk menahan air matanya.
“Oooohhh… Pelan-pelan aja, Sayang… Kamu gausah maksain diri seperti itu…” Ucap Fadil dengan suaranya yang berat dan menenangkan, “Memekmu… Terlalu sempit… Jadi gak bakalan bisa melahap seluruh kontolku…”
“Heeeeggghhh…. Aaahhhh… Aku penasaran aja, Sayang… Pengen banget bisa nelen seluruh kontolmu dalam mem… ” Sambung Mela tergagap, tidak mampu menyelesaikan kalimatnya, “Aaaahhhh… Sumpah… Kontolmu besar sekali, Sayang….”.

“Udah-udah… Gak apa-apa, Sayang…. Masuk setengah aja, udah enak banget kok rasanya…” Sahut Fadil sambil tersenyum dengan tatapan mata yang hangat dan meyakinkan. “Kmu udah ngelakuinnya dengan sangat baik…” Sambung lelaki bajingan itu sembari menyingkirkan helaian rambut yang jatuh menutupi wakah istriku.
“Sebentar Sayang… Aku masih pengen nyoba masukin lagi…”
“Tapi… Jangan dipaksakan… Kalo ga sanggup… Yaudah gapapa…”

Mela mengangguk, dengan tekad bulat yang tampak begitu nyata di wajahnya.

CLEEEEEEEEEEPPPPPPP
Sekali lagi, Mela menggoyangkan pinggulnya naik turun. Terus berusaha menurunkan pantatnya agar tusukan penis jumbo Fadil masuk lebih dalam di vagina sempitnya. Memaksakan kelenturan liang rahimnya supaya bisa dirojoh penis selingkuhannya lebih jauh lagi.

Melihat semangat Mela, penisku mengeras seperti batu. Berdenyut seiring tarikan dan tusukan cabul pinggul istriku, saat melahap kemaluan lelaki sialan itu. Aku berdiri diam tak bergeming karena mabuk oleh rasa penasaran saat melihat persetubuhan istriku dan selingkuhannya.

Aku benar-benar dibuat ketagihan saat melihat tingkah cabul mereka. Melihat tubuh istriku yang melengkung-lengkung saat berusaha menggagahi batang besar selingkuhannya, membuatku ingin membantunya untuk memasukkan penis besar itu kedalam vaginanya.

Berulangkali, pinggul Mela bergoyang naik turun, saat ia berusaha memuaskan penis lelaki lain dengan keterampilannya. Membuatku mendapat gairah sensual baru yang belum pernah kurasakan sepanjang hidupku. Terlebih saat menyaksikan kemaluan Fadil yang berurat itu, menghilang diantara bibir kemaluan istriku yang merah dan bengkak, menjadikan pemandangan itu seperti serangan visual yang membekas diingatanku.

Hingga akhirnya, tubuh Melati tiba-tiba menggelinjang kuat. Matanya mendelik keatas. Pupilnya menghilang. Dan nafasnya mendengus kuat.

“AAAAHHH.. ANNJIIIMMM.. SAYANG… AKU… AAAAAHHHH… KELUAARR…!!”

CREEETTT CREEETTT CREEECREEETT CREEETTT CREEETTTT
Tubuh Mela bergetar hebat dan kelojotan tak terkendali. Seketika, tubuhnya melemas. Jatuh kepaha Fadil dan membuat bibir vaginanya makin terdorong masuk ke seiring sodokan penis selingkuhannya.

Karena otot kaki Mela tak sanggup menopang berat tubuhnya, ia pun secara spontan memeluk tubuh lelaki bajingan itu sambil memejamkan mata. Seolah berusaha menikmatin tusukan paksa kemaluan lelaki lain yang begitu keras dibawah sana.

“Hhhhhh…. Hhhhhh…. Hhhhhh…. “ Seru Mela sambil menggigit bibir bawahnya, “Jangan digoyang dulu, Sayang…” Sambung istriku yang mencoba memposisikan vaginanya yang masih terasa begitu sesak karena tersumpal penis raksasa.

“Huhuhu…Siapa juga ya goyang… Dari tadi khan aku cuman duduk diem disini…” Ledek Fadil mengusapi punggung istriku, “Kamunya aja yang goyang-goyangin pantat kaya orang kesetanan kaya”
“Ihhhhssss…. Jahaaattt….” Balas Mela memukul-mukul pundak Fadil dengan genit.

KAMPREETTT
Dengan mudahnya, Fadil memberikan kepuasan pada Mela. Meskipun ia sama sekali belum sempat menggoyangkan penisnya, guna menggaruk kemaluan istriku, akan tetapi sudah mampu wanita yang sedang is setubuhi membuat istriku melenguh-lenguh kenikmatan.

Yang lebih parahnya, penis lelaki bajingan yang berukuran ekstra besar itu, bisa membuat istriku melenguh kelojotan karena denyut kenikmatannya, dalam tempo kurang dari 5 menit.

AAAAAHHH… AAAANNNNJIMMMMM.
AKU BENAR-BENAR KALAH

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *