
Keterusan – Ep 19 – Tak Tahan
Cerita Bokep Threesome Terbaru
Melihat layar monitor yang mempertontonkan seks oral istriku dengan selingkuhan berpenis besarnya, benar-benar membuatku gila. Karena meskipun Melati sudah lebih dari 20 menit menghisap kemaluan berurat itu, sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda orgasme.
Lelaki sialan itu hanya tersenyum meskipun istriku berulang kali memijat-mijat rahangnya. Tanda jika mulutnya sudah terasa pegal.
“Aaahhhh…. Mulut aku kram… Lanjut ngentot memek aku aja ya, Sayang… ” Keluh Mela sebal ketika tak berhasil membuat selingkuhannya orgasme. Loncat keatas kasur, dan segera merebahkan diri sambil membuka kedua pahanya lebar-lebar. Mempertontonkan selangkangan putih mulusnya yang masih tertutup gstring.

Fadil hanya tersenyum melihat kegatelan sikap istriku. Kemudian menyusul merangkak naik keatas tempat tidur sembari menempatkan penisnya tepat ditengah pangkal paha Mela. Mempermainkan otot kemaluannya sehingga daging besar panjang itu bergerak naik turun. Seperti memukuli pangkal paha Mela yang sudah siap untuk diserbu.
TUK TUK TUK
Lucu. Namun aku sama sekali tak bisa melakukannya.
“Ga seru aaahh… Masa ngentotin istri orang, tanpa ada suaminya disini…” Celetuk Fadil sambil terus menggerakkan otot kemaluannya. Celingukan kesana kemari seolah mencari diriku berada.
TUK TUK TUK
“Aaahhh.. Ayo Sayang… Buruan masukin kontolmu kesini… “ Pinta Mela kembali membuka kedua pahanya. Menyibakkan selangkangan mulusnya seperti seorang pelacur murahan yang tak mampu menahan gatal vaginanya, “Ayo Sayang… Sodok memek aku..”
“Hmmm.. Kamu udah gak sabaran ya…?” Senyum Fadil lebar. Kemudian turun dari kasur pengantinku dan mengambil handphonenya dari saku celananya, ”Sebentar… Aku harus meletakkan ini dulu…”
“Pasti mau ngerekam aku deh…”
“Hehehe… Iya dong… Biar ada kenangannya…” Ucap Pandu menyandarkan handphonenya di atas meja rias. Mengarahkan camera kearah Mela, lalu memencet tombol rekam.
“Naaaahhh.. Kalo gini… Lumayan seru lahhh…” Ucap Fadil menatap kearah camera dan berjalan mundur. Kemudian mendekatkan diri lagi kearah selangkangan istriku sambil mengocok batang penis besarnya yang membuatku benar-benar iri.
“Ayo Sayang… Entot aku sekarang…” Ucap Mela yang karena tak sabaran, melepas gstringnya sendiri. Lalu menggelitik liang senggamanya yang sudah begitu basah.
Fadil tak menjawab pernintaan Mela. Ia melirik sambil terus tersenyum. Mengocok penisnya sambil sesekali menepuk kencang di liang senggama istriku.
PLEK PLEK PLEK
“Iiihhhsss. Kok kamu…. Malah ngegodain sih…?” Seru Mela kesal karena keinginan mesumnya yang tak kunjung ia dapatkan.
PLEK PLEK PLEK PLEK PLEK
“Kamu mau aku entotin sekarang…?” Tanya Fadil lagi.
“Astaga… Masih nanya aja…. “ Kesal Mela dengan mulut maju karena Fadil terus-terusan menggoda kekuatan birahinya, “Iya, Sayang… Iyaaaaa!”
“Emang memekmu udah beccek…?”
“Sayaaaaannngggg… Please deh… Kamu ga lihat ini…? Memek aku yang udah licin.. Udah banjir banget… !! Ayo dooongg… Pleeaaseeee…Entot memek aku sekarang…” Pinta Mela seolah tak punya harga diri. Karena meminta lelaki yang bukan suami syahnya, untuk segera menyetubuhinya.
Dan karena tak sabar, ia menangkap kepala penis selingkuhannya dan mengarahkan tepat di lubang kemaluannya.
CLEEEEEEPPPPPP
“Aaaaahhhh… “ Lenguh Mela sambil memejamkan mata, “Ayo Sayang… Ohhh… Dorong pantatmu..!!”
Namun, Fadil hanya diam. Ia tak bergerak saat ujung kepala penisnya mulai tenggelam didalam vagina istriku sambil terus tersenyum lebar.
“Ihhhssss… Nyebelin deh…. Kok kamu cuman senyum gitu aja siiiihh…?” Celoteh Mela, “Ayo dong Sayang… Gerakin pantatmu… Ayo… !!” Seru Mela kembali menarik pantat Fadil maju, “Buruan sodok memek aku yang udah gatel iniihhh… Aku bener-bener butuh dientot oleh kontolmu, Saaayaangg..”
CLEEEEEPPPPPP
Fadil menggerakkan pinggulnya sedikit. Maju. Menuruti permintaan tak sabaran istriku. Melesakkan kepala beserta setengah penisnya masuk kedalam liang senggama Mela. Namun gengan gerakan yang sangat pelan.

CLEEEEEPPPPPP
“Uuuuhhhhh… Iya Sayang… Iya… Terus gerakin kontolmu maju… Uuhhhh Enaaakk…” Erang Mela sambil merem melek. Karena secara perlahan, penis besar Fadil itu makin memenuhi liang peranakannya. Semakin masuk. Masuk. Dan masuk.
”Ooohhh…. Sumpaaahhh… Besar sekali ini kontooooolll…. Aaaahhhh…”
DUUUGG
“Sssssshhhh… Aaaahhh… Mentok Sayang…” Erang Mela sambil mengangkat kepalanya. Berusaha mengintip kearah kemaluannya yang menggelembung karena dijejali oleh batang penis Fadil yang berukuran jumbo itu.
“Iya… Ujung kontolku udah nambrak rahimmu…” Seru Fadil masih berusaha melesakkan lagi sisa penisnya yang belum bisa masuk kedalam vagina selingkuhannya.
“Aaahhh… Mpppphhh…. Udah ga bisa masuk lagi, Sayang…” Lenguh Mela saat melihat setidaknya 1/3 panjang penis lelaki sialan itu yang tersisa diluar vaginanya.
ANJJIIIMMMM
Aku tak bisa membayangkan mengenai rasa yang Mela alami saat itu. Vaginanya terlihat tembem. Penuh karena dijejali oleh kemaluan Fadil yang menyeramkan.Mela meringis.
Mengatur posisi pantatnya yang terasa sempit dan sesak akibat otot lubang kencingnya terenggang begitu jauh dari posisi normalnya.
Penis Fadil memang seperti monster. Benar-benar berbeda dengan penisku. Meskipun yang aku miliki berukuran diatas rata-rata lelaki kebanyakan, akan tetapi vagina istriku masih bisa melahapnya bulat-bulat, hingga kepangkalnya.
Sedangkan penis Fadil, biarpun ujung penisnya sudah menabrak dinding rahim Mela, masih saja menyisakan sekitar 5-6cm, diluar vagina istriku. Benar-benar tak dapat masuk lagi, walaupun dipaksakan sekuat apapun.
AHH KAAAMPREEEETTT…. !!
”Pantas saja Mela tergila-gila dengan kontol Fadil… Karena sampai kapanpun, aku tak akan pernah bisa mengalahkan kontol besar milik selingkuhanmu itu…!!” Jeritku dalam hati saat melihat kenyataan pahit yang terpampang jelas didepan kedua mataku.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Perlahan, Fadil pun mulai memalu vagina Mela dengan kecepatan tinggi. Membuat istriku yang sedang tenggelam dalam birahinya, meracau mabuk. Seperti seorang pelaut yang terombang ambing ditengah badai lautan.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Setiap kali sodokan, tubuh Melati seolah terhempas kesana-kemari dengan kuat. Kedua payudaranya pun berloncatan naik turun saking besarnya. Sampai-sampai Mela harus menangkap kedua tetek besarnya yang terus menampar-nampar dagunya.
Melihat keseksian persetubuhan istriku dan selingkuhannya, membuat penisku menegang sekeras batu. Aku sampai mengucek-kucek kedua mataku. Karena menganggap perselingkuhan yang Mela dan Fadil hanyalah sebatas mimpi. Aku terus mengira, seperti sedang menonton film biru yang diperankan oleh istriku dan lelaki lain yang memiliki penis berukuran raksasa.
PLOOOOPPP..
“Aaaahhh… Sayaaannggg…” Jerit Mela saat Fadil dengan sengaja mencabut penisnya dari kemaluan istriku. Kemudian ia turun dari kasur. Menarik tubuh Mela ke tepi kasur dan membiarkan setengah pantatnya tergantung di pinggir tempat tidur.
“Kenapa teriak…? Nggak enak ya…?” Goda Fadil terus tersenyum.
“Ngilu…!!”
“Tapi enak gak…?” Tanya Fadil lagi-lagi tersenyum. Lalu mengangkat kedua kaki istriku keatas dan menempatkan masing- masing tungkai indahnya disamping pinggangnya.

“Banget…Banget…Banget….” Jawab Mela tersipu-sipu.
PLEEEKK.
Fadil kemudian meletakkannya batang raksasa itu diatas vagina gundul Mela, seolah mengukur panjang penisnya dengan tubuh istriku.
“Lihat deh, Sayang…” Ucap Fadil lagi-lagi menggerakkan penisnya diatas perut bawah Mela.
“Iyaa.. Iyaaa… Kamu punya kontol yang besar…” Sahut istriku yang sepertinya tahu, kebiasaan Fadil ketika memamerkan kemaluan besar itu kepadanya. “Memekku ga bakalan muat kalo batang kontolmu masuk semua kesini…” Sambung Mela sambil mengusap-usap perut bawahnya.
Dan memang, meskipun aku hanya bisa menyaksikan dari layar monitor, penis lelaki sialan itu terlihat begitu menakjubkan. Disitu aku melihat jika jangkauan batang penisnya bisa mencapai pusar Mela. Yang jika ia masukkan kedalam vagina istriku, sudah pasti tak akan muat. Karena terhalang rahim.
Gila.
Benar-benar penis yang menakjubkan.
PUK PUK PUK
Lagi-lagi, Fadil mempermainkan gairah Mela. Menepuk-tepukkannya penis raksasa itu di vagina Mela. Mencongkel-congkel liang becek istriku sambil melesakkan kembali ke dalam ke kemaluan sempitnya.
CLEEEEEPPP
“Aaaaaaaaaaaahhhhh…Saaaayaaaannngggg…. “ Jerit panjang istriku saat penis selingkuhannya itu masuk terlalu cepat. Seolah merobek liang senggamanya yang begitu mungil.
PLOOOOPPP
“UUuuhhhhh…. Kok dicabut lagi sih….?” Rengek Mela.
CLEEEEEPPP… PLOOOOPPP….
CLEEEEEPPP… PLOOOOPPP….
CLEEEEEPPP… PLOOOOPPP….
Berulangkali, Fadil menusuk dan mencabut penisnya dari kemaluan istriku. “Ihhhsss.. Sayang ah… Jangan maenin memekku kaya gituuu…” Lenguh istriku jadi benar-benar kesal karena pendakian birahinya terasa naik turun tak terkendali. “Ayo Sayang.. Entot yang bener…”
“Hehehe… Kamu bener-bener udah ga tahan ya…?” Ulang Fadil yang tak bosan-bosannya menggoda istriku. Terus menusuk dan mencabut penis besarnya secara sengaja.
“Iyaaaaa… Aku pengen cepet-cepet dapet enaakk…”
“Begini…?” Tanya Fadil yang kemudian menacapkan batang penisnya dalam-dalam dan segera menggoyang pinggulnya dengan kecepatan tinggi.
CLEEEEEPPP
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“AaAAAaaaaAAAaahhhhh… “ Jerit Mela panjang. Kaget. Sekaligus senang. Karena mendapat perlakuan selingkuhannya saat menyetubuhi vaginanya secara normal.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Aaaahhh… Aaaahhh… Aaaahhh… Aaaahhh… Aaaahhh… “ Pekik Mela keenakan seiring pompaan penis lelaki bajingan itu pada vaginanya.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Enak nggak…?” Tanya Fadil yang tiba-tiba mencubit puting istriku.
“Nggggg… Aaaaaaarrggghhhhh… Enggaaaaaaaa… Aaaahhh… Aaaahhh… ” Geleng Mela sambil terus mendesah-desah keenakan
“Hah…? Gaenak…?”
“Kurang kenceng…!!!”
“Begini….??”
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Ooohhhh… Iyaaaaaahhhhhhh….”
Dasar perek kegatelan…!!” Balas lelaki Fadil yang secara tiba-tiba menampari kedua payudara istriku dengan keras.
PLAAAAAAKKKKK… PLAAAAAAKKKKK… PLAAAAAAKKKKK…
“Aaaaaaaaarrrrggghhhhhhh.. AAAANJJIIIMMMM….” Jerit Mela kesakitan. Namun sama tetap tak melawan. Alih-alih melarang perlakuan kasar selingkuhannya, istriku malah tersenyum. Menggigit bibir bawahnya. Dan memejamkan matanya erat-erat.
“OOOOOHHHHHHH…. AAAANJJJJIIIMMMM AKU KELUAR SAAAYANG….” Jerit Mela yang belum ada lima menit bersetubuh, tiba-tiba melolong panjang. Tubuhnya bergetar dan menggelinjang kuat.
CREEETTT CREEETT CREEECREEETT CREETTT CCREEETTTTT…
Mela orgasme. Dia benar-benar orgasme.
GILA.
Aku tak menyangka jika istriku bisa orgasme secepat itu. Dan selama 4 tahun menikah dengannya, aku baru tahu jika Melati bisa orgasme secapat itu. Dengan cara dipukuli kasar seperti itu.
“AAAHHH… NGENTOOOTTT… KONTOLMU ENAK FADIL…. AAAHH FAAADIILLL..” Jerit Mela kelojotan tanpa henti. “KONTOLMUUUU EEEENAAAAAKKK…”
SUMPAH.
Diluar informasi yang memberitahukan kebinalan Mela saat bersetubuh, aku baru sadar jika selama ini telah melewatkan hal yang membuatku menyesal. Tak menyempatkan diri untuk mengeksplore butuh istriku lebih jauh lagi. Karena ketika melihat gelijang nikmat istriku, aku mendapati jika MELATI BENAR-BENAR SEKSI ketika mendapatkan orgasmenya.
Aku benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangan dari wajah istriku saat ia mendesah-desah keenakan. Hatiku seolah ingin meledak saat melihat tubuh istriku gemetaran karena orgasmenya. Sekaligus makin bernafsu saat menyaksikan kemaluan istriku yang pasrah untuk terus menerima tusukan kasar penis selingkuhannya itu.
Aku benar-benar berpikir, kenapa saat melihat istriku yang sedang mendapatkan titik orgasme terhebatnya, membuatku makin jatuh cinta kembali padanya. Apalagi saat mendengar dirinya menjerit-jerit dan memanggil nama selingkuhannya, membuat diriku tak ingin kehilangan dia.
“Aaaahh… Mela.… “ Lenguhku yang secara naluri, tiba-tiba menurunkan celana kerjaku. Melepas boxerku. Menggenggam penisku yang sudah begitu keras. Dan mulai menggerakkan tanganku naik turun di sepanjang kemaluanku, “Kok bisa-bisanya… Kamu jadi wanita yang seksi dan menggiurkan seperti itu sih, Sayang…”.
SEEEERRRR SEEERRRR SEEERRRRR.
Vagina istriku menyembur. Cairan putih kekuningan mirip kencingnya memancar hebat dari liang senggamanya. Kakinya menendang-nendang tak terkendali. Sampai-sampai semua kuku jari serta telapaknya melengkung kebawah.
Aku yakin, Mela tak sanggup menahan gelijang nikmat yang ia rasakan saat itu. Kelopak matanya sampai memutih. Menghilangkan pupil matanya karena vagina yang harusnya diisi oleh penis selingkuhannya. Dihajar tanpa henti, hingga ia menjerit-jerit dan kelojotan.
“AMPUUUNNN SAYAAANGGG… AMPUUUUNNNN…. “ Erang Mela berusaha membebaskan diri dari sodokan penis selingkuhannya yang tak kenal lelah. Mendorong tubuhnya keatas hingga.
PLOOOPP
“Uuuhhhh…. Hhhhh….Hhhhh….Hhhhh….” Lenguh Mela memegangi vaginanya, “Bentar Sayang… Bentar… Istirahat dulu… Hhhhh….Hhhhh….” Sambungnya dengan nafas ngos-ngosan.
“Nungging gih…” Sahut Fadil sambil bergerak naik ke dipan. Menyusul Mela yang masih berusaha menghindar sejenak.
“Aduuh.. Bentaran yaaaa, Sayang… 5 menit…”
“Nungging…!” Ulang Fadil sambil menarik kaki istriku. Lalu memintanya membalikkan badan.
“Ihhhssss.. Sayang… Bentaran napaaaa…” Ucap Mela manja menunjukkan wajah kesal. Namun anehnya, ia membalikkan badan. Menaikkan pinggulnya dan segera membungkuk. Seolah memamerkan lubang anus dan vaginanya ke lelaki sialan itu.
CLEEEEEEEPPPP
Tanpa basa-basi, Fadil kembali melesakkan penisnya dari belakang. Menyetubuhi vagina istriku yang beberapa detik lalu baru saja orgasme melalui sela-sela pantatnya.
“Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh…” Jerit istriku saat penis bajingan itu langsung menghajar kemaluan gundulnya dengan cepat.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Mela yang berpose doggystyle sempurna, terus bertahan dengan kedua tangannya. Menjaga tubuhnya supaya tak maju kedepan karena sodokan kasar Fadil. Matanya terpejam, dagu terangkat dan menoleh sedikit ke kanan. Menatap selingkuhannya yang masih terus tersenyum tenang saat menyetubuhinya dengan kecepatan tinggi.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Suara persetubuhan mereka berdua benar-benar berisik. Ditambah lenguhan dan jeritan melati yang tak henti-hentinya keluar dari mulutnya.
Dengan satu tangan, Mela berusaha memegangi kedua payudara besarnya yang terus bergoyang tak terkendali. Mengayung bebas maju mundur, kekanan dan kekiri. Terkadang, juga menabrak dagunya sendiri. Setiap kali pantat bahenol istriku ditabrak pinggul lelaki kekar itu.
“Aaaahhhh…. Aaaahhhh…. Terus Sayang… Aaaahhhh…. Terus… Jangan berhenti… Entot.. Memekku… Sayaaang…!” Lenguh Mela yang semula kesal, tiba-tiba mengencang. Setiap kali vaginanya tersodok kemaluan lelaki kampret itu.
“Ssssssshhhhhhh…. Jangan berisik aahhh… “ Seru Fadil memperingatkan sambil menampar pantat bulat istriku lagi, “Nanti kalo tetanggamu bisa denger jeritan seksimu gimana..?”
“Biarin…?”
“Heeeehhh…? Kok biarin sih….?” Seru Fadil lagi terus menampar pantat Mela, “Kalo mereka tau-tau jadi pengen ngentot gimana…?”
“AAAAAAAAAAAAAARRRRRRRGGGGHHHHHHHH…..!!!” Jerit istriku makin keras dan panjang. Alih-alih menurunkan intonasi suaranya, suara Mela makin melengking.
“Istri nakal siapa sih ini…. Diminta diem malah mendesah gini…!!” Seru Fadil yang dengan gemes, langsung mempercepat sodokan penisnya.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
ANJIIIMMMM.
Melati terlihat begitu cantik. Begitu seksi. Begitu menggairahkan. Terlebih saat istriku menghadap camera tersembunyi didekat lemari nakas. Membuat ku terkejut karena pesona alaminya yang makin bersinar.
Akibat siksaan penis selingkuhannya yang keluar masuk tanpa henti. Dan dari camera tersembunyi itu, aku bisa melihat jelas wajah istriku yang terus tersenyum meskipun aku tahu jika ada rasa sakit pada vaginanya. Namun anehnya. Mela membiarkannya saja.
“Aaahh… Dimaaass… TOLOL BANGET deh jadi suami…!!” Jerit batinku dalam hati, “Bisa-bisanya kamu gak tahu kalo istrimu suka diperlakuan kasar seperti itu…!! DASAR LELAKI BODOH…!!” Sambung batinku sambil mengumpat. Karena tak pernah tahu kepasrahan Melati yang bisa ditiduri dengan cara kasar seperti itu.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Hhhhh… Aiihh… Aiihh… Aiihh… Hhhhh….” Erang Mela terus terdengar.
“Enak Sayang…?” Tanya Fadil terus menggenjot vagina istriku.
“Hhhhh… Aiihh… Aiihh… Aiihh… “
“Ayo bilang… Kamu suka dientotin gini dari belakang…!”
“HHOO’OHHH…. Hhhhh… Aiihh… Aiihh… Aiihh… Hhhhh… Hhhhh… “
“Bilang, Sayang… BILAAAANG…”
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“HOOOO’OOOOOHHHH AAANJIIIMMMM… IYAAAAAA… “ Jerit istriku lagi. Begitu keras dan memekakkan telinga. “OOOOOOHHH… NGENTOOOOOOTTTT… IYAAAA… AKU SUKA DIENTOT KONTOLMUUUU….!!!! IIIYAAA.. OOOOHHHH.. AKU SUKA KONTOLMUUU… GGGGHHHHH….!!!” Sambung Mela yang berteriak tak terkendali.
“Bilang yang kencenggg…!!!” Teriak Fadil, “Bilang kalo kamu suka aku entotin kasar kaya gini…!!”
“AAAAHHHHH…. IYAAAAA….. ANJJIIIIIMMM…!!! SUMPAAAHHH …AKU SUKA DIENTOT KASAR GINI SAYANG… AAAAHHH.. AKU MAU KELUAR LAGIII…!!! Jerit istriku yang tiba-tiba menggigit sprei kasurnya.
Setengah badan atasnya pun tiba-tiba ambruk. Menyisakan pantat bulatnya yang masih terus menungging. Seolah merelakan lubang becek vaginanya untuk bisa dijadikan pelampiasan nafsu penis besar Fadil. Sampai-sampai lendir vagina Mela berubah menjadi busa putih di yang melumuri kedua kelamin mereka
CREEETTT CREEETT CREEECREEETT CREETTT CCREEETTTTT…
Mela orgasme. Namun tak sanggup menggerakkan tubuhnya banyak-banyak. Ia hanya bisa tersungkur maju dan tetap tengkurap. Membiarkan penis selingkuhannya itu menghajar vagina merahnya, yang menyemburkan mani kenikmatannya.
SEEEERRRR SEEERRRR SEEERRRRR… SEEEERRRR SEEEERRRR ….
AAAAAAAARRRRRGGGGGHHHH.
Melihat Mela yang sudah berkali-kali orgasme dan squirt, aku benar-benar merasa menjadi seorang pecundang.
Betapa tidak. Melihat Fadil yang terus mendoggy istriku selama lebih dari 20 menit, aku menjadi seperti bukan tandingannya sama sekali. Stamina selingkuhan Mela, sungguh luar biasa. Tak bisa dibandingkan denganku yang hanya bisa mendoggy istriku kurang dari 5 menit. Karena memang, doggy adalah kelemahanku dalam bercinta.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Dilihat dari sudut camera manapun, aku tetap tak bisa menemukan kelemahan Fadil. Karena meskipun sudah masuk ke menit 30, aku masih belum bisa melihat tanda-tanda jika lelaki sialan itu akan orgasme.
Fadil terus memukulnya celah kemaluan Mela tanpa henti. Meskipun istriku sudah terkulai lemas, tetap saja ia menyorongkan pentungan saktinya secara bertubi-tubi. Membuat busa putih diselangkangan istriku makin banyak yang meluber. Sehingga mirip cream cheesee yang ada di hidangan penutup makanan.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Melihat betapa kasarnya doggy style yang dilakukan lelaki sialan itu terhadap Mela, membuatku jadi bertanya-tanya.
Bagaimana bisa Fadil bertahan begitu lama, untuk terus membenturkan kemaluannya di pantat bulat sempurna istriku tanpa henti. Sampai-sampai, aku berpikir jika kasur yang digunakan saat mereka bersetubuh itu akan copot dan hancur karena kehebohan olahraga kelamin yang mereka lakukan.
“Kamu udah puas belom Sayang…? Kalo udah, Aku keluarin pejuhku sekarang boleh…?” Tanya Fadil yang secara tak kuduga, meminta ijin untuk orgasme kepada istriku.
Benar-benar berbeda sekali denganku yang setiap kali hendak orgasme, hanya bisa merintih karena tak kuat menahan. Setelah itu secara egois pula, membuang benih kejantananku sekehendak hati tanpa bertanya sama sekali.
“Iyaaaa… Aku puas… Aaahhh.. Aku puas Sayang…” Lenguh Melati di sisa-sisa tenaganya.
“Bener…?”
“Iya, Sayang… Kamu boleh keluarin pejuhmu…” Ucap Mela lirih
“Dimana…??”
“Bebas…” Jawab istriku yang sepertinya sudah tak mampu berpikir sehat. Ia hanya ingin persetubuhan yang nikmatnya ini, cepat selesai dan berakhir.
“Dalem memek…?” Goda Fadil terus menghajar kemaluan Mela.
“Iya Sayang… Iyaaaaa….” Kesal Melati, “Di memekku juga boleh….”
“Tapi nanti… Kalo aku keluarin pejuhku di dalam memekmu… Kamu bisa hamil loh….”
“AAAAAHHH… SAAAYAAANNNGGGG… TERSERAAAAHH… KAMU MAU KELUARIN PEJUHMU DIMANA SAJA JUGA TERSERAAAAHHHH… AAAAAAAHHHHH…. AKU UDAH LEEEMEEESSS…!!”
“Hehehehe.. Suka deh kalo liat kamu kesal seperti itu, Sayang…” Ucap Fadil tenang yang kemudian makin mempercepat sodokan kasarnya ke vagina Mela.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
CROOTTT CROOTTT CROOOOOTTTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT
Tubuh Fadil bergetar hebat. Pinggulnya beberapa kali mengejat kuat. Menghantarkan persediaan benih kejantanannya kedalam rahim istriku yang hangat.
OHHH ENAAAAKNYAAAAAA.
Erangku yang juga mengalami sensasi serupa. Mengejat nikmat sambil mengencangkan kedua otot pantatku. Menghantarkan seluruh isi kantong zakarku kelantai kamar hotel. Yang berisik karena desah dan teriakan istriku melalui speaker laptopku. Bersama selingkuhannya
“Ohhhh Melaaaaa… Seksi sekali kamu, Sayang…” Lenguhku yang berulang kali mengucapkan kalimat yang sama. Otakku seolah tak mampu memikirkan kata-kata lain disaat penis kecilku menyemburkan cairan klimaksnya yang begitu nikmat.
CROOTTT CROOTTT CROOOOOTTTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT
“AAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHH… “ Suara kenikmatan yang meluncur dari mulutku. Bersamaan dengan ledakan emosi yang menggumpal dari dalam dadaku.
Sejenak. Aku mencoba merenungkan mengenai apa yang baru saja kulihat dengan mata kepalaku sendiri. Menyaksikan istri tercintaku sepanjang pagi tadi, menjerit serta meraung keenakan karena disetubuhi dengan kasar oleh penis lelaki lain.
“Istriku baru berselingkuh dengan lelaki lain…”
“Tubuh Istriku baru dijamah lelaki lain…”
“Memek Istriku baru disetubuhi lelaki lain…. “
“Rahim Istriku… Baru dipejuhi lelaki lain…”
BRUK.
Buru-buru, kututup layar monitor laptopku.
Karena khawatir birahi anehku akan bangkit kembali meskipun hanya samar-samar mendengar obrolan pasca bercinta Mela dan Fadil. Karena jujur, hatiku sepertinya sudah tak mampu menahan emosi lebih jauh lagi.
Kupejamkan mataku. Dan menarik nafas panjang.
Mencoba memikirkan langkah apa yang harus kulakukan untuk menghadapi situasi yang aneh ini.