
Keterusan – Ep 17 – Awal Rencana
Cerita Seks Perkosaan Terbaru
“Gimana mas…? Sudah dipasang sesuai titik…?” Tanyaku pada seorang tehnisi perangkat pengintai ketika sedang mengerjakan tugasnya. Memasang segala macam kebutuhan mata-mata seluruh penjuru dirumahku.
“Siap Pak… Dari 20 titik, tinggal 2 titik lagi…” Jawabnya dari ujung telephone.
“Dikamar sudah…?”
“Sudah pak, sesuai mapping areanya.. Diplafon dua camera, dibelakang TV satu camera, lalu dekat jendela satu camera…”
“Di dapur…?”
“Ada tiga camera… Di lubang exhaust, diatas lemari pendingin, dan didekat jendela juga…”
“Mantaaapp… Kalo gitu, garasi, dapur dan balkon atas sudah…?” Tanyaku lagi.
“Sudah Pak… Semua sudah sesuai request…. Tinggal menyambung microphone dua arah supaya bapak bisa mendengar segala macam suara dengan jelas…” Sambungnya dengan penuh rasa hormat.
“Luar biasaaa… Kabarin ya Mas… Kalo sudah selesai…”
“Siap Pak… Sebentar lagi bisa dioperasikan…”
“Pastikan semuanya tersembunyi ya Mas… Dan aku ingin semua cameranya ber-resolusi bagus…”
“Tenang Pak… Team sudah terbiasa mengerjakan hal-hal seperti ini kok Pak, jadi bapak gausah khawatir…Resolusi camera yang saya rekomendasikan, bisa saya jamin tingkat ketajamannya kok Pak…” Jelas tehnisi itu dengan penuh percaya diri, “Tak ada satupun detail yang bakalan terlewat oleh tangkapan cameranya… Bahkan, nyamuk lewat pun, bakalan bisa terekam dengan jernih…”
“Mantaaaaappp… Oke deh mas… kalo gitu, lanjutkan…”
***
Pagi itu aku meletakkan sebuah tiket pesawat asli yang sudah kubeli semalam sebelumnya diatas meja dapur. Mencetak semua jadwal perjalanan selama 3 hari, dan kuselipkan dibawah tiket. Sengaja, aku memperlihatkan rencana dinas keluar kotaku supaya Melati tak merasa was-was akan keberangkatanku yang mendadak ini.
Selain itu, dengan adanya cetakan tiket dan jadwal perjalananku, aku ingin memberikan kesan yang benar-benar ‘aman’ kepada istriku. Ia tak perlu khawatir dengan keberadaanku karena semua kegiatanku selama tiga hari kedepan, sudah tercantum detail disana.

Aku yakin. Dengan kepergian dinasku, Mela akan mengundang selingkuhannya itu kerumah. Oleh sebab itu, aku sengaja memasang camera pengintai diseluruh penjuru rumah, dengan tujuan supaya bisa mengawasi seluruh gerak-geriknya. Yah, meskipun aku tak bisa menyaksikan segala kebejatan istriku dan selingkuhannya secara langsung, paling tidak setelah ini aku bisa mendapatkan bukti kuat yang bisa kugunakan, entah untuk apa nantinya.
“Bapak Dimas Mulyadi…?” Tanya supir antar jemput bandara kepadaku.
“Benar…” Jawabku singkat
“Terminal dua ya, Pak…?”
Dari sudut mataku, aku bisa melihat adanya bayangan Mela yang berdiri dibalik tirai jendela kamarku. Dalam diam, ia menatapku keberangkatanku tanpa memberikan sapaan selamat, iringan kepergian, ataupun ucapan salam sama sekali.
Sebagai penutup aktingku, kutunjukkan satu tarikan nafas panjang beserta tatapan tipisku kearah jendela kamar sebelum kubuka pintu mobil antar jemput bandara. Sengaja, aku ingin memberikan kesan ‘berat’ saat aku harus meninggalkan istriku sendiri dirumah.
Setelah itu kunaikkan dua koper berukuran besar kedalam kabinnya. Kututup pintu mobil antar jemput itu kuat-kuat lalu menatap lurus kedepan. Tanpa sedikitpun melihat kembali kearah jendela kamarku.
– – – – – – -
Dalam perjalanan, aku pun langsung mengaktifkan segala macam perangkat pengintai di dalam rumahku. Dan dari situ, kulihat Mela yang sedang duduk termenung di tepi tempat tidur sambil menatap lurus kearah jendela kamar.
“Jernih sekali nih camera….” Seruku takjub dengan detail gambar yang tersaji dilayar handphoneku. Sampai-sampai, aku bisa memperbesar video realtime itu hingga beberapa kali. Bahkan, dengan mudahnya, aku juga bisa melihat tahi lalat Mela yang ada di paha kirinya.
“Lalala… Lalaaaa…” Tiba-tiba aku mendengar suara Mela saat ia memulai aktifitas paginya. Iya, istriku selalu menyambungkan handphonenya dengan perangkat speaker nirkabel saat mendengarkan lagu dengan alasan supaya ia selalu bersemangat dan penuh tenaga saat beberes rumah.
Oke. Alasan yang cukup bisa diterima. Toh, selama tak mengganggu tetangga. Aku tak pernah mempedulikan apa yang Mela lakukan saat dirumah. Buru-buru, kuambil headset dari dalam tas kerjaku. Setelah itu, kusumpal kedua lubang telingaku dan mendengar segala macam suara istriku sedetail-detailnya.

“KRIIINNGGG….KRIIINNGGG….KRIIINNGGG….”
Tiba-tiba, kudengar suara panggilan telephone masuk. Sejenak, Mela menatap waspada kearah handphone yang ada di meja makan. Namun ketika ia melihat siapa orang yang memanggil namanya, tiba-tiba wajahnya berubah riang.
“Pagi mentari pagiku…” Sapa suara lelaki dari ujung telephone. Dengan suara yang terdengar berat.
“Hei… Boa manisku….” Sahut Mela sambil tersenyum.
“Kok semalem kamu ga jawab pesanku…?”
“Semalem masih ada Dimas… “ Jawab Mela yang menyebut namaku dengan nada kesal.
“Terus…?”
“Ya aku males aja… Kalo nanti ditanyai-tanyain tentang kamu…”
“Bukannya kamu sudah menceritakan segalanya…?”
“Iya… Tapi gak tahu tuh… Suamiku selalu aja ngorek-ngorek tentang kamu mulu…”
“Dia penasaran ama aku kali Sayang…? Setelah tahu istrinya jadi tergila-gila denganku…”
“Hihihihi… Iya kali ya…” Jawab Mela yang wajahnya langsung kembali ceria setelah mendengar jawaban selingkuhannya, “Jadi kapan kamu dateng kesini…?”
“Khan hari ini rencananya kita mau ketemuan…?” Jawab Fadil dengan nada rendahnya.
“Hmmmm… Sepertinya ga jadi deh…” Sahut Mela
“Kok gitu sih…?” Sambungnya langsung, “Padahal kontolku udah kangen banget ama kamu loh… Hehehe… ” Sambung Fadil sambil tertawa renyah.
“Boong banget…” Celetuk Mela sambil memonyongkan mulutnya.
“Nih kalo ga percaya…” Ucap Fadil yang kemudian merubah panggilan telephonenya dari suara menjadi video.
Dengan berseri-seri, Mela menjawab panggilan video selingkuhannya. Dan dalam sepersekian detik, senyum manis di wajah istriku langsung terlihat begitu lebar. Saat melihat apa yang tersaji dilayar handphone yang ada ditangannya.
“Iiihhhssss.. Udah gedhe aja tuh kontol…” Seru Mela sambil menatap tajam kearah tampilan layar handphonenya, “Haaaii Boaaaaa….” Sambung istriku yang seolah sedang bercakap-cakap dengan seseorang. Menyapa penis selingkuhannya dengan hangat, seolah penis itu adalah anak kecil yang lucu dan menggemaskan.
KAMPREEEEETTT
“Kenapa Mela tak pernah memperlakukan aku seperti itu…?” Geramku kesal melihat tingkah mesum Mela. Namun, anehnya, ketika melihat senyum istriku yang begitu riang, aku menjadi penasaran dengan apa yang ia lihat di tangannya.
Segera saja, kuperbesar layar handphoneku. Melihat lebih detail kearah gadget yang ada ditangan istriku. Dan betapa terkejutnya aku setelah mendapati jika apa yang Mela sering ceritakan kepadaku, ternyata benar adanya.
Panjang kontol selingkuhan Mela
Benar-benar melebihi panjang kontolku…”
Dan
Tebal kontol lelaki sialan itu
Hampir dua kalinya tebal kontolku…!!!”
ANJIMM…. SEANJIM-ANJIMNYA.

SIAAAALLAAAANN
KAMPREEEETTT
BAJINGAAAAANN
Aku jadi teringat akan percakapan yang sempat terjadi padaku dan Mela. Disitu, Mela menjelaskan jika penis selingkuhannya berada di kisaran angka 24 cm. Berbeda 6 cm daripada punyaku. Namun ketika kulihat dengan mata kepalaku sendiri, aku menjadi sanksi dengan penjelasan Mela.
Karena jika kulihat, penis itu memiliki panjang lebih dari 25 cm. Bahkan bisa 28 cm.
Benar-benar bukan penis manusia lokalan biasa.
DEEEEEGGGG
“Aku tak pernah bisa menggenggam penuh kontol dia dengan jariku…” Ucap Mela disela-sela ingatanku, “Karena tebal kontolnya mirip seperti botol aer mineral… “
Lagi-lagi, aku merasa seperti ada sebuah palu raksasa, menghantam dadaku. Meruntuhkan rasa percaya diriku untuk kesekian kalinya. Aku benar-benar merasa kalah telak jika melihat kegagahan penis Fadil yang akhirnya bisa kulihat dengan mata kepalaku sendiri. Yah, meskipun tak secara langsung, akan tetapi aku jadi sadar akan perbedaan ukuran yang ada diantara kami berdua.
Tatapan syahdu, dan senyum bibir Istriku, benar-benar membuatku merasa makin hancur. Raut wajah penuh kekaguman itu, sama sekali tak pernah aku dapatkan di sepanjang usia pernikahanku. Melihat wajah takjub istriku, membuatku benar-benar merasa seperti bocah kemarin sore yang dengan mudahnya dipermalukan oleh istriku.
Dan lebih bodohnya aku, ketika camera pengintaiku merekam tampilan penis Fadil, dengan polosnya aku merekam semua kejadian itu. Menyimpan segala penampakan penis selingkuhan istriku yang berukuran jumbo itu di dalam memory handphoneku.
DIMAS TOLOL…!!!
“Sayang… tahu gak…? Aku punya kabar gembira buat kamu…” Ucap Mela riang.
“Apaan…?” Tanya Fadil sambil menggerak-gerakkan otot penisnya. Membuat batang kemaluannya yang memenuhi tampilan layar handphone Mela, mengangguk-angguk naik turun. Mirip seperti anjing laut saat melakukan panggilan cintanya.
“Iiihhhssss.. Udah aah, Sayang… Jangan kasih liat video kontol kamu terus…” Potong Mela dengan nada genit, “Ntar aku jadi makin becek loh…”
“Hehehehe… Apanya tuh yang becek…?”
“Anu aku…”
“Anu apaan sih… Aku ga ngarti…“ Goda Fadil seperti orang bodoh.
“Ya itu… Anu aku, Sayaaaaannggg.. Yang sering kamu sodok-sodok pake kontol…”
“Hmmmm… Lubang idung…?” Tebak Fadil terus menggoda Mela
“Bukan, Sayang…” Jawab Istriku manja.
“Lubang telinga…?”
“Ihhhsss… Mana muat lubang telinga aku dimasukin kontol kamu…”
“Abisan… Aku ga tau, lubang apa yang sering aku sodok-sodok…”
“Niiihhh…” Seru Mela yang kemudian mengarahkan camera videonya kearah tengah-tengah selangkangannya. Memamerkan g-string berwarna hitam kepada lelaki yang bukan suaminya.
“Aku masih ga ngerti, Sayang…” Sahut Fadil berpura-pura, “Yang sering aku sodok-sodok tuh celana dalam kamu…?”
“Iihhhhsssss….Sayang mah, becandain aku mulu deh….” Rajuk Mela mulai kesal. Namun sambil terus menampilkan wajah imutnya.
“Hehehehe… Lalu apaan dong…? Aku bener-bener ga paham nih…”
“Ini loh Sayaaaannggg…” Seru Mela yang kemudian menyibakkan celah celana dalamnya. Lalu mempertontonkan liang vaginanya yang gundul kepada selingkuhannya.
“Hahahahaha…”
“Ihhhsss.. Malah ketawaaaa… Yang becek tuh memek aku, Sayang… Memek….Niihhh… Memek yang sering kamu sodok-sodok….” Jelas Mela yang tak menggunakan intonasi kesal namun tak marah karena mendapat godaan yang menurutku super garing dari selingkuhannya. “Kalo kamu godain pake gambar kontolmu itu… Memek aku jadi makin becek…” Jelasnya lagi.
“Kalo yang kaya gitu mah bukan becek lagi , Sayang… Tapi banjiiiirrrr… Hahahahaha… “ Tawa Fadil kencang, “Sumpah… Aku jadi bener-bener kangen kamu nih… Pengen cepet-cepet kerumah kamu…”
“Emangnya kalo kamu kerumah aku, mau apa…?”
“Mau ngulang masa lalu…” Sahut Fadil.
“Masa lalu…?”
“Iya… Aku pengen mengulang kejadian saat kontolku ini… Mengaduk-aduk memek sempitmu…” Jelas Fadil yang dengan suara beratnya langsung menggenggam pangkal kemaluannya dengan satu tangan. Lalu ia tepuk-tepukkan batang kemaluannya ke tangan lainnya. Mengibaratkan penis besarnya itu sebagai pentungan yang siap ia gunakan untuk menghajar semua musuh-musuhnya.
PUK PUK PUK
Bola mataku seperti terhipnotis, mengikuti setiap gerakan batang penis lelaki jahanam itu saat dibentur-benturkan ke telapak tangannya. Seolah tak ingin melewatkan tingkah mesum Fadil saat memperlakukan kemaluannya dengan cara yang jantan dan mempesona.
“Aku pengen membelah celah kemaluanku dengan kontol besarku ini… Pengen membuatmu berteriak-teriak keenakan karena sodokan ular Boaku… Dan pengen mengisi relung rahimmu dengan benih kejantananku…”
“Hmmm…. Kalo seperti itu saja… Bukannya sudah kita lakuin minggu kemarin…?” Tanya Mela
“Hmmm.. Beda sih…”
“Bedanya apa…?” Tanya Mela singkat
“Khan kalo yang minggu kemaren, aku ngentotin memek wanita yang sudah bersuami…” Jelas Fadil sambil mempermainkan kedua alisnya.
“Memangnya kalo yang dulu-dulu…?”
“Kalo yang dulu… Kamu khan masih milikku… Dan memekmu juga punya aku seorang…” Jelas Fadil yang membuat nafsu dan emosiku makin melonjak tak karuan. Harusnya aku sudah membunuhnya semenjak Mela bercerita mengenai awal perselingkuhannya .
“Tapi… Meskipun memek ini milik suami aku… Toh kamu juga masih bisa merasakannya bukan…?”
“Iya… Hanya saja… Entah kenapa, kok aku ngerasainnya beda ya, Sayang…”
“Ahhh…. Sama aja kok…”
“Beda, Sayang… Beneran… “ Ucap Fadil bersikeras.
“Tapi… Aku ga ngerasa bedanya kok…”Sahut Mela.
“Nih… Coba perhatiin ya… Tubuh kamu yang sekarang tuh… Ga bisa aku mengeksplor sepuasku… Kamu yang sekarang, entah kenapa terlihat malu-malu… Tak seperti kamu waktu itu yang binal, beringas, dan menggairahkan…” Jelas selingkuhan Mela lagi. “Kamu yang sekarang, lebih banyak pasifnya… Seperti takut ketahuan ama suami kamu…”
“Yeeeee… Ya iyalah… “ Sahut Mela yang lagi-lagi, memonyongkan bibirnya manisnya, “Coba deh kamu sebut… Mana ada istri yang bisa selingkuh tanpa rasa takut ketahuan oleh suaminya… ”
“Hmmm.. Kalo sekarang sih, memang masih belom keliatan…” Balas Fadil sambil tersenyum, “Cuman sebentar lagi bakalan ada kok… “
“Siapa…?” Tanya Mela
“Kamu pasti kenal deh siapa dia…”
“Iya Siapa…?” Tanya istriku lebih antusias lagi.
“Karena sebentar lagi, tuh istri… Bakalan aku buat jadi istri yang tak takut selingkuh… Meskipun dihadapan suaminya…”
“Sebut nama, Sayang… Sebut namanya….!”
“Istri yang bakalan aku buat berani selingkuh tanpa rasa takut tuh… Kamu… Istri syahnya Dimas Mulyadi…” Jawab Fadil yang dengan percaya dirinya menyebut nama lengkapku dan istriku, “Melati Putri Anggaeni… Istri orang yang bentar lagi akan kubuat menjadi istriku…“
Mela mendadak terdiam.
Wajahnya memerah, seolah tersipu dengan bualan lelaki bajingan itu.
“Ihhhhssssss… Sumpah deh, kamu tuh nyebelin….” Seru Mela sambil memonyongkan bibirnya lagi.
“Hahahaha.. Kok nyebelin…?” Tawa Fadil gemas melihat tingkah istriku.
“Kamu bikin memek aku makin becek…”
“Haah…? Bisa gitu ya…? Padahal khan aku belom apa-apain kamu…
“Gatauuu…” Seru Mela terus memasang wajah kesal nan manjanya, “Mungkin gara-gara aku kangen kamu…”
“Hehehe.. Apalagi aku, Sayang… Kangeeeen banget ama kamu…” Balas Fadil.
“Hmmm… Yang kangen kamu…? Atau kontol besar kamu…?” Goda Mela yang dengan fasehnya menyebut kata ‘kontol’.
“Emang apa bedanya…?”
“Aku lebih suka dikangenin kontol kamu sih… Ketimbang kamunya…”
“Aaahhh.. Siaaall…!!”
“Hihihihi…” Tawa renyah Mela yang terdengar begitu gembira ditelingaku. “Kalo gitu, buruan kamu kesini gih… Kita kangen-kangenan….”
“Kangen-kangenan yang kaya gimana dulu nih…?”
“Bebas… Terserah kamu lah, mau apain aku…”
“Hmmm.. Terus…? Suami kamu gimana…?” Tanya selingkuhan istriku lagi penasaran, “Bukannya dia kemarin mau ngajak kita threesome…?”
“Yeeee… Enak aja threesome… Itumah maunya kamu aja, Sayang…” Ledek Mela sambil menjulurkan lidahnya, “Mas Dimas cuman ngajak ketemuan ama kamu aja kaleeeee…”
“Emangnya kamu gak mau…? Aku ajak threesome…?” Tanya Fadil dengan nada menggoda, “Kalo nggak… Gini deh… Nanti pas kita ketemuan… Aku bakalan minta ijin suami kamu… Buat nyetubuhi kamu secara terang-terangan didepannya… Bahkan kalo perlu… Aku ajak istri tercintanya ini bermain bertiga bersamanya…”
“Hihihihi… Kaya berani aja…?” Ledek Mela seolah menantang.
“Hmmmmm… Kamu belom pernah lihat kemampuan aku sesungguhnya sih Sayang… Meminta ijin threesome ke suamimu mah perkara mudah…” Balas Fadil sedikit menyombongkan diri, “Jadi… Yuk… pertemukan aku dengan suamimu…”
“Hmmmm… Bener yaaa…” Jawab Mela mulai termakan oleh bujuk rayunya.
“Iya, cintaku… “ Sahut Fadil terus meyakinkan istriku, “Bahkan kalo perlu, aku akan meminta suamimu supaya mengijinkan Mela… Istrinya yang cantik, semok, dan menggemaskan ini… Untuk menjadi istriku juga…“
KAMPREEEETTT… !!
DASAR MANUSIA KEPARAAAAT…!!!!
Bisa-bisanya lelaki bajingan itu memberikan bualan murahan pada istriku. Mela adalah istri syahku. Yang tak mungkin dijadikan istri oleh dua lelaki sekaligus. Itu tak mungkin.
“Tapi…” Mela menjeda kalimatnya, “Meskipun aku ingin untuk bisa segera mendapat restu darinya… Aku belom bisa mempertemukan kalian secepatnya…”
“Kok gitu…?”
“Ya karena mas Dimas mendadak dinas keluar kota…”
“Jadi… Berarti… Sekarang kamu…?” Seolah mengerti maksud istriku, raut wajah Fadil langsung berubah ceria, “Kalo gitu, aku langsung meluncur kerumahmu ya Sayang…”
“Iya cintaku… Buruan… Aku udah kangen banget ama kamu…” Seru Mela sambil melepas celana dalam yang ia kenakan dan memamerkan celah vaginanya yang sudah berkilauan karena pantulan sinar matahari pagi di lendir kemaluannya.
ASTAGA MELATIIII
Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja kulihat.
Aku juga tak menyangka dengan apa yang baru saja kudengar.
Istriku. Mela. Sebentar lagi akan akan melakukan perselingkuhan dirumahku.