Keterusan – Ep 16 – Sebuah Niat

Author Avatar

RajaBokeps

Joined: Mar 2025
Bagikan Video Bokep Ini

Cerita Seks Threesome Terbaru

Keesokan paginya, akupun membulatkan hatiku untuk dapat segera melaksanakan rencana gila-ku. Dadaku bergemuruh. Berdebar dengan detak jantung yang begitu tak terkontrol. Karena jujur, ini adalah saat dimana aku harus mempertaruhkan mahligai rumah tanggaku yang telah kubangun dengan susah payah selama ini.

Setelah menyiapkan koper dan segala keperluan ‘jalan-jalan’ palsuku, akupun pergi kekamar. Duduk ditepi tempat tidur dan mengusap wajah cantik Mela. Kukecup bibir tipis dan dahinya dengan lembut, sebelum aku menggoyangkan tubuhnya pelan.

35_Yt Sukapink.jpg

“Mel…? Melati…” Panggilku pelan sambil terus menggerakkan pundak mulusnya, “Bangun Sayang… Aku pergi dulu ya…”
“Eeehhh…?” Sahut Mela dengan mata setengah terpejam karena rasa kantuknya.
“Aku mau jalan, Sayang…” Ulangku lagi.

Melati menatap wajahku sambil menautkan alisnya. “Kamu beneran mau jalan, Mas…?”
“Iya, aku khan ada jadwal ketemuan dengan investor, Dek…” Jawabku sambil memaksakan senyum di wajahku ,”Kamu ga kenapa-napa khan…?”
“Aku kenapa…?”

“Ya itu tadi… Kamu aku tinggal sebentar keluar kota…” Sahutku lagi.
“Hmmmm… Aku bingung jawabnya, Mas…”
“Kok bingung…?”

“Yaaaa… Kamu tahu sendiri khan, Mas… Kalo kemarin, Fadil berencana datang kesini buat ketemu kamu…” Jelas Mela sambil terus menatap tajam kearahku, “Dan kalo dia tahu kamu ga ada disini.. Aku khawatir kalo nantinya dia bakalan ngajak aku buat…..” Mela menjeda kalimatnya. Ia hanya terdiam dan terus mengamati reaksiku.

75_Yt Sukapink.jpg

“Dia bakalan ngajak kamu buat apa…?” Tanyaku sekedar memastikan kelanjutan kalimatnya.
“Entahlah, Mas… “ Jawab Mela cepat, “Aku yakin, kamu sudah tahu jawabannya…”

“Ngajak buat ngentot…” Seruku dalam hati melanjutkan kalimat istriku. “Gausah sok bingung gitu… Bilang aja… Fadil bakal ngajakin aku buat ngentot..!!”

AAH KAMPREEET.
Entah kenapa, aku begitu mengharapkan jawab seperti itu dari Mela.

GILA.
Penisku seketika mengeras karena pemikiran cabulku.
Dan sepertinya Mela tahu mengenai geliat birahiku pagi itu. Karena secara tiba-tiba, ia melirik kebawah dan meraba kearah selangkanganku.

“Kamu ngaceng, Mas…?”

SIAL.

“Kabarin aku terus ya, Dek…” Ucapku buru-buru bangkit dari samping tempat tidurnya, dan bergerak menjauh darinya, “Aku harus pergi sekarang…”
“Kabarin buat apa, Mas…?” Tanya Mela, “Dan kabarin kalo aku sedang apa…?”
“Entahlah… Terserah kamu deh…” Sahutku yang kemudian meraih tangan Mela dan mengecup punggung tangannya.

“Kabarin juga ya, Dek… Kalo kamu sudah bosan padaku…”
“Bosan gimana, Mas…?”
“Yaa… Semisal kamu nanti lebih memilih Fadil setelah melakukan pertemuan dengannya, aku bakalan terima kok…” Jelasku sambil terus memaksakan senyum di wajahku yang kaku, ”Dan aku bakalan menghargai keputusanmu itu…”

“Hhhhhhh… Gak lah, Mas… “ Jawab Mela singkat, “Meskipun Fadil nanti akan mengajakku melakukan hal yang….. Kau taulah…. “ Jeda istriku lagi, “Aku akan terus memilih untuk bersamamu…”
“Bener…?”
“Iya, Mas…” Sahut Mela sambil menatap tajam kearahku, “Meskipun mungkin nantinya tubuhku ini akan bertekuk lutut karena perlakuan ke Fadil, akan tetapi hatiku akan terus selalu bersamamu…”

AHH. DASAR WANITA

***​

32_Yt Sukapink.jpg

Diary 214
# Senam Pagi Yang Nikmat

Sejak kuusir dari kamar Hotel beberapa waktu lalu, Fadil semakin menjauhiku. Jika bukan untuk urusan kerjaan, dia sama sekali tak pernah lagi menegurku. Bahkan jika Fadil sedang gak mood,

ia menitipkan kerjaannya dengan temanku. Intinya, Fadil berusaha mengurangi intensitas pertemuannya denganku. Terlebih, semenjak ia mengetahui hubunganku bersama Dio, membuat hubunganku dengan Fadil selesai. Tak masalah sih, karena menurutku bersama Dio jauh lebih menjanjikan.

Sejak air maninya menyembur di dalam mulutku beberapa waktu lalu, Dio menganggap itu adalah hari dimana aku jadian dengannya. Walhasil, ketika aku sudah resmi menjadi pacarnya, membuat segala kebutuhan keseharianku ditanggung olehnya.

Makanan, cemilan, pakaian, hingga kost-an, semua ditanggung oleh pacar baruku. Dan hal itu yang membuat Fadil memutuskan untuk resign dan pindah kantor meninggalkanku. Dio juga merubah gaya penampilan dan cara pakaianku. Dan dari pemilihan model pakaian yang ia belikan untukku, aku jadi tahu jika Dio ternyata suka memamerkanku kepada teman-temannya.

“Ntar malem kita makan diluar yuk…” Ucap Dio disetiap sore sebelum pulang kantor. Dan aku tahu benar jika itu adalah sebuah kode dimana artinya aku harus menemaninya makan dengan syarat khusus yang menjelaskan “Gausah pake beha dan celana dalam…”

Dan benar saja, setiap kali hendak berangkat ke tempat tujuan, Dio langsung meraba toket dan memekku saat aku baru duduk di dalam jika mobilnya. Begitupun ketika tiba di tujuan, wajah Dio selalu terlihat senang ketika melihatku jalan di sepanjang mall tanpa pakaian dalam. Dio juga terlihat bersemangat karena seringkali meremas pantat atau tetekku yang telanjang di tempat umum.

Dengan Dio aku memang jadi seorang wanita yang lebih penurut. Bukan hanya karena Dio sangat royal dalam membelikan segala macam kebutuhanku, Dio juga meyakinkan diriku jika ia akan menikahiku dalam waktu dekat. Selain itu, kedua pihak keluargaku pun sudah saling kenal. Sehingga membuatku mau diperlakukan Dio sesuka hatinya.

Ketika main kerumah orang tua Dio pun aku bisa datang kapan saja. Ya karena aku sudah dianggap anak sendiri sehingga aku dipercaya sekali oleh keluarga Dio. Seperti saat Ibu Dio sedang ada acara keluar kota. Aku diminta datang untuk menemani putra semata wayangnya untuk menghabiskan waktu liburnya dirumah.

“Anggep aj rumah sendiri ya, Cantik… Dio sedang tidur dikamar…” Seru Ibu Dio saat aku datang kerumah. Mereka langsung meninggalkanku sendirian dirumah tanpa mengkhawatirkan jika aku dan Dio akan bertindak yang aneh-aneh. Padahal jelas saja, kami berdua pasti akan melakukan hal yang mesum dan cabul ketika mereka pergi.

Begitu mobil kedua orang tua Dio hilang dari pandanganku, langsung saja kukunci pintu depan. Berjalan menuju kamar Dio dan langsung melucuti seluruh pakaianku sampai aku telanjang bulat. Setelah itu, aku langsung merebahkan diri disamping cowok kekar yang masih tertidur lelap itu.

Kukecup bibirnya lembut sambil mengusap-usap perutnya yang berotot. Dengan lihai, kuselipkan tanganku kedalam boxer tipisnya sambil mulai menggoda kontolnya yang masih tertidur. Perlahan Dio pun membuka matanya, dan langsung terkejut ketika melihat keberadaanku yang sudah telanjang bulat di sampingnya.

“Sayaaang… Kamu kok udah bugil gini sih…? Kalo nanti ketahuan Ibu gimana?” Kaget Dio.
“Hihihihi… Tenang aja, Sayang… Semuanya udah pergi ke acara kok.. “ Bisikku sambil tertawa dan terus mempermainkan kontol Dio yang makin membesar dari balik kain boxernya.

Seperti mendapat kabar gembira, Dio langsung merangkul dan meremas pantatku. Aku pun langsung melucuti boxer dan menggenggam kontolnya pelan. Kumasukkan kontol besar Dio yang sudah tegang sepenuhnya itu ke dalam mulutku. Kusedot dan kukocok-kocok kontol panjangnya dengan mulutku.

HAAAPPPP
“Sluurrpp Sluurrppp…” Suara lidahku saat menjilati batang kontolnya. Mulai dari biji peler, ke batang kontol, sampai ke ujung helm bajanya. Tak lupa, kukilik juga lubang kencingnya. Kujilat dan kubuka dengan ujung lidahku.

Kumasukkan lagi seluruh batang kontol itu ke dalam mulutku. Mulutku kutekan sampai hidungku menyentuh pangkal kontolnya. Dan dengan lidahku yang masih terus bermain-main di dalam sana, kutarik pelan mulutku maju mundur sambil menghisap kontol Dio kuat-kuat.

“Sssshhhh….”’ Desah Dio saat kukocok-kocok batang besarnya dengan mulutku. Kuemut-emut kepala kontolnya hingga erangannya makin terdengar nyaring.
“Sluurrpp…Sluurrpp……” Balasku saat menyedot kontol pacar baruku itu sampai ke pangkalnya.

Dengan telaten, kuturunkan lagi mulutku. Menghisap kontolnya sambil kutarik keluar, kuhisap lagi lalu kukocok-kocok dengan mulutku. Berkali-kali dengan mulutku juga terus mencucup ujung kontolnya sembari terus mengocok pelan dengan tanganku. Membuat bulu kudu Dio sampai merinding saking merasakan keenakan pada kontolnya.

Tak lupa, aku juga memuntir cengkraman tanganku. Mengibaratkan kontol Dio seperti gagang gas motor saat mulutku terus melahap kepala kemaluannya. Sehingga membuat tubuh Dio mengejang serta mengembik karena kenikmatan yang ia rasakan.

Berulang kali, Dio mendelik dan meremas kepalaku. Sampai-sampai tiba saat dimana aku merasakan jika kontolnya mulai mendenyut-denyut keras. Aku tahu, denyut itu adalah tanda saat ia akan ejakulasi. Oleh karenanya, dengan cepat kumasukkan lagi kepala kontolnya ke dalam mulutku sambil terus menyedot-nyedotnya kuat. Dan…

CROOTT CROOTT CROOOCROOOTTT CROOT CROOTTT

Kurasakan kurang lebih 6 semburan lendir hangat menyembur dari ujung kontol Dio kedalam mulutku. Memenuhi sela-sela gigi dan lidahku sebelum akhirnya kubuka mulutku lebar-lebar. Memamerkan air mani Dio yang menggenang di mulutku, sebelum akhirnya kutelan bulat-bulat hingga habis tak tersisa. Setelah itu, kubersihkan kontol Dio sebersih yang kubisa.

“Aaaaaahhhh… Seponganmu memang juara, Melll…” Seru Dio sambil tersenyum puas melihat totalitasku dalam memuaskan birahi kontolnya.
“Sekarang giliranku ya, Sayang…” Pintaku yang kemudian menggulingkan tubuhku kebelakang dan telentang dengan kedua paha terbentang lebar.

Melihat godaanku, Dio pun langsung merayap kearah tubuh telanjangku. Menangkup ke tetekku dan memutar-mutar jemarinya di sekitar puting susuku. Setelah itu, ia meremas-remas manja tetekku sambil menjepit pentilku dengan jari-jarinya. Memilin-milin sambil menarik-narik manja daging diujung tetekku hingga mengeras.

“Aaaaaghhh… “ Desahku spontan karena benar-benar menikmati permainan jari Dio. Melihat gelijang tubuhku, Dio hanya tersenyum, lalu menyerbu toketku. Disedotnya pentil tetekku kuat-kuat sambil menyupangi aerola putingku dengan mulutnya secara bergantian.

MUUAAAHH MUUAAAHH MUUAAAHH
Suara kecupan mulut Dio menyedot kulit tetekku hingga menginggalkan bercak-bercak merah hingga membuat putingku keras berdiri. Mengacung dengan tegak diiringi oleh desisan mulutku yang susah untuk berkata-kata.

Kecupan Dio perlahan bergerak turun. Kearah belahan tetek dan terus hingga perutku. Lidahnya pun terus bergerilya dan menjelajahi perut hingga memekku. Dan seperti mengerti dengan apa yang akan Dio lakukan pada tubuhku, aku langsung melebarkan kedua pahaku.

Aku juga meletakkan kedua telapak kakiku kuletakkan di bahu Dio. Sehingga membuat celah kemaluanku terbuka lebar. Mengangkang dan memamerkan luang basah berwarna merah muda yang benar-benar butuh pelampiasan.

“Memek kamu cantik banget, Mel…” Seru Dio sambil tersenyum, “Cuman sayang… Aku gabisa ngerasain kecantikannya…” Sambungnya sambil mengecup paha dalamku secara bergantian. Sebelum akhirnya, Dio menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati seluruh relung memekku.

“Ooooohhhhh… Dioooo… Ssssshhh…. ” Seruku sambil menggoyang-goyangkan pinggulku seiring dengan gerak lidahnya saat menjilati liang senggamaku. “Ngggghhhh… Teerus Sayang… Ooohhh.. Ennaakkk..” Sambungku sambil menggerakkan memekku dari bawah ke atas secara berulang-ulang.

Merasa aku mulai larut dalam kenikmatan jilat lidahnya, tak membuat Dio makin bersemangat untuk semakin mencucup lubang kencingku. Bahkan, ketika ia melihat biji klitorisku yang sudah terlihat membesar, Dio segera menyedot itilku kuat-kuat.

“Aaaaaawwwhhhhhhh…” Jeritku lantang disertai kelejat tubuhku yang makin tak terkendali. Geli jilatannya benar-benra tak mampu kugambarkan. Membuatku menjerit sekuat tenaga karena mendapat siksaan kenikmatan dari mulut Dio saat memperkosa itilku.

Sedotan Dio pada biji klitorisku benar-benar membuat tubuhku tersentak-sentak nikmat. Ditambah dengan sepinya rumah membuat aku merasa leluasa untuk menjerit-jerit histeris, tanpa khawatir didengar oleh orang lain

“Sayang… Boleh ga…? Kalo memekmu aku perawanin pake lidahku…?” Tanya Dio yang tiba-tiba tersenyum sambil terus menjilati liang senggamaku.
“Perawanin memekku pake lidah…?” Tanyaku lirih sambil memikirkan maksud pacarku barusan.

“Iya… Kaya gini…” Lanjut Dio yang kemudian membuka memekku dengan dua tangannya hingga bibir kemaluanku merekah lebar. Lalu ia menjulurkan lidah panjangnya dan ia menerobos masuk ke lubang memekku, hingga seluruh lidah itu masuk lebih dalam ke liang senggamaku. Selain itu, mulut Dio juga menyeruput seluruh lendir memekku yang meleleh, sehingga membuat pinggulku langsung terlonjak-lonjak keenakan.

SLUUUURRRRRPPPP.
“AAAAARRGGHHHH… Sayaaaaannnggg… Kamu apain memekku…?” Jeritku histeris karena merasakan sensasi kenikmatan oral seks yang belum pernah kudapatkan, “Aaaahhhh… Lidahmu kok… Ooohhhh…Enak bangeeeet, Saaaayyaannggg……” Sambungku makin histeris saat merasakan lidah panjang Dio terus menerobos ke dalam lubang memekku.

Sumpah, gerakan lidah Dio benar-benar membuatku terbang keawan kenikmatan. Tubuhku terasa melayang, karena terlena dengan rasa geli-geli nikmat yang berputar-putar di bibir memek dan dinding-dnding kemaluanku.

“Diiiooooo… Ooohhhh Saaayyaaaannnggg… aku mau keluaaarr…!!” Seruku yang secara tiba-tiba, menekan wajah pacarku kearah selangkanganku. Memintanya untuk membenamkan lidah nikmatnya kedalamnya keliang senggamaku.

Gelombang orgasmeku pun menghampirki dengan cepat. Menderu dengan kuat dan membuatku berpegangan pada kepala Dio. Rambutnya kuremas dan kujambak secara bersamaan, seiring dengan semburan-semburan nikmat yang menyembur dari dari dalam memekku.

“Aaaahhhh.. Anjiiimmmm… Diiiiiooooo… Aku keluaar….!!!!”

CREEET CREEET CREEECREEET CREEET CREEETTTT
Untuk beberapa detik kemudian, tubuhku mengejang. Otot-ototku menegang. Disusul dengan denyut kenikmatan super dahsyat pada memekku. Yang secara tak sadar mulai menyemburkan cairan bening dari dalam saluran kencingku.

SEEERRRR… SEEERRRR… SEEERRRR…

“Aaaaahhhh.. Diiioooo… Kamu apain memeeekkuuu…? Kok rasanya beginiiiihhh… Ssshhh…. .Ooohhh…. Diiiooo….” Aku menggelepar-gelepar hebat. Sebelum akhirnya melemas dan tergeletak tak berdaya diatas tempat tidur Dio yang basah karena semburan cairan orgasmeku.

“Kamu baru aja squirt, Sayang…” Seru Dio terpesona dengan keliaran kelejat tubuhku yang masih terlihat jelas dihadapannya.
“Suirt…?”
“Iya… Memekmu baru aja nyemburin cairan puncak kenikmatannya, Sayang…” Jelas Dio mulai panjang lebar, “Squirt atau ngecrit… Adalah keluarnya cairan dari bla bla bla..”

“Ahhhh.. Bodo…” batinku mengacuhkan kalimat-kalimat Dio. Aku sama sekali tak mendengarkan penjelasan pacarku. Yang jelas, sekarang aku butuh istirahat. Satu-satunya kalimat yang bisa kurekam dalam kepalaku adalah,
“Memek kamu hebat, Sayang… Bisa ngecrit dan nyembur sekuat itu… Hebat… Gak semua cewek bisa ngelakuin squirt loh… Dan aku beruntung, bisa punya cewek seperti kamu…” Jelas Dio dipenghujung kalimatnya sambil tersenyum.

“Aaahh.. Basi…” Batinku lagi sambil mencoba menutup mata. Mencoba merasakan sisa kedut nikmat memekku yang masih terus terasa, meskipun aku sudah selesai orgasme beberapa saat tadi

Namun, keinginan untuk bisa menikmati sisa puncak birahiku barusan, ternyata tak bisa kudapatkan dengan cara semudah itu. Karena tak beberapa lama kemudian, aku harus membuka mata dan mengembalikan kesadaranku secepatnya.

“Diioooo…!!” Kagetku setelah mendapati jika pacarku mulai bangkit dan berjongkok di depan selangkanganku yang terbuka pasrah.
“Sebentar aja ya, Sayang…?” Pinta Dio yang kemudian mencengkram kedua lututku dan membuka kedua belah kakiku lebih lebar lagi. “Sumpah… Aku udah gak nahan lagi kalo harus mensia-siakan memek imutmu itu, Sayang…” Sambungnya sambil terus membuka kedua pahaku sampai mengangkang lebar.

“Eeehhh…? Jangan… “ Seruku yang ingin bergerak mundur, namun masih lemas tak bertenaga.
“Sebentar aja kok, Sayang…” Sahut Dio sambil tersenyum dan mulai menggesek-gesek liang senggamaku basahku dengan kontolnya yang sudah menegang keras.

“Jaaangaaaannn…Sayang… ” Seruku panik karena selain merasa tubuhku tak mau diajak kerjasama, birahiku pun mulai mengambil alih kesadaranku.

Sumpah. Aku benci tubuhku jika baru saja mendapatkan orgasmenya.
Apalagi aku baru saja mendapat sensasi squirt yang begitu melumpuhkan seluruh otot pertahananku.

Aku harusnya mampu melakukan perlawanan, karena keperawananku akan diterobos oleh kontol lelaki yang bukan suamiku. Bukan malah hanya diam dan penasaran, karena menantikan sensasi nikmat dari persetubuhan yang sebentar lagi akan kurasakan.

Air mataku pun mulai menggenang di sudut mataku, dan merembes ke samping pipiku, “Hiks hiks.. Jangan Sayang…”
“Ayolah… Sedikit saja, Sayang…” Seru Dio yang sepertinya menyadari kekhawatiranku. Ia langsung merebahkan tubuhnya mengecup puting dada kananku. “Sakitnya sebentar kok…” Sambungnya sambil memandangku dan tersenyum.

“Pleaseee… Jangan ya Sayang… Hiks hiks…Aku masih perawan…” Ucapku makin berlinang air mata.
“Iya.. Aku tahu kamu masih perawan kok, Sayang… Makanya… Aku cuma mau gesek-gesekin kontolku aja kok…” Sahut Dio sambil terus mengecupi putting tetekku secara bergantian.

“Bener…? Kamu gak masukin kontol ke memekku…?” Tanyaku was-was.
“Iya Sayang… Percaya deh… Kamu nikmatin aja ya…. Gak usah tegang gitu…..” Senyumnya lagi
“Janji…?”
“Iya Mela, Cantikkuu… Aku janji…”

Dasar wanita.
Ketika sudah merasakan nafsu birahinya meledak-ledak, ia akan selalu menutup otak dan akal sehatnya dari realita yang sedang terjadi. Termasuk tak menghiraukan bahaya persetubuhan yang telah tertanam didalam hati.

“Jadi… Aku boleh ya gesek-gesekin kontolku ke memek kamu, Sayang…?” Tanya Dio sambil mengambil ancang-ancang didepan celah memekku yang gemuk.

Aku tak menjawab. Hanya menganggukkan kepala dan menyetujui perlakuan cabul kontolnya untuk digesek-gesekkan ke lubang memekku. GILA. Aku yang sudah terlanjut penasaran akan rasa ngewe, langsung saja mengiyakan permintaan cabul pacarku.

SLEEEEEKKK
Perlahan, kurasakan kehangatan batang kontol Dio di liang memekku. Menggesek celah kewanitaanku dengan gerakan maju mundur yang teratur.

“Ooohhhh… Panas sekali memekmu, Sayang…” Lenguh Dio sambil mengecup bibirku. Menyumpal rasa penasaranku dengan lumatan lidahnya.

DAN MEMANG ANJIIMMMM
NGEWE TERNYATA MEMANG TERASA ENAAAAAKKK

“Ehhh.. Bukan…! Aku belum ngewe….!” Seru batinku sedikit berkomentar, “Belummm…. Aku belum ngewe…. Memekku hanya digesek-gesek kontol Dio…”

“Dan kalo baru digesek-gesek saja udah seenak ini… Gimana rasanya kalo kontolnya masuk ke memek…?” Tanya batinku lagi penasaran, “Ooohhh. Ngentooottt…!!!”

“Enak Sayang…?” Tanya Dio seolah tahu dengan kegamangan yang kurasakan di hatiku.
“Nggghhhh…. Ssshhhh…. “ Jawabku sambil menggigit bibir bawahku. Mencoba menahan keinginan hati untuk berteriak kencang dan mengakui kenikmatan kontol yang ia sajikan untukku.
“Enak nggak, Sayang…?” Ulang Dio lagi.
“Nggghhh…” Aku mengangguk. Seolah tak malu memungkiri kenikmatan yang kurasakan.
“Kalo gitu… Memekmu mau aku gesek pake kontol gini terus…?Atau langsung kuentot aja…?”

“ENTOOOOTTTT MEMEKKUUU…!!!” Mungkin, itu yang akan Dio dapatkan ketika ia bertanya pada memekku. Karena dengan kesungguhan hati, aku hanya bisa menggeleng dan bertahan pada rapuhnya pendirianku.

“Aku entotin aja ya, Sayang…?” Pinta Dio lagi sambil terus menggesekkan kontolnya dengan gerakan yang semakin cepat.
“Aku masih pengen perawan…” Ucapku singkat, sambil terus menggigit bibirku. Berusaha menahan desahan nikmat yang makin sulit kuredam.

“Hehehe.. Iyaaa.. “ Senyum Dio menghargai keputusanku. Meskipun padahal, bisa saja Dio melanggar ucapannya dan dengan nekat, mendorong kepala kontolnya kebawah. Menerobos masuk kedalam lubang memekku dan merenggut keperawananku.

“Ohhh Sayaaaang… “ Erangku keenakan karena selain mendapat kenikmatan dari gesekan kontol Dio, aku juga merasa tenang karena merasa aman untuk melakukan seks petting seperti ini dengannya.
“Enak…?” Goda Dio makin membenamkan gesekan batang kontolnya ke memekku.
“Nggghhh.. Aaahhh… Iyaaa.. Anjiiiimmm ini enak bangeeet, Sayang…” Jeritku akhirnya tak mampu kubendung lagi.

SIAAAALLL

Aku tak tahan lagi.
Aku harus teriak.
“Aku harus mengakui kenikmatan seks kontol ternyata memang senikmat ini…” Jerit batinku saat Dio terus menggesekkan kontolnya di memekku. Menyundul dan menggilas itilku dengan menggunakan batang kontol yang tebal.

“Ooooohhhh..Anjiiimmm… Enak banget kontolmu, Sayang…” Lenguhku spontan saat merasakan gelitikan kenikmatan yang kembali menderaku syaraf kemaluanku. Membuat seluruh tubuhku kembali menggelinjang dan menegang. Terlebih ketika Dio menarik-narik putting tetekku dan meremas bulatan tetekku kuat-kuat

“Aaaahhhhh.. Diiioooooo….” Raungku saat merasakan perpadauan rasa sakit dan nikmat yang menyerangku secara bersama-sama.

CREEET CREEET CREEECREEET CREEET CREEETTTT
Lagi-lagi, tubuhku mengejang. Dan disusul dengan semburan kencang air seniku dari dalam saluran kencingku. Berulang kali, pantatku menghempas-hempas kuat. Membanting bokongku kekasur Dio saat kontol besarnya menggaruk kuat ke memekku yang berkedut.

SEEERRRR… SEEERRRR… SEEERRRR…
“Ngggghhhh… Aaaajiiimmmm…. Diioooo… Kontolmu kenapa bisa enaaaakkkk begini yaaa….?” Jeritku sambil mencakar lengan Dio dan menancapkan kuku jariku dalam-dalam ke kulitnya. Meraung kuat sambil membentangkan kedua kakiku lebar-lebar.

“Kontolku Enaakk…?” Ulang Dio terus menggesekkan kontolnya, tanpa mempedulikan semburan kuat air seniku pada kemaluannya. “Jadi… Sekarang aku boleh entotin memekmu ya…?”
“Ooohhh… Iya… Enaaakkk…” Lenguhku meracau tanpa henti. Tak mempedulikan arti dari pertanyaan Dio yang ambigu.

Mungkin, karena tak tahan melihat kelejat tubuhku saat orgasme, Dio langsung menubrukkan kembali pinggulnya ke selangkanganku. Melesakkan kontolnya saat aku masih asyik menikmati denyut memekku yang tak kunjung berhenti. Menggesek-gesekkan ujung kepala kontolnya ketengah lubang memekku. Dan,

CLEEEEEEPPPP
Tiba-tiba, Dio menghentakkan kepala kontolnya maju. Menembus liang kemaluanku yang berkedut karena orgasmeku barusan. Membelah sempitnya lubang memekku dan mengambil keperawananku secara paksa.

“Eeehh… Dioo….Heeeggghhh…Kamu mau apa…? ” Erangku sambil berusaha memundurkan diri karena tak sanggup menahan rasa sakit di memekku saat secara perlahan kepala kontolnya memaksa masuk, “Kok kontolmu…. Ohhhhh…. Sayang….?”
“Tahan Sayang… “ Seru Dio yang secara tiba-tiba mencengkram kedua pundakku kuat-kuat dengan satu tangan. Setelah itu, dengan tangan satunya ia mengarahkan ujung kontolnya ke liang memekku, dan memajukan pinggulnya keras-keras.

“AARRRGGHHHH….. SAAAKIIITTTT…” Jeritku ingin berontak, namun tak berdaya karena tenagaku seolah menghilang karena mendapat orgasmeku barusan.“Stop Sayang.. Stoooppp… Memekku Saakiitttt…!!” Sambungku sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Tahan sebentar Sayaangg…”

CLEEEEEPPP
“Aaaarrggghhhhhh… Tega kamu, Sayang… Tegaaa…!!!” Jeritku ketika merasakan jika celah memekku melebar secara paksa. Dan ketika kepala kontolnya masuk semakin dalam, aku merasakan jika ada sedikit sobekan pedih yang tiba-tiba menyeruak dan menyadarkan diriku.

Namun, ketika Dio terus berusaha melesakkan kontolnya lebih dalam, tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat. Nafasnya menderu dan wajahnya memerah. Rahangnya pun bergeretak karena menahan sesuatu yang begitu hebat, sebelum akhirnya…..

CRRROOOOTTT CROOOTT CRRROCRROOTT CROOTT CRROOTTTTT
Kepala kontolnya menjelepat kuat. Terlepas dari jepitan memekku dan langsung memuntahkan pejuhnya kembali. Di permukaan bibir memek dan perut mulusku.

“Aaaaahhhh… Siaaalll…!!!” Geram Dio dengan wajah memerah dan nafas yang terengah-engah.

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *