
Keterusan – Ep 13 – Penasaran
Cerita Dewasa Ngintip Terbaru
“Hihihi… Puas Mas…?” Tanya Mela yang terus tersenyum kearahku. Seolah sedang menertawakan stamina tubuhku yang kurasakan begitu lemah.
“Hhhhh….Hhhhh….Hhhhh….” Kujawab Mela dengan desah nafasku yang masih memburu. Tanpa berani menatap kedua mata bulatnya dalam-dalam.
“Uuuhhh… Berasa banget kedut kontolmu, Mas…” Sambung Mela yang mengusap keningku dengan lembut.
PLOOOPPP.
Buru-buru, kucabut penisku yang perlahan melemas dari vagina istriku. Jongkok didepan lubang kemaluannya yang menganga lebar karena tusukan batang kemaluanku. Vagina Mela terlihat merah dan sedikit membengkak karena perlakuan kasarku. Bibir vaginanya porak-poranda oleh ceceran air maniku, sehingga menambah keseksian liang senggamanya yang begitu menawan.

SEEERRRR.
Perlahan, terlihat lelehan cairan kental putih merembes keluar dari liang kemaluannya.
“Hmmmm…. Pejuhmu keluar banyak banget Mas… ” Lirik Mela kearahku yang masih menatap selangkangannya lekat-lekat, “Padahal siang tadi khan kontolmu baru aja ngecrot ya…? Hihihi…”
Mela lalu bangun dari rebahannya. Melepas G string yang masih terpasang di selangkangannya. Lalu duduk mengangkang sambil meraba lubang kencingnya yang belepotan benih segarku. “Besok kamu harus belikan aku G-String lagi loh, Mas…” Ucap Mela berpura-pura kesal, karena celana dalam hitamnya terkena noda kejantananku.
“Khan aku beli G-String ini buat Fadil, Mas… Bukan buat kamu….”
“Kenapa, Dek…?” Tanyaku kaget.
“Iya… Yang harusnya ngotorin G-String ini tuh pejuh Fadil… Bukan pejuhmu….” Lanjut Mela sambil memperlihatkan noda sperma di celana dalamnya kepadaku.
ANNNNJIIIMMM
“Apa coba maksud dari kalimat istriku barusan …?” Emosiku mendadak meluap.
“Yang harusnya ngotorin G-String ini tuh pejuh Fadil….?”
Dan anehnya, Mela mengucapkan kalimat itu sembari tersenyum. Seolah ia tak menganggap serius hal yang barus saja ia sampaikan. Padahal jika ia sadari, hatiku langsung remuk ketika ia mengatakan hal tersebut. Lelaki normal mana coba yang tak emosi, ketika tahu jika istrinya memiliki niat untuk bersenggama dengan lelaki lain.
“Hehehe.. Aku becanda kali, Mas…” Ucap Mela tersenyum lebar.
“Becanda…?”
“Iya… Aku becanda kok… “ Sahutnya lagi, “Cuman… Besok beneran loh ya.. Kamu harus beliin G-String baru buat aku…” Celetuk Mela membuyarkan lamunanku.
“I… Iya, besok aku beliin G-String baru…” Jawabku spontan, namun dengan pandangan mata yang kosong
“Mas…?” Panggil Mela mencubit Pipiku.
“Ehh….?”
“Hihihihi… Aku becanda, Mas…. Jangan diseriusin gitu ahh…. Hihihihi…” Tawa Mela terbahak-bahak.
Karena otakku masih belom sadar. Aku hanya ikut tersenyum dengan pikiran yang masih kosong. “Jadi aku masih boleh…? Ngotorin G-String kamu pake pejuh aku, Dek…?”
“Ya boleh-lah, Mas gantengnya akuuuu… Kamu lupa mas… Kamu khan masih suami syah aku…” Jawab Mela dengan bibir yang masih tersenyum-senyum kegelian, “Bahkan kalo kamu mau, kamu boleh kok mejuhin perut, tetek, muka, mulut, rambut… Kamu boleh, Mas… Bebas-sebebasnya… Hihihi…”
“Tapi… Kok baru sekarang aja, Dek…? Kamu ngebolehin aku berbuat seperti itu…?”
“Berbuat apa…?”
“Ya itu tadi… Hal-hal yang baru aja kamu sebutin…” Jelasku, “Padahal dulu… Kamu kesel kalo aku muncratin pejuh aku ga pada tempatnya…”
“Hihihi… Biar kamu makin semangat ngentotin akunya, Mas…” Jawab Mela santai, “Makanya… Jangan kebanyakan melamun, Mas…” Ucap Mela sambil menyentil ujung kepala penisku
“Uhhh…. Ngilu, Dek…”
“Sini masukin kontolmu ke memek aku lagi, Mas… Aku masih pengen dientotin lagi…” Pinta Mela
Yang tiba-tiba mencelupkan satu jari telunjuknya dalam-dalam ke celah selangkangannya lalu mengoreknya pelan. Mengais lendir spermaku lalu menjilat jemarinya hingga bersih. “Hmmm…. Pejuh kamu… Gurih…”
“Enak Dek….?”
Mela tak menjawab. Ia hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Iiihhh… banyak banget pejuhmu, Mas….” Celetuk Mela yang masih terus mencelupkan jari telunjuknya ke dalam vaginanya. Mengoreki air maniku yang masih merembes keluar dan melahap jarinya dengan lehap, “Kaya lama banget ga dikeluarin… Hihihi….. “
GILA….!!
Seksi sekali Mela ketika melakukan hal yang menjijikkan itu.
Apalagi yang membuatku sedikit berpikir, kenapa Mela bisa melakukan hal seperti itu dengan tenang.
Berpuluh-puluh pertanyaan, mendadak muncul di benakku.
“Kok sekarang Mela bisa menjadi seseksi ini ya…?”
“Kenapa Mela bisa doyan pejuh…?”
“Apa ada yang ngajarin dia…?”
“Kalo pun ada yang ngajarin, siapakah orang itu…?”
AAARRRGGGGHHH…
“Ini Mela istriku….? Atau siapaaaa….????” Bingungku dalam hati ketika menyadari jika Mela mampu melakukan hal yang dulu kuanggap begitu murahan.
Entah kenapa, semenjak aku tahu akan perselingkuhan istriku, aku jadi suka jika ia melakukan hal yang murahan seperti itu. Dan parahnya, aku sendiri yang mengorek-ngorek kelakuan nakal istriku. Karena jujur, hal itu membuatku lebih bergairah dan membuat penisku mudah berdiri.
“Kamu ngaceng lagi, Mas…?” Tanya Mela ketika melihat jika batang yang tumbuh di tengah-tengah kemaluanku secara perlahan-lahan mengeras. Menegang karena terisi darahi birahi yang bercampur dengan imajinasi mengenai Istriku dan selingkuhannya itu.
“Ceritain lagi tetang lelaki sialan itu…” Pintaku sambil mengurut batang penisku yang makin berkedut. “Kamu… Suka ya…? Aku ceritain tentang Fadil…? Hihihihi….” Kekeh Mela yang kali ini, menepis tanganku, lalu mendorong tubuhku kebelakang. Dan setelah aku rebahan, ia segera memposisikan dirinya tepat diatas selangkanganku.
“Ceritanya sambil ngentot kali ya, Mas…” Sahut Mela yang segera meraih batang penisku dan mengarahkan kepala kemaluanku ke lubang vaginanya. Setelah itu, ia menurunkan selangkangannya dengan gerakan superpelan. Membiarkan kepala penisku kembali menembus lubang senggamanya yang masih licin karena spermaku
CLEEEEEPPPPP
“OOOOHHHHH… KONTOL ENAAAKKKK…” Erang Mela sambil memejamkan mata. Menikmati setiap centimeter penisku yang terus menyodok liang kemaluannya dalam-dalam.
PLEEEEKK
“Ssshhhh… Ooohhhh….” Mulutku langsung mendesis ketika kepala penisku menabrak daging lembut dalam rahim istriku. “Mentok, Dek…”
“Nggghhhh…. Iya, Mas….” Sahut istriku sambil tersenyum.

Sejenak, Mela mendiamkan pinggulnya diatas selangkanganku. Menatap raut wajahku yang keenakan sembari membiarkan vaginanya beradaptasi karena tusukan penisku yang begitu dalam.
“Kontolmu bisa mendadak keras begini… Itu memang karena kamu sange…? Atau penasaran dengan cerita perselingkuhanku, Mas..?” Tanya Mela yang mulai menggoyang pinggulnya maju mundur. Mengulek penisku yang hampir terbenam seluruhnya di liang senggamanya.
“Ssshhhh… Dua-duanya, Dek…” Erangku keenakan karena jepitan vagina Istriku yang begitu legit.
“Hmmmm… Jadi kamu sange karena aku….? Dan sange karena pengen denger ceritaku…?”
“Uhhhh… I…Iya…”
“Hihihi… Suami aneh….” Ledek Mela lagi sambil makin cepat menggoyang pinggulnya
CLEK CLEK CLEK
Suara vaginanya ketika bergerak maju mundur diselangkanganku.
Begitu basah, dan lepek.
“Jadi…. Posisi favorit Fadil ketika sedang menikmati tubuh istrimu ini adalah….” Ucap Mela sedikit menyambung topik cerita mesumnya dengan lelaki sialan itu. Sengaja menjeda kelanjutan kalimatnya sambil terus melirik genit kearahku, “Mau tahu nggak, Mas…?”
“Ngggghhh… Nggak tahu…” Sahutku berusaha menahan rasa ngilu di penisku. Karena belum ada lima menit keluar, langsung diminta menyetubuhi istriku lagi.
“Tebak dong…” Seru Mela yang kali ini, mengencangkan otot vaginanya. Membuat penisku makin terjepit keenakan.
NYUUUTTT
“Uuuhhh.. Dekkk…” Lenguhku mencoba bertahan.
“Ayo tebak, Mas…” Pinta Mela lagi, “Apa posisi favorit Fadil ketika kontolnya sedang menikmati memek istrimu ini…” Sambung Mela terus melirik manja kearahku
GILA
Aku tak habis pikir, kenapa Mela sekarang senang sekali memperlakukanku seperti ini. Tanpa rasa malu atau khawatir, ia mengucapkan kalimat yang seharusnya tak ia sampaikan padaku. Seolah ingin mencari tahu, bagaimana reaksiku ketika mendengar kalimat-kalimat mesumnya padaku.
“Gatau, Dek… Memangnya… Apa…?” Tanyaku penasaran.
“Iihhhhssss… kamu mah ga ada seru-serunya deh kalo diajak ngobrol…” Seru Mela yang lagi-lagi mengencangkan otot vaginanya dan mencubit putting dadaku.
“Aaawwww… Dek.… Uhhhh… Sakiiittt….” Erangku karena cubitan Mela sekaligus jepitan vaginanya. “Makanya tebak…”
“Oke-oke… Aku tebak… Dia suka ngentotin kamu dari dibawah, sambil remes-remes tetek besarmu ini kuat-kuat…?” Sahutku sambil memperagakan pada payudara istriku.
“Hihihi.. SALAH…” Jawab Mela dengan raut wajah yang semula kesal, menjadi cerita kembali.
“Ehhh…? Bukan ya…?”
“Iya… Yang suka posisi dibawah kaya gitu mah cowok yang kontolnya gampang ngecrot, Mas….” Ucap Mela sambil menggoyangkan lagi pinggulnya maju mundur.
“Hmmmm…. Gaya miring…?” Tebakku lagi.
“Bukan…” Sahut Mela
“69…?”
“Bukan juga…”
“Hmmm… Doggy style…?”
“IYYYEEESSSS… Betul sekali….“ Sahut Mela spontan sambil tersenyum ceria, “Posisi yang Fadil paling suka waktu ngentotin memek aku tuh dari belakang… Pake…. Gaya… Anjing….Ngentot…. Hihihihi…..“
“Dih… Seneng sekali ceritanya…”
“Biarin… Biar kamu makin cemburu…” Celetuk Mela yang lagi-lagi menjawab tanpa merasa bersalah sedikitpun.
“Apalagi pas Fadil mau keluar… Aku diminta nungging lebih tinggi, sampe-sampe tetekku rebah diatas kasur… Habis itu… Tangannya mencengkram erat pinggangku, dan dia terus nyodokin kontol besarnya keras-keras ke memekku…”
“PLAK PLAK PLAK… “
“Suaranya kenceng sekali deh, Mas…. FADIL suka sekali, Mas… Kalo denger suara sodokan kontolnya nambrak-nabrak pipi pantat istrimu ini, Mas… “
“Terus kalo udah gitu, ia langsung ngecrot di memekmu…? ” Tanyaku
“Hmmmm…. Ga secepet kamu semalem, sih…” Sahut Mela dengan nada seolah mengejekku
AAAHHHH. KAMPREEETTT
Lagi-lagi aku kena sindir.
CLEK CLEK CLEK
“Kalo Fadil doggy memekku, ia bisa tahan lebih dari 10-15 menitan lebih, Mas… Sampe panas rasa memekku…” Jelas Mela sambil mempercepat goyangan pinggulnya.
“Sampe panas, Dek…? Uuuhhhh…. ”
“Iya, sampe aku bener-bener menjerit…”
“Menjerit karena…. Sakit….?”
Mela menggelengkan kepalanya, “Aku… Menjerit karena enak, Mas…. Makin brutal Fadil nyodokin kontolnya ke memekku, makin enak rasanya …” Jelas Mela dengan tatapan mata yang meremehkan kemampuan bercintaku, “Apalagi kalo pas ngentot, Fadil narik kedua tetekku ini kebelakang… Uhhh. Rasanya bener-bener nikmat…”
“Emang ga sakit…?”
Lagi-lagi Mela menggeleng, “Kalo lagi sange-sangenya, aku suka digituin , Mas…”
“Aneh kamu, Dek…” Ledekku, “Disakitin malah suka…”
“Iya… Aku emang aneh… Sama sepertimu, Mas… Hihihi…” Sahut Mela tak henti-hentinya mencibirku
CLEK CLEK CLEK
Kali ini, Mela sepertinya mulai merasakan orgasmenya mendekat. Karena perlahan ia mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Menghempas-hempaskan pantat bulatnya pada pangkal selangkanganku.
“Ohhhh… Ssshhh… Jujur, Mas… Mana ada sih wanita yang ketika bercinta mau disakitin… “ Ungkap Mela makibn bergerak liar, “Tapi… Ketika bareng dia… Entah kenapa aku selalu ketagihan…”
“Ketagihan…?” Ucapku lirih, “Kamu disakitin…? Tapi ketagihan…?”
“Eh iya… “

“Kamu bener-bener aneh, Dek…” Ulangku lagi.
CLEEKKK…
Tiba-tiba Mela menghentikan goyangan pinggulnya.
“Oiya Mas… Tahu nggakkk…?” Tanya Mela
“Apa…?”
“Ngggg…. Fadil juga kadang suka nanya-nanyain kamu loh, Mas…”
“Nanya gimana…?” Tanyaku yang lagi-lagi merasakan keenakan.
“Yaaa…. Dia kadang nanya… Apa kamu suka ngentotin aku seperti yang ia sering lakukan padaku…?”
“Itu aja…?”
“Hmmm. Dia juga nanya, apa kontolmu sebesar kontol dia… ? Durasi ngentotnya seberapa lama…? Tempat ngentotnya dimana aja…? Terus kamu juga ngentotnya sesering apa…?”
“Detail juga yaa pertanyaannya…?” Sela-ku memotong kalimat istriku, “Terus..? kamu jawab apa…?”
“Ya aku jawab sejujurnya, Mas…” Sahut Mela, “Aku bilang, kalo kontolmu tuh ga segede dia… Durasinya juga sebentar aja… Trus juga kamu tuh cepet keluar…”
“Ihhhsss.. Segitunya…?”
“Lha emang bener khan…?”
AHHH BAJINGAAANNN
Aku benar-benar tak habis pikir dengan tujuan percakapan ini. Mela seolah berusaha membuatku mengakui kelebihan selingkuhannya. Meskipun hal itu memang benar adanya.
“Mas…? Kok diem aja…?” Tanya Mela melihat raut wajahku yang tak memberikan reaksi apa-apa.
BANGSAT
Otakku beku.
Aku tak mampu berpikir.
Informasi yang kudapat saat itu, ternyata melebihi kapasitas kesabaran emosiku.
Membuatku seketika mematung, dengan penis makin keras mengacung.
Berdenyut hebat, seiring detak jantung birahiku yang berdetak tak karu-karuan.
“Mas…? Kok kontolmu makin keras…?” Heran Mela ketika merasa kedut pada penisku, ia segera menggerakkan kembali pinggulnya kuat-kuat. Menghempas-hempaskan vaginanya naik turunkan pada batang kejantananku yang sebentar lagi akan meledak.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Ohhhh.. Melaaaaaa…” Erangku spontan karena kenikmatan yang amat dahsyat dari vagina istriku.
Kemaluan Istriku, terasa benar-benar berbeda malam itu. Lubang becek itu, mampu memijat kuat, dan mengurut batang penisku dalam waktu bersamaan. Dan saking bedanya, sampa-sampai membuatku tak mampu menahan gejolak orgasmeku yang secara tiba-tiba datang.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Ohhh.. Maaassss….” Sahut Mela yang sepertinya merasakan hal yang sama. Karena tak lama kemudian, aku merasakan jepitan vaginanya mengencang, disertai dengan erangan dan lenguhan erotisnya yang seksi, “Jangan cepet keluar ya, Mas… Ohhhh… Aku pengen ngerasain bisa ngentot lama denganmu malam ini…”
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Ngentot lama…?” Jeritku dalam hati, “Aku udah mau keluar, Dek… Aku ga bisa lama-lama lagi…!!”
“Ohhh… Keras banget kontolmu, Masss… Kerassssss…” Raung Mela dengan gerakan pinggul yang makin liar. Melonjak-lonjak sambil terus mengaduk pangkal kemaluanku, “Oooohhh… Kontolmu enak Massss… Enaaaakkkk…”
“Ssshhh. Enak ya Dek…?”
“Iya, Mas… EEEEEENAAAAAKKKKK…” Jerit Mela yang kali ini, meremas kencang dadaku. Menancapkan kuku jarinya pada kulitku. “Ohhh… Jangan keluar dulu ya, Mas…… Bikin memekku enaaakkk, Mass… BIKIN MEMEKKU EEEENAAAAKKKK… BIKIN MEMEKKU KETAGIHAN KONTOLMUUU…”
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
ANNNNJIIIIMMMMM..
Sumpah. Baru kali ini, aku terpesona ketika menatap penampilan Mela saat sedang birahi seperti ini. Cantik, seksi, dan juga menggairahkan. Tubuhnya meliuk-liuk, bak penari erotis. Matanya menatap sayu, sambil sesekali terpejam.
“Dimas…. Lihat… Betapa cantiknya wanita yang telah menyelingkuhimu itu…” Sebuah bisikan, tiba-tiba terdengar nyata di telingaku, “Paras wajahnya… Lekuk tubuhnya… Kulit halusnya… Pasti menjadi pujaan banyak lelaki lain…”.
“Tetek bulatnya… Pinggul rampingnya… Pantat semoknya… Paha jenjangnya… Ohhhh, begitu seksi… Pasti mampu membuat pria diluaran sana yang rela melakukan apapun demi bisa menyentuh dan menikmatinya…”
“Dan besok, ada lelaki yang akan menikmati tubuh Mela, Dimas…”
“Dan sepertinya… Istrimu ini, sudah mempersiapkan semuanya…”
“Iya… Mela… Sudah mempersiapkan semuanya…”
“Mela sengaja menceritakan semua hal mengenai perselingkuhannya, supaya ia bisa sesuka hati mempermainkan pemikiran dan prasangka jorokmu…”
“Karena ia tahu, kamu menyukainya…”
”Mela tahu kamu suka, ketika ada lelaki lain menikmati tubuhnya…”
“Mela tahu kamu akan bergairah, ketika memikirkan kontol besar milik lelaki lain yang dengan brutal mengaduk-aduk lubang memeknya…”
“Dan yang paling parah, Mela tahu kamu akan cepat orgasme, ketika membayangkan kontol lelaki lain itu menumpahkan seluruh persediaan pejuhnya didalam kehangatan rahim istrimu…”
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
BAAANGSAAAATTTT
Mendengar kalimat-kalimat aneh seperti itu, membuaku tak mampu menahan gejolak birahi yang ada didalan diriku. Sehingga tak lama kemudian, benih kejantananku meledak dengan kuatnya, karena pikiran mesum serta jepitan kuat vagina istriku.
“AAAARRGGHHHH…. Anjiiimmm kamu Deeekkk… MELAAAA NAKAL SEKALI KAMU DEEEKK… ” Erangku sambil tiba-tiba menahan pinggul istriku. Mengangkatnya sedikit, kemudian menghentak-hentakkan penisku naik. Menghajar lubang vaginanya keras-keras.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“OOHHH.. MASSSSS…???” Kaget Mela melihat gerakan tubuhku yang kesetanan, hingga air maniku bermuncratan deras didalam rahim mungilnya.
CROOOT CROOOT CROOOOCROOOT CROOOT CROOOOTTT
“AAAARRRRGGGGHHHHHH… AAAAANNJJIIIIIIIMMMMMMMMMMM….!!!!”
***
“Mas…? Mas Dimas…?” Ucap Mela lembut, sambil mengusap dadaku pelan.
“Ehhh…?” Kagetku seolah terjaga dari tidur panjangku.
“Kalo pejuhmu abis keluar kaya gini… Jangan diem aja atau langsung tidur, Mas…Hihihi… ” Seru Mela sambil menunjuk-nunjukkan kearah penisku yang masih tertancap didalam vaginanya.
“Ngggg… Trus ngapain…?” Tanyaku mendadak tolol.
“Puasin aku-lah…”
“Kalo capek gimana…?”
“Mas, wanita tuh juga butuh pelampiasan… Masa kamu aja…?” Seru Mela yang kembali menggoyang pinggulnya, menggiling penisku penisku yang sudah layu didalam vaginanya, “Ahhh. Payah…. Baru keluar gitu aja udah letoy…”
“Aku khan hari ini udah keluar dua kali, Dek…” Sela-ku, sedikit membela diri.
”Fadil, sehari bisa keluar lebih dari enam kali loh…” Potong Mela sambil berbisik lirih.
“.…..”
“Jangan tersinggung ya, Mas… Fadil, ketika habis ngentot sepanjang malam, ia tak akan membiarkanku beristirahat dengan tenang…”
“Maksudnya…?”
“Iya… Fadil tak pernah ada capeknya, Mas… Ia juga tak pernah membiarkanku mengenakan selembar pakaianpun saat sedang berada di dekatnya… Kamu tahu tujuannya apa, Mas…? Supaya kontolnya selalu bisa ngaceng terus..” Jelas Mela.
“Dia pake obat kuat kali…?” Celetukku sedikit tak percaya.
Mela menggeleng. “Dia bersih, Mas… “
“Kalo ga obat kuat, berarti dia pemakai narkoba…”
Lagi-lagi Mela menggeleng, “Satu-satunya semangat yang bisa membuat kontolnya ngaceng terus adalah ini…” Ucap Mela sambil menunjukkan jari manisnya. “Cincin kawin darimu-lah yang bikin ia selalu bergairah kepadaku. Cincin ini yang selalu membuatnya tergila-gila untuk bisa menikmati tubuhku dan memekku… “
AAAHHH TAHHHIIIIKKKKK
“Aku juga hampir tak pernah melihat kontolnya lemas, Mas… “ Sambung Mela lagi, “Itu ‘Pentungan’ ajaibnya seolah selalu tegang setiap kali melihat tubuhku… Setiap aku bangkit dan memperlihatkan pantatku, ia akan selalu menyergap dan ngentotin aku dari belakang…”
“Dan kamu tahu tempat favoritnya ketika ngentotin aku dari belakang…?” Tanya Mela.
“Dimana…?”
“Di depan jendela atau pintu kaca…” Mela tersenyum sambil menatap dalam-dalam kemataku, “Ia suka kalo tetekku ini tergencet, dan tercetak jelas di kedua tempat itu… Ia juga suka merekam semua adegan mesumku dengannya… Dan setelah selesai ngentot… Ia suka mengajakku, menonton adegan persetubuhan yang kami lakukan barusan…”
“Ga kaya kamu, yang abis puas ngentotin aku… Langsung ngorok sampe pagi… Hihihi….”
AAAAAHHH….KAMPREEETTTTT
“Dimaaaasss.. Dimaasss….
Kena lagi dah…
Dengan perangkap maut istriku….”