
Keterusan – Ep 12 – Sindiran
Cerita Dewasa Pasutri Ngewe Terbaru
“Fadil ga jadi kesini…?” Tanyaku menatap heran kearah Mela.
“Entahlah…” Jawab Mela singkat, “Sepertinya ia punya rencana lain…”
“Rencana lain…?”
“Iya… Ia mau memberimu kejutan…”
“Hmmm… Kejutan…” Sahutku sambil menarik nafas panjang. Kurenggangkan otot-otot tubuhku yang begitu tegang kemudian berjalan kearah kamar tidur.
Tak lama, Mela juga menyusulku kekamar tidur. Ia melucuti dress hitam mini yang telah ia kenakan malam itu. Tak lupa, Mela juga melepas behanya hingga tersisa sebuah G-string hitam yang menempel pada tubuhnya. Setelah itu, ia mengenakan dengan daster tipis kegemarannya dan naik kearah peraduan.
“Cieee…Seneng banget nih…? Yang mau didatengin selingkuhannya…” Ucapku sedikit menyindir karena melihat senyum di wajah istriku yang tak kunjung hilang.
“Apaan sih, Mas…” Sahut Mela mencubit pinggangku kencang-kencang.
Meskipun dadaku terasa pedih karena melihat kenyataan yang terjadi pada diri Mela, akan tetapi aku tak bisa menyangkal gejolak penasaran yang muncul dihatiku. Karena jujur, semenjak istriku pulang dari acara pernikahan sohibnya, ada perubahan pada dirinya yang begitu terasa olehku.
Salah satunya adalah Mela menjadi sosok penyabar. Ia jadi jarang marah, jarang emosi, dan jarang ngomel-ngomel tak jelas. Pembawaan mood Mela yang biasanya naik turun, sekarang jadi lebih banyak stabilnya.
Mela juga terlihat sering tersenyum. Yah meskipun sekarang lebih banyak melamun sendiri, akan tetapi ketika bersamaku ia jadi lebih periang.
Mela menjadi istri yang penurut. Dalam artian, Mela yang awalnya sering beda pendapat dalam pengambilan keputusan ketika sedang bersamaku, sekarang menjadi suka mengalah. Seolah membiarkan aku yang menentukan pilihan.

Dan yang paling membuatku heran, sekarang Mela juga lebih sering melakukan apa yang aku minta atau perintah. Ia tak banyak membantah ataupun menolak. Bahkan ia juga mau melakukan hal yang sebelumnya tak pernah ia sukai.
Termasuk permintaanku dalam phone sex siang tadi.
Iya, Mela adalah adalah orang yang susah sekali diajak bereksplorasi dalam hal yang berbau seks. Istriku itu jarang sekali kirim photo seksi atau photo telanjang. Ia juga selalu tak mau diajak ngobrol jorok atau seks via telephon. Karena di otaknya dia selalu beranggapan “Buat apa suami-istri melakukan hal seperti itu? Karena ketika suami istri itu sedang ‘pengen’ khan bisa pulang dan melakukan apa yang mereka mau…”
Namun sekarang, setelah Mela bertemu dengan lelaki selingkuhannya. Semua hal itu seolah berubah menjadi 180 derajat. Mela seperti menjadi sosok baru yang berbeda. Sosok cantik nan seksi, yang selalu membuatku bergairah dengan birahi yang meledak-ledak.
“Apakah ini Mela yang sebenarnya…?”
“Apakah selama ini istriku, menyembunyikan sifat aslinya…?”
“Atau apakah Mela…. Aaahhhh, entahlah….”
Aku tak habis pikir dengan jalan otaknya. Yang jelas, dimataku Mela sudah berbeda dengan Mela yang kukenal selama ini. Pendamping hidupku itu secara perlahan seperti ingin mengambil kesempatan untuk bisa melangkah lebih jauh bersama dengan selingkuhannya.
Hati kecilku berpikir jika Mela sebenarnya tak ingin meninggalkanku, namun ia juga tak bisa melupakan mantannya. Oleh karena itu, aku menyimpulkan jika saat ini istriku berperan sebagai wanita yang memiliki dua kepribadian. Dimana satu sisi ia menjadi istri yang penurut, dan sisi satunya ia menjadi selingkuhan yang mau diperlakukan seenak kemauan lelaki sialan itu.
ANJIM
“Kamu benar-benar berubah, Sayang…” Ucapku dalam hati
Sambil rebahan, Mela lalu memelukku kencang. Melintangkan tangannya ke perut dan mengalungkan pahanya diatas kakiku. Mela juga mengusap dadaku dan menyandarkan kepalanya didada kananku, “Semoga setelah ini… Perasaanmu ke aku masih tetap sama ya, Mas..”
“Setelah apa…?”
“Yaaa.. Setelah apa yang kita hadapi besok…”
“Maksudmu, setelah aku bertemu dengan lelaki selingkuhanmu…?”
“Iya… Semoga aja perasaanmu tak berubah sedikitpun…”
“Hmmm.. Kita lihat saja besok…” Jawabku masih tak menghiraukan usapan manja Mela.
“Kira-kira, besok mau dibawain apa ya ama Fadil…..?” Ucap Mela sedikit bertanya-tanya.
“Yang tahu kebiasaan selingkuhanmu khan kamu Dek… Bukan aku…”
“Aku juga ga tahu, Mas… Karena Fadil tuh orangnya penuh kejutan… “ Sela Mela yang kemudian membuka ikat pinggangku. Melonggarkan ban pinggang celana kerjaku dan menyelipkan tangannya ke dalam celana dalam. Setelah itu, ia mulai mempermainkan penisku yang sudah sedikit tegang.
“Hihihi… Kok…? Kontolmu…. Udah keras aja, Mas…” Goda Mela genit sambil mengurut batang penisku pelan
“.……” Aku tak menjawab, hanya membiarkan Mela mempermainkan batang kemaluanku sambil memperhatikan keseksian dirinya.
“Angkat pantatmu, Mas…” Pinta Mela ketika hendak menurunkan celana kerjaku. Dan ketika tubuh bawahku sudah telanjang, berulang kali Mela mengecupi kepala penisku dengan gemas. “Kasihan… Kamu pasti capek ya… Khan abis keluar tadi siang…” Tanya Mela kearah selangkanganku. Seolah-olah sedang berbincang dengan penisku.
“Uhhhh… Dekkk…” Erangku mulai merasakan enak karena perlakuan genit istriku.
“Emang enak ya…? Ngecrot hanya pake modal cerita aja…?” Sindir Mela terus mengocok penisku yang semakin mengeras.
TEK TEK TEK TEK
“Nggghh…” Erangku yang secara spontan keluar dari mulut.
“Hihihi… Gausah dijawab, Mas… “ Selah Mela, “Aku udah tahu kok jawabanmu apa…”
“Ngggg…..” Lidahku kelu. Aku tak bisa membalas kalimat istriku barusan.
“Gapapa kok Mas, kalo semisal kamu berpikir aneh-aneh mengenaiku…” Sambung Mela
“Aku ga berpikir apa-apa…”
“Iya… Yang berpikir apa-apa cuman kontolmu, Mas… Sampe bisa sekenceng ini… Hihihi…” Goda istriku yang makin mempercepat kocokan tangannya pada batang penisku.
TEK TEK TEK TEK
”Uhhh… Dek… “ Erangku sambil menggeliat keenakan.
“Aku sadar diri kok mas, semisal kamu jadi berpikir jika aku tuh wanita munafik…” Celetuk Mela menebak-nebak jalan pikiranku, “Aku tahu kamu bingung… Antara marah, atau pasrah untuk menerima perubahanku yang menjadi seperti ini…”
“Hhhh.. Melaaa…” Aku tak menjawab, hanya terus mengerang sambil menatap tajam kearah wajah istriku yang terlihat begitu tenang.
“Aku juga tahu… Kalo kamu juga ga sabar nemuin dia, Mas..” Senyum Mela melanjutkan tebakannya.
“Terus kocokin kontolku, Dek….” Pintaku yang kali ini, mulai merabai payudara istriku, “Hmmmm… Putingmu kok udah mengeras juga…?”
“Uuuhhh…” Lenguh Mela menatap kearah tanganku yang mulai melucuti daster tidurnya
“Kamu sange juga, Dek…?” Tanyaku
“Menurutmu…?” Jawab Mela sambil menggigit bibir bawahnya
Dengan satu tangan, kurogoh selangkangan istriku. Kuraba kain tipis yang menutupi liang kewanitaannya. Dan ternyata, kain itu sudah begitu lembab. Kemaluannya sudah sangat licin. Basah karena lendir birahinya yang merembes menembus celana dalamnya.
“Mas… Kira-kira… Kamu pengen tahu gak…? Apa alasan aku mau diajak tidur ama Fadil…?” Tanya Mela tiba-tiba sambil terus mengocok batang penisku.
“Hmmm…. Karena nostalgia masa lalu…?” Tebakku sambil menyelipkan satu jari tanganku ke lubang kencing Mela.

“Nggghhhh… Mass….” Desah Mela yang menatapku dengan mata sayu.
“Bener nggak…?” Tanyaku terus menggelitik biji klitorisnya yang juga sudah mengeras.
“Sshhhh… Ada benernya sih… Cuman bukan sepenuhnya karena itu…” Jawab Mela merem melek karena permainan jariku di liang senggamanya
“Lalu…?”
“Hmmm… Kalo aku jujur, kira-kira kamu bakalan marah nggak, Mas…?”
“Memangnya, ketika kamu menceritakan kelakuan bejatmu selama ini… Apa kamu pernah melihat aku marah…?” Sindirku sambil menatap mata Mela
“Enggak sih… “ Jawab Mela langsung,
“Yaudah… Kalo gitu, apa alesannya…?” Tanyaku yang kali ini, menyodokkan satu jariku dalam-dalam ke liang vagina istriku.
SLEEEEEEEPPPPP
“Nggghhh….Ooohhh… Maassss….” Desah Mela dengan mulut yang terbuka lebar. Sepertinya kaget karena perlakuan kasar jariku.
“Karena apa, Dek…?” Tanyaku lagi.
“Hhhhhhhhh… Karena kamu, Mas…” Jawab Mela datar.
“Ehhh…? Karena aku…?” Kagetku penuh tanda tanya, “Kok bisa…?”
“Kamu terlalu monoton…” Jawab Mela lagi
“Monoton…?” Sahutku, “Dalam hal apa…?”
“Apa aja…” Sambung Mela ,”Kamu seperti…. ROBOT….”
“Semua yang kamu lakukan tuh, seperti memiliki jadwal yang pasti… Dari semenjak bangun tidur di pagi hari, hingga merem mata di malam hati, kamu selalu melakukan hal yang bisa ketebak, Mas…” Jelas Mela yang kali ini, mulai menambahkan sedikit senyum pada wajahnya, “Aku sampai kadang bisa menebak-nebak, semua kegiatanmu setiap harinya…”
“Jujur, aku bosan dengan semua itu, Mas…” Sambung istriku lagi, “Bahkan, aku kadang bosan dengan gaya bercintamu…”
“Hmmmm… Jadi alesan kamu selingkuh dengan lelaki sialan itu adalah karena kamu pengen ngerasain ngentot dengan cara yang berbeda…?” Tembakku
“Bisa jadi seperti itu…” Jawab Mela terang-terangan.
“Memangnya… Lelaki selingkuhanmu itu sehebat apa sih…?” Kesalku karena jawaban istriku yang sepertinya terlalu mengada-ada. Kupercepat tusukan jari tanganku pada liang senggamanya. Hingga terdengar suara kecipakan yang begitu seksi di telingaku.
CLAK CLAK CLAK CLAK
“Aaahhh…Ssshhh… Aku… Ohhh….Susah ngejelasinnya, Mas…” Jawab Mela sambil membuka kedua pahanya lebar-lebar, “Memang… Aku akuin… Kamu juga jago dalam bercinta… Dan aku juga ga memungkiri kalo kamu bisa ngebuatku orgasme…”
“Terus…?”
“Oohhhh…. Iyahhhh… Kamu juga bisa memberiku orgasme… Tapi tak bisa memberikanku kelegaan dalam bercinta… Aaahhhh… Masss…”
“Aaaahhh…. Kamu mengada-ada, deh….” Selahku makin kesal dengan jawaban Mela. Kucabut kocokan satu jariku dari vagina istriku lalu kusodorkan ke mulutnya.
HAAAAPPP
Seolah tahu keinginanku, Mela langsung menjilati jemariku tanganku dengan buas.
“Beneran Mas…” Sambung Mela, “Meskipun aku orgasme ketika ngentot bersamamu… Aku tuh selalu mendapat sisa rasa birahi pada diriku… Yang pada akhirnya, aku selalu lampiasin sendiri…”.
“Memangnya kalo kamu ngentot bareng lelaki sialan itu, kamu terpuaskan sepenuhnya…?” Tanyaku menatap wajah istriku yang tak henti-hentinya senyum dengan wajah menggoda
“.……..” Mela tak menjawab. Ia hanya senyum-senyum sendiri mendengar pertanyaanku.
“Kamu kenapa sih…? Senyum seperti itu…?” Heranku yang pada akhirnya tak sanggup menebak-nebak alasan Mela tersenyum seperti itu
“Mas…?” Panggil istriku yang sama sekali tak mengindahkan pertanyaanku.“Emang kamu gak mau nanya-nanya…. Tentang Fadil…?”
“Nanya apa…?” Tanyaku
“Apa aja…” Jawab Mela terus tersenyum, “Yaaaahh… Kali aja kamu ada sesuaty yang pengen kamu denger mengenai dia…”
“Hmmmm… Entahlah.. Aku tak punya pertanyaan sama sekali…”
“Hihihihi… Beneran kamu ga ada pertanyaan…?” Goda Mela yang kali ini melepas hisapan jemari tanganku dan mulai menggelitik liang vaginanya sendiri
“Tanya apaan, Dek… “ Sahutku kesal, “Bodo amat… Aku ga penasaran sama sekali deh dengan lelaki selingkuhanmu itu…”
“Yaaaa.. Aku cuman tanya aja sih… Kali aja kamu penasaran… Dengan posisi favorit Fadil… Ketika kontolnya ngentotin memek sempit aku ini…?” Celetuk Mela yang kemudian menyibakkan liang senggamanya yang berwarna pink cerah itu sambil tersenyum genit.
AAAAARRGGHHH
“Pertanyaan macam apa pula itu…?” Raungku dalam hati sambil bangkit dari rebahanku.
Kuakui, Mela yang sekarang benar-benar mahir dalam bermain peran. Ia dengan mudahnya menggoda birahiku melalui pertanyaan-pertanyaan anehnya. Dan yang lebih aneh lagi, aku juga sangat mudah untuk larut dalam permainan kata istriku itu.
“Posisi favorit…?” Dengusku dengan birahi yang meletup-letup
“Iya… Mas… Memangnya kamu ga pengen tahu…? Posisi yang paling sering Fadil gunain ketika kontol besarnya keluar masuk di lubang senggama istrimu ini…. “ Sahut Mela yang seperti tahu dengan birahiku yang memuncak, segera meraih batang penisku dan mengarahkannya ke liang senggamanya.
ANJIMMM..
Mendengar kalimat pertanyaan Mela barusan, benar-benar membuatku tak habis pikir. Apa coba tujuan istriku menawarkan cerita persetubuhannya dengan lelaki bajingan itu? Apakah ia sengaja ingin memuaskan gairahku? Atau ia ingin membuatku menerima perselingkuhannya?
“Hihihi.. Ayo, Mass…. Sodok memek istrimu ini…” Seru Mela dengan wajahnya yang sengaja ia buat menggoda, “Sodok memek wanita yang sudah menyelingkuhimu ini, Maasssss…”
CLEEEEEEEPPPPP
“Ooouuuuggghhhhhh.. Mas Dimaaaasssss….” Erang Mela ketika kepala penisku menembus gawang kemaluannya yang begitu becek, “Keras sekali kontolmuuuuuu…”
PLOOOPPP…. CLEEEEEEEPPPPP
Kutarik kepala penisku, lalu kembali kuhujamkan keras-keras kedalam vagina Mela
PLOOOPPP…. CLEEEEEEEPPPPP
Kucabut dan kutusukkan penisku berulangkali di lubang kemaluan Mela tanpa mempedulikan celetukan-celetukannya yang begitu membakar emosiku. Bagaimana tidak ? Aku yang merasa memiliki kemampuan bercinta diatas rata-rata, dianggap Mela ‘Tak bisa memberikanku kelegaan dalam bercinta ?

“Gimana bisa memberi kelegaan dalam bercinta…? Kalo yang kuhadapi saat itu adalah perek kelas kakap yang selalu butuh kepuasan birahi…?” Raungku dalam hati sambil terus memompa batang penisku lebih dalam keliang senggama istriku.
PLEEEEEEEK
“Uuhhh… Ngghhh… Kontolmu… Mentok, Mas….” Lenguh Mela ketika ujung kepala kejantananku menyentuh mulut rahimnya.
SLEEEEPPPP. PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…
Dengan kecepatan tinggi, kuhajar liang senggama Mela kuat-kuat. Membuat tubuh sintal istriku seketika itu terlonjak-lonjak karena hentakan pinggulku.
PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…
“Nggghhh… Ooouugghhh.. Maaassss… Udah nafsu sekali kamu keliatannya, Mas… Hihihi…. Ooohh… Ooohh…. Iyaaa, Mas… Entot memekku lebih kenceng lagi, Maassss…..” Celetuk Mela sambil tertawa lirih. Seolah ingin terus menyindirku.
PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…
“Hhhhh… Oouugghhh… Kamu seneng ya, Mas…? Ssshhhh… Liat istrimu jadi binal gini… Hhhh…Hhhh…”
PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…
“Hihihi… Ssshhh… Jawab dong Mas Dimasku Sayang… Hhhh…Hhhh… “ Kekeh Mela terus menggodaku sambil mengusap pipiku, “Jangan ngentotin aku sambil diem gitu aahh… Hhhh…Hhhh…Ssshhhhhh…”
PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…
“Atau kamu sengaja diem… Karena malu untuk mengakui…? Hhhh….Hhhh….Hhhh…. Kalo kamu tuh ternyata… Seneng denger cerita mesumku… ?”
PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…
“Kamu suka… Saat membayangkan aku ketika sedang selingkuh bersama Fadil… Oouugghh….. Ssshhh… Enaakk banget Massss… Oohhh.. “
PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…
“Bilang, Masss… Bilang…. Hhhhhh… Ohhhh… Ngentooottt.. Enak banget sodokan kontolmu, Mas…”
PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…
“Bilang aja… Kalo kamu seneng… Membayangkan tubuh istrimu ini dientotin oleh kontol lelaki lain…”
“Hihihihi… Dasar suami Aneh……”
Mendengar kalimat terakhir Mela, harusnya aku marah karena ia tak henti-hentinya mengejekku. Namun, entah kenapa, aku jadi suka dihina seperti itu. Malahan, birahiku menjadi meledak-ledak dan mengakibatkan gelombang orgasmeku mendekat dengan cepat.
Hingga akhirnya, aku tak tahan lagi.
“AAAAAARRRGGHHHHHHHH…. AAAANJJJJIIIIIMMMMM…. KAU DEK… AAARRRGGGGGGHHHH… AAAANJJJJIIIIIMMMMM… DASAR ISTRI LONTEEEE…. OOOHHH….NGEEENTTTTOOOTTTTT….!!!!”
PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…
Kuhujamkan batang penisku dalam-dalam. Menabraki dinding lunak liang rahim Mela kuat-kuat. Aku tak peduli jika nanti istriku akan merasakan kesakitan akibat perlakuan kasarku ini. Yang jelas, aku ingin membuktikan kepadanya jika aku bisa marah.
“Ooohhhh. Iyaaa Maassss… Oohhh…. Terusss… Sodok memekku istri Lontemu ini kuat-kuattt, Masss… Sodok memekku ini dengan kontol besarmu… Ohhh.. Kontol enaaaakkk….” Erang Mela keenakan.
KOK ANEH…?
Ditengah sodokan batang penisku yang begitu kasar pada vaginanya, kulihat Mela masih saja tetap tersenyum tenang. Ia sama sekali tak merasa kesakitan meskipun tubuhnya terhentak-hentak dengan kuat. Istriku itu malah ikut mengayunkan pinggulnya, seolah menyambut setiap perlakuan brutal penisku pada vaginanya.
PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…PLAAK…
“Kamu suka ya, Mas… Seks kasar seperti ini…?” Goda Mela yang kali ini, menguatkan otot-otot vaginanya. Menjepit kemaluanku yang terus menyodok-nyodok liang senggamanya.
NYUUUTTT….
“Ooohhhhh… Sempit sekali…” Raungku ketika merasakan pijatan kemaluan Mela.
NYUUUTTT…. NYUUUTTT…. NYUUUTTT….
“Hihihihi… Kenapa Mas..?” Senyum Mela terus mengencangkan otot vaginanya, “Kamu kok kayaknya kaget gitu sih.…?”
KAMPREETT
“Enak sekali memekmu, Meeeelll…” Batinku terus memaksakan diri untuk dapat terus menyiksa istriku.
Namun, sekuat-kuatnya aku memompa kemaluanku, akhirnya aku kewalahan juga. Karena tiba-tiba, aku merasakan rasa panas yang begitu hebat dari arah kantung zakarku. Disusul dengan denyutan kuat yang terasa hingga pangkal selangkanganku.
Setelah itu, aku merasa seluruh otot dan syaraf kenikmatan yang ada di sekujur kemaluanku meledak. Bersamaan dengan terpancarnya ribuan benih kejantananku keluar dari mulut penisku. Melesat jauh kedepan, menuju rahim istriku yang begitu hangat.
CROTT… CROOOT CROOOCOOOTTT… CROOOOTTTT CROOOOTTT….!!!
AJIMMMMM
Aku orgasme.
Aku keluar tanpa bisa menahan desakan ejakulasiku sama sekali.
“Hihihihihi… Cepet sekali kamu keluarnya Mas…” Seru Mela tertawa lebar sambil menatap kearahku dalam-dalam.
“Hhhhh….Hhhhh….Hhhhh….Hhhhh….” Aku tak mampu menjawab. Hanya bisa mengatur sisa nafas birahiku yang masih menderu-deru.
“Hihihihi… Kasihan… Sepertinya kamu perlu periksa ke psikiater deh, Mas…”
“Masa baru denger cerita ngentot istrinya aja… Udah keluar secepet ini… ”
AAAAAAAAARRRRRRRGGGGGGGGGHHHHHHHHHHH
KAMPRETTTTT.
Mengena sekali sindiran istriku ini.
Aku kalah.
Aku tak sanggup mengimbangi permainan cintanya.
“Kalo gitu… Gimana jadinya besok ya, Mas… ? Saat kamu menyaksikan sendiri… Saat memek istrimu ini, bener-bener dientot kontol lelaki lain… Di depan kedua matamu…? Hihihihihi…”
AAAANNNJJJJIIIIIIIIIIIIIIMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM