Hendra Putra Pratama – Ep 9
Cerita Seks Selingkuh Indonesia
Pagi ini diriku terbangun. Ku rasakan sebuah rasa nikmat pada kemaluanku. Kemaluanku seperti sedang memasuki vagina, namun lebih basah. Ahh…
Begitu ku buka mata ternyata istriku Lina sedang mengulum kemaluanku. Ku tahan kepalanya agar tetap mengoral penisku. “Ahh… Enak yank, terus aghh…” Desahku menikmati permainan mulut istriku.
“Ihh… Giliran dihisap aja baru bangun hihihi” Ucap istriku menghentikan permainan mulutnya.
Istriku segera mengajak untuk mandi dan sholat karena sudah masuk waktu subuh. Tapi karena rasa nikmat yang membangkitkan gairah atas perbuatan istriku tadi, ku coba untuk mengajaknya bersetubuh kembali terlebih dahulu. Tanpa penolakan istriku langsung mengambil posisi bersiap untuk ku gauli.

“Ahh….” Desah kami bersamaan ketika kemaluanku bersarang di kemaluan istriku Lina.
Plokk… Plokk…. Plokk.. Suara perpaduan tubuh kami tak terhindarkan.
“Akhh… Terus sayang enak ohh….” Desah istriku menikmati persetubuhan kami.
“Ahh… Iya sayang enak banget ahh.. Oughh…” Semakin cepat ku goyangkan pinggulku membuat setiap tusukan kelamin semakin cepat menggesek dinding rahim istriku.
“Eghhh….” Ku dorong kuat-kuat hingga terasa penisku mentok rahim istriku.
“Oughh…. Sayang ahh..” Terlihat istriku membuka lebar matanya merasakan tusukan penisku dalam-dalam.
Setelah 10 menit persetubuhan kami tanpa memberi aba-aba ku rasakan sudah tidak tahan diriku untuk segera mengisi rahim istriku dengan cairan kental spermaku.
Crott… Crott… Crott…. Ahh…. Ku siram Liang senggama istriku dengan sperma yang akan menjadi bakal calon anakku dan Lina.
“Huhh… Gak bosen-bosen dah aku sama kamu yank. Udah cantik, vagina kamu ngejepit banget duhh… Tubuh kamu juga mulus, dan.. Payudara kamu ini nantangin banget hehe” Pujiku pada istriku yang cantik.
“Dasar gombalin woo… Abis dikasih enak aja muji-muji hihihi” Respon istriku.
“Gak gombal yang, beneran. Tanya pak Manto kalo gak percaya” Ucapku keceplosan. Astaga kenapa diriku malah menyebut nama pak Manto? Apakah istriku akan curiga?
“Lah kok pak Manto?” Tanya istriku. Harus mengelak apa ya diriku menjawabnya? Tidak mungkin kalau aku bilang aku tau bahwa pak Manto pernah melihat tubuh indah istriku yang cantik ini.
“Emm… Iya maksud aku kan pak Manto sering ke sini, pasti dia bisa lihat kecantikan kamu lah” Jawabku mengelak.
“Ohh iya iya. Yasudah ayo mandi mas, terus sholat” Ucap istriku mengajak. Huhh… Untungnya dirinya tidak curiga.
“Ohh iya mas. Mas kan janji setelah mas pulang dari luar kota mas mau ajak aku liburan” Ucap istriku. Benar juga ya aku sampai lupa pernah berjanji seperti itu. Walau sebenarnya aku pun tidak jadi dinas ke luar kota, tapi agar istriku tidak curiga yasudah ku iyakan saja ucapannya dan ku ajak dia untuk pergi jalan-jalan.
“Ohh iyaya, mas lupa. Yaudah bagaimana kalau hari ini saja kita jalan-jalan?” Ajakku padanya.
“Boleh yang. Yaudah ayo kita siap-siap. Habis mandi, sholat terus kita siap-siap jalan-jalan” Ucap istriku.
Kamipun sepakat untuk pergi ke salah satu curug di Bogor. Dan untuk urusan rumah kembali kami percayakan kepada pak Manto. Sebelum kami berangkat pak Manto terlihat sudah sampai. Setelah itu kamipun berangkat menggunakan mobilku.
Setelah kurang lebih dua jam kami menempuh perjalanan, tibalah kami di curug yang dituju. Kondisi alam dan udara pagi di sekitar curug ini masih sangat terjaga.
Kamipun membeli tiket masuk dan segera berjalan menuju curug yang jaraknya cukup jauh dari loket pembelian tiket masuk. Saat membeli tiket ku lihat salah satu petugas terfokus melihat ke arah istriku Lina. Memang walau berhijab Lina tetap dapat memberikan data tarik bagi setiap laki-laki.
Tak ingin menyia-nyiakan pemandangan yang ada. Ku ambil beberapa gambar dengan kameraku. “Sayang lihat sini” Cekrekk… Terlihat istriku Lina tetap tampil cantik walau dengan pakaian sederhana.

Kamipun sedikit bermain air di pagi hari yang dingin ini. Terlihat lekukan indah tubuh istriku semakin jelas setelah dia berendam. Sayangnya hanya ada kami berdua di sini. Tunggu dulu, kenapa sayangnya? Bukankah harusnya bagus karena jadi tidak ada yang melihat lekukan tubuh istriku?
Saat sedang duduk di sebuah batu besar di tepian curug sambil sedikit mengeringkan tubuh, tiba-tiba saja Lina menggenggam kemaluanku yang masih tertutup.
“Ehh… Tangannya nakal” Ucapku pada istriku.
“Mas, aku lagi pingin banget” Sebuah kalimat yang tak tepat untuk dia ucapkan sekarang.
Memang tidak ada puasnya istriku ini haha. “Iya nanti di rumah ya sayang” Ucapku padanya.
Namun sepertinya ucapanku tak dianggap olehnya. Tiba-tiba saja dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu.
“Sayang ehh… Ini di ruang terbuka loh” Ucapku mengingatkannya. Bisa gawat jika sampai ada yang melihat perbuatan kami. Walaupun kami sudah suami istri, tetapi tetap saja tidak pantas apabila kami bermesraan apalagi sampai berhubungan badan di tempat terbuka seperti ini, terlebih ini tempat umum.
Perkataanku sungguh tidak dihiraukannya. Bahkan setelah kami berpagutan, kini istriku memaksa untuk melepaskan celanaku hingga terpampanglah penisku yang sudah mengeras buah hasil perbuatan istriku dan dinginnya udara di sini.
“Ouhh….” Ku rasakan nikmat ketika istriku melahap seluruh penisku.
“Terus yank ahh…. Enak banget huhh…” Ucapku menikmati permainan istriku.
Tak lama istriku mengoral penisku. Dibukanya seluruh pakaian yang ku gunakan hingga kini diriku sudah tak berbusana di ruang terbuka ini. Karena nafsu yang sudah menjalar membuat akal sehat dan rasa khawatirkan menghilang.
Setelah melihat kondisi sekitar akhirnya ku putuskan untuk menelanjangi istriku juga. Sepertinya akan sangat luar biasa apabila Lina dengan tubuh indahnya telanjang tanpa busana di ruang terbuka. Jika sampai ada yang melihatnya berarti itu rezekinya haha.
Sungguh pemandangan dan senasi yang luar biasa melihat istriku telanjang di tempat umum terbuka dan kami akan bersetubuh.
Karena sudah sangat bernafsu, ku putuskan untuk lengsung mengeksekusi istriku. Ku arahkan agar kelamin kami saling berhadapan dan Bless…. Ahhh…..

Sungguh sensasi ini luar biasa. Ku goyangkan penisku keluar masuk vagina istriku.
“Akhh…. Ahh…. Oughh….” Desahan terus keluar dari mulut kami beradu merdu dengan suara gemericik air. Rasa khawatir akan dilihat orang lain menghilang sudah tertutup oleh nafsu kami berdua.
“Akhh… Enak mas ahh…” Istriku terus mendesah dengan merdunya.
“Iya sayang enak uhh… Mas mau keluar yank, mas gak tahan” Ucapku.
Crott… Crott…. Crott… Ahhh…. Sungguh puas persetubuhan ini dengan sensasi menantang di tempat umum.
Setelah menumpahkan spermaku ke Liang senggama istriku, ku pakai seluruh pakaianku. Saat ku lihat Lina dia masih sibuk memainkan vaginanya dengan jari-jarinya. Diriku sempat merasa kasihan dengannya, sepertinya dia belum puas. Tapi apa boleh buat diriku sudah keluar dan penisku tidak mungkin untuk kembali tegang untuk waktu dekat ini.
Setelah 5 menit Lina memainkan Liang senggamanya akhirnya dia orgasme. “Akhhh…. Ahh…. Huhh.. Huhh.. Huhhh….” Kepuasan dicapainya dengan jemarinya. Setelah itu Lina langsung memakai pakaiannya.
Setelah itu kami langsung memutuskan untuk kembali pulang. Saat akan keluar area curug tiba-tiba saja ada yang memanggilku. Saat ku lihat ternyata mantan bawahanku yang bernama Zaki. Dia dikeluarkan dari perusahaanku karena dikabarkan selingkuh dengan salah satu rekan kerjanya dan diketahui oleh istrinya. Hingga terjadi perselisihan antara Zaki, rekan kerjanya yang menjadi selingkuhannya dan istri sah Zaki. Karena adanya konflik di antara mereka dan berpengaruh ke kinerja mereka, maka dengan berat hati mereka harus ku pecat atas perintah atasan juga.
Sebenarnya cukup canggung diriku bertemu dengannya saat ini. Ku coba tanyakan bagaimana kabarnya dan sedikit berbincang terkait kehidupan. Dan ku ketahui sekarang Zaki sudah bercerai dengan istrinya, dia juga tidak melanjutkan hubungan dengan Sari selingkuhannya. Sekarang dia mencari nafkah dengan menjaga curug ini dan terkadang membantu villa-villa di sekitar sini apabila diperlukan.
Kecanggunganku terhadap Zaki juga berkurang setelah melihat responnya yang terima atas konsekuensi yang dia perbuat. Dia menyadari itu semua kesalahannya dan menjadikan hal itu sebagai pelajaran hidup baginya.
Setelah berbincang-bincang dengan Zaki ku putuskan segera ke mobil karena khawatir istriku menunggu terlalu lama. Namun sesampainya di mobil tidak ku lihat keberadaan istriku. Dimana ya dia?
Tak lama kemudian istriku tiba. Dia bilang habis makan mie. Memang sangat nikmat setelah berdingin-dinginan memakan semangkuk mie rebus. Setelah itu kami langsung pulang.
Sesampainya di rumah kami langsung beristirahat. Untungnya rumah sudah dirapihkan oleh pak Manto, jadi kami dapat istirahat dengan tenang.
Sungguh luar biasa pengalaman hari ini dimana diriku dan istriku sama-sama bertelanjang tanpa busana sehelai pun. Bahkan kami sampai bersetubuh di ruang terbuka. Mungkinkah kesempatan seperti itu dapat kami lakukan lagi?