Hendra Putra Pratama – Ep 8
Cerita Seks Hijab Indonesia
Setelah semua yang terjadi, diriku heran dan takjub kepada pembantuku pak Manto. Hebat sekali dia dapat menahan diri untuk tidak menyetubuhi istriku walau sudah pernah dalam kondisinya sama-sama telanjang dan bernafsu dengan istriku Lina yang cantik.
Pagi ini seperti biasa apabila pekerjaanku sedang senggang ku sempatkan memantau CCTV rumahku untuk melihat apakah istriku yang cantik akan melakukan hal mesum lagi dengan pak Manto.
Setelah beberapa menit memantau CCTVku terlihat istriku Lina dan pak Manto masuk ke dalam rumah. Sepertinya istriku habis belanja di pak Joko. Apakah istriku pergi belanja dengan pak Manto?
Setelah beberapa saat setelah mereka masuk terlihat istriku keluar kamar dengan pakaian yang berbeda. Dia ganti pakaian sopannya dengan kaos ketat dan celana pendek yang menggugah nafsu lelaki yang melihatnya.

Namun setelah itu tidak terlihat aktifitas mesum mereka lakukan, atau mungkin belum? Saat sedang memantau CCTVku tiba-tiba saja pekerjaan datang dan ku putuskan menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu.
__________
Huhh… Tak terasa hari sudah menjelang sore. Kini waktunya kembali pulang dan menerjang kemacetan kota. Seandainya mobil terbang seperti di film-film masa depan sudah ada dan banyak yang menggunakan mungkin kemacetan seperti ini tidak akan ada.
Tiba-tiba saja diriku teringat akan istriku Lina. Sedang apa ya dia sekarang? Sambil menunggu kemacetan ku coba perhatikan CCTVku melalui handphoneku. Namun tidak ada tangkapan gambar yang menarik dari CCTVku. Dalam perjalanan pulang pantauan CCTV terus ku nyalakan untuk sedikit menghilangkan kejenuhan di perjalanan sekaligus untuk berjaga-jaga jika ada hal menarik yang terlihat.
Sudah semakin dekat dengan rumahku tetapi tidak ada yang terlihat. Saat akan menutup aplikasi CCTV tiba-tiba saja terlihat pak Manto keluar kamarku dan tidak lama kemudian terlihat Lina yang juga keluar kamar dalam keadaan tanpa sehelai benangpun. Tunggu dulu, berarti baru saja terjadi hal yang diinginkan. Sambil menerka-nerka apa saja yang baru saja mereka lakukan diriku menjadi terangsang dan sangat bernafsu.
Terlihat pak Manto yang sudah berpakaian lengkap langsung pergi meninggalkan rumahku seperti terburu-buru. Mungkin dia khawatir ketahuan olehku, padahal akupun sudah tau haha.
Dan ku lihat Lina langsung pergi ke kamar mandi. Pastilah mereka habis berkeringat bersama, atau mungkin pak Manto menumpahkan sperma-spermanya ke tubuh istriku yang cantik dan menggoda.
Tak lama kemudian sampailah diriku di rumahku yang nyaman ini. Nafsu yang sudah menggebu mengingat belum lama tadi baru saja terjadi adegan mesum istriku dan pak Manto membuatku ingin segera menyetubuhi istriku.
Namun sesampainya di rumah diriku tidak langsung menemui istriku yang sedang mandi, melainkan melihat keadaan kamar. Mungkin saja dapat ku temukan sisa-sisa jejak adegan istriku dengan pak Manto. Namun yang terlihat hanya ada sedikit bercak-bercak basah pada seprai kasurku.
Sudahlah sepertinya tidak ada jejak yang lebih jelas. Ku putuskan langsung menemui istriku untuk berpadu kasih.
“Sayang lagi mandi?” Ucapku dari depan kamar mandi.
“Iya mas. Sebentar ya” Sahut istriku dari dalam kamar mandi. Ahh.. Diriku sudah sangat terangsang.
“Distop dulu yang mandinya sebentar, tolong buka dulu pintunya” Diriku sudah sangat tidak sabar menyetubuhi istriku yang baru saja berbuat mesum dengan pembantuku.
Begitu pintu terbuka ku ambil handuk yang ada di dalam kamar mandi dan ku handuki tubuh istriku yang masih basah. Begitu tubuhnya sudah cukup kering ku angkat tubuh istriku ke dalam kamar kami.
Istriku sempat keheranan dengan perbuatanku yang sudah sangat bernafsu. Mas sange yang, lagi pengen banget hehe” Ucapku sambil melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuhku. Kini tubuh kami sudah sama-sama polos tanpa busana.
Slurppp… Ehmm… Ahhh…. Ku cumbu bibir manis istriku dan ku remas bongkahan payudaranya yang indah.
“Emphh… Ahh… Enak mashh… Ohh…” Desahnya atas permainan kami.
Tanpa berlama-lama ku gesekkan kepala penisku pada bibir vagina istriku. Dan sesaat kemudian Bless… Ahh…. Kini kemaluanku sudah kembali ke sarangnya.
Begitu seluruh kemaluanku sudah mengisi kelamin istriku, ku pandangi istriku Lina. Betapa cantiknya dia, tubuhnya untuk mulus dan sempurna. Betapa beruntungnya pak Manto dapat melihat perpaduan tubuh indah dan wajah cantik istriku secara langsung.
Aghh… Oughh…. Ohh…. Kini permainan dimulai. Ku goyangkan pinggulku dengan cepat karena sudah sangat bernafsu. Kamipun kembali berpagutan dalam bara birahi suami istri.

Plokk… Plokk… Plok.. Suara pertemuan kelamin kami terdengar jelas mengisi ruangan. Akhh… Oughh…. Ahh… Emphh… Desahan demi desahan tak terhindarkan bersahutan.
Namun sayangnya permainan tidak berlangsung lama karena diriku sudah sangat bernafsu mengingat kejadian istriku dengan pak Manto. Setelah 10 menit permainan kami diriku harus tumbang lebih dulu. Crott..Crot..Crott…. Ahh….
“Ahh… Enak banget sayang” Diriku terkulai lemas di sisi istriku.
“Ahh… Iya mas enak banget” Sahutnya.
Setelah merasa tenagaku mulai kembali kini ku bangkit dan mengambil tiga helai tisu dan mulai membersihkan kemaluanku dari sisa-sisa cairan yang masih melekat.
“Mas sini sebentar dah” Ucap istriku. Ada apa ya? Apa dia akan meminta lagi? Tapi dengan kondisi kemaluanku yang sudah lemas tidak mungkin bisa masuk ke kemaluan istriku.
Begitu diriku mendekat istriku langsung memintaku untuk naik kembali ke atas ranjang. Dan hal tidak terduga terjadi.
Happ… Emphh…. Astaga istriku mengulum penisku. Ku rasakan sensasi yang luar biasa. Bagaimana bisa tiba-tiba istriku yang awalnya polos sekarang sedang mengulum penisku?

Apakah jangan-jangan ini yang dilakukan istriku untuk pak Manto? Apakah pak Manto berhasil merubah istriku menjadi senakal ini? Ahh… Mengingat itu tiba-tiba saja kemaluanku kembali bangkit. Jika benar memang pak Manto belum merasakan nikmatnya kelamin istriku, tetapi dia sudah merasakan nikmatnya mulut istriku yang bahkan jika memang benar pak Manto sudah merasakannya berarti pak Manto sudah lebih dulu dari pada diriku.
Melihat wajah cantik istriku memberikan rangsangan tambahan bagiku. “Ahh…. Enak sayang ahh….” Racauku.
Diriku masih terheran bagaimana bisa istriku berubah 180° seperti ini. Sudahlah, yang penting aku menikmatinya.
__________
“Mas aku belanja sayur dulu ya entar” Ucap istriku yang masih menggunakan tanktop putih dan sedang bersiap-siap.

Sungguh indah luar biasa makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini dan beruntungnya aku dapat menikahinya. Setelah istriku berangkat akupun mulai bersiap-siap untuk bekerja.
__________
Siang ini di kantor ku lihat pak Surip cukup miring dan seperti tidak bersemangat. Ada apa ya dengannya?
“Pak Surip murung aja kaya orang belum gajian haha. Padahal kan masih awal bulan pak” Candaku padanya.
“Ehh pak Hendra. Hehe engga pak alhamdulillah keuangan masih aman pak” Jawabnya agak datar.
“Nah terus kenapa bapak saya lihat dari tadi lemes gitu?” Ucapku padanya.
“Istri saya lagi sakit pak, kasihan saya sama kondisinya. Tapi mau bagaimana lagi saya kan harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan kami, jadi saya gak bisa menemaninya” Ucap pak Surip murung.
“Ya Ampun pak kenapa gak bilang ke saya? Yaudah sekarang bapak pulang aja temani istri bapak. Urusan tugas dan tanggung jawab bapak tenang saja jangan dipikirin dulu. Nanti saya cari pengganti sementara bapak. Kalau istri bapak sudah membaik baru bapak masuk lagi” Ucapku kasihan pada pak Surip.
“Beneran tidak apa pak? Saya gak enak dan khawatir malah jadi digantikan nantinya. Karna kondisi seperti saya buat cari kerja lagi pasti susah” Ucap pak Surip khawatir.
“Stt… Udah bapak tenang aja, saya yang jamin posisi bapak aman dan bapak akan tetap bekerja. Kalau sampai kenapa-kenapa saya yang tanggung jawab” Ucapku meyakinkan pak Surip.
“Terimakasih banyak pak Hendra” Pak Surip bersedih.
“Maaf pak bagaimana jika saya izin 3 hari untuk mengantar istri saya pulang kampung? Agar saya tidak perlu izin terlalu lama. Biar nanti istri saya diurus saudaranya di kampung” Pinta pak Surip.
“Ohh iya pak boleh seperti itu” Ucapku mengizinkan.
Pantas saja pak Surip terlihat sangat murung, rupanya istrinya sedang sakit dan sepertinya sakitnya cukup parah. Semoga kebijakanku mengizinkannya untuk izin kerja dapat membantu pak Surip dan istrinya. Dan semoga istri pak Surip lekas pulih.