Hendra Putra Pratama – Ep 5
Cerita Seks Daun Muda Jilbab
“Mas bangun mass…”
“Emhh… Iya yang” Ku dengar suara istriku membangunkanku.
“Mas ayo lagi, sebelum kamu berangkat” Pinta istriku manja.
“Hoamm… Iya yang, sekarang jam berapa yang?” Ucapku berusaha untuk bangun dari tidurku. Ku rasakan tidurku malam ini cukup nyenyak, mungkin karena sebelum tidur kami bercinta dan waktu tidur yang ku dapatkan cukup.
Dan ternyata benar waktu tidurku sangat cukup karena jam sudah menunjukkan pukul 05.30. Astaga, waktunya terlalu mepet untuk aku bersiap-siap sholat subuh dan berangkat. Hingga akhirnya tidak ku iyakan permintaan istriku untuk berhubungan badan lagi pagi ini.
Aduh, bisa-bisanya kemarin lupa beli persiapan untuk berangkat hari ini. Sebenarnya bisa saja saat berangkat aku mampir sebentar ke mini market, tetapi sepertinya akan lebih cepat jika aku minta bantuan pak Manto untuk membelikannya sekarang.
Sebelum mandi ku telepon pak Manto untuk membelikanku sikat gigi, pasta gigi dan deodorant. Sebenarnya aku yakin di hotel nanti akan disediakan untuk sikat gigi dan pasta gigi. Namun diriku kurang suka menggunakan sikat gigi dan pasta gigi hotel.
Setelah mandi sudah tersaji sarapan buatan istriku tercinta. Pagi ini dia sajikan dua buah sandwitch telur untukku mengisi kekosongan perut. Walau sederhana tetapi tetap dapat ku rasakan cinta dalam pembuatannya.
“Mass… Kita gak jadi main lagi dong?” Ucap manja istriku.
“Iya sayang, maaf ya. Soalnya mepet waktu subuh sudah mau habis dan mas juga mau berangkat kan. Lagipula semalam kan kita sudah yank. Nanti baru kita main lagi ya” Ucapku halus pada istriku.
Akhirnya pagi ini aku berangkat. Diriku pamit kepada Lina istriku dan juga pak Manto. Ku pacu mobilku menuju kantor, karena di sanalah titik kumpulnya. Barulah nanti kami menggunakan mobil kantor untuk ke bandara.
Hiruk piruk kemacetan kota tidak dapat terhindarkan. Ya beginilah nasib hidup di kota, sudah harus bersahabat dengan kemacetan dan polusi. Maka dari itu aku tidak ingin berangkat terlalu siang, karena kalau sampai sedikit lebih siang bisa lebih banyak kemacetan ku lewati dan memakan lebih banyak waktu.
Sesampainya di kantor aku langsung menuju ruanganku dulu untuk menunggu atasanku. Ku coba telepon atasanku menanyakan keberadaannya.
“Halo assalamu’alaikum pak. Saya sudah di kantor pak, bapak sedang di mana ya?” Tanyaku kepadanya.
“Saya sedang di jalan Hen. Ohh iya saya lupa bilang ke kamu, kita batal ke luar kota ya. Karena belum ada info lanjutan dari sana” Ucap pak Setyo atasan Hendra.
“Ohh iya baik pak kalau begitu” Balasku. Bisa-bisanya diinfokan mendadak huhh…
“Maaf ya saya lupa kasih info. Kamu hari ini libur saja kalau mau” Ucap pak Setyo.
“Siap pak. Baik pak kalau begitu. Assalamu’alaikum” Ucapku.
“Wa’alaikumsalam” Dan telepon kami terputus.
Bisa-bisanya dibatalkan mendadak dan informasinya telat. Tapi tak apalah karena aku jadi dikasih libur hehe.
Sebelum kembali ke rumah aku sempat mengobrol dengan pak Surip. Entah perasaanku saja atau memang pak Surip agak sedikit berubah ya? Dia seperti agak canggung denganku, apa karena kejadian dia melihat foto seksi istriku di handphoneku kemarin?
Di perjalanan pulang sedang ku terka-terka bagaimana reaksi istriku mengetahui aku tidak jadi dinas ke luar kota. Apa yang sedang dia lakukan ya sekarang?
Tunggu duluu…
Tadi kan ada pak Manto. Pak Manto langsung pulang atau tidak ya setelah keberangkatanku tadi? Dan jika tidak langsung pulang kira-kira sedang apa mereka?
Karena penasaran ku berhentikan dulu mobilku di tepi jalan, sebenarnya jarak untuk ke rumahku tidak jauh lagi. Tapi karena penasaran maka ku putuskan untuk melihat CCTVku terlebih dahulu.
Begitu sudah terhubung terlihat ada pak Manto di depan kamarku. Berarti dia tidak langsung pulang, apa yang pak Manto lakukan? Dan di mana Lina?
Terlihat pak Manto menguping di pintu kamarku dan tak lama kemudian dia buka pintu tersebut dan langsung masuk ke dalam kamarku. Apakah pak Manto akan bersetubuh dengan istriku? Tiba-tiba saja tubuhku panas dingin memikirkannya. Sayangnya tidak ada CCTV di dalam kamarku. Sepertinya aku harus beli satu lagi nanti, satu atau dua mungkin untuk diletakkan di kamar tidur dan kamar mandi.
Cukup lama pak Manto belum keluar juga. Karena penasaran akhirnya ku putuskan untuk berjalan kaki ke rumah agar tidak ketahuan suara mobilku. Diriku sangat penasaran apa yang mereka lakukan dan bagaimana rasanya melihat secara langsung aksi mereka dengan mata kepalaku sendiri?
Sesampainya di depan rumah masih terlihat adanya sandal milik pak Manto. Dari jauh belum ada suara-suara mencurigakan. Ku dekatkan langkahku menuju jendela kamar dann….
“Akhh… Emphh… Emphh…” Suara indah desahan istriku Lina mulai terdengar. Apa yang sedang mereka lakukan?
“Ahh.. Non Lina mantep banget teteknya non. Tubuh non juga mulus banget ohh… Bapak sange banget non” Ku dengar suara pak Manto. Apakah pak Manto sedang merasakan keindahan payudara istriku?
Ku lihat kondisi jalan di depan rumahku terlihat sepi, segera ku ambil bangku teras rumahku dan ku intip dari ventilasi depan apa yang sedang mereka lakukan.
Seketika tubuhku menjadi kaku. Panas dingin ku rasakan melihat secara langsung istriku dan pak Manto sedang sama-sama memainkan kemaluan mereka masing-masing. Bagian vital mereka terlihat satu sama lain.
Memang ini tidak sejauh yang ku pikirkan tadi. Tetapi kenyataan melihat bagaimana mereka memperlihatkan organ intim satu sama lain dan memainkan kelamin masing-masing secara langsung merupakan suatu sensasi baru yang sulit untuk ku jelaskan.
“Akhh… Ahh… Emphh… Enak ohh…” Terdengar desahan mereka bersahutan. Diriku cukup lega mengetahui mereka hanya bermastirbasi bersama.
“Akhh… Enak pak Manto ahh… Punya bapak gede banget ahh..” Desah istriku dan ku lihat dirinya mengejang. Sepertinya istriku sudah klimaks, dan kini tinggal lawan mainnya yaitu pak Manto.
Terlihat pak Manto masih memainkan kemaluan besarnya di hadapan istriku. Diriku tidak bisa berbohong, memang kemaluan pak Manto lebih besar dari punyaku. Bagaimana cara pak Manto mendapatkannya ya?
Terlihat kocokan pak Manto pada batang kejantanannya semakin cepat. “Uhh… Non enak banget non..” Dan Crott… Crott… Crot.. Terlihat semburan sperma pak Manto melesat jauh hingga ada yang mengenai kaki istriku.
Ku rasa permainan mereka telah selesai karena sudah sama-sama mendapatkan apa yang mereka cari. Ku hentikan aksi mengintipku karena khawatir dilihat orang lewat dan jadi ketahuan.
Sekarang aku bingung apa yang harus ku lakukan? Apakah harus ku pergoki mereka yang saat ini masih memperlihatkan ketelanjangan mereka atau membiarkan semuanya dan cukup menikmati apa yang ada. Karena jujur saja aku cukup menikmati kejadian-kejadian mesum antara istriku dengan pak Manto. Dan sekarang diriku cukup lega karena ternyata mereka tidak bersetubuh, hanya masturbasi bersama. Yang berarti Liang senggama istriku saat ini masih tetap aku yang memiliki dan hanya diriku yang pernah menjamahnya.
Karena sudah kepalang tanggung bilang ke luar kota kepada istriku jadi ku putuskan untuk tidak pulang hari ini. Ku putuskan untuk menginap di hotel saja memberikan waktu lebih banyak untuk istriku dan pak Manto bersama di rumahku.
Karena tidak tau harus apa, ku putuskan mengisi kekosongan waktu dengan memindahkan video-video istriku ke laptopku dan mulai mencari tau kelainan apa yang ku alami.
Ternyata tidak sedikit orang sepertiku, yang senang saat istrinya diperhatikan, dilecehkan, bahkan disetubuhi laki-laki lain. Semakin lama ku cari tau semakin banyak hal-hal menarik yang ku dapatkan seperti ada yang memamerkan istrinya di ruang publik dengan pakaian seksi, ada yang membiarkan istrinya bercinta dengan ojek online bahkan ada juga yang membiarkan istrinya bercinta dengan sahabatnya sendiri.
Cukup banyak video dan cerita yang ku dapati yang kasusnya menyerupai diriku, senang ketika istrinya mendapat kenikmatan dari orang lain dan dipamerkan ke orang lain. Dan ku ketahui ternyata ini namanya cuckold.
Bagaimana ya jika Lina ku pamerkan seperti mereka?” Gumamku melihat berbagai video dan foto seorang istri yang memamerkan tubuhnya di tempat umum.
Tapi ku rasa untuk saat ini cukuplah dengan pak Manto. Ada rasa berharap mereka akan melakukan lebih jauh nanti karena tau aku sedang di luar kota. Jadi kita lihat saja nanti.