Hendra Putra Pratama – Ep 11
Cerita Seks Istri Selingkuh
Tokk… Tokk…. Tokk… “Permisi den Hendra. Assalamu’alaikum” Ucap pak Manto dari depan rumahku.
“Kamu tunggu di dalam kamar aja yank” Ucapku pada istriku. Dan segera ku tutup pintu kamarku setelah istriku masuk.
“Wa’alaikumsalam. Iya Pak langsung masuk aja” Ucapku pada Pak Manto dari ruang tengah.
“Ayo den. Mau diurut di sini?” Tanya Pak Manto.
“Di kamar saya aja Pak. Pak Manto mau minum dulu? Saya buatkan minum dulu ya” Ucapku menawarkan.
Sebenarnya rencanaku adalah membiarkan pak Manto masuk ke kamarku dan melihat Lina istriku dengan pakaian seksinya terlebih dahulu tanpa adanya diriku. Dan diriku akan berpura-pura membuat minum untuk pak Manto terlebih dahulu.
“Gak usah den. Nanti kalau mau minum saya ambil sendiri” Ucap pak Manto.
“Stt… Udah bapak tenang aja, sesekali saya buatkan minum. Bapak duluan aja ke kamar saya, sekalian siapin apa yang perlu disiapkan” Ucapku pada pak Manto.
“Oke Pak siap” Jawab pak Manto.
Huhh… Bagaimana ya kira-kira ekspresinya pak Manto? Hahaha.
Saat ingin kembali ke kamarku, ku lihat pak Manto masih berada di depan kamarku.
“Lah kok belum masuk pak? Masuk aja pak gak apa kok” Ucapku pada pak Manto.
“Ii…Iya den, bareng den Hendra aja. Tadi mau masuk ternyata ada non Lina” Jawabnya agak terbata-bata.
“Ohh.. Hahaha. Yaudah pak gak apa-apa, lagian kan aku mau minta tolong bapak buat urut Lina istriku, badannya agak sakit katanya pulang dari curug kemarin” Ucapku pada pak Manto.
“Ehh… Saya kira den Hendra yang mau diurut. Gak apa-apa den saya urut non Lina?” Ucap pak Manto. Terlihat dari raut wajahnya menahan rasa senang.
“Iya pak gak apa-apa, lagian kaya sama siapa aja pak Manto haha” Ucapku sambil masuk ke dalam kamar dan mengajak pak Manto.
“Yank, itu pak Mantonya sudah datang” Ucapku pada istriku yang sedang tiduran di ranjang dengan pakaian seksinya.

“Iya mas, ini aku udah siap kok. Minyak urutnya juga sudah siap” Jawab istriku Lina.
Ku panggil lagi pak Manto dan diriku duduk di sebuah kursi yang memang sudah ku letakkan di kamarku untuk melihat bagaimana istriku akan dipijat langsung oleh pak Manto.
Ku lihat istriku bangkit dan memegang sisi bawah pakaian yang digunakannya. Ku rasa dia akan membuka pakaiannya dihadapanku dan pak Manto. Memikirkannya diriku menjadi terangsang dan terdiam.
Sesaat kemudian benar saja, istriku meloloskan pakaiannya hingga kini terlihat tubuh indahnya yang hanya terbalut pakaian dalam. Melihat pemandangan indah tubuh istriku dengan kondisi yang berbeda, dimana ada pak Manto di sini membuatku terdiam.
Hingga akhirnya aku tersadar dan ku bilang “Ehh… Ayo pak diurut, saya di sini cuma lihat aja kok”.
Terdengar jawaban iya dari pak Manto dengan tergagap. Pastinya pak Manto sangat terangsang melihat tubuh indah istriku yang sudah berkali-kali dia lihat. Dan aku yakin pasti pak Manto merasa ada sensasi lain dapat melihat tubuh istriku dengan adanya diriku di sini.
Terlihat pak Manto mulai memijat istriku. Ahh… Akhirnya pak Manto menyentuh tubuh istriku. Tidak sabar rasanya untuk ku lihat pak Manto menyentuh bagian intim istriku.
“Aduhh… Ahh… Iya Pak enak banget di situ” Terdengar lenguhan dari istriku ketika dipijat pak Manto.
“Enak apa sakit yank? Enak kok aduh aduh gitu? Atau sakit tapi enak?” Ku goda istriku yang melenguh atas pijatan pak Manto.
“Ahh… Iyaah yank sakit tapi enak ughh….” Jawab istriku sambil melenguh. Kali ini lenguhannya lebih ke arah mendesah.
“Pak Manto emang jago bikin enak mas ahh…” Lanjut istriku membuatku terkejut atas ucapannya yang menjurus ke arah nakal.
Saat sedang fokus melihat tiap sentuhan telapak tangan pak Manto pada tubuh istriku yang hanya terbungkus pakaian dalam, tiba-tiba saja “Sudah non Lina dipijatnya. Semoga enakan dan cepat pulih ya”. Hah? Pak Manto sudah selesai memijat. Tentu saja diriku merasa tanggung. Bahkan pak Manto belum melihat organ intim istriku tanpa terhalang sehelai benangpun kali ini.
“Lah sudah pak? Tanggung pak sekalian saja badan istri saya, tadi katanya pada pegal-pegal juga badannya. Sekalian seluruh tubuh aja” Ucapku mengundur waktu selesainya sesi pijat istriku oleh pak Manto.
“Ehh… Semuanya aja nih den?” Tanya pak Manto.
Hemm… Sepertinya dia merasa canggung karena adanya diriku di sini. Mungkin harus ku beri kesempatan agar dirinya berani semakin jauh dulu.
“Iya pak sekalian aja, biar enak semua badan istriku. Saya mau beli makan dulu ya pak untuk nanti malam. Nanti bapak makan di sini aja bareng kita” Ucapku memberi kesempatan pak Manto untuk hanya berduaan dengan istriku yang cantik.
Begitu keluar kamar segera ku buka aplikasi CCTVku dan ku sambungkan. Terlihat pak Manto sedang memijat bagian pinggang istriku. Disentuhnya pinggang istriku yang tidak terhalang pakaian dengan tangannya.
Saat baru ingin pergi membeli makan, tiba-tiba saja ada adegan yang menarik yang membuatku membatalkan langkahku. Ku lihat pak Manto secara jelas sedang meremas payudara istriku yang hanya terbalut bra tipis.
“Ahh… Akhirnya. Kenapa gak dari tadi aja si pak kaya gini?” Batinku dalam hati.
Ku gesekkan tanganku pada kemaluanku yang masih terbungkus celana. “Aghh… Oughh…. Terus pakk.. Sentuh istri saya pak ahh… Jamah dia pakhh…”.
Selanjutnya terlihat pak Manto semakin berani dengan mengeluarkan payudara istriku dari penutupnya hingga terlihatlah puting payudaranya yang manis dan lucu.
Tindakan yang dilakukan pak Manto terhadap istriku membuatku lupa untuk pergi membeli makan. Namun untungnya lewat tukang somay dan segera ku beli 3 porsi untukku, istriku dan pak Manto. Dengan begini berarti diriku tidak perlu pergi jauh untuk membeli makan dan tetap bisa melihat apa yang dilakukan istriku dan pak Manto di dalam kamarku saat ini.

Ahh…. Kali ini terlihat pak Manto memainkan puting payudara istriku dan istriku menggelinjang menikmatinya. Sepertinya aku harus banyak belajar dari pak Manto untuk memuaskan istriku. Atau biarkan saja pak Manto yang memuaskannya ya hehe.
“3 porsi. Yang 1 komplit, yang 2 jangan pakai pare ya pak” Ucapku pada penjual somay yang terlihat sudah bapak-bapak ini.
Kembali ku perhatikan apa yang sedang pak Manto lakukan terhadap istriku. Terlihat pak Manto masih terus meremas payudara istriku dan memainkan putingnya membuat istriku pasrah merasakan kenikmatan yang diberikan pak Manto.
Ahh… Tidak tahan rasanya diriku ingin masturbasi menikmati tontonan pak Manto dengan istriku. Apakah mungkin ini yang biasa mereka lakukan ketika tidak ada diriku? Inikah yang biasa mereka lakukan di dalam kamarku?
“Pak saya ke dalam dulu ya, mules hehe. Ini ya pak uangnya” Ucapku meninggalkan tukang somay tersebut yang sedang menyiapkan pesananku.
Sesampainya di dalam kamar mandi setelah ku lepaskan celanaku, terlihat di layar handphoneku pak Manto meloloskan celana dalam istriku. Kini kemaluannya yang indah terlihat langsung oleh pak Manto.
Dengan segera ku mainkan penisku dengan tanganku. “Ahh… Luar biasaa sekalii rasanya, terus pak Mantoo jamahhh… Istriku yang cantik itu ahh…”
Vagina dan payudara istriku menjadi bulan-bulanan kedua tangan pak Manto. Sungguh pemandangan yang erotis dan kontras melihat istriku yang cantik dan masih muda sedang mendapat kenikmatan seksual dari seorang bapak tua seperti pak Manto.
Tak kuat diriku menahan hingga Crottt…. Crott…. Crottt…. Ahhh…. Semburan spermaku terasa begitu kencang dan lebih banyak dari biasanya. Ini pasti karena diriku sangat terangsang melihat adegan pak Manto dengan istriku Lina.
Diriku baru teringat kalau tadi sedang memesan somay. Segera ku pakai celanaku kembali dan mematikan handphoneku. Saat sudah keluar terlihat sudah ada 3 bungkus somay di meja teras rumahku. Mungkin karena terlalu lama jadi ditaruhnya somay ini di meja terasku oleh bapak penjual somay tadi. Untungnya tadi uangnya sudah ku berikan terlebih dahulu.
Rasanya diriku sangat ingin melihat langsung adegan pak Manto dengan istriku, langsung dengan mata kepalaku sendiri. Tapi apakah aku siap? Bagaimana nanti respon pak Manto? Dan bagaimana respon yang harus ku keluarkan? Ahh… Bingung ku rasakan. Tapi kan memang itu yang ku inginkan, melihat secara langsung istriku dijamah pak Manto. Baiklahh…
Ku buka pintu kamarku dan terlihat pak Manto yang sedang berdiri sambil memainkan dua aset istriku yang seharusnya hanya diriku yang boleh melihatnya. Tiba-tiba saja diriku merasa panas dingin dan terangsang kembali. Biasanya setelah mengeluarkan diriku akan butuh waktu sangat lama untuk kembali terangsang, tapi kenapa ini tidak? Apa karena efek sangat bernafsu dengan adegan ini?
Belum selesai keterkejutanku melihat istriku sedang dipuaskan oleh tangan-tangan pak Manto. Diriku semakin terkejut karena ternyata sekarang pak Manto sudah tidak memakai celananya hingga kemaluannya yang besar dan sudah mengeras dapat terlihat olehku dan istriku.
“Maaf den Hendra, bapak beneran minta maaf. Bapak gak bermaksud kurang ajar ke non Lina den. Bapak mohon maaf” Terlihat pak Manto berusaha meminta maaf kepadaku yang sedang melamun karena terpana dengan pemandangan ini. Terlihat sekali dariekspresinya bahwa pak Manto sangat ketakutan dan khawatir.
Tak ku hiraukan kekhawatiran pak Manto, malah justru ku alihkan agar semua terlihat baik-baik saja. “Ohh lagi pijat payudara dan vagina ya pak? Wah bagus tu nanti semakin kenceng dan besar dong tetek istri saya hahaha, dan vaginanya juga pasti bakal lebih ngejepit habis dipijat ya pak? Yaudah dilanjut pak” Ucapku pada pak Manto.
Kembali ku duduki kursi yang ada di kamarku. Kali ini istriku bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk. Hemm… Sepertinya dia ingin memberikanku tontonan yang lebih jelas. Ahh… Sungguh nakalnya istriku saat ini membuatku sangat terangsang.
Terdengar suara bisik pak Manto kepada istriku “Ini beneran gak apa non?”. Istriku menjawabnya dengan sebuah anggukan kecil dan senyuman.
Terlihat pak Manto agak ragu untuk mendaratkan tangannya kembali ke payudara istriku yang terbuka. Hingga akhirnya tangan pak Manto kembali mendarat di payudara istriku.

Pak Manto terus meremas kedua payudara istriku. Terlihat gerakannya sangat kaku. Ku yakin pasti karena masih ada rasa khawatir darinya.
Tiba-tiba saja istriku bangkit dari ranjang kami dan menghampiriku. Ditariknya tanganku untuk duduk di tepi ranjang dan hal mengejutkan terjadi. Tiba-tiba saja istriku menurunkan celanaku beserta celana dalamku hingga penisku dapat terlihat oleh kami semua. Terlihat sangat kontras antara kemaluanku dengan penis besar pak Manto.
Ahh… Melihat istriku yang sudah menampakkan kedua aset intimnya di hadapanku dan pak Manto dalam keadaan kemaluan kami sudah lepas sangkar membuatku semakin terangsang.
“Mass… Ini boleh kan pak Manto pijat payudara dan vaginaku? Hihi” Ucap istriku sambil sedikit memainkan penisku. Mungkin maksud Lina melakukan ini agar pak Manto tidak khawatir lagi dan dapat lebih relaks untuk memuaskan istriku.
“Aghh… Iya yank boleh kok, kan bagus juga buat tubuh kamu nantinya ahh…” Jawabku diiringi desahan karena tidak tahan atas permainan tangan istriku pada kemaluanku.
“Iya yank, tapi boleh gak kalau pak Manto dapat lebih dari pada sekedar memijat aku? Aku sange mas cupp…” Ucap istriku nakal sambil mengecup kepala penisku. Ahh…. Sungguh tidak tahan rasanya. Rangsangan atas kenakalan istriku benar-benar berhasil membuatku sampai di puncak nafsu.
Kini istriku mengocok kemaluanku yang sudah kembali mengeras. “Aghh…. Iya yank oughh… Enak yank terus aghh…” Racauku atas perbuatan istriku.
“Gimana yank? Boleh gak?” Tanya istriku kembali.
“Ahh… Iya yank boleh kal.. Oughh…. Kalo kamu mau” Ucapku mengizinkan. Karena memang di satu sisi itulah yang ku mau.
Setelah mendapat jawaban yang diinginkannya, kini istriku melahap kemaluanku. Bayangan betapa cantiknya istriku dipadukan dengan kenakalannya melahap kemaluan laki-laki membuatku sangat terangsang.

“Sudah ya mas aku lanjut lagi dulu hihi” Ucap istriku tiba-tiba melepas kulumannya dari penisku. Ahh… Kenapa tidak dituntaskan dulu wahai istriku? Kini diriku merasa menggantung, maka ku putuskan untuk melanjutkannya dengan mengocok penisku dengan pemandangan erotis istriku dan pak Manto.
Kini istriku mengajak pak Manto melanjutkan aktifitas mereka dan istriku kini melepaskan bra tipis yang digunakannya hingga tubuh indah istriku benar-benar polos tanpa penutup sehelaipun.
Dengan segera pak Manto kembali menjamah payudara indah istriku yang sudah terbuka sepenuhnya.
“Ehmm…. Akhh…. Iya Pak geli pak enak ahh….” Lenguhan dan desahan istriku terdengar menambah rangsangan pada diriku.
“Ehh ya ampun lupa ada den Hendra. Maaf ya den, bapak mohon izin hehe” Ucap pak Manto yang menghentikan permainannya sesaat. Terlihat kali ini pak Manto lebih relaks walau belum sepenuhnya.
“Hehemm… Iya pak dilanjut aja” Jawabku singkat.
Setelah mendapat izin dariku, tiba-tiba saja dilahapnya payudara indah istriku oleh pak Manto.

“Pakk tetek akuhh… Akhh…. Emhh…. Masih berm.. Berminyak pak uhh… Akhh….” Desahan istriku terus keluar menerima permainan mulut pak Manto pada payudaranya. Tentunya pemandangan ini membuatku semakin terangsang. Akhirnya dapat ku saksikan secara langsung pak Manto melahap payudara indah Lina.
Kini fokusku hanya tertuju pada kemaluanku dan permainan panas mereka. Terlihat pak Manto dengan nafsunya menciumi tubuh dan memainkan payudara istriku. Hingga pak Manto bergerak semakin turun dan mendaratkan mulutnya di kemaluan istriku.
“Akhh…. Ehmmphhmmm…… Ahh….” Istriku terus meracau dengan desahan menerima sapuan lidah pak Manto pada kelaminnya. Tubuhnya pun ikut menggelinjang menerima terpaan rangsangan oleh pak Manto.

“Emmhhh…… Akhh… Iya Pak enak ahh… Terus pak oughh…. Enakkhh….” Ucap istriku di tengah-tengah rasa nikmat yang dia rasakan. Sepertinya diriku memang harus banyak belajar dari pak Manto bagaimana cara untuk memuaskan wanita. Karena biasanya diriku dan istriku memang hanya sedikit pemanasan dan langsung bersetubuh.
Sepertinya diriku sudah sangat tidak tahan dengan rangsangan yang ada berupa pemandangan luar biasa ini. Hingga akhirnya, Crottt… Crottttt…. Aghhh… Ku keluarkan sisa-sisa spermaku hingga ada yang mengenai wajah cantik istriku.
Diriku merasa lelah dan sudah habis tenagaku karena sudah 2x mengeluarkan cairan spermaku. Ku rebahkan tubuhku di ranjang tepat di atas kepala istriku.
__________
Hoamm…. Diriku terbangun dari tidur yang ku rasa sangat singkat ini. Ku lihat istriku tertidur di atas ranjang kami masih dalam keadaan tanpa busana. Terlihat juga terdapat bercak putih di tubuh istriku. Tunggu dulu, tadi kan saat ku keluarkan cairan spermaku mengenainya ke wajah istriku, apa itu milik pak Manto ya?
Ku bangunkan istriku. “Yank.. Sayang…. Mandi dulu sana. Sayangg… Yankk….”. Terlihat istriku mulai membuka matanya dan tersenyum padaku.
Kini diriku yang tidak memakai bawahan dan istriku yang polos tanpa busana melangkah ke kamar mandi. Begitu keluar kamar terlihat pak Manto baru selesai mandi.
“Wihh… Pak Manto sudah mandi duluan aja, seger ni” Ucapku basa-basi.
“Hehe iya den sudah segar lagi” Ucap pak Manto.
Aku dan istriku pun mandi bersama. Tidak ada persetubuhan di mandi kami ini karena memang sudah sama-sama lelah dan sama-sama puas.
Saat sedang duduk bertiga di ruang tengah, kami sedikit berbincang tentang kejadian tadi hingga terlihat tidak ada lagi rasa khawatir pada wajah pak Manto.
“Pak Manto nanti kalo sange minta tolong ke istriku aja pak hahaha” Ucapku pada pak Manto.
“Wahh… Siap itu mah den. Senang bukan main bapak bisa lihat dan sentuh-sentuh tubuh seksi non Lina yang cantik hehe” Ucap pak Manto yang tatapannya tidak lepas sedikitpun dari istriku.

Tak ku sangka kegilaan ini sungguh terealisasi dan semua berakhir senang. “Bagaimana ya jika sampai pak Surip menjamah tubuh istriku juga seperti pak Manto menjamah istriku?” Tiba-tiba saja terpikirkan dalam benakku.
~Tamat