Hendra Putra Pratama – Ep 10
Cerita Seks Bersambung Terbaru
Pagi ini tiba-tiba saja diriku terbangun. Tunggu dulu, sepertinya ini terlalu pagi untuk dikatakan pagi. Begitu ku lihat ternyata masih jam 3 pagi. Rasa haus yang ku rasakan karena lupa minum air semalam membuatku terbangun.
Ku ambil segelas besar air untuk menghilangkan dahagaku. Ingin melanjutkan tidur tetapi sudah hampir memasuki waktu subuh. Ku putuskan untuk melihat-lihat kembali hasil rekaman CCTV istriku dan pak Manto yang tentunya dapat membangkitkan nafsuku. Mumpung istriku masih tertidur hehe.
Ku putuskan untuk melihatnya di ruang tengah agar sedikit lebih aman. Terlihat semua adegan panas istriku yang membangkitkan nafsuku sudah rapih ku simpan dan ku potong untuk setiap bagian panasnya. Saat terlihat kemaluan pak Manto seketika diriku memikirkan bagaimana kalau sampai kemaluan sebesar itu memasuki liang senggama istriku yang cantik.
“Sepagi ini sudah ngurus kerjaan lagi mas? Kan sekarang hari minggu” Suara Lina yang mengagetkanku.
Diriku menjawab dengan gelagapan khawatir Lina tau apa yang sedang ku lakukan “Ehh iya yank anu. Ini sudah selesai kok” Jawabku sambil secara acak membuka file data pekerjaanku yang sebenarnya sudah tidak terpakai.
Istriku mengeluh badannya sakit dan pegal. Walau sebenarnya diriku tidak tau cara mengurut dan memijat yang benar, sebagai tanda sayangku padanya ku tawarkan diri untuk memijatnya. Pijatan yang ku berikan tidak berlangsung lama karena istriku ingin berbelanja sayur. Dan setelah siap dirinya segera berangkat ke tukang sayur.
Huhh… Untung saja tidak sampai ketahuan. Ku putuskan untuk kembali melihat video-video istriku dan pak Manto. Kali ini aku pindah ke dalam kamar agar lebih aman kembali tentunya. Huhh… Ingin sekali ku lihat semua video ini sambil memainkan kemaluanku, namun khawatir Lina sudah kembali. Alhasil diriku hanya sedikit meraba dan menekan-nekan kemaluanku dari balik celana yang ku gunakan sambil tetap memperhatikan video yang ada.
“Huhh…. Lina Lina, dibalik kealimanmu yang ku kenal di awal ternyata tersimpan kebinalan yang luar biasa yang bahkan kau bagi dengan seorang pria tua pembantumu sendiri” Ucapku dalam hati.
“Assalamu’alaikum mas, aku pulang” Ucap salam Lina memasuki rumah.
“Wa’alaikumsalam iya sayang” Jawabku dari dalam kamar.
“Uhh… Rajinnya suamiku hihi. Yaudah aku lanjut bersih-bersih rumah dulu ya mas” Ucap istriku.
“Iya sayang” Jawabku singkat.
Kembali ku lihat video yang kali ini menampilkan istriku sedang membuka handuknya di hadapan pak Manto yang sedang masturbasi hingga terlihat tubuh indahnya yang hanya tertutupi oleh pakaian dalam.
Ughh… Luar biasa sekali melihat bagaimana kontrasnya istriku yang cantik sedang memamerkan tubuh indahnya di hadapan pria tua seperti Pak Manto.
Ku lihat semua video yang ada hingga selesai. Ahh melihat semua video itu membuatku semakin bernafsu tanpa adanya penuntasan. Ku putuskan untuk mandi pagi saja lah sekalian nanti di kamar mandi ku mainkan kemaluanku.
Saat sudah keluar kamar ku lihat istriku Lina sedang membersihkan hiasan di meja TV. Diriku terkejut, ku lihat Lina sedang memegang CCTV yang ku gunakan untuk memantau aktifitas mesumnya bersama pak Manto. Astaga, aku ketahuan.
“Ee… Itu CCTV yang kamu pegang sudah rusak yank. Emm… Iya sudah lama tidak digunakan” Jawabku asal menjawab karena khawatir.
“Ee… Iya mas, tadi habis aku elapin aja. Karena sudah tidak terpakai aku buang saja ya mas” Ucap istriku.
Haduhh… Bisa gawat kalau sampai dia buang. Hilang uangku sia-sia dan hilang juga pantauanku atas adegan panas istriku dan pak Manto.
“Ehh… Gak usah yank. Biarin jadi pajangan aja” Jawabku seadanya.
Hatiku menjadi lega ketika ku lihat Lina meletakan kembali CCTV tersebut pada tempatnya. Namun aku khawatir rasa curiga ada pada hatinya. Yasudahlah, kembali ke niat awalku yaitu mandi. Ku lanjutkan langkahku ke kamar mandi.
Karena hasrat nafsu yang sedang membara setelah melihat video istriku, ku putuskan untuk masturbasi terlebih dahulu. Ku andalkan ingatanku untuk mengingat bagaimana kejadian-kejadian dalam video itu. Sayang sekali aku lupa membawa handphoneku.
“Ahh…. Aghh…. Kenapa Pak Manto tidak langsung jamah saja istriku uhh…” Racauku sambil masturbasi.
Setelah 5 menit masturbasi akhirnya ku lepaskan semua spermaku membasahi lantai kamar mandi. Crott… Crott… Ahh…. Barulah setelah itu ku bersihkan tubuhku.
Saat diriku baru masuk ke dalam kamar tiba-tiba saja istriku meminta maaf dan menangis. Tentu hal ini membuatku terkejut. Kenapa dia menangis dan meminta maaf?
Setelah ku lihat layar laptopku yang menyala diriku baru sadar kenapa istriku meminta maaf sampai menangis kepadaku.
“Sayang, maafin mas sudah nyembunyiin ini dari kamu, maafin mas juga tadi berbohong soal CCTV. Mas tau, kita tau apa yang kamu lakukan sama Pak Manto itu salah. Tapi mas sayang sama kamu, mas cinta sama kamu. Mas gak akan ninggalin kamu atau minta pisah dari kamu. Bahkan sebenarnya..” Diriku bingung harus melanjutkan perkataanku atau tidak, karena ini pasti sesuatu yang tidak normal bagi Lina.
Tapi ya sudahlah, karena semua sudah terlanjur ketahuan, ku beri tau saja ke Lina semua yang sesungguhnya. “Sebenarnya mas suka lihat kamu mesum sama pak Manto” Ucapku jujur pada Lina.
Terlihat Lina terkejut atas kejujuranku, dan dari sikapnya terlihat ada sedikit rasa marah dan kecewa. “Hahh…??? Mas sangat marah sama aku? Sampai-sampai aku berbuat mesum sama pak Manto mas malah suka dan bukannya cemburu?”.
“Eng..engga bukan begitu sayang. Jujur pas pertama tau dan liat mas cemburu banget tapi anehnya lama-kelamaan dari rasa cemburu itu mas malah jadi terangsang. Mas tau ini aneh, tapi memang itu yang mas rasakan. Bukan karna mas marah sama kamu atau karna mas selingkuh, tapi karna mas ngerasa lebih terangsang aja begitu liat kamu sama pak Manto mesum-mesuman. Apalagi di lanjutan videonya keliatan begitu keluar kamar pak Manto sudah pakai baju dan langsung pergi justru malah kamu yang telanjang tanpa pakaian sama sekali. Dari situ aku pikir kamu sama-sama telanjang sama pak Manto, mikirin itu aku malah makin terangsang” Ucapku pada Lina menjelaskan.
Ku peluk istriku dan berkata “Sayang maaf ya. Aku sayang sama kamu, aku cinta”.
Lina pun juga meminta maaf padaku. Setelah konflik singkat tadi sepertinya kami langsung kembali berbaikan.
Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas dalam kepalaku. “Sayang, aku punya ide. Kamu kan tadi katanya pegal-pegal badan kamu. Gimana kalo kamu diurut pria lain aja?”.
“Diurut pria lain siapa? Aku pasti ada rasa canggung” Jawab istriku.
“Emm… Yaudah diurut pak Manto aja yang, dia bisa kok ngurut. Dulu aku sering setelah sepedahan dia urut. Kalo sama pak Manto pasti gak canggung dong, kan sudah pernah bugil bareng hehehe” Ucapku sambil mengangkat kedua alisku.
“Ihh…” Sebuah cubitan mendarat di pinggangku.
“Tapi ayang beneran gak marah?” Tanyanya seperti khawatir.
“Engga sayang. Aku ikhlas. Malah aku seneng dan makin sange jadinya” Ucapku.
“Ya sudah yang kalau memang itu mau kamu. Mau kapan?” Jawab istriku menurutiku. Ada sebuah perasaan senang mengetahui bahwa istriku akan kembali memamerkan tubuhnya di hadapan pak Manto, bahkan kali ini pak Manto akan menyentuh tubuh putih mulus dan lembut istriku yang cantik.
“Hari ini aja yank, kan kamu pegal-pegalnya sekarang. Makin cepat makin baik hehe” Ucapku padanya dan Lina pun menyetujuinya.
Segera ku hubungi pak Manto. “Halo pak Manto. Pak, saya mau minta tolong urutin badan ya pak. Pak Manto bisa kan ke sini?”. Sengaja tak ku beri tau pak Manto kalau yang akan dia urut adalah tubuh istriku agar menjadi sebuah kejutan. Bagaimana ya kira-kira ekspresinya nanti, dan apa ya yang akan terjadi?
“Ohh. Iya den Hendra siap. Tapi saya ke sananya nanti ya setelah selesai bantu bapak mindah-mindahin barang. Soalnya bapak baru beli meja baru, jadi ada yang perlu ditata ulang” Jawab pak Manto.
“Oke pak Manto, kalo sudah selesai langsung ke sini aja pak” Ucapku pada pak Manto.
“Siap den Hendra” Jawab pak Manto menyelesaikan telpon kami.
“Sayang. Nanti kamu pakai baju yang seksi ya” Ucapku pada istriku. Dan sepertinya istriku langsung tau maksudku.
Terlihat istriku mengganti pakaiannya dengan lingerie yang membuat penampilannya semakin menggairahkan.