
Cerita Seks Portraiture My Erogenous Zone – Ep 36 – Young Jay P.P + L.V + I.A
Cerita Seks Orgy Malaysia


“Kak Pola! Kakak ingin melakukan hal-hal yang aneh lagi, bukan?!” bentak anes kepada kakaknya tersebut.
“Apa? Gue juga mau bilang hal yang sama ke lu, nes…!” balasnya santai menanggapi protes yang dilakukan oleh ines kepadanya.
“Haaaaah… Mereka lagi…” jay yang setiap hari menghela nafas ketika kedua kakaknya itu mulai bertengkar lagi satu sama lain dihadapannya ketika sedang berada didalam kamar mandi. Ines yang baru pulang dari kegiatan kampusnya sedangkan pola sedang mencoba mengenakan bikini untuk sesi pemotretannya yang akan datang.

[Setelah masalah yang baru-baru ini terselesaikan ketika kak pola ingin pindah, jay akhirnya bisa menjalani hidup normal bersama dengan ketiga kakak iparnya tersebut. Jay menyadari ada beberapa hal yang berubah menjadi sedikit lebih sulit…]
Suatu hari ketika mereka sedang berlibur dan tidak memiliki kegiatan diluar rumah, jay mengumpulkan ketiga kakak iparnya dalam satu ruangan untuk berdiskusi…
“Apa kita semua setuju dengan aturan ini? Gak ada yang keberatan kan?” jay memberikan lembar daftar “piket”nya masing-masing kepada ketiga kakak iparnya.
[Daftar Rotasi Jay : Ines (Senin & Kamis), Pola (Selasa & Jumat), Vita (Rabu + Sabtu), Istirahat (Minggu) *Poin penting : 1. Seks hanya diperbolehkan hingga 3x seminggu. 2. Tembak dalam tanpa menggunakan kondom tidak diperbolehkan. 3. Melanggar peraturan diatas akan dikenakan sanksi hukuman berat.]
“Yes, dan itulah kenapa… untuk berterima kasih kepada jay untuk kerja kerasnya selama ini. Aku bisa membantunya menggosok punggungnya ketika mandi (dan juga aroma tubuhku…)” balas ines yang mendapat giliran pertama tanpa ada yang bisa mengganggunya lagi karena jadwalnya bertepatan dengan hari dimana dia bisa dengan bebas berduaan dengan jay kemudian ines menarik lengan jay untuk masuk kedalam kamar mandi.
“Lalu kenapa kakak memakai pakaian seperti itu…?”
“Itu karena ini yang jay suka… Jay kan sebentar lagi lulus SMA, pasti kangen dengan seragam gadis-gadis SMA bukan…” jawab ines tersipu sambil mencoba seragam sekolah miliknya dulu yang masih tersimpan rapi setelah beberapa tahun lulus. Memang dari segi umur mereka berempat hanya terpaut tidak sampai 5 tahun, jadi ines masih terbilang daun muda untuk saat ini.
“EHHH!?” jay terkejut dengan pengakuan kakaknya yang mengambil keputusan sendiri seakan tahu keinginan pribadinya.
“Oke sekarang gue… Gue juga sebenarnya juga lagi pingin mandi, gak ada alasan lain… Minggir… Minggir…!” ucap pola kemudian menyerobot masuk untuk mandi karena showernya tepat berada disamping bathtub yang dipakai jay dan ines.
“L~lalu kenapa memakai bikini?”

“Kan gue coba pake buat keperluan kerja, lu gak tahu kakak jadi model apaan?” balas pola dengan ketusnya kepada jay.
“OH GITU…!!!” ines menatap kakaknya itu tajam seperti mengetahui niat terselubung sang kakak yang terlihat berusaha mengganggu waktu mereka berdua itu.
“YA… KENAPA?” pola tak kalah menatapnya galak untuk mengintimidasinya.
“Aaaaaaaaaaaaah!!” tiba-tiba jay diserang oleh mereka berdua. Masing-masing memegang spons mandi dan kemudian menggosok tubuh jay sambil menempelkan tubuh masing-masing.
“Sini, aku akan menggosokmu dengan baik…” ines menggosok tubuh sebelah kiri jay.
“Dan gue yang gosok semua (hasrat) yang kotor lu disini…” balas pola menggosok sebelah kanan tubuh dan juga selangkangan jay.
“T~tunggu…! I~ituuu…” jay merasa aneh ketika kedua kakaknya menggosok tubuhnya bersamaan.
“Ada apa? Kenapa bikin suara nakal seperti itu… Hmmm…?” lanjut pola membisik pada telinga jay.
“Itu… Itu karena…”
“Ayolah jay, kalo lu gak mindahin tangan lu itu… Gue gak bisa gosok bagian terpenting punya lu dengan benar…” pola mengincar selangkangan jay dengan menggunakan spons yang dia pegang.
“AAAAAAAAAHHH… STOP…!”
“Haaa… Haaa… Haaa…” jay mendesah dengan lengannya semakin terhimpit oleh kedua payudara kakaknya yang berusaha menarik perhatiannya.
“Tunggu kak pola… Apa kakak gak terlalu dekat? Jauhan dikit…” ines kembali aktif mode protektifnya mencoba mendorongnya melihat kakaknya mencoba menggoda jay dihadapannya persis.
“T~tunggu kak… Haaa… Haaa…”
“Jangan kasar deh, nes! Gue cuma berniat menggosok tubuhnya doang, itu bukan salah gue kalo pikiran lu aja yang cemburuan…”
“Oke, kalo gitu aku gak perlu pake spons ini lagi…” ines membuang spons yang dipegangnya dan mengangkat kaus olahraga yang dikenakannya hingga payudaranya terlihat dan mulai menggosokkannya pada punggung jay.
“Yah gue juga… Ini menghemat waktu gue buat ngegosok tubuh gue sendiri kalo begini…” sahut pola juga menggunakan tubuhnya untuk menggosok tubuh bagian depan jay.
“Dan juga… Cairan ini bisa ngebantu bikin licin loh…” ines menuangkan cairan bening yang biasa digunakan untuk minyak pijat meski warnanya seperti sabun yang mereka pakai sebelumnya.
“Tunggu kak… itu bukannya…” jay terkejut ines menuangkan cairan itu pada tubuhnya dan seketika karena gosokan tubuh pola didepannya perlahan tubuh mereka menjadi mengkilat dan licin.
“Hmmm? Lihat… Sepertinya adik lu yang dibawah udah jadi keras banget jay… Dasar mesum yah…! Gue bakal gosokin semua bagian tubuh lu dan juga kita bakal buat lu bersih setelahnya.” pola menggodanya dengan menggesekkan perutnya pada kontol jay yang mulai mengeras.
“S~stooooooop… J~jangan disana… Aku… kel…” jay tidak tahan dengan perlakuan kedua kakaknya dengan menjilati telinga dan juga pipinya bersamaan.
“Aaaaahhh!”
Crrrrooootttttt… Crrrrooootttttt…
“Eh jay!? Kok!?” kedua kakaknya terkejut jay ejakulasi diatas perut pola.

“Dasar… Sepertinya lu bikin tubuh lu sendiri lebih kotor daripada sebelumnya… Gue rasa gue harus ngebersihinnya sekali lagi deh…” ucap pola santai ketika jay menumpahkan spermanya diatas perut kakaknya sendiri kemudian dia berjongkok dan menggunakan payudaranya menjepit kontol jay dan menggesekkannya.
“Eh! Itu curang kak!” ines merasa dipecundangi sekali lagi oleh kakaknya itu.
“Tunggu kak… Jangan… baru aja keluar…” jay mendesah dengan permainan kakaknya.
“Apa yang lu bilang nes? Gue cuma ngebersihin dia aja kok… Fufufu… Selain itu… Lu cuma cemburu kan, lu gak bisa ngelakuin ini dengan toket lu yang kecil…”
“APA!?” ines terkejut dengan serangan mendadak pola yang membahas perbandingan ukuran tubuh mereka.
“Itu sepertinya masih ada sisa sperma yang belum keluar diujung sini… Mmmm… Sluuurrppp…” pola menyedot kepala kontol jay dan menjilati lubangnya yang terlihat ada sisa sperma yang menempel.
“Kaaaak… Jangan disedot lubangnyaaaaa…!”
“BAIKLAH… KALAU BEGITU, AKU JUGA AKAN MEMBASUH JAY DIBELAKANG SINI…” ines meraba pantat jay
“Kak ines…? Itu… Kakak gak perlu membersihkan itu…” jay merasakan jari ines masuk kedalam lubang anusnya.
“Tidak masuk akal, ini juga penting kamu harus membersihkan lubang ini untuk tetap bersih dan juga bagian dalamnya. Fufufufu… bagian dalam anusmu ini hangat juga, jay…” ines menggila untuk mengerjai jay bersama ketika melihat pola mulai aktif dengan permainannya.
“Jangan…! Jangan gerakin jari kakak didalam sana…! Aaaah…”
“Dasar lu anak nakal… Lu udah ngaceng lagi aja… Apa yang harus gue lakuin selanjutnya dengan lu, jay?” pola berhasil merangsang jay dan mulai menghisap kontolnya yang berdiri tegak itu.
“P~please… stop…!”
“Lihat jay, aku bisa masukin dua jariku didalam sini!”
“Hmph… Adik lu ini mulai mengeras dari sebelumnya…”
“Ah… Apa ini keras jay? Apa disini prostat kamu berada? Disini…” ines memutar kedua jarinya didalam lubang anus jay.
“AAAAAAAAAHH…! AAAAHHH!!!”
Croooottt… Croooottt…
Karena permainan ines hingga membuat jay kembali ejakulasi dan menembakkan sisa spermanya tepat pada wajah pola yang sedang memberinya titjob.
“Mwhhhhhaaaaaa…!?” pola cukup kaget karena matanya hampir terkena semprotan sperma milik jay.
“Jay… Lu ngebuat kita berdua kotor lagi… Dasar anak nakal… Emang bener lu harus diajarin disiplin biar gak nakal…!” pola menjilat jari-jarinya yang dipakai untuk menyeka sperma jay dari wajahnya.

“Sekarang giliran aku… Aku mau jay untuk mengotoriku juga… Ok?” balas ines yang memeluk jay dari belakang
“Enggak… E~enggak sekarang kak… Aku… aku udah… gak sanggup…”
“Hei! Nes, anak ini sudah ngotorin gue dua kali yah… Gue harus memberinya pelajaran untuk itu hari ini juga…” pola mengajak ines kembali bertengkar.
“Hah? Apa kakak bilang? Bagaimana bisa kakak bilang begitu setelah memanfaatkannya untuk kepentingan kakak sendiri. Ini bagianku sekarang untuk mendapat spermanya berikutnya!”
“Apa maksud lu? Lu sendiri yang selalu berusaha menikmati tubuh jay untuk diri lu sendiri kan…”
“Kak pola yang selalu mencoba menggodanya untuk berselingkuh dibelakangku kan?”
“B~boleh aku keluar sekarang…?” jay bosan mendengar kedua kakaknya bertengkar memperebutkan dirinya itu.
“JAY!! JAAY!!” kedua kakaknya memanggilnya dan jay menoleh kearah mereka.

“CEPAT! MASUKIN KONTOL LU KEDALAM MEMEK GUE…! AHH… JANGAN JAMBAK RAMBUT GUE, NESSSSSS!!”
“ENGGAK! DIDALAM AKU! MASUKIN DIDALAM VAGINA AKU!!”
[Pertengkaran antara kakak beradik mulai memanas sementara ini. Ines membuka celana renangnya dan pola menyibak bikininya. Kedua gadis itu saling menindih satu sama lain dan memeknya saling menempel menginginkan kontol jay bersamaan.]
“(Wah… Baru kali ini lihat pemandangan hot seperti ini…!) Meski kakak bilang begitu…” jay mulai terangsang kembali melihat kedua memek kakaknya. Dirinya kebingungan harus memilih lubang yang mana.
“(Ini sangat berbahaya… Aku mungkin gak akan tahan lebih lama jika mereka berdua tetap menyerangku bersama-sama seperti ini.) K~kalau begitu… Kak pola…”
“YES! Cepet jay masukin dan gue akan maafin lu…” pola senang jay memilihnya pertama dan berdiri dibelakangnya.
“ENGGAAAAAAAAK! JAY, KAMU TUKANG SELINGKUH!” ines yang tidak berdaya ditindih pola hanya bisa berteriak mendengar keputusan jay.
“Eh…? Tunggu… Itu… Itu lubang yang salah…! Jay!!!” pola merasakan jay memegang pantatnya dan memasukkan kepala kontolnya pada lubang anusnya.
“(Jadi… Dalam keadaan begini… Aku hanya tinggal mengurus mereka berdua sekaligus…)”
“Hngggg… Hnnnn!!” jay mempenetrasi lubang anus pola pertama kalinya yang cukup kesulitan karena sempitnya.
“Haaaa… HYAAAAAH!! JAAAAAAAYYYY!!!” pola menjerit pertama kali dianal oleh adiknya itu.
“Uuuhh… Ini… Lubang kakak rapetnya…!”
“B~bodoh!! Jay bodoh…! Siapa yang bilang lu bisa… masukin disana! Nhaaaaah…”
“Bagus jay! Ini seperti kalimat lama “Wanita yang kuat, titik kelemahannya adalah anal”! Kalau begitu sekarang, ayo kita kerja sama mengerjai kak pola untuk merasakan kenikmatan yang lebih tinggi lagi…” ines menggoda kakaknya dengan mencubit kedua putingnya kemudian setelahnya satu tangannya mengincar memeknya.
“Stop! Jangan nes…! Ahhh! Shit…! Jangan… G~gak adil… Jangan…! KALIAN… KALIAN BERDUA… GUE GAK AKAN MAAFIN KALIAN UNTUK INI… KALIAN AKAN MEMBAYARNYA…!” pola mendesah dan meronta ketika kedua adiknya itu mengerjai tubuhnya sekaligus.
“Setelah itu, nantinya semakin cepat kak pola keluar, semakin banyak waktu yang bisa jay dan aku habiskan bersama-sama… Hahaha…” ines tertawa mengerjai kakaknya sendiri.
“Aaaaaaaaawwwwh… Kaaaaaak… Pola… Kakak terlalu tegang…! Penisku… Kakak meremasnya didalam sana…! Kakak… harus rileks… atur nafas pelan dan dalam…”
“Hiiii… Aaahhhh… Haaaaaaa… Gue… Gue tahu… Haaa…” pola mencoba rileks seperti perkataan jay.
“Bagus kak… Itu mulai melonggar sedikit…”
“Haaaa… Mhaaaa… Haaa… Haaaah…”
Jay menarik tubuh pola dan membiarkannya duduk diatas pangkuannya tanpa melepas kontolnya dari dalam anus dan meremas payudara kanan kakaknya bersamaan.
“Itu… Masuk… lebih dalam…! Haaa… Aaah… Gue… gue bisa ngerasainnya… dalem banget masuknya…”
“Gak adil yah… Kalian berdua enak-enakan sendiri… Cepet keluar kak… biar setelah ini aku bisa mendapat giliranku!” ines yang memasang wajah cemburu kemudian memasukkan jarinya dan mengocok memek kakaknya dengan sekuat tenaga.
“H~hei…! Stop, nes…! Hyaaaah…”
Beberapa saat kemudian, jay mulai merasakan panas pada kontolnya.
“Aah… Aku keluaaaaaaar!!”
Crrrtt… Crrrtt… Crrrtt…
“Aaaah… Haaa… Haaa… Uaaah… Hyaaaaah…” pola merasakan pertama kalinya didalam anusnya ditembak oleh sperma sang adik.
“Hehehe… Lihat sepertinya kak pola sudah selesai… Sekarang ini giliranku, jay…” senyum ines mengembang melihat kakaknya juga orgasme dengan melihat tangannya yang basah oleh cairan pelumas milik kakaknya.
Sementara pola ditinggalkan berbaring pada bathtube, ines dan jay bercinta tanpa memperdulikan kakaknya yang kelelahan.
“Ahh… Ahh… Ahh… Haaa… Nnnh… Enaaak…! Enak banget jay! Iyah! Seperti itu! Terusss…!” ines menikmati genjotan jay dengan menungging menempel pada dinding kamar mandinya.
“Jay… Teruss… Lebih kencang…!”
“T~tapi… kak… meski aku sudah keluar berulang kali…”
Plakkk…Plakkk…Plakkk…Plakkk…Plakkk…
Plakkk…Plakkk…Plakkk…Plakkk…Plakkk…
“Yaaaah! Suara yang dihasilkan benturan tubuh kita… Menakjubkan… Suaranya terdengar mesum banget… Kamu mulai pinter yah… Haaa… Haaa…”
“L~lagi kak… Aku mau keluar…!”
“Iyah! Keluarin didalam kakak…! Isi rahim kakak dengan sperma kamu jay!”
Jay menolak ketika akan menembakkan spermanya dan menarik keluar kontolnya dan membuang semua sperma yang tersisa diatas pantat ines.
“Mhaaaaaaa! Ngghhhhhh!”
Crrrrttttt… Crrrrttttt… Crrrrttttt…
“Haaa… Ahhh… Hangatnya… Eh… Didalam… Didalam vaginaku… Kakak mau kamu keluarin didalam kakak…” ines berusaha menarik jay dan membuatnya kembali mempenetrasinya.
“Srekkk… Hyaaaaaaa!” ines yang berpindah bersandar pada pintu kamar mandi kemudian terjatuh bersama jay karena ada seseorang yang membuka pintu itu dari luar.
“A… aduuuuuuuhh…”
“T~tunggu… Apa…?” ines melihat sesosok yang berdiri dihadapannya.
“Kak… Vita…” jay dan ines memanggilnya bersamaan.
“Peraturan no.3 dari pembagian jatah waktu jay, Berhubungan seksual dengan jay selama periode waktu yang dilarang akan berujung pada sanksi satu minggu untuk dilarang melakukan aktivitas seks dengan jay dan bagi pihak yang melanggar berdasarkan urutan pembagian waktu sebelum jatah harian mereka, jadwal yang tersisa akan dipindahkan kepada kakaknya yang belum memakai kesempatannya sama sekali.” vita dengan tegas berusaha menghukum adik-adiknya yang mencoba melanggar aturan yang mereka sepakati bersama sebelumnya.
“Jadi kakak rasa bahwa kakak akan mendapat jatah bersama dengan jay untuk kakak sendiri selama seminggu penuh…” vita tersenyum menarik jay keluar dari kamar mandi dan membawanya kedalam kamar pribadinya.
“Aaaaah… tapi kak…! Please kak… Tunggu…!” ines dan pola yang tertunduk lesu sambil berlutut berusaha menahan vita yang membawa jay pergi dari hadapan mereka.

“Ayo kekamar kakak, jay. Kakak sudah menyelesaikan semua pekerjaan kakak, jadi kita berdua bisa bermain bersama sepanjang malam nanti…” vita sambil menguncir rambutnya dan menoleh kearah kedua adiknya yang tidak berdaya melawannya karena terbukti sudah melanggar aturan yang baru saja mereka sepakati bersama.
“Enggak… Aku… bisa mati kak…!” jay berusaha menolak kakak ipar tertuanya itu ketika menariknya secara paksa kedalam kamarnya.
“KAK VITAAA!! MAAFIN KITAAAA!! KAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKK…!!!!” ines dan pola berteriak meminta maaf akan tetapi tanpa dihiraukan oleh vita sama sekali dan meninggalkan mereka didalam kamar mandi.
bersambung