Celine : Seks dan Kehidupan (Season 2) – Ep 8 – Kehidupan Selanjutnya

Author Avatar

RajaBokeps

Joined: Mar 2025
Bagikan Video Bokep Ini

Bokep Cerita Seks Sedarah

Aku merasa bersalah sekaligus senang. Papah dan Mamah bercerai, kemudian Papah menikahiku secara sah. Aku bisa memiliki Papah dan Sydney seutuhnya. Sejak saat itu Mamah sangat membenciku. Aku tidak terlalu memikirkannya, yang aku pikirkan hanyalah bisa bersatu kembali dengan Sydney.

Setelah lulus kuliah, aku diminta Papah untuk menjadi pimpinan di pabrik konveksinya, sedangkan Papah mengurus pabrik konveksinya di kota lain. Dia pulang ke rumah hanya dua-tiga bulan sekali. Aku pun tidak setiap hari ke pabrik karena sistem dan manajemen di sana sudah berjalan sebagaimana mestinya. Sehari-hari aku di rumah mengurus Sydney, sambil sesekali dibantu oleh ART yang ke rumah seminggu tiga kali untuk mencuci baju dan bersih-bersih rumah.

Hasrat seksualku tetap tinggi meskipun sehari-hari sudah lelah mengurus Sydney dan rumah. Ditambah Papah, yang sekarang sudah menjadi suamiku, hanya pulang beberapa bulan sekali. Mau tidak mau aku hanya bisa menggunakan dildo dan alat bantu seks lainnya untuk memuaskan nafsu seksualku. Hingga pada suatu hari…

Spoiler: Ilustrasi Celine

Me119Q7W T
Me119Q7U T
Me119Q7T T

*Tok tok tok* [suara ketukan pintu]

Siapa sih yang dateng malem-malem gini?” kataku yang sedang menyusui Sydney. Setelah mengenakan cardigan untuk menutupi dasterku dan menidurkan Sydney di kasur, aku membukakan pintu.

Apa kabar, Cel?” kata seseorang di depan pintu.

Kak Doni?! Ngapain ke sini? Malem-malem lagi” kataku kaget. Aku mempersilahkan dia masuk dan duduk di ruang tamu.

Mau minum apa?

Gausah repot-repot, Cel

Ada keperluan apa malem-malem begini?” tanyaku sambil duduk di sofa.

Kak Doni bercerita setelah lulus dia akhirnya bertemu dengan Papah. Kemudian, dia ditawari pekerjaan di pabrik konveksinya untuk menjadi orang kepercayaannya di pabrik. Kak Doni juga tahu kalau aku dan Papah sudah menikah, namun Kak Doni pura-pura tidak mengenalku sejauh itu, hanya mengaku sering melihatku di kampus.

…terus mulai besok aku disuruh buat ngurus pabrik yang di sini bantuin kamu” katanya sambil mengeluarkan surat mutasi yang harus aku tanda tangani.

Jujur, perasaanku campur aduk setelah mendengar cerita Kak Doni. Kaget, bingung dan senang menjadi satu. Senang karena bisa bertemu kembali dengan Kak Doni. Tanpa membacanya terlebih dahulu, aku langsung menandatangani surat tersebut.

Ga dibaca dulu suratnya?” tanya Kak Doni.

E-eh hmm gausah. Aku percaya sama Papah dan kamu” jawabku sambil menaruh pulpen di meja.

Yaudah. Makasih ya, Bu Celine. Besok jangan lupa ke pabrik jam 10 pagi ya” katanya sambil pamit pulang. Tanpa sepatah katapun aku mengantarkannya ke pagar dan melihatnya pulang. Aku gugup setelah beberapa lama tidak bertemu dengannya.

Keesokan Harinya

Aku sampai di pabrik pukul 9 pagi dan langsung menuju ruanganku. Aku membawa Sydney dan menidurkannya di stroller. Sambil mengerjakan pekerjaan, aku mem-pumping air susuku menggunakan pumping otomatis karena air susuku sudah keluar banyak dan aku tidak ingin membangunkan Sydney dari tidurnya.

*Tok tok tok* [suara ketukan pintu]

Masuk” teriakku dari dalam ruangan. Ternyata itu Kak Doni. Dengan menggunakan kemeja dan celana bahan, dia sangat terlihat dewasa dan tampan.

E-eh maaf aku gatau Ibu lagi itu” kata Kak Doni sambil menutup mata dan menunjuk alat pumping.

Kaya ga pernah nyusu dari tete aku aja…” jawabku santai, tapi jujur aku gemeteran bicara seperti itu lagi kepada Kak Doni setelah lama tidak bertemu. “…oh iya, jangan panggil Ibu dong, santai aja”. Kak Doni hanya tersenyum.

Kami mengobrol serius soal rencana ke depan pabrik ini dengan Kak Doni. Aku rasa dia orang yang tepat untuk membantuku mengurusi pabrik ini. Selain karena berpengalaman di organisasi kampus, dia pun memiliki kharisma yang akan membuat karyawan-karyawan menurutinya. Tidak terasa kami mengobrol hingga jam istirahat tiba.

Oke deh, Don, aku percaya sama kamu buat ngurus pabrik. Mungkin aku dateng ke sini cuma sebulan atau dua bulan sekali aja. Pake aja ruangan ini buat kamu kerja” kataku sambil menyusui Sydney dengan dot.

Siap, Bu, eh, Cel” jawab Kak Doni. Setelah dirasa cukup, aku langsung pulang ke rumah. Kemudian, aku menelpon Papah membahas pertemuanku dengan Kak Doni tadi. Papah senang karena Kak Doni bisa membantuku di pabrik.

Beberapa hari kemudian

Aku kembali datang ke pabrik karena Kak Doni melaporkan ada beberapa calon client besar yang ingin bertemuku. Aku dan Kak Doni bergantian untuk mempresentasikan deck tentang perusahaan kami agar mereka tertarik. Presentasi sering terganggu karena Sydney menangis dan aku harus menenangkannya.

Aman, Cel, aku lanjutin aja. Kamu bawa Sydney ke ruangan kamu” bisik Kak Doni padaku di tengah-tengah meeting. Aku mengangguk dan izin pamit pada calon client kami. Mereka mengerti dan mengizinkanku pergi. Setelah sampai ruangan, aku menyusui Sydney hingga tertidur.

Tidak lama kemudian Kak Doni masuk ruanganku dan menginfokan kalo calon client tadi menawarkan sebuah proyek yang lumayan besar nilainya. Aku pun lompat kegirangangan. Tanpa sadar aku memeluk Kak Doni. Suasana langsung hening dan canggung. Aku melepaskan pelukanku.

Maaf, Don, kebawa suasana” kataku sambil merapikan blazer yang kugunakan. Tiba-tiba Kak Doni menciumku. “Hhmmppf”. Aku berusaha melepaskan ciumannya, namun tenaganya lebih kuat dariku. Aku hanya bisa pasrah dan jujur aku menikmatinya. Kak Doni mendorongku ke dinding. Aku membalas setiap ciumannya sambil melingkarkan tanganku ke lehernya.

Kunci dulu pintunya, Don” kataku sambil melepas ciumannya. Kak Doni dengan segera mengunci pintu dan kembali menciumku. Aku membuka kancing kemejanya satu per satu, begitupun dengan Kak Doni padaku.

Sluurrrppsss” Kak Doni menyusu padaku.

Ahhh. Udah lama ga nyusuin kamu” desahku sambil mengelus kepalanya. Tanganku membuka celananya hingga terlihat celana dalamnya, kemudian tanganku masuk untuk meraih kemaluannya yang sudah keras. Sambil mengocoknya, Kak Doni juga tidak berhenti menyusu padaku sambil sesekali meremas payudaraku yang lainnya.

Sluuurrpss” aku jongkok dan mengulum kemaluannya.

Ahhh, Cel” desahnya.

Jangan berisik nanti Sydney bangun” kataku sambil menunjuk Sydney yang sedang tidur di sofa sambil melanjutkan kulumanku. Kak Doni mengangguk sambil membuka kemejanya. Kini dia telanjang bulat.

Udah ga kuat, Cel” katanya sambil mengangkatku untuk berdiri dan menyuruhku menungging di ujung meja. Aku hanya menurutinya dan meludahi tanganku untuk membasahi kemaluanku.

Ugghhhh” kemaluan Kak Doni masuk ke dalam kemaluanku. Satu tangan Kak Doni menutup mulutku dari belakang agar aku tidak berisik. Aku menjilati dan menggigit pelan jari-jarinya. Akhirnya aku merasakan kembali kenikmatan dari kemaluan Kak Doni setelah sekian lama.

Tiba-tiba Sydney menangis.

Bentar, Don” kataku sambil berjalan pelan mendekati Sydney dengan kemaluan Kak Doni masih menancap di kemaluanku. Aku menggerak gerakan stroller agar Sydney kembali tidur sambil terus digenjot Kak Doni dari belakang.

Duduk aja, Cel, tarik ke deket sofa stroller nya” kata Kak Doni. Aku menurutinya. Aku duduk di sofa dan terus menggerak-gerakan strollernya dengan satu tanganku.

Ahhhh” kemaluan Kak Doni masuk ke dalam kemaluanku.

Gila! Tidak pernah terpikirkan olehku untuk berhubungan badan di depan Sydney dengan laki-laki lain. Untung Sydney masih belum mengerti apa yang sudah ia lihat.

Kayanya dia udah tidur lagi” kata Kak Doni sambil terus menggenjotku.

Makanya jangan berisik” kataku sambil menarik kepalanya. Aku menciumnya.

Kak Doni semakin mempercepat gerakannya. Aku tahu dia akan keluar.

Ahhh.Jangan di…” belum selesai aku bicara, Kak Doni menyemprotkan spermanya di dalam kemaluanku. “…dalem”.

E-ehh. Sorry, Cel. Kebiasaan. Lagian kan kamu pake KB” kata Kak Doni sambil menciumi wajahku.

Udah ga lagi” kataku sambil menjauhkan kepalanya dari wajahku dan memakai kembali bra dan kemejaku.

E-eh. Seriusan?” katanya panik.

Tenang. Sekarang bukan masa subur kok” jawabku santai sambil membersihkan bekas sperma Kak Doni dengan tissue.

Maaf, Cel

Makanya kalo mau crot tanya-tanya dulu. Udah pake lagi sana baju sama celananya” suruhku sambil meremas biji kemaluannya. Kak Doni hanya mengerang kesakitan dan menurutiku untuk segera memakai kembali kemeja dan celananya. Kemudian, aku menyuruhnya untuk keluar ruanganku. Aku menyenderkan badanku di kursi sambil menatap langit-langit ruangan menikmati sisa-sisa sperma hangat Kak Doni di rahimku.

Tujuh bulan kemudian

Aku dan Kak Doni menjadi dekat (lagi) dan kembali sering berhubungan badan. Di rumahku, di hotel saat business trip, di ruangan kerjaku di pabrik, sudah tidak terhitung lagi berapa kali kami melakukan hubungan layaknya suami istri sejak kejadian itu. Bahkan Sydney menjadi lebih dekat dengan Kak Doni.

Hari ini jadwalku ke pabrik. Sambil menggendong Sydney, aku berjalan menuju ruanganku. Di sana sudah ada Kak Doni yang memang menggunakan ruanganku sebagai tempat kerjanya juga. Setelah masuk ruangan aku tidak lupa untuk menguncinya dan mendudukan Sydney di sofa sambil memberinya mainan supaya anteng. Kak Doni berdiri dan memeluk serta menciumku. Aku membalas ciumannya. Sydney hanya memandangi kami tanpa mengerti sedikitpun apa yang sedang kami lakukan.

Aku ada surprise buat kamu” aku mengambil sesuatu dari dalam tasku.

Ini beneran?? Seriusan, Cel?!” jawab Kak Doni kaget. Aku mengangguk dan mengelus pipinya.

Spoiler: Another Surprise from Celine

Me119Q7X T

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *