Celine : Seks dan Kehidupan (Season 2) – Ep 6 – Tes DNA

Cerita Seks Sedarah Malaysia

Sudah beberapa hari Papah pergi ke US untuk menghadiri kelulusan dan pernikahan Ci Grace. Rencananya Papah akan di sana selama dua bulan. Mamah masih di rumah Akong, belum tahu kapan akan pulang. Kuliahku pun sudah selesai tinggal skripsi.

Hari ini aku dan Kak Doni pergi ke rumah sakit untuk membuktikan dia Ayah dari Sydney atau bukan dengan tes DNA. Hasil tes DNA Papah belum aku lihat karena aku masih menunggu hasil DNA Kak Doni. Hasil tes DNA Pak Anto dan Pak Teguh menunjukkan kalau mereka bukan Ayah biologis Sydney.

“Kalo ternyata aku Bapaknya gimana, Cel?” tanya Kak Doni padaku di ruang tunggu rumah sakit.

“Ya, ga gimana-gimana. Aku cuma pengen tau aja sperma siapa yang paling kuat sampe bisa bikin aku hamil hahaha” jawabku sambil tertawa. Kak Doni pun tertawa sambil memegang tanganku.

“Terus kabar Sydney gimana sekarang?” tanya Kak Doni.

“Baik. Sehat. Setiap hari Bibi aku ngasih tau perkembangannya” jawabku sambil memperlihatkan foto dan video Sydney yang setiap hari dikirim oleh Bibi.

Setelah melaksanakan rangkaian tes, kami pulang dari rumah sakit. Kami mampir ke sebuah café untuk makan siang dan minum kopi. Di sana juga aku menyempatkan mengerjakan skripsiku, begitupun dengan Kak Doni. Tidak terasa hari sudah sore, kami pun pulang. Kak Doni mengantarkanku ke rumah. Setelah sampai rumahku, Kak Doni mampir sebentar.

“Aku mau mandi dulu ya. Kalo mau minum ambil sendiri aja” kataku pada Kak Doni sambil berjalan menuju kamarku.

“Okee” jawabnya sambil rebahan di sofa ruang tamu.

Selesai mandi.

Setelah mandi, aku hanya mengenakan daster saja tanpa bra dan celana dalam. Aku turun ke bawah melihat Kak Doni ketiduran di sofa.

“Bangun, Don. Tidur di kamar aku aja” kataku sambil menggoyang-goyangkan badannya.

“Hmmm iya” jawabnya sambil mengucek-ngucek matanya. Kemudian, aku menyalakan semua lampu dan menutup gorden karena sudah malam. Tidak lupa mengunci pintu. Kak Doni masih duduk menyender di sofa.

“Ayo, ke kamar” kataku sambil menaikan dasterku di tangga.

“Wihh ga pake daleman” Kak Doni langsung mengejarku. Aku segera berlari menuju kamar dan saat sampai kasur aku langsung mengangkangkan kakiku.

“Waduh. Langsung nih?” kata Kak Doni kaget saat masuk kamarku. Dia langsung membuka celana dan bajunya hingga telanjang.

“Jilat dulu lah, maen langsung-langsung aja” suruhku padanya. Kak Doni menjongkokan badannya, kemudian menjulurkan lidahnya ke kemaluanku. “Sluurrppss”

“Uhhh. Yess, baby” desahku sambil memegang kepalanya. Dia terus menjilati klitorisku sambil memasukan jarinya ke dalam kemaluanku. Aku bergerak tidak karuan karena geli sambil meremas payudaraku sendiri.

“Anjing! Don! Ahhh enak bangettt” desahku saat Kak Doni menyedot klitorisku. Urusan jilmek Kak Doni memang jagonya dibanding yang lain.

“69, Don” suruhku padanya untuk memosisikan badannya tiduran di kasur, sedangkan aku di atasnya untuk posisi 69. Aku mengulum kemaluannya, Kak Doni pun terus menjilati kemaluanku. Fokusku terganggu karena jilatan-jilatan Kak Doni selalu tepat di klitorisku.

“Ahhh!Duh, ga fokus. Langsung ngewe aja, Don” kataku sambil turun dari badannya dan tiduran mengangkang di ujung kasur. Kak Doni turun dari kasur dan mengarahkan kemaluannya ke kemaluanku.

“Ugghhh” desahku saat kemaluannya masuk ke dalam kemaluanku. Kak Doni perlahan menggenjotku sambil meremas payudaraku. Aku membuka dasterku hingga telanjang.

Spoiler: Ilustrasi Celine Missionaris

“Kok udah ga ada susunya?” kata Kak Doni sambil mencubit putingku.

“Tuh ada dikit. Tadi aku pumping dulu sebelum ke rumah sakit. Ahhh” jawabku mendesah sambil melihat ke arah payudaraku. Kak Doni menyuruhku menungging.

“Jangan anal ya, Don, masih perih bekas kemaren” kataku sambil menutup lubang pantat dengan kedua tanganku. Seharian kemarin lubang pantatku ‘dipakai’ oleh Kak Doni.

“Iya sayang ga akan” jawabnya sambil memasukan kemaluannya ke dalam kemaluanku. Aku hanya mendesah dan meremas spreiku hingga kusut. Doggy is my favorite sex position.

“Kangen memek Alya ga?” tanyaku sambil menoleh ke belakang.

“Ga lah. Enakan memek kamu ke mana mana” jawabnya sambil mempercepat genjotannya.

“Ahhh. Good boy” kataku sambil menciumnya. Dia membalas ciumanku sambil meremas payudaraku dari belakang.

“Mau keluar, Cel, ahhh” kata Kak Doni mempercepat genjotannya.

“Keluarin semuanya sayang jangan disisain” jawabku sambil menggerakan pinggulku maju mundur.

*Croooott* [sperma Kak Doni keluar di dalam kemaluanku].

“Enak sayang? Jangan dicabut dulu sebelum keluar semua” kataku sambil menciumnya. Dia hanya mengangguk. Keringatnya mengucur. Setelah spermanya keluar semua di dalam kemaluanku dia mencabutnya. Aku membalikan badanku dan menciumnya. Aku juga menjilati keringatnya.

“Enak banget, Cel, memek kamu. Mana bisa keluar di dalem” katanya sambil tiduran di kasurku.

“Sekarang memek aku cuma buat nampung peju kamu sayang” kataku sambil menciumnya.

“Udah malem, Cel, aku harus pulang” Kak Doni segera memakai bajunya.

“Kamu tinggal di sini aja selama Papah di US” kataku sambil memeluknya dari belakang.

“Emang gapapa?” jawabnya sambil menoleh padaku.

“Gapapalah. Biar bisa ngewe tiap hari” kataku sambil meremas kemaluannya.

Kemudian, kami lanjut berhubungan layaknya suami istri hingga tengah malam sebelum akhirnya tertidur.

Beberapa hari kemudian

Hasil tes DNA Kak Doni sudah keluar. Aku tidak sabar untuk segera membukanya. Setelah sampai rumah, aku dan Kak Doni langsung menuju kamarku. Tidak lupa aku juga mengambil hasil tes DNA Papah di laci mejaku.

*Sreettt* [suara membuka amplop]. Dengan seksama aku membaca hasil tes DNA Papah terlebih dahulu, kemudian hasil tes DNA Kak Doni. Aku kaget membaca hasilnya. Aku terdiam.

“Apa hasilnya, Cel?” tanya Kak Doni. Aku tidak menjawabnya dan hanya memandangi kedua hasil tes DNA ini. Kubaca berulang keduanya takut aku salah membacanya.

“Cel?” Kak Doni menggoyangkan tubuhku. Aku masih tidak percaya dengan hasil kedua tes DNA ini.

“Apa jangan-jangan…” kataku dalam hati.