
Celine: Seks dan Kehidupan – Ci Grace
Cerita Seks Chindo Terbaru

Alya menjadi satu-satunya orang yang mengetahui rahasiaku dengan Papah. Untungnya dia pun menormalisasi hal itu karena ternyata… dia juga punya hubungan ‘spesial’ dengan ART nya dan Satpam kompleknya.
“Gila ya kamu!” ucapku kaget. “Haha ya namanya juga anak muda, nikmatin aja, Cel” jawab Alya enteng. “Udah lama? Terus pacar kamu tahu soal ini?” tanyaku penasaran. “Hmm lumayan udah lima tahunan lah. Doni ga tau lah, bisa gawat kalo dia tahu aku ada main sama Mang Ujang sama Pak Syahrul” jawabnya.
Malam itu kami lalui dengan deep talk dan saling terbuka mengenai masalah ‘ranjang’ masing-masing. Aku baru kali ini share pengalamanku ‘di ranjang’ pada Alya, begitupun sebaliknya. “Terus kamu nikmatin banget main sama Om Bayu?” tanya Alya. “Ya gitu deh. Ada senengnya, ada sedihnya. Aku selalu kepikiran Mamah tiap ngewe sama Papah” jawabku sedih. “Nikmatin aja, Cel, selagi ga ketawan. Ya kalo bisa jangan sampe ketawan haha” jawab Alya sambil tertawa. Kami ngobrol hingga subuh dan baru tidur saat pagi menjelang.
Aku terbangun saat mendengar ada suara orang mengobrol di bawah. Sambil menuju kamar mandi untuk cuci muka, aku mengambil kaos dan celana pendek untuk ganti baju. Aku masih menggunakan kemeja dan rok bahan dari sepulang kuliah kemarin, begitupun Alya.
“Haii cantik” sapa seorang wanita saat aku turun dari tangga. “Ci Grace! Kapan datengnya?” jawabku sambil berlari untuk memeluknya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Ci Grace ini adalah anak Papah dari istri sebelumnya yang sama-sama keturunan Tionghoa. “Tadi pagi. Kata Papah kamu masih tidur terus ada temenmu juga nginep, jadi aku ga berani ke kamar kamu” jawabnya sambil memelukku erat. Kami mengobrol lumayan lama sambil makan makanan yang dia bawa. Aku sampe lupa kalau ada Alya di kamarku. “Ci, aku ke kamar dulu ya. Aku lupa ada temenku di kamar” kataku sambil menggaruk kepala. “Nih, bawa makanan sama piringnya buat temen kamu” jawabnya. “Makasih, Ci” jawabku sambil mengambil makanan dan piringnya kemudian berlari ke kamarku.
“Ada siapa, Cel?” tanya Alya yang sudah bangun daritadi. “Eh, udah bangun. Ada Ci Grace” jawabku sambil memberikan makanan kepada Alya. “Oh, anaknya Om Bayu dari istri sebelumnya ya?” tanya Alya. “Iyaa” jawabku singkat. Kami hanya menonton film dan mengobrol hingga sore. Alya pamit pulang sekitar selesai maghrib, dia dijemput Doni, pacarnya. Aku mengantarnya hingga pagar.
“Sepi amat, pada ke mana ya?” ucapku dalam hati melihat suasana rumah. Aku mendekat ke kamar Papah. Aku mendengar sayup-sayup suara desahan seorang wanita dan laki-laki. Aku sangat mengenal suara desahan itu. “I-itu kan suara desahan Papah” ucapku dalam hati. “Ahhh Papih” desah wanita itu. “I-ITUKAN SUARA CI GRACE” teriakku dalam hati. Ci Grace memanggil Papah dengan sebutan Papih. Aku mencoba membuka pintu kamar Papah perlahan. Kaki ku terasa lemas ketika melihat Ci Grace berada di atas Papah sambil menggerakan pinggulnya. Sedangkan Papah hanya duduk di kasur sambil memainkan payudara Ci Grace. Aku cemburu sekaligus kagum. “Badan Ci Grace bagus banget” ucapku iri dalam hati.
Tidak terasa aku mulai terangsang melihat adegan itu. Aku mulai meraba payudaraku yang tidak memakai bra. Ku pelintir putingku. Tangan kiri ku meraba bagian bawahku. Kumasukan tanganku ke dalam celana pendek yang kukenakan. “Ahhh Papah tega banget malah ngewe sama Ci Grace” desahku dalam hati sambil menggesekan jari-jariku ke vagina.
*Gubragg* [suaraku terjatuh menabrak pintu]. “Celine?” ucap Papah kaget. Aku langsung berdiri dan merapihkan baju dan celanaku. Saat hendak menutup pintu kamar Papah, Ci Grace turun dari kasur dan mendekat. “Ayo sini, Celine” katanya sambil menarik tanganku. *Jegrekk* *Crekk* [suara pintu tertutup dan kunci]. Aku berdiri berdiam diri di ujung kamar, Ci Grace duduk di ujung kasur, sedangkan Papah masih duduk menyender ke sandaran kasur.
“Kamu kaget ya, cantik?” tanya Ci Grace. Aku hanya berdiri tanpa berbicara sedikitpun. Aku hanya menatap ke lantai. “Papih belum cerita sama kamu?” tanya nya sambil memegang kedua tanganku.
Aku berdiri di hadapan Ci Grace yang bercerita panjang lebar mengenai hubungannya dengan Papah. Ternyata Ci Grace adalah bukan anak kandung Papah dari mantan istrinya. Mantan istrinya tersebut selingkuh, hingga akhirnya hamil Ci Grace. Papah sudah tahu dari awal kalau Ci Grace adalah bukan anak kandungnya, tapi Papah hanya bisa diam. Akhirnya sampai di mana saat itu Ci Grace berusia 18 tahun. Papah menceritakan semuanya pada Ci Grace. Ci Grace menjadi benci pada Mamihnya. Sehingga keduanya merencanakan perselingkuhan ini sampai di mana mantan istri Papah mengetahui perselingkuhan ini dan akhirnya mereka bercerai. “Papih juga cerita kalo dia sering ngewe sama kamu” kata Ci Grace sambil memelukku. Aku masih belum bisa mencerna dengan baik cerita Ci Grace.
Ci Grace tiba-tiba membuka kaos ku. Aku hanya berdiam diri melihat Ci Grace melucuti kaos ku, kemudian melucuti celanaku. “Ahhh” desahku saat Ci Grace meremas payudaraku sambil memelintirnya. Papah mendekat kepadaku dan memelukku dari belakang. Kemaluannya menyentuh pantatku. Ci Grace berdiri dari duduknya dan menciumku. Lidahnya mulai menjilati seluruh bibir dalamku. “Hmmpfhh” erangku. Papah meraba kemaluanku dari belakang dan memainkan klitorisku. Ahhh, beginikah rasanya threesome?
Ci Grace mulai terlentang pasrah di atas kasur sambil tetap menarik kepalaku. Kami berciuman hebat sambil ‘bersilat lidah’. Papah menjilati kemaluan dan pantatku. “Ahhh, Papah” erangku. “Jilatin memekku dong, Cel” suruh Ci Grace padaku. Aku langsung menurunkan kepalaku menuju kemaluannya. Aku mulai mejilati sisi luar kemaluannya sambil memainkan klitorisnya. Ini pertama kali aku menjilati kemaluan wanita. “Uhhh iya kaya gitu, Cel” desah Ci Grace sambil menekan kepalaku. Tiba-tiba Papah mulai memasukan ‘rudal’ nya ke kemaluanku. “Ugghh ahh” desahku. Papah menggenjotku pelan sehingga aku masih bisa fokus menjilati kemaluan Ci Grace.
Ci Grace sangat dominan di kamar ini. Dia menyuruh Papah untuk menelentangkanku sehingga dia bisa duduk di atas wajahku sambil kujilati kemaluannya. Sedangkan Ci Grace mulai berciuman panas dengan Papah yang masih sibuk menggenjotku. Terdengar keras sekali erangan keduanya sambil berciuman. Aku hanya bisa pasrah digenjot oleh Papah sambil menjilati kemaluan Ci Grace dari bawah.
“Giliran aku” Ci Grace turun dari atas wajahku dan memosisikan dirinya menungging di depan Papah. Ci Grace yang kini menjilati kemaluanku. “Ahhh, Ci” desahku sambil memegang pipinya. Papah mulai membidik ‘rudal’ nya utnuk ‘ditembakan’ ke kemaluan Ci Grace. “Ugghh” erang Ci Grace saat kemaluan Papah masuk kemaluannya. Jujur, aku sangat suka saat Ci Grace digenjot oleh Papah. Membuatku semakin horny. Jilatan Ci Grace sangat nikmat seperti yang sudah pengalaman menjilati kemaluan wanita. “Enak sayang?” tanya Ci Grace padaku dengan tatapan menggoda. Aku hanya bisa mengangguk sambil menggigit bibir bawahku. Sungguh malam yang luar biasa.
Kami sangat menikmati malam itu. Seperti yang sudah aku katakan, Ci Grace sangat dominan malam itu. Aku sangat patuh padanya, begitu juga dengan Papah. Ci Grace seperti yang sudah berpengalaman threesome. Aku tidak heran karena Ci Grace selama ini berkuliah di USA. Mungkin pergaulan di sana yang membuat Ci Grace seperti ini.
Papah sedang menggenjotku saat akan mengeluarkan spermannya. Aku tahu tanda-tanda Papah akau keluar. “Keluarin di dalem aja, Pah, kaya kemaren” kataku pada Papah. Papahku mengangguk sambil tersenyum. *Crotttt* [sperma Papah keluar di dalam vaginaku]. “Kamu ga takut hamil, sayang?” bisik Papah padaku. “Kan ada Postinor” jawabku sambil mencium bibir Papah. Ci Grace hanya melihat kami dengan tersenyum mesum sambil duduk bersender di sandaran kasur. “Nakal juga ya kalian” puji Ci Grace pada kami.
Setelah meminum Postinor, aku bergabung dengan Papah dan Ci Grace yang sedang cuddling. Sekarang Papah berada di tengah antara aku dan Ci Grace. Sungguh malam yang luar biasa. Kami tertidur lelap hingga pagi.