Celine: Seks dan Kehidupan – Alya Sahabatku

Author Avatar

RajaBokeps

Joined: Mar 2025
Bagikan Video Bokep Ini

Baca Cerita Bokep Sedarah Bersambung

Cerita Seks Sedarah Alya
Celine: Seks Dan Kehidupan - Alya Sahabatku 2

Keluarga kami akhirnya pindah ke rumah yang lebih besar. Rumah dua lantai yang memiliki dua kamar dan masing-masing kamar ada kamar mandi di dalamnya. Aku memilih di kamar atas, sedangkan Papah dan Mamah di kamar bawah yang lebih besar. Meskipun jauh dari pusat kota, tapi rumah ini lumayan besar untuk kami bertiga. Aku dibelikan mobil oleh Papah untuk mobilitasku ke kampus dan lain-lain.

Sudah tiga bulan sejak kejadian itu, hubunganku dengan Papah semakin dekat. Kami selalu melakukannya lagi setiap ada kesempatan. Pagi, siang, sore atau malam jika ada kesempatan kami selalu melakukannya di rumah. Aku semakin menyadari kalo Papah lah lelaki yang bisa membuatku merasa dimiliki dan dicintai, selain itu cuma Papah yang bisa bikin aku puas.

Hmmppff. Papah, masih ada Mamah” Papah tiba-tiba mencium bibirku saat aku akan masuk ke dalam mobil di garasi. “Sebentar aja sayang. Sepongin Papah” katanya sambil menuntun tanganku masuk ke dalam celananya. “Hih kebiasaan” tanpa penolakan aku langsung membuka celananya dan jongkok untuk mengulum kemaluan Papah. “Slurrppp” kumasukan batang kemaluan Papah ke dalam mulutku sambil sesekali kujilat kepala kemaluannya. “Emang sepongan kamu terbaik sayang” kata Papah sambil menekan kepalaku untuk terus mengulumnya.

Celine” teriak Mamah dari dalam rumah. Seketika aku langsung melepaskan kulumanku. “Uhukk uhukk, iyaa, Mah, uhukk” kataku sambil terbatuk-batuk karena tersedak air liurku sendiri. Papah juga kaget dan langsung memakai celananya sambil berlari ke halaman depan. “Untung belum pergi. Anterin Mamah ke stasiun ya sekalian, Mamah tadi ditelpon Akong (kakek) katanya Amah (nenek) sakit” ucap Mamah sambil membawa tas yang membawa beberapa baju. “Hah? Sakit apa? Berarti Mamah nginep di sana?”, “Iya, Mamah nginep di sana sampe Amah sembuh. Sakit asmanya kambuh” jawab Mamah. Aku langsung menatap Papah, begitu juga dengan Papah yang langsung menatapku sambil tersenyum mendengar Mamah akan menginap di rumah Akong. “Pah, Mamah pergi dulu ya mau ngurus Amah yang sakit” pamit Mamah pada Papah. “I-iya, Mah, salam buat Akong. Cepet sembuh buat Amah” jawab Papah sambil kaget karena sedang menatapku. Saat aku mengeluarkan mobil dari rumah, Papah berdiam diri di pagar dan melambaikan tangannya kepadaku dan Mamah. “Ingin cepet-cepet pulang sekolah deh” ucapku dalam hati.

Woy ngelamun aja, mikirin siapa sih?” aku dikagetkan oleh Alya, temanku. “E-ehh siapa yang ngelamun, engga kok” jawabku yang memang sedang melamun membayangkan saat pulang nanti aku dan Papah akan memadu kasih sepuasnya. Alya ini bisa dibilang adalah sahabatku. Aku dan Alya sudah saling mengenal sejak SMP karena satu sekolah. Saat SMA kami beda sekolah, tapi lokasinya masih berdekatan. Kini kami satu kampus dan satu jurusan.

Kelas demi kelas aku lalui. Waktu terasa berjalan lebih lama dari biasanya. *Dreet dreet* [getaran notifikasi WhatsApp]. Aku langsung cek handphone ku. Ada chat dari Papah yang mengirimkan foto sekali lihat. Setelah ku buka chatnya diam-diam karena aku masih di dalam kelas ternyata seperti dugaanku, Papah mengirimkan foto kemaluannya dengan chat “Cepet pulang, ada yang nungguin”. Papah memang selalu menggodaku dengan mengirimkan foto kemaluannya. Sebaliknya, aku pun selalu menggodanya dengan mengirimkan foto telanjangku pada Papah. Ahh jadi semakin tinggi keinginanku untuk pulang. “Sabar ya Bayu junior, sebentar lagi aku pulang” balasku pada chat Papah.

Waktu pulang tiba. Kebetulan hari itu tidak ada rapat organisasi maupun event kampus jadi aku bisa langsung pulang. Semenjak punya mobil, aku selalu mengantarkan Alya pulang. Selain karena sahabatku, arah pulangnya pun masih sejalur dengan arahku pulang ke rumah. Selama perjalanan kami stel lagu Taylor Swift karena memang kami Swifties. Kami bernyanyi bersama selama perjalanan. Tiba-tiba Alya mengecilkan volume audionya, “Eh, Cel, semenjak kamu pindah rumah aku belum pernah ke rumah kamu. Aku mau dong ke rumah kamu sekarang”. Aku langsung kaget. “Hah? E-eh mau ke rumah aku? Sekarang?” jawabku terkaget-kaget. “Iya sekarang. Kebetulan kan besok ga ada kelas, orang tuaku juga lagi pada keluar kota karena kerjaan. Daripada aku sendiri di rumah”. Tidak!! Rencanaku yang ingin memadu kasih sepuasnya dengan Papah hancur berantakan. Aku tidak bisa menolak Alya karena kalo aku tolak pasti dia ngambek dan ngambeknya dia tuh bisa sampe berbulan-bulan. “Ya-yaudah ayo” jawabku pelan. “Yeaaayyy asikk” teriak Alya sambil menaikan lagi volume audionya dan lanjut bernyanyi. Huh.

Sesampainya di rumah aku langsung memasukan mobil ke dalam garasi. Aku berdiam sejenak di dalam mobil sambil mengeluarkan handphone dan chat Papah. “Maaf ya aku bawa temen ke rumah, dia mau nginep katanya☹” chatku pada Papah. “Kenapa, Cel?” tanya Alya padaku. “E-eh engga apa-apa kok. Yuk, masuk” kataku sambil keluar mobil.

Saat masuk ke dalam rumah, Papah dengan santai keluar kamar dengan hanya menggunakan celana yang sangat pendek dan tanpa memakai baju. “Ih Papah apa-apaan sih, ini ada temenku. Ganti baju sana” bentakku pada Papah. “Hehe” Papah langsung masuk kamar lagi dan keluar menggunakan celana panjang dan kaos. “Halo, Om, apa kabar?” sapa Alya sambil salam kepada Papah. “Eh ini Alya ya? Baik. Baru pertama kesini ya?” kata Papah sambil melirik Alya dari atas sampe bawah, “Iya, Om, hehe”. “Udah yuk basa basinya, kita ke atas, Al” kataku cemburu sambil menarik tangan Alya. Sesampainya di kamar aku langsung chat Papah:

Genit banget sih sama Alya, sampe ngeliatinnya gitu banget

Hehe kamu cemburu ya sayang?

Males”.

Tidak terasa hari sudah malam. Aku dan Alya melakukan banyak kegiatan di kamarku, mulai dari menonton film hingga bermain game. “Duh, nih anak ga ngantuk-ngantuk apa ya?” ucapku dalam hati.

*Tringg* [bunyi notifikasi WhatsApp] “Kapan mulainya nih? Udah ga tahan” chat Papah. “Al, aku ke bawah dulu ya. Papahku mau dimasakin makan” kataku pada Alya yang asik scroll TikTok di handphone nya, “Okayy”.

Aku berlari turun ke bawah dan langsung masuk kamar Papah. Oh iya, sedari tadi aku belum ganti baju. Aku memakai rok bahan dan kemeja putih karena hari tertentu di kampusku mewajibkan memakai pakaian tersebut. “Mana Bayu juniorku?” kataku bersemangat. Papah langsung membuka selimutnya dan ternyata dia sudah telanjang daritadi. “Sini dong, udah ga tahan” ucap Papah. Aku langsung loncat ke atas kasur dan mencium bibir Papah sambil mengocok kemaluannya “Hmmpphh”. Papah pun tidak tinggal diam, dia langsung meraba payudaraku dan membuka kancing bra ku dari luar. Setelah itu dia membuka kancing kemejaku satu per satu. “Nakal banget ga pake tanktop, nanti BH nya nyeplak temen-temen kamu pada sange” kata Papah. Aku memang tidak pernah memakai tanktop sebagai daleman karena gerah.

Sengaja biar aku diperkosa

Hih ga boleh, memek ini cuma punya Papah!” tangannya sambil membuka rok dan meraba kemaluanku. “Ahhh hihi iya sayang”, kami lalu berciuman. Papah melucuti rokku dan membiarkanku hanya memakai kemeja putihku saja. Aku mengulum kemaluan Papah sambil memainkan buah zakarnya. Papah tidak tinggal diam, dia memainkan putingku sambil sesekali meremas payudaraku.

Aku langsung menaiki Papah yang duduk menyender ke kasur. “Ahhhh” desahku saat kemaluan Papah mulai masuk kemaluanku. Aku mulai naik-turun kan badan, sesekali menggoyangkannya. Papah menjilati salah satu putingku, puting satunya lagi dia pelintir-pelintir. Ahh sungguh nikmat.

Papah mengangkat badanku dan membaringkanku. Aku berada di bawah Papah pasrah. “Ahh ahh” desahku saat Papah mulai maju-mundurkan pinggulnya agar kemaluannya masuk ke dalam kemaluanku, sesekali dia juga menggoyangkan pinggulnya. “Kalo Mamah liat anaknya diewe suaminya di kasur yang suka dia tidurin gimana perasaannya ya? Pasti sedih banget” pikiran itu selalu muncul kalo aku dan Papah berhubungan badan di kasur ini, di kamar Mamah dan Papah. “Kenapa sayang? Cape? Udah keluar?” tanya Papah karena aku tiba-tiba terdiam. “E-engga apa-apa sayang. Terus yang kenceng ahhh” jawabku sambil mendesah.

Cel? Celine?” tiba-tiba suara Alya terdengar dari luar kamar. “Ssttt stop dulu” suruhku pada Papah, tapi Papah tetap menggenjotku pelan yang membuatku juga tetap mendesah pelan. Tidak lama suara Alya menghilang. “Cepet keluarin, takut Alya curiga” kataku sambil menggerakan juga pinggulku. “Ahhh iya ini keluar sa-sayang ahh” erang Papah. “Gila ya! Kenapa keluarin di dalem?” kataku panik langsung berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua sperma Papah yang ada di dalam kemaluanku. “Pa-pah panik jadi ga ada waktu buat cabut kontol Papah”. Ini pertama kalinya Papah mengeluarkan spermanya di dalam vaginaku. Tentu saja aku panik bukan main.

Papah memelukku dari belakang saat aku sedang membersihkan kemaluanku. “Tenang. Minum ini sayang” Papah memberiku Postinor, “Papah ambil minumnya dulu”. Sambil menunggu Papah, aku Kembali mengenakan seragamku. Setelah Papah kembali aku langsung meminum Postinornya. Tanpa sepatah katapun aku langsung keluar kamar Papah dan menuju kamarku lagi.

Kamu kemana aja? Lama banget masaknya?” tanya Alya.

Hmm i-iya tadi aku sekalian suapin dia, katanya dia gaenak badan gitu. Mamahku lagi ke rumah Akong, nginep di sana” jawabku gelagapan.

Eh, kamu sejak kapan deh jadi akrab gitu sama Papah tiri kamu?

Semenjak pindah kesini(?)

Hmm, udah seakrab itu ya sekarang sampe kamu kasih susu?

E-engga akrab banget sih. Su-susu? Aku cuma kasih air putih

Hmm kirain. Soalnya kamu suapin Papah tiri kamu ga pake BH”.

*DEGGG*

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *